Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Keterpilihan justin adrian dalam pemilu legislatif DPRD DKI Jakarta 2019 (studi strategi kampanye dan modal sosial) Iqbal Syafrudin; Asep Rudi Casmana
Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi Vol 21 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi Volume 21 No. 2 April 2022
Publisher : Program Studi PPKn FIS UNJ & Asosiasi Profesi PPKn Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jimd.v21i2.26314

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to determine the campaign strategy in the DKI Jakarta Legislative general election held in 2019. The research method used is qualitative with a case study approach. This method is appropriate because it tries to examine the main strategies for the publication process and win Justin Adrian. The data collection technique used was in-depth interviews with 10 people consisting of one elected DPRD member and nine party administrators. The results of this study indicate that there are two main strategies, namely social capital and a door-to-door campaign strategy to direct voters. The conclusion is that in order to win the election, one needs to have a special strategy. This research has an impact on the community to be able to find out about strategies when conducting legislative elections Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi kampanye dalam pemilihan umum Legislatif DKI Jakarta yang dilaksanakan pada tahun 2019. Metode penelitian yang digunakan adalah Kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode ini tepat karena mencoba menelaah strategi utama untuk proses publikasi dan memenangkan Justin Adrian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara yang mendalam terhadap 10 orang yang terdiri dari satu orang anggota DPRD terpilih dan sembilan orang pengurus partai. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat dua strategi utama, yaitu modal sosial dan strategi kampanye door-to-door terhadap pemilih secara langsung. Kesimpulannya adalah untuk dapat memenangkan pemilu, maka seseorang perlu memiliki strategi khusus. Penelitian ini memiliki impact terhadap masyarakat untuk dapat mengetahui tentang strategi ketika melakukan pemilihan umum legislative.
Pendidikan Karakter Melalui Pendekatan Konten Sebagai Konsep Merdeka Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Pada Tingkat SMP/Sederajat Di Era Digital Raharjo Raharjo; Yuyus Kardiman; Asep Rudi Casmana
Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tingi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29100/a

Abstract

Implementasi Pendidikan karakter sebagai kajian ontologis-epistimologis Pendidikan kewarganegraan masih terfokus pada proses pembiasaan yang dikelola oleh pihak sekolah, berbagai kegiatan ekstrakurikuluer dan keteladanan dari guru, kepala sekolah, perangkat sekilah lainnya, para tokoh masyarakat serta orang tua Namun melalui pendekatan kelas, dimana Pendidikan karakter terintegrasi dengan setiap mata pelajaran belum banyak dikembangkan pada setiap satuan Pendidikan, sehingga upaya Pendidikan karakter dirasakan sampai saat ini masih belum optimal. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman baru terhadap guru tentang pentingnya dan upaya proses pendidikan karakter berbasis konten yakni terintegrasi melalui mata pelajaran khususnya Ilmu Pengetahuan Sosial tingkat SMP. Metode yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif melalui analisis konten, dengan menghadirkan Pakar rumpun Pendidikan IPS dan Guru-guru mata pelajaran IPS tingkat SMP untuk memberikan penilaian terhadap hasil temuan analisis. Simpulannya bahwa upaya pendidikan karakter dilakukan melalui trisentra yakni dilaksanakan melalui pendekatan pembudayaan sekolah, masyarakat, dan kelas. Namun dalam upaya pendekatan kelas yakni melalui pengintegrasian mata pelajaran terhadap nilai karakter, mengalami banyak tantangan. Tantantan paling pendasar adalah masih banyaknya guru sebagai ujung tombak Pendidikan di lapangan tidak memahami bagaimana proses pengintegrasian mata pelajaran dengan karakter yang mesti dibangun. Pengintegrasian mata pelajaran dengan karakter, dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap setiap kompetensi dasar dengan karakter yang dapat dikembangkan serta di tanamkan kepada peserta didik
Peningkatan kemampuan public speaking sebagai upaya untuk menjadi warga negara global bagi generasi muda Asep Rudi Casmana; Dwi Afrimetty Timoera; Iqbal Syafrudin; MuhammadA Ageza Pratama; Aldi Wahyu Pradana
Jurnal Pendidikan PKN (Pancasila dan Kewarganegaraan) Vol 2, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jppkn.v2i2.46124

Abstract

Kemampuan public speaking memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi sebuah profesi terkhusus pada generasi muda untuk menjadi warga negara global. Generasi muda yang terhimpun dalam Paguyuban Mojang Jajaka Kabupaten Subang berada dalam naungan Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Subang memiliki tugas untuk menjadi seorang public speaker. Namun dengan pergantian pengurus Mojang Jajaka disetiap tahunnya menyebabkan penurunan kemampuan public speaking. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan mengenai teknik public speaking dan diharapkan pengurus Mojang Jajaka baru dapat memiliki pengetahuan serta pengalaman agar meningkatkan rasa percaya diri. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah deskriptif kualitatif dengan  melakukan tahapan pendekatan, praktik, dan pendampingan. Hasil dari pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan public speaking Mojang Jajaka. Kegiatan serupa harus lebih digiatkan pada lingkup yang lebih luas sehingga generasi muda kedepannya dapat memiliki kemampuan public speaking untuk menjadi bagian dari warga negara global.
PENINGKATAN RASA KECINTAAN TERHADAP ORGANISASI SEBAGAI BENTUK BELA NEGARA DAN KESADARAN HUKUM BAGI GENERASI MUDA Dwi Afrimetty Timoera; Asep Rudi Casmanaa; Iqbal Syafrudin; Aldi Wahyu Pradana; Muhammad Ageza Pratama
Jurnal Pendidikan PKN (Pancasila dan Kewarganegaraan) Vol 3, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jppkn.v3i1.46129

Abstract

Oganisasi merupakan wadah tempat berkumpulnya dua orang manusia atau lebih yang memiliki cita-cita yang sama. Di Kabupaten Subang, terdapat sebuah paguyuban yang berisi siswa/i sekolah menengah atas dan mahasiswa/i yang kuliah di perguruan tinggi. Paguyuban tersebut berada dibawah naungan Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Didaspora) Kabupaten Subang. Namun dalam paguyuban Mojang Jajaka Kabupaten Subang terdapat sebuah masalah yang dihadapi yakni kurangnya rasa kecintaan terhadap organisasi serta motivasi dalam berogranisasi. Hal ini menjadi masalah yang sangat penting, karena dengan adanya permasalahan tersebut, maka berdampak akan kurangnya rasa kekompakan dalam berorganisasi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan rasa cinta dan motivasi generasi muda dalam beroganisasi khususnya pada paguyuban Mojang Jajaka Kabupateng Subang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dari kegiatan ini dapat diperoleh hasil bahwa organisasi merupakan sebuah wadah yang sangat penting bagi generasi muda dan serta organisasi membawa manfaat yang baik untuk generasi muda. 
National Identity Defense In Facing Asean Economic Community Through Curriculum Development Jagad Aditya Dewantara; Khabibatul Fatkhi; Asep Rudi Casmana
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 6, No 2 (2021): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v6i2.4831

Abstract

Each nation or country has a national identity that is different from another country, so that identity becomes the unique characteristic of a nation.  In this era of the 21st century, the community is demanded to ready to face globalization or ASEAN Economic Community  (AEC), which becomes a challenge for Indonesian people in defending nation identity when facing acculturation as a result of the free economy market so many foreigners will come to Indonesia freely. Therefore to solve that problem, it needs an effort to defend the national identity and national identity in facing AEC, so the nation's existence will keep maintained. One of them is through education.  This paper aims to find out how to defend national identity through curriculum development that prevailed in Indonesia.  The method used in this paper is an analytical description with a literature study that combines systematic review techniques as supporting data.  National identity defense can be done through curriculum development in education by presenting or studying national identity in civic education material through the educational syllabus. Setiap bangsa atau negara memiliki identitas nasional yang berbeda dari negara lain, sehingga identitas menjadi ciri khas unik suatu bangsa. Di era abad ke-21 ini, masyarakat dituntut siap menghadapi globalisasi atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia dalam mempertahankan jati diri bangsa ketika menghadapi akulturasi sebagai akibat pasar ekonomi bebas sehingga banyak orang asing akan datang ke Indonesia dengan bebas. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut, perlu upaya untuk mempertahankan identitas nasional dan identitas nasional dalam menghadapi MEA, sehingga eksistensi bangsa akan tetap terjaga. Salah satunya melalui pendidikan. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mempertahankan identitas nasional melalui pengembangan kurikulum yang berlaku di Indonesia. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah deskripsi analitis dengan studi literatur yang menggabungkan teknik tinjauan review sistematis sebagai data pendukung. Pertahanan identitas nasional dapat dilakukan melalui pengembangan kurikulum dalam pendidikan dengan menghadirkan atau mempelajari identitas nasional dalam materi pendidikan kewarganegaraan melalui silabus pendidikan.
The Conflict Management at Workplace through Positive Social Change lead to the Social Equilibrium and Supply Chain Performance of Baduy Society Based Food Supply Companies Budiaman Budiaman; Umasih Umasih; Saparuddin Mukhtar; Asep Rudi Casmana
International Journal of Supply Chain Management Vol 9, No 5 (2020): International Journal of Supply Chain Management (IJSCM)
Publisher : International Journal of Supply Chain Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to find out empirically the role of conflict resolution through societal change to promote SCP in food supply companies working in Baduy community in Kanekes Village, Leuwidamar District, Lebak Regency. Furthermore, the mediating role of conflict management and social equilibrium was also examined. In this direction social change is considered as an important factor to promote SCP.  This study used a quantitative research approach based on the survey questionnaire. For this purpose, data were collected from the employees of food supply companies working in Baduy community. The results of the study show that the causes of conflict in the food supply companies are internal factors and external factors. Social change has positive effect on conflict management at workplace in food supply companies. Increase in the social change increases the conflict management which further enhances the social equilibrium and ultimately increases the SCP. Finally, results of the current study have vital role in food supply companies to enhance the SCP. 
Sosialisasi Bahaya Radikalisme di Majelis Ta’alim Daarul Hikmah Cendekia Kota Tangerang Iqbal Syafrudin; Asep Rudi Casmana; Moh. Maiwan; M. Fajar Sae
Satwika: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2022): SATWIKA: Volume 2, Number 1, June 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.609 KB) | DOI: 10.21009/satwika.020103

Abstract

Perkembangan teknologi memang tak bisa dicegah berbagai dampaknya, termasuk juga perkembangan serta meluasnya globalisasi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Degradasi nilai-nilai Pancasila salah satunya ditandai dengan muncuknya paham-paham yang menyimpang dari ideologi Pancasila, salah satunya faham Radikalisme. Paham Radikal adalah paham atau aliran yang menghendaki perubahan sosial dan politik dengan cara menggunakan tindakan kekerasan sebagai batu loncatan untuk menjustifikasi keyakinan mereka yang dianggap benar. Berdasarkan analisis permasalahan maka dirumuskan permasalahan mitra yaitu ‘Bagaimanakah sosialisasi tentang bahaya radikalisme dilakukan?’ Permasalahan ini akan dilakukan penyelesainya dengan mitra dalam bentuk kolaboratif kegiatan-kegiatan penyuluhan, pengajian dan diskusi pada Majelis Ta' Lim Daarul Hikmah Cendikia di kota Tangerang. Pada permasalahan ini jenis kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan, diskusi tentang bahaya radikalisme, dan kajian tentang bahaya radikalisme. Simpulan dari kegiatan ini adalah para peserta aktif bertanya mengenai bahaya radikalisme dan bisa mencontohkan kegiatan-kegiatan yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Melihat antusias dari para peserta diskusi, maka dapat disimpulkan permasalahan terkait bahaya radikalisme dapat ditangani dan diselesaikan, sehingga tidak ada kekhawatiran yang berlebih dari para warga terhadap penyebaran radikalisme karena sudah mempunyai bekal pengetahuan yang cukup tentang ideologi Pancasila dan pencegahan radikalisme.
Membangun Kesadaran Berkonstitusi melalui Pelatihan Digital Citizenship Muhammad Japar; Ade Dwi Utami; Asep Rudi Casmana; Djunaidi Djunaidi; Dini Nur Fadhillah
Jurnal Karya Abdi Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022): Volume 6, Nomor 1, Juni 2022
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.035 KB) | DOI: 10.22437/jkam.v6i1.19371

Abstract

Kemajuan teknologi memberikan dampak terhadap siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kondisi ini menjadi tantangan bagi guru untuk dapat melakukan edukasi kepada siswa terkait penggunaan teknologi yang bijak dan beretika. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan mata pelajaran yang memiliki kredibilitas dan peranan strategis dalam menginternalisasikan nilai-nilai norma dan etika menggunakan teknologi. Dalam mendukung misi mata pelajaran PPKn ditengah aktivitas penggunaan teknologi yang meningkat, intenalisasi nilai-nilai norma tersebut dapat dilakukan dengan membangun kesadaran berkonsitusi siswa sebagai warga digital. Pengabdian ini bertujuan untuk membangun kesadaran berkonstitusi melalui pelatihan digital citizenship. Pelatihan ini bekerjasama dengan 50 guru PPKn di Sekolah Menengah Pertama di DKI Jakarta. Sebelum melakukan pelatihan, 71% guru PPKn belum memahami sembilan elemen digital citizenship. Setelah mengikuti pelatihan digital citizenship, 100% guru memahami kesembilan elemen tersebut. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa guru dapat membangun kesadaran berkonstitusi menggunakan elemen digital citizenship yang mengarahkan siswa terhadap pelanggaran di era digital. Kegiatan pengabdian ini menyimpulkan bahwa pelatihan digital citizenship menjadi alternatif strategi meningkatkan kompetensi guru dalam memperkuat pofil pelajar Pancasila sebagai warga digital yang memiliki kesadaran berkonstitusi. Implikasi dari pengabdian ini adalah diharapkan guru dapat melakukan edukasi kepada siswa terkait pentingnya mematuhi norma dan aturan dalam menggunakan media digital. Sehingga, siswa memiliki kesadaran berkonstitusi, etika digital serta menghindari hoaxs dan melanggar peraturan dalam berinteraksi di dunia digital.
Menciptakan Warga Global melalui Pertukaran Pelajar Internasional: Studi kasus pada siswa sekolah menengah pertama di Jakarta Asep Rudi Casmana; Adistyana Pitaloka Kusmawati; Firdaus Hadi Santosa; Atik Kurniawati
Jurnal Sains Sosio Humaniora Vol. 6 No. 2 (2022): Volume 6, Nomor 2, Desember 2022
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi ini berfokus pada memeriksa perkembangan warga global dan bagaimana sekolah mendidik siswa untuk menjadi warga dunia. Lebih khusus lagi, penelitian ini akan berfokus pada budaya atau kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh sekolah dalam mengembangkan sikap dan karakter untuk dapat menjadi warga dunia. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kemudian, wawancara semi terstruktur dengan guru Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah digunakan untuk dapat memperoleh data maksimal tentang budaya sekolah dan Konten pembelajaran yang disampaikan di kelas agar warganya menjadi warga dunia. Untuk dapat menganalisis hasil wawancara, nVivo digunakan untuk dapat menganalisis pernyataan yang dibuat oleh peserta wawancara. Selain itu, analisis isi juga digunakan untuk melihat data dari wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah telah mengajarkan siswa untuk menjadi warga dunia. Berbagai kegiatan internasional seperti Asian student exchange Program, international food festival, dan teaching political literacy menjadi kegiatan agar mahasiswa dapat menjadi warga dunia.
Peningkatan pemahaman hukum remaja tentang anak berhadapan dengan hukum (abh) di desa wisata cisaat, kecamatan ciater, kabupaten subang, jawa barat, indonesia Dwi Afrimetty Timoera; Asep Rudi Casmana; Aldo Pratama Putra; Firdaus Oktawijaya
Satwika: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 1 (2023): SATWIKA: Volume 3, Number 1, June 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/satwika.030104

Abstract

Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang anak berhadapan dengan hukum (ABH) bagi anak-anak dan orang tua yang ada di Desa Wisata Cisaat, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Anak Berhadapan Hukum dapat disebut sebagai Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya disebut Anak adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana. Beberapa dampak yang ditimbulkan antara lain diskriminasi, anak menjadi kurang percaya diri, anak memperoleh perundungan oleh lingkungan sebayanya. Tidak jarang anak yang berhadapan dengan hukum, baik itu pelaku, saksi atau bahkan korban menjadi tertekan dan akhirnya stress dengan kondisi ini. pentingnya untuk menjaga nama ataupun privasi dari anak menjadi hal terpenting dalam proses hukum. Oleh sebab itu solusi yang akan dilakukan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pemahaman kepada orang tua, untuk dapat mencegah anak-anaknya agar tidak berhadapan dengan hukum. Kedua apabila terdapat anak yang telah berhadapan dengan hukum, maka berusaha untuk dapat memberikan pemahaman kepada para anak-anak tersebut agar mereka tidak mengulangi perbuatannya, sehingga permasalahan mengenai anak berhadapan hukum dapat dihindari kembali.