Claim Missing Document
Check
Articles

BIOLOGI DAN STATISTIK DEMOGRAFI Menochilus sexmaculatus Fabricius (Coleoptera: Coccinellidae) PREDATOR Aphis gossypii Glover (Homoptera: Aphididae) Siska Efendi
Jurnal Floratek Vol 12, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.682 KB)

Abstract

Biologi dan Statistik Demografi Menochilus sexmaculatus Fabricius (Coleoptera: Coccinellidae) Predator Aphis gossypii Glover (Homoptera: Aphididae). Masa perkembangan pradewasa dan imago serta keperidian Menochilus sexmaculatus (Fabricius) (Coleoptera: Coccinellidae) telah diteliti di laboratorium dengan menggunakan Aphis gossypii (Glover) (Homoptera: Aphididae) sebagai mangsa. Masa perkembangan M. sexmaculatus sejak stadium telur hingga menjadi imago adalah 29,43 ± 4,71 hari. Perkembangan larva terdiri dari empat instar, masa perkembangan instar I sampai IV berturut-turut adalah 1,72 ± 0,21 hari, 1,74 ± 0,31 hari, 2,30 ± 0,46 hari dan 2,46 ± 0,40 hari. Betina M. sexmaculatus yang keluar dari pupa mampu meletakkan telur sebanyak 123,44 ± 15,03 butir, selama 13,50 ± 2,12 hari. Parameter demografi M. sexmaculatus menunjukkan bahwa laju reproduksi kotor (GRR) adalah 130,50 individu per generasi; laju reproduksi bersih (Ro) 40,15 individu per induk per generasi; laju pertumbuhan intrinsik (rm) sebesar 0,44 individu per induk per hari; masa generasi rata-rata (T) selama 16,87 hari; populasi berlipat ganda (DT) selama 1,57 hari.Keywords: Predator, Coccinellidae, Aphididae sp, Cabai
Desain Peningkatan Kapasitas Petani Melalui Aplikasi Teknologi Hatch and Carry Serangga Polinator Elaeidobius Kamerunicus Faust pada Perkebunan Kelapa Sawit Siska Efendi; Dewi Rezki
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 6, No 1 (2020): Maret
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.571 KB) | DOI: 10.22146/jpkm.41643

Abstract

Pulau Punjung adalah kecamatan yang diprioritaskan untuk pengembangan komoditas kelapa sawit di Kabupaten Dharmasraya. Produksi kelapa sawit rakyat yang rendah disebabkan oleh proses penyerbukan yang tidak optimal sehingga terbentuk buah partenokarpi dengan fruit set rendah. Selama ini, penyerbukan pada tanaman kelapa sawit dibantu oleh serangga polinator Elaeidobius kamerunicus Faust. Akan tetapi, pada perkebunan kelapa sawit rakyat, populasi serangga tersebut rendah. Solusi untuk permasalahan tersebut adalah aplikasi teknologi hatch & carry serangga polinator E. kamerunicus. Teknologi tersebut diperkenalkan kepada mitra, yakni petani kelapa sawit rakyat yang tergabung dalam kelompok tani budi daya. Metode pendekatan yang digunakan adalah penyuluhan, pelatihan, demplot, bantuan alat berupa paket teknologi hatch & carry, serta pendampingan. Teknologi hatch & carry dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi kelompok tani mitra. Hal itu ditandai dengan meningkatnya produksi TBS setelah metode tersebut diaplikasikan selama empat bulan. Keberhasilan aplikasi teknologi tersebut berkat meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani mitra setelah mengikuti rangkaian kegiatan pengabdian. Pada akhir kegiatan, kelompok tani mitra diberi perangkat teknologi hatch & carry yang terpasang di lahan dan bisa dioperasikan secara mandiri.
Biologi dan Statistik Demografi Coccinella transversalis Thunberg (Coleoptera: Coccinellidae), Predator Aphis gossypii Glover (Homoptera: Aphididae) Siska Efendi; Yaherwandi Yaherwandi; Novri Nelly
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia Vol 22, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpti.28409

Abstract

Biology and demographic statistics of lady beetle Coccinella  transversalis Thunberg (Coleoptera: Coccinellidae) using Aphis gossypii (Hemiptera: Aphididae) as prey was studied in laboratory. Development of  C. transversalis from egg to adult was 31.02±4.73 days. The egg stage lasted for 2.33±0.58 days. Larva stage has four instars, which lasted for 2.43±0.19 days (instar I); 2.53 days±0.19 (instar II); 2.64±0.04 days (instar III), and 2.77±0.21 days (instar IV). A female laid 90.44±14.38 eggs. Meanwhile, gross reproduction rate (GRR) of C. transversalis was 74.80 individuals per generation, the net reproduction rate (R0) was 18.22 individual per female per generation, the innate capacity for increase (rm) was 0.46 individual female per day, the mean generation time (T) 12.40 days, and the double population value (DT) was 1.51 days. IntisariMasa perkembangan pradewasa dan imago serta keperidian Coccinella  transversalis (Thunberg) (Coleoptera: Coccinellidae) telah diteliti di laboratorium dengan menggunakan Aphis gossypii (Glover) (Homoptera: Aphididae) sebagai mangsa. Masa perkembangan C. transversalis sejak stadium telur hingga menjadi imago adalah 31,02±4,73 hari. Perkembangan larva terdiri dari empat instar, masa perkembangan instar I sampai IV berturut-turut adalah 2,43±0,19 hari; 2,53±0,19 hari; 2,64±0,04 hari, dan 2,77±0,21 hari, dengan masa pupa 3,18±0,77 hari. Umur imago betina C. transversalis lebih panjang jika dibandingkan dengan imago jantan yakni 15,14±1,90 dan 13,63±1,00 hari. Imago betina meletakkan telur setelah melewati masa pra oviposisi selama 2,67±0,58 hari. Masa oviposisi C. transversalis yakni 8,97±0,89 hari dengan jumlah telur yang diletakkan yakni 90,44±14,38 butir. Parameter demografi C. transversalis adalah laju reproduksi kotor (GRR) adalah 74,80 individu per generasi; laju reproduksi bersih (Ro) 18,22 individu per induk per generasi; laju pertumbuhan intrinsik (rm) sebesar 0,46 individu per induk per hari; masa rata-rata generasi (T) selama 12,40 hari; dan nilai pelipatgandaan populasi (DT) adalah 1,51 hari. 
Kelimpahan Populasi dan Frekuensi Kunjungan serta Efektivitas Elaeidobius kamerunicus Faust pada Beberapa Varietas Kelapa Sawit Dini Yuliana Solin; Lusi Maira; Siska Efendi
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 4 No. 2 (2019)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bioma.v4i2.8532

Abstract

Elaeidobius kamerunicus adalah kumbang polinator efektif pada tanaman kelapa sawit. Keberadaan kumbang penyerbuk kelapa sawit di perkebunan sangat diperlukan dalam meningkatkan pembentukan buah untuk menjamin kelangsungan penyerbukan pada kelapa sawit, sehingga diperlukan kumbang dengan jumlah optimum. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kelimpahan populasi, frekuensi kunjungan dan efektivitas E. kamerunicus serta hubungannya dengan produksi pada beberapa varietas kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan di Nagari Gunung Selasih, Sungai Dareh dan IV Koto Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dengan menggunakan varietas DxP Simalungun dan DxP Dumpy, metode yang digunakan adalah metode survei yang terdiri dari lima tahap yaitu penentuan lokasi dan tanaman sampel, pengamatan kelimpahan E. kamerunicus, pengamatan frekuensi kunjungan E. kamerunicus, pengukuran efektivitas E. kamerunicus dan analisis data.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan populasi perhektar mencukupi untuk proses penyerbukan, dan frekuensi kunjungan tertinggi pada bulan Oktober dan terendah bulan November, kelimpahan populasi dan frekuensi kunjungan berbanding lurus dengan rata-rata efektivitas penyerbukan yaitu 75%, sehingga kondisi seperti ini harus dipertahankan.Kata kunci : Coleoptera, Dumpy, Serbuk sari, Simalungun
Keanekaragaman Serangga Pengunjung Bunga Pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Aksesi Angola Siska Efendi; Syahbanuari Sitompul; Yusniwati Yusniwati
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 5 No. 1 (2020)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bioma.v5i1.8670

Abstract

Aksesi Angola merupakan kelapa sawit yang diintroduksi dari Negara Angola pada tahun 2012. Aksesi tersebut memiliki karakteristik bunga yang berbeda dengan varietas kelapa sawit yang umum ditanam pada saat ini seperti ukuran tandan, panjang tandan, jumlah spikelet, kuncup, serta warna bunga. Kondisi tersebut diduga akan mempengaruhi keanekaragaman serangga pengunjung bunga, ditambah aksesi tersebut adalah jenis introduksi yang baru ditanam di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keanekaragaman serangga pengunjung dan mengkarakterisasi bunga jantan dan betina pada kelapa sawit aksesi Angola. Penelitian ini dilakukan pada kebun plasma nutfah Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat, di Kecamatan Sitiung. Serangga pengunjung bunga dikoleksi secara langsung, menggunakan nampan kuning dan jaring ayun. Serangga pengunjung bunga yang dikoleksi diidentifikasi sampai tingkat famili. Keanekaragaman dan kemerataan dihitung menggunakan indeks keanekaragaman Shannon dan kemerataan simpsons. Jumlah serangga pengunjung bunga kelapa sawit aksesi Angola sebanyak 1629 individu yang terdiri dari 16 morfospesies, 7 ordo dan 12 famili. Pada bunga jantan ditemukan sebanyak 1238 individu yang terdiri dari 6 ordo dan 8 famili. Serangga pengunjung bunga betina sebanyak 391 individu yang terdiri dari 7 ordo dan 9 famili. Indeks keanekaragaman dan kemerataan pada bunga betina lebih tinggi jika dibandingkan bunga jantan yakni 0,95; 0,48 dan 0,53; 0,25
Kelimpahan Kepik Predator (Hemiptera: Reduviidae) di Daerah Endemik Serangan Ulat Api Pada Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Siska chiko efendi; Yaherwandi Yaherwandi; Maiwil Diratika
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 20 No 1 (2020)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v20i1.1471

Abstract

Caterpillar fire is classified as the main pests in oil palm plants and are found in almost all oil palm plantations in Indonesia. The caterpillar fire control is currently being directed to biological control by predatory insects. Insects from the Reduviidae family are one of the insects whose members are predators of caterpillar fire. This study aims to (1) identify predatory ladybug species (Hemiptera: Reduviidae) found in endemic areas of caterpillar fire attacks. (2) studying the abundance of predatory ladybugs (Hemiptera: Reduviidae) in areas endemic to fire caterpillar attacks. The research locations were Nagari Panyubarangan, Timpeh district, and Nagari Gunung Selasih, Pulau Punjung district. Identification of sample insects was carried out at the insect Bioecology Laboratory, plant protection department, faculty of Agriculture, Andalas University and campus III land and plant laboratory Dharmasraya from April-July 2018. The sampling of insects uses two methods, namely direct collection, and swing net. In this research, 8 species of predatory ladybugs were found. Of these 8 species, only 3 species preyed on caterpillar fire. Species that prey on fire caterpillars have the highest abundance of Cosmolestes practices as many as 116 individuals and followed by 64 individual Zelus regarding species.  
APLIKASI PENGENDALIAN SEMIOKIMIA UNTUK MENGENDALIKAN KUMBANG TANDUK PADA AREAL REPLANTING KELAPA SAWIT DI NAGARI GIRI MAJU KABUPATEN PASAMAN BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT Siska Efendi
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2020): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2020
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v4i3.7703

Abstract

Abstract. The oil palm planted in the replanting area does not grow optimally because most of the plants attacked by Rhinoceros beetle (Oryctes rhinoceros L.). This triggered by the replanting process, which leaves waste in the form of rotten oil palm stems and becomes a suitable habitat for the development of Rhinoceros beetle. The solution for controlling Rhinoceros beetle was the Integrated Pest Management (IPM) application with the main component, namely semiochemical control using pheromones. The purpose of this activity was to apply semiochemical control to control Rhinoceros beetle in the replanting area of oil palm in Giri Maju village, Pasaman Barat Regency, West Sumatra Province. The method of community service activities undertaken was counseling, training, demonstration plots, and assistance. Counseling intended to increase the knowledge of partner farmer groups about hornbill beetles, especially the factors that trigger these pests—next followed by training activities on making ferotrap and how to apply in the field. The last method was the application of semiochemical control in the land of partner farmer groups in the form of demonstration plots on an area of 88 ha. The results of the activity showed that there was an increase in farmers' knowledge about hornbill beetles and how to control them. Farmers have the skills to make ferotrap for pheromone installation when applied in the field. Observations on the demonstration plot show that the application of semiochemical control can reduce the level of damage to the Rhinoceros beetle compared to before the application.   Abstrak. Kelapa sawit yang dibudidayakan di areal replanting tidak tumbuh optimal karena sebagian besar tanaman diserang kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros L.). Hal tersebut dipicu proses replanting yang menyisakan limbah berupa batang kelapa sawit yang membusuk dan menjadi habitat yang cocok untuk perkembangan kumbang tanduk. Solusi untuk mengendalikan kumbang tanduk adalah aplikasi Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dengan komponen utama yakni pengendalian semiokimia menggunakan feromon. Tujuan kegiatan ini adalah mengaplikasikan pengendalian semiokimia untuk mengendalikan kumbang tanduk pada areal replanting kelapa sawit di Nagari Giri Maju, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan adalah penyuluhan, pelatihan, demplot dan pendampingan. Penyuluhan ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan kelompok tani mitra tentang hama kumbang tanduk terutama faktor yang memicu ledakan hama tersebut. Berikutnya dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan tentang pembuatan ferotrap dan cara aplikasi di lapangan. Metode terakhir adalah aplikasi pengendalian semiokimia di lahan kelompok tani mitra dalam bentuk demplot pada lahan seluas 88 ha. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan petani tentang hama kumbang tanduk dan cara pengendaliannya. Petani memiliki keterampilan dalam membuat ferotrap untuk pemasangan feromon ketika diaplikasikan di lapangan. Pengamatan pada demplot menunjukkan bahwa aplikasi pengendalian semiokimia dapat menurunkan tingkat kerusakan kumbang tanduk dibandingkan sebelum aplikasi.        
Diseminasi Teknologi Sambung Pucuk pada Alpukat Giri Maju di Kabupaten Pasaman Barat P.K. Dewi Hayati; Siska Efendi; Retno Irawan
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.201 KB) | DOI: 10.25077/logista.2.2.25-31.2018

Abstract

ABSTRAK: Alpukat Giri Maju merupakan salah satu varietas alpukat unggul lokal dari nagari Persiapan Giri Maju, kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat yang direkomendasikan untuk didaftarkan sebagai varietas unggul nasional. Teknologi sambung pucuk (top grafting) dilakukan pada tanaman alpukat dengan tujuan terutama adalah untuk mendapatkan tanaman anakan yang memiliki karakteristik kualitas tanaman dan buah yang sama dengan induknya. Kegiatan ini bertujuan untuk mendiseminasikan teknologi sambung pucuk pada masyarakat Giri Maju agar keunggulan karakter kultivar alpukat Giri Maju dapat dipertahankan. Kegiatan pengabdian pada masyarakat dilakukan sebagai salah satu bentuk kegiatan KKN-PPM Universitas Andalas tahun 2018 pada empat mitra kelompok tani. Metode kegiatan yang dilakukan meliputi pembelajaran masyarakat melalui penyuluhan dan diskusi, demonstrasi dan pelatihan menyambung. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa diseminasi teknologi sambung pucuk sangat bermanfaat bagi petani dengan tingkat manfaat sebesar 98% dan sangat dibutuhkan oleh oleh sebagian besar masyarakat (95%). Kegiatan diseminasi teknologi sambung pucuk alpukat mendorong masyarakat untuk semakin membudidayakan alpukat dan mengembangkan alpukat unggul Giri Maju.Kata kunci: Alpukat, Pendaftaran Varietas, Sambung Pucuk, Diseminasi Teknologi Dissemination of Top Grafting Technology on Girimaju Avocado in Kabupaten Pasaman Barat ABSTRACT: Giri Maju’s avocado is one of the local avocado cultivars which is recommended to registered as a superior variety. This cultivar is derived from Nagari Persiapan Giri Maju, kecamatan Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat. Top grafting technology is applied on avocado with the objective mainly to obtain progenies that have characteristics which are similar with those of their maternal parents. The aim of activity was to disseminate top grafting technology to community in Giri Maju, hence the superiority of that cultivar could be maintained. The dissemination activities were adopted as KKN-PPM activities that have been conducted on four farmer communities in 2018. Methods of activities include community learning, demonstration of grafting techniques and training. Results of the activities are the farmers gain knowledge and skill to graft avocado. Based on statistical test using Likert analysis, the transfer technology have benefits and are useful (98%), and are needed (95%) by the community. The grafting activities encourage the community to be more intensive in cultivating avocado from Giri Maju.Keywords: Avocado, Variety Registered, Top Grafting and Technology Dissemination
Survei Hama Pada Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di Kecamatan Sembilan Koto Kabupaten Dharmasraya FNU Nurhasnita; FNU Yaherwandi; Siska Efendi
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 4 No 1 (2020): MARET
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v4i1.347

Abstract

Kelapa sawit adalah salah satu komoditas pertanian yang mempunyai peran penting dalam subsektor perkebunan di Indonesia. Tanaman kelapa sawit dapat diserang oleh berbagai hama dimulai dari pembibitan hingga tanaman yang telah dibudidayakan di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari hama utama pada perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Sembilan Koto Kabupaten Dharmasraya. Penelitian dilaksanakan di Nagari Koto IV Nan Dibawah, Silago dan Banai selama 3 bulan yaitu dari bulan September sampai November 2018. Penelitian dilakukan menggunakan metode Porposive Random Sampling di kebun kelapa sawit rakyat umur 2-5 tahun dengan luas areal ± 1 ha. Pengambilan serangga dilakukan dengan koleksi secara langsung. Pengamatan hama dilakukan satu kali dua minggu. Serangga yang didapat dipisahkan berdasarkan fungsionalnnya. Serangga yang tergolong hama diidentifikasi dilaboratorium Bioekologi Serangga Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Andalas dan Laboratorium Tanah dan Tanaman Kampus III Unand Dharmasraya. Serangga hama yang ditemukan pada penelitian sebanyak 20 spesies, 9 famili dan 4 ordo. Hama paling banyak ditemukan adalah Bothrogonia ferugenia. Persentase serangan tertinggi terdapat di Nagari Silago dengan kerusakan serangan sebesar 88,33%, dan Intensitas kerusakan hama yaitu 9,60 %.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NAGARI SILAGO KABUPATEN DHARMASRAYA MELALUI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT Zahlul Ikhsan; Yaherwandi Yaherwandi; Siska Efendi; Dewi Rezki; Irwin Mirza Umami; Dede Suhendra
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jhi.v3i1.316

Abstract

Oil palm plants are the belle of the community in the Dharmasraya Regency today. One of the causes of the low productivity of community plantations is caused by the production technology that is applied relatively simple, starting from seeding to harvesting. With the application of appropriate cultivation technology, it will be directed to increase palm oil production. The activity objectives are to 1) increase the understanding and knowledge of the Nagari Silago community about oil palm production technology, 2) improve the community's knowledge and skills in processing agricultural waste to be more useful 3) encourage the enthusiasm of farmers so that they can better utilize Nagari Silago's agricultural potential. This community service activity was carried out in Nagari Silago District IX Koto Dharmasraya Regency on 26-27 October 2019. This community service activity was carried out using the lecture, discussion method. The number of students involved numbered 150 people. Previously, the community service participants only followed the coconut cultivation technique, which was carried out by the farmers before, even though the cultivation technique was not correct. The Nagari Silago community is very enthusiastic about welcoming and discussing about the technology of oil palm cultivation. Many people ask questions, and good discussions are starting from the origin of seedlings and oil palm nursery techniques, land clearing, fertilizing, castration, pest control, and diseases of oil palm plants. Farmers can consider the concept of 5 T, which is the right way, the proper dosage, the right time, the right type and the right quality that is important in providing that which is not suitable enough for vegetative and generative growth of oil palm.