Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFEK PENGGUNAAN PUPUK DAUN BAYFOLAN DAN PUPUK SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) VARIETAS ACTION 434 Hamidah .
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 12, No 2 (2013): Oktober
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v12i2.344

Abstract

Research purposes to determine the effect of foliar fertilizer and manure Bayfolan SP-36 on the growth and yield of melon. The experiment was conducted in the village of Muang Benanga In Lempake Village District North Samarinda, East Kalimantan, for 5 months starting from January to May 2011. The experiment was conducted in a randomized block design (RBD) with a 4x4 factorial experiment was repeated 3 times. The first factor is Bayfolan leaf manure (B) consisting of 4 levels of concentration, ie B0 (without fertilization), B1 (1.5 ml / L of water), B2 (3 ml / L of water). While the second factor is the SP-36 (S) consisting of 4 dose levels, ie S0 (without fertilization), S1 (450 Kg / Ha), S2 (900 Kg / Ha), S3 (1350 Kg / ha). Results of analysis of variance showed that the influence of leaf manure Bayfolan (B) was not significantly different for plant height ages 2 and 4 weeks after planting, the number of leaf age 2 weeks after planting, age of the plant during flowering, fruit weight and yield fruit crop per hectare, but significantly different to the number of leaf age 4 weeks after planting. Most likely the number of leaves found on the treatment concentration of 3 ml / L of water. Effect of SP-36 (S) was not significantly different for plant height ages 2 and 4 weeks after planting, the number of leaf age 2 and 4 weeks after planting, planting fruit weight, fruit set per hectare, but significantly different to the age of the plant during flowering. Fastest time of flowering plant age at treatment doses are 900 Kg / Ha. Interaction effect between leaf manure and fertilizer Bayfolan SP-36 does not give a real difference.
PENERAPAN DAN PENDAMPINGAN PENERAPAN MODUL PIJAT “URUIK” DALAM MANAJEMEN NYERI PERSALINAN KALA I OLEH BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI 1 KOTA PEKANBARU Rully Hevrialni; Hamidah .
EBIMA : Jurnal Edukasi Bidan Di Masyarakat Vol 1 No 1 (2020): EBIMA: Jurnal Edukasi Bidan di Masyarakat
Publisher : Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.633 KB)

Abstract

ABSTRAK Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Provinsi Riau pada tahun 2012 menyebutkan bahwaAngka Kematian Ibu (AKI) adalah 112,7/100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematianibu tersebut adalah dikarenakan oleh partus lama yaitu sebanyak 9%. Salah satu penyebab partuslama adalah ketakutan dan kecemasan ibu terhadap nyeri persalinan. Di Indonesia, seiringmeningkatnya kemajuan teknologi dan pendidikan masyarakat, tindakan mengurangi nyeripersalinan ini mulai banyak dilakukan baik secara farmakologi maupun non farmakologi. Salah satupilihan metode non farmakologi adalah pijat uruik. Metode pijat uruik yang diuraikan dalam modultelah diteliti pada tahun 2015 dan 2016 manfaatnya pada ibu bersalin dalam mengurangi nyeripersalinan. Mengingat pentingnya manajemen nyeri persalinan pada ibu bersalin normal, makadipandang perlu diterapkan oleh bidan yang memberikan pelayanan pertolongan persalinan normal,khususnya di Bidan Praktik Mandiri (BPM) dengan menggunakan modul pijat terhadap semua ibubersalin normal di BPM. Tujuan Pengabdian Masyarakat ini adalah untuk meningkatkanpengetahuan dan pemahaman dan penrapan modul pijat uruik dalam manajemen nyeri persalinanpada kala I. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada bulan April s/d Agustus2018 di BPM Dince Safrina, BPM Yulinar, BPM Siti Juleha, dan BPM Predy. Khalayak sasarandalam pengabdian masyarakat ini adalah bidan yang menolong persalinan di 4 BPM KotaPekanbaru dan ibu bersalin normal. Metode kegiatan mencakup tahap persiapan pelaksanaanmencakup perjalanan ke lokasi, peyediaan tempat, dan akomodasi, pengorganisasian tim pelaksanapengabdi, penyelesaian administrasi, sosialisasi kegiatan, koordinasi dengan instansi/pihak terkaitdan penyeleksian tempat/BPM. Hasil pengabdian masyarakat adalah nilai pretest pengetahuan bidantentang modul pijat uruik adalah 58,67 dan nilai post test adalah 96,8 dan nilai rata- rata intensitasnyeri ibu bersalin sebelum diberikan pijat uruik adalah 7,05 (nyeri berat) dan rata- rata intensitasnyeri ibu bersalin sesudah diberikan pijat uruik adalah 5,33 (nyeri sedang). Penerapan modul pijaturuik dalam manajemen nyeri persalinan kala I dapat membantu ibu bersalin nyaman dan lebihcepat dalam menghadapi persalinannya. Diharapkan kepada bidan praktik mandiri yang menolongpersalinan dapat menerapkan metode pijat uruik secara rutin dan berkala dalam manajemen nyeripersalinan kala I.