Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Exploration Risk Factors Post Traumatic Stress Disorder in Children as Victims of Sexual Violence Wahyuni, Hera; Hamidah, Hamidah; Hartini, Nurul; Suryanto, Suryanto
Journal of Educational, Health and Community Psychology Vol 7 No 2 August 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.166 KB) | DOI: 10.12928/jehcp.v7i2.8895

Abstract

This research aimed to explore the risk factors of PTSD in children as victims of sexual violence so as to build the concept of integrative psychological dynamics of PTSD in children as victims of sexual violence in Indonesia and also reveal the impact of PTSD on children as victims of sexual violence.  Sexual violence is a lifelong crime in which the victim who experienced the incident will experience a prolonged trauma or what is commonly called post traumatic sress disorder (PTSD). PTSD is a mental disorder that can develop after a person is affected by a traumatic event.The method used was qualitative method with case study approac while the data collection technique was done by using in-depth interview and participant observation. The research was conducted on children as victims of sexual violence aged 11 and 12 years old and experienced PTSD. Stages of data analysis were data collection, data reduction, data presentation, conclusion and verification until the final conclusion, through the process of validity, like triangulation data.The results of this research revealed that PTSD risk factors in children as victims of sexual violence are associated with 2 (two) factors such as, : 1) Internal factors or vulnerabilities in children include low intelligence and shyness, introvert, and pessimistic personality, 2) Environmental factors include the lack of support from parents, teachers, friends and people around the victim which triggered the development of PTSD. Children as victims of sexual violence who get PTSD also experience the impact on the function of life, where they are no longer able to perform daily life functions such as going to school, socializing and doing their hobby.
The Development and Validation: The Scale of Subjective Well-Being for Mother (SSWB-M) prastuti, endang; prastuti, endang; Tairas, Mareyke Maritje Wagey; Hartini, Nurul
Journal of Educational, Health and Community Psychology Vol 7 No 2 August 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.081 KB) | DOI: 10.12928/jehcp.v7i2.10322

Abstract

Abstract The objectives of this study were to develop the Scale of Subjective Well-Being for Mother (SSWB-M), and to examine the psychometric properties of SSWB-M that have been developed. The results of this study show that The developed Scale of Subjective Well-Being for Mother (SSWB-M) consists of The Scale of Life Satisfaction in Family Domain (SLS-FD) and the Positive and Negative Affect Scale in Family Domain (PANAS-FD).The Scale of Life Satisfaction in Family Domain (SLS-FD) showing a match with chi-square = 147.190 (p = 0.118), GFI = 0.881, AGFI = 0.805, CFI = 0.984, TLI = 0.977, and RMSEA = 0.039 describes a good goodness of fit. Overall reliability has a high value of Alpha Cronbach coefficient, which is 0.892, and composite reliability of 0.984. Positive - Negative Affect Scale in Family Domain (PANAS-FD) shows the results of evaluation of fit model  with chi square = 46,450 (p = 0,332), GFI = 0,925, AGFI = 0,886, CFI = 0,995, TLI = 0,994, and RMSEA = 0,028 describes that the goodness of fit is good. Overall, on PANAS-FD have the composite reliability is 0.950, and the Alpha Cronbach is 0.763. The Scale of Subjective Well-Being for Mother (SSWB-M), the two sub-scales have high validity and reliability, therefore it can be used to measure subjective well-being in young mothers. Keywords: Development, validation, SSWB-M
Penerapan Social Support untuk meningkatkan Kemandirian pada penderita Skizofrenia. Tri Setyanto, Arif; Hartini, Nurul; Nur Alfian, Ilham
Wacana Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : UNS Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.67 KB) | DOI: 10.13057/wacana.v9i1.114

Abstract

Penerapan Social Support untuk meningkatkan Kemandirian pada penderita Skizofrenia.   Social Support Intervention To Increase Self-Reliance of Patients With Schizophrenia   Arif Tri Setyanto, Nurul Hartini, Ilham Nur Alfian Program Magister Profesi Psikologi UniversitasAirlangga     ABSTRAK Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang tergolong berat. Skizofrenia merupakan suatu gangguan psikotik terutama ditandai oleh adanya gangguan pikiran, emosi, dan perilaku antara lain kekacauan pikiran, dimana ide-idenya tidak memiliki hubungan yang logis. Kekacauan persepsi dan perhatian, aktifitas motorik yang ganjil,serta emosi yang dangkal dan tidak wajar. Gejala karakteristik skizofrenia meliputi tidak berfungsinya kemampuan kognitif emosional yang meliputi persepsi, pikiran yang cenderung menarik diri, bahasa dan komunikasi, perilaku yang termonitor oleh kesadaran, kelancaran bahasa, kapasitas hedonis, kemauan dan drive, serta perhatian. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa dalam proses penyembuhannya para penderita skizofrenia hampir tidak bisa lepas dengan terapi medikasi (obat-obatan). Sementara perlakuan terhadap penderita skizofrenia dalam dekade ini terlalu menitikberatkan pada medikasi antipsikotik yang seringkali kurang dapat menawarkan pemulihan sosial (Carson,2000 dalam Schwarzer dan Schulz,2002), sehingga pemberian terapi medis saja tidaklah cukup bagi penderita skizofrenia. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya suatu penanganan yang holistik untuk membantu penderitanya. Dalam kajian ini, intervensi ditujukan pada penderita skizofrenia dengan menggunakan suatu bentuk social support. Subyek dalam penelitian ini adalah laki-laki berusia 54 tahun, sudah berkeluarga, dan posisi sebagai kepala keluarga. Ia telah menjalani perawatan medis kurang lebih dua puluh tahun, adapun kondisinya saat ini sudah mengalami kemajuan setelah mendapatkan perawatan medis dibanding kondisi sebelumnya. Namun, masih ada permasalahan dalam kemandiriannya khususnya dalam Activity daily living (Adl). Intervensi dengan  bentuk social support bertujuan untuk meningkatkan kemandirian penderita. Pelaksanaan kegiatan intervensi social support dilaksanakan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu: (1) Membangun rapport & kepercayaan antara peneliti, anak subyek dan subyek.(2) Melatih kemandirian subyek dengan memberikan tugas-tugasnya secara mandiri.(3) Meningkatkan rasa kemandirian subyek dalam bentuk pemberian social support, diantaranya berupa pemberian (informasi, nasehat, motivasi,dan sebagainya). Hampir keseluruhan serangkaian kegiatan program intervensi social support berjalan dengan cukup berhasil. Hal ini ditandai dengan subyek semakin termotivasi untuk melakukan aktifitasnya dibanding sebelum pelaksanaan intervensi. Subyek mengutarakan perasaannya ketika ia mendapatkan perhatian dari orang-orang di sekitarnya ia merasa lebih dihargai serta diperhatikan dan kemudian muncul motivasi dalam mengerjakan tugas-tugasnya.   Kata Kunci: social support, kemandirian, skizofrenia
Fear of Success Perempuan Bekerja (Dalam Perspektif Budaya Jawa) Rahmawati, Agustin; Suryanto, Suryanto; Hartini, Nurul
PALASTREN Jurnal Studi Gender Vol 11, No 1 (2018): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v11i1.3556

Abstract

Fear of Success (FOS) yang dimengerti sebagai ketakutan akan konsekuensi yang akan diterima jika keberhasilan diraih, menjadikan perempuan enggan untuk berprestasi. Tidak terkecuali pada perempuan Jawa. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana dinamika FOS pada perempuan Jawa. Metode yang digunakan adalah dengan mendasarkan pada literature review dari berbagai sumber, antara lain dari hasil-hasil penelitian terdahulu dan buku-buku referensi terkait. Telaah ini menghasilkan gambaran bahwa perempuan Jawa,dengan predikatnya sebagai kanca wingking bagi suami, memang harus sedikit menahan prestasinya untuk tetap bisa diterima dalam budayanya. Agar perempuan Jawa tetap menjadi perempuan ‘baik-baik’, maka harus memperhatikan pranata-pranata yang berlaku, sehingga pada akhirnya itu yang menyebabkan munculnya  fear of success, terutama pada perempuan bekerja. Namun demikian, dengan intervensi budaya yang tidak terelakkan, FOS masih bisa direduksi dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi. Dengan meningkatkan self esteem, selalu merasa optimis dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa datang, serta tetap berusaha positif terutama terhadap kultur yang ada, perempuan Jawa  mampu mengaktualisasikan dirinya, meskipun tidak bisa dipungkiri FOS masih  muncul dengan tingkat yang minimal.
Efektivitas Stress Inoculation Training Untuk Menurunkan Stres Pada ODAPUS Ardelia, Natasha; Hartini, Nurul
Persona:Jurnal Psikologi Indonesia Vol 8 No 1 (2019): Juni
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/persona.v8i1.2471

Abstract

AbstractLupus is a systemic chronic inflammatory disease that attacks connective tissue and characterized by changes in immunological responses. Lupus is experienced by women in early adulthood. These developmental tasks in early adulthood are not an easy thing to live for an Odapus woman, so they often cause stress. This study aims to determine the effectiveness of Stress Inoculation Training to reduce stress in Odapus. This study uses a single group pretest posttest design. Measurements were made twice, namely before (pretest) and after (posttest) with 4 rearch subjects who had expressed their willingness through informed consent. Data collection was carried out using a Perceived Stress Scale (PSS) with reliability 0.78. Data analyzed by Wilcoxon Signed Rank Test. The results of data analysis show that Asymp. Sig (2-tailed) is 0.066 (≥0.05) which means that there is no significant difference between the pretest and posttest scores, however the intervention of Stress Inoculation Training (SIT) has a significant effect on reducing anxiety (r = 0.64).Keywords: Stress Inoculation Training (SIT); Stress; Odapus. AbstrakLupus merupakan penyakit inflamasi kronik sistemik yang menyerang jaringan ikat dan ditandai dengan adanya perubahan respon imunologi. Lupus banyak dialami oleh wanita pada masa dewasa awal. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal ini bukanlah hal yang mudah untuk dijalani bagi seorang wanita Odapus, sehingga seringkali menyebabkan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Stress Inoculation Training untuk menurunkan stres pada Odapus. Penelitian ini menggunakan desain single group pretest posttest design. Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) dengan subjek penelitian sebanyak 4 orang yang telah menyatakan kesediaannya melalui informed consent. Pengumpulan data dilakukan menggunakan alat ukur Perceived Stress Scale (PSS) dengan reliabilitas sebesar 0,78. Analisis data yang digunakan adalah Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Asymp. Sig (2-tailed) adalah sebesar 0,066 (≥0,05) yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest, namun demikian intervensi Stress Inoculation Training (SIT) terbukti memiliki efek yang besar terhadap penurunan kecemasan (r=0.64).Kata Kunci: Stress Inoculation Training; Stres; Odapus; Lupus
THE EFFECT OF ANGER MANAGEMENT TRAINING TOWARD AGGRESSIVE BEHAVIOR IN ADOLESCENTS Farisandy, Ellyana Dwi; Hartini, Nurul
Jurnal Psikologi Vol 19, No 1 (2020): March 2020
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.28 KB) | DOI: 10.14710/jp.19.1.95-107

Abstract

The purpose of this study is to examine the effect of anger management training on adolescent aggression behavior. This study uses a quasi-experimental method, with one group pretest-posttest design. The treatment is only given to one group. The population of this study is 15 male neglected  and street adolescences. The subjects of this study were six male adolescences (Mage = 14 years old, SD =.75), with highly aggressive behavior. Aggression behavior is measured using the CBCL (Child Behavior Checklist). The adolescence who have scores above the threshold line are then involved in this study. Data were collected before and after the intervention using the Aggression Questionnaire (AQ) (29 items, α = .917). As a treatment, a nine-session of anger management training was conducted. The data was analyzed with the Wilcoxon signed-rank test, and the result shows that there is a significant difference knowledge before and after training (p = .028, p <.05). Posttest scores were better than pretest scores. It can be concluded that anger management training can be considered as a good program in increasing knowledge about aggression and procedure in reducing aggressive behavior.    
TINGKAT PEMAHAMAN GURU PAUD DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 Tunafsyiah, Nur Latifa; Azminah, Suhartini Nurul
Jurnal AUDI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Anak dan Media Informasi PAUD Vol 5, No 2 (2020): December 2020, 8 ARTICLES, PAGES 64 - 142
Publisher : UNIVERSITAS SLAMET RIYADI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/jai.v5i2.4630

Abstract

This study aims to understand PAUD teachers' understanding of the 2013 curriculum and implement it in learning. This research uses descriptive qualitative research. Sources of data in this study are informants of TK Bina Tunas Bangsa Kindergarten and administrative documents. The research data is analyzed by means of data reduction, data display and data verification / examination (conclusion drawing). From the data analysis carried out, it was concluded that the level of understanding of the Bina Tunas Bangsa Kindergarten teacher's understanding of the curriculum 2013 was good including understanding the understanding and structure of the curriculum 2013. Understanding in implementing the curriculum 2013 was also good with the existence of an appropriate RPPH, implementing learning according to children's development , the use of a scientific approach in the implementation of learning, assessment using the curriculum 2013 assessment. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memahami dalam pemahaman guru PAUD mengenai kurikulum 2013 dan mengimplementasikannya dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data yang ada dalam penelitian ini adalah informan guru TK Bina Tunas Bangsa dan dokumen-dokumen adminitrasi. Data penelitian ini diolah secara analisis dengan reduksi data, penyajian data (display) dan verivikasi/ pemeriksaan data (conclusion drawing). Dari analisa data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa tingkat pemahaman guru paud TK Bina Tunas Bangsa tentang kurikulum 2013 sudah baik meliputi pemahaman pengertian dan struktur kurikulum 2013. Pemahaman dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 juga sudah baik dengan adanya RPPH yang sudah sesuai, pelaksanaan pembelajaran sesuai perkembangan anak, penggunaan pendekatan saintifik dalam pelaksanaan pembelajaran, penilaian dengan menggunakan penilaian kurikulum 2013.
Penanganan Pada Anak Dengan Gangguan Berbahasa di PPT Bunga Teratai Surabaya Azminah, Suhartini Nurul; Oktaviani, Rizka Nur; Citrasukmawati, Alfina
Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) Vol 10, No 2 (2021): Jurnal Sbermas (Sinergi Bersama Masyarakat)
Publisher : Univeristas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/sibermas.v10i2.9905

Abstract

Bahasa anak akan berkembang secara sistematis dan bersama-sama dengan bertambahnya usia anak. Pada anak usia dini berada pada rentang 2 s.d. 5 tahun pasti memilili keterampilan berbahasa yang berbeda-beda. Dalam pemerolehan bahasa pertama anak dibantu oleh pengasuhnya khususnya ibu dalam hal ini biasanya disebut bahasa pertama. Menginjak masa prasekolah (PAUD) anak akan mendapatkan bahasa kedua yang dibantu oleh guru. Anak akan mengaalami gangguan berbahasa jika anak tidak mampu dalam berkomunikasi secara verbal. Adapaun tujuan dari pengabdian masyakata di PPT Bunga teratai untuk mengenali tanda-tanda gangguan perkembangan yang bisa dialami oleh anak, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, serta apa saja stimulasi yang bisa diberikan secara sederhana baik di rumah maupun di sekolah kepada anak agar perkembangannya bisa tercapai dengan maksimal. Hasil dari kegiatan ini, guru dan orang tua dapat mengenali tanda-tanda dari gangguan berbahasa seperti keterlambatan berbicara dan pencampuaran bahasa yang dipengaruhi oleh dwibahasa dirumah, gaya pengasuhan, dan kebiasaan bermain gadget. Untuk menangani permasalahan ini, dengan cara literasi dini seperti membacakan cerita bergambar, mengajak anak untuk berdiskusi dan tanya jawab serta menceritakan yang sedang dilakukan atau yang  telah dilakukan.
Meningkatkan Kemampuan Menyimak Melalui Metode Bercerita pada Anak Kelompok A di TK Siti Khodijah Pucuk Lamongan Suhartini Nurul Azminah
PG-PAUD Trunojoyo Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/pgpaudtrunojoyo.v5i1.3686

Abstract

Listening has a fundamental function of life including the preschoolers. Human use more time of listening activities for about 50%, while the rest 50% are used for speaking, reading, and writing. Listening activities should begin early for children in all situations. But,it is not in line with the listening ability of group A children in Kindergarten SitiKhodijahPucukLamongan. They have some difficulties when being asked by the teacher to listen to information given. Listening is a tedious activity for children, especially preschoolers. It is necessary to have similar material and interesting way to practice listening skills in preschoolers.According to the problem, the research questions are formulated as follows (1) How the application of storytelling method to improve the listening ability of children group A in Kindergarten SitiKhodijahPucukLamongan?, (2) How to improve the listening ability through the storytelling method of group Achildren in Kindergarten SitiKhodijahPucukLamongan? The purpose of this study are (1) To find out how the application of storytelling method to improve the listening ability in children group A in Kindergarten SitiKhodijahPucukLamongan, (2) To know the improvement of listening ability through storytelling method of group A in Kindergarten SitiKhodijahPucukLamongan.This study uses a Classroom Action Research in which there are actions of teachers in two cycles. On the first cyclethe percentage of children who are able based on criteria of Exponential Developing Criteria (BSH) reaches 33.33% while in the second cyclethe percentage of children who are able increases to 83.33%. Based on the result of this study, it can be concluded that the method of storytelling can improve the listening ability of children group A in Kindergarten SitiKhodijahPucukLamongan.
PERAN ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY (ACT) UNTUK MENURUNKAN STRES PADA FAMILY CAREGIVER PASIEN KANKER PAYUDARA Afifah Nuraini; Nurul Hartini
Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen Vol. 14 No. 1 (2021): JURNAL ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN 14.1
Publisher : Department of Family and Consumer Sciences, Faculty of Human Ecology, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.319 KB) | DOI: 10.24156/jikk.2021.14.1.27

Abstract

Ketidaksiapan keluarga terhadap perubahan peran menjadi caregiver, kurangnya pengetahuan terhadap prosedur perawatan, serta beban dan tanggung jawab terhadap perawatan pasien kanker payudara menyebabkan stres pada keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Acceptance and Commitment Therapy (ACT) terhadap penurunan stres pada family caregiver pasien kanker payudara. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen dengan single-subject design pada dua orang subjek penelitian. Sebelum proses terapi, masing-masing subjek diberikan skala perceived stress (PSS-10) untuk mengukur tingkat stres sebelum proses terapi kemudian pada setiap sesi terapi masing-masing subjek diberi skala perceived stress kembali untuk mengukur perubahan tingkat stres pada setiap sesinya. Analisis data menggunakan visual analisis, analisis inferensia untuk uji perbedaan dengan wilcoxon signed rank test, dan Percentage of Non-overlapping Data (PND) untuk mengetahui effect size. Hasil analisis data menunjukkan nilai effect size sebesar 1 (>0,90) yang berarti ACT mampu menurunkan stres kedua subjek dengan kategori efektivitas sedang hingga sangat efektif. Melalui penerapan ACT, family caregiver mampu memaknai situasi stres dengan lebih positif sehingga muncul penerimaan dan komitmen yang baik dalam perannya sebagai caregiver pasien kanker payudara.