Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk meletakkan peran subjek (akuntan) sebagai posisi penting yang menanamkan bibit cinta dalam diri akuntansi. Salah satu caranya adalah menghadirkan cinta kedalam diri akuntansi. Hal ini dilakukan karena semula kapitalisme berupaya membebaskan manusia dari keterbelengguan untuk menjadi manusia sejati, tetapi dalam kenyataannya justru manusia terperangkap dalam belenggu yang lain, yaitu rasionalitas instrumental ilmu pengetahuan. Manusia tergolek tidak berdaya karena rasionalitasnya sendiri dan bahkan diperbudak oleh karya rasionalitasnya yaitu ilmu pengetahuan dan kapitalisme. Penelitian ini menggunakan rasionalis religius sebagai metode yang menghendaki penghayatan “spiritualitas” yang mengarahkan pada spiritualitas Islam. Dalam penghayatan spiritualitas Islam, kini akuntansi dapat terbebas dari bentuk logosentrisme yang sifatnya egoistik. Dengan demikian cinta kasih akuntansi dalam jaringan realitas profetik-ilahiyat menjadikan akuntansi memiliki citra yang lebih humanis “religious” sehingga kalau aplikasikan akan melahirkan hakikat ontology tauhid.