Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KEPRIBADIAN MYTHOMANIA TOKOH ATHA DALAM NOVEL TAKE OFF MY RED SHOES KARYA NAY SHARAYA Mega Widyawati; Ekarini Saraswati
Jurnal Bahasa Indonesia Prima (JBIP) Vol. 4 No. 1 (2022): Bahasa Indonesia Prima (BIP)
Publisher : BIP: Jurnal Bahasa Indonesia Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.93 KB) | DOI: 10.34012/jbip.v4i1.2127

Abstract

Abstrak-Mythomania merupakan kecenderungan berbohong di mana penderitanya sering tidak sadar ketika sedang berbohong dan menceritakan khayalan yang ada di dalam kepalanya kepada orang lain. Pemahaman mengenai bentuk kepribadian mythomania masih jarang diketahui oleh masyarakat umum menjadi latar belakang penulisan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepribadian dan penyebab mythomania yang dialami tokoh Atha. Untuk menjawab permasalahan ini akan digunakan pendekatan psikologi-sastra. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif-kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah novel Take Off My Shoes yang ditulis oleh Nay Sharaya (2015).  Proses pengumpulan data menggunakan teknik baca-catat. Analisis data  terbagi menjadi tiga bagian; mendeskripsikan penyebab gejala mythomania pada tokoh Atha, gejala-gejala yang dialami tokoh Atha, dan akibat mythomania yang terjadi pada tokoh Atha. Hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut. Pertama, kepribadian mythomania yang dialami tokoh Atha adalah bentuk kepribadian yang muncul secara batiniah akibat dari proses realitas kehidupan yang tidak dapat diterimanya. Kedua, kondisi sosial di sekitar tokoh Atha menjadi faktor pendukung ia menjadi terobsesi warna merah dan  mythomaniac.
Dinamika Maskulinitas dan Nasionalisme Masyarakat Jawa Di Era Majapahit Mega Widyawati; Eggy Fajar Andalas
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 4 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v4i2.14288

Abstract

Maskulinitas dan nasionalisme selama ini menggambarkan fenomena di mana konsepsi negara atau bangsa, termasuk bagian dari kedaulatan dan identitas yang berkontribusi dalam kaitannya dengan peran gender. Artinya, mikrokultur maskulinitas dalam kehidupan sehari-hari mengartikulasikan dengan sangat baik dengan tuntutan nasionalisme. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk maskulinitas dan nasionalisme yang beroperasi pada kultur masyarakat Jawa dahulu, tepatnya pada era Kerajaan Majapahit. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.  Sumber data penelitian berupa novel Jayaning Majapahit (2014) karya Agus S. Soerono. Teknik pengumpulan data memakai teknik baca-catat. Analisis data dilakukan dengan menyajikan data, menginterpretasi data, dan menarik kesimpulan berdasarkan tujuan yang dinyatakan. Hasil analisis menunjukkan bahwa novel Jayaning Majapahit mewacanakan kedudukan tokoh laki-laki lebih mendominasi dalam urusan kedaulatan kerajaan Majapahit, baik dalam urusan mengatur strategi politik dalam pemerintahan maupun mengatur strategi perang. Melalui dua bentuk dominasi maskulinitas, masyarakat majapahit lebih spesifiknya pada laki-laki berada di level tertinggi dalam situasi posisi terkait menjaga dan mempertahankan nasionalisme kerajaan.
Pribumi di Mata Kolonial dalam Kumpulan Cerpen Teh dan Pengkhianat Karya Iksaka Banu Mega Widyawati; Eggy Fajar Andalas
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 19, No 2 (2021): Medan Makna Desember
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v19i2.3434

Abstract

This research aims to discuss social and cultural aspects that are closely related to Indonesian history regarding events of colonialism in the collection of short stories entitled Teh dan Pengkhianat by applying new historicism. This is a descriptive qualitative research. The theory used to analyze the relevance of literary works as social documents is from new historicism, Stephen Greenblatt (1980). Besides, the theory used to investigate colonialist perspectives on indigenous peoples is form orientalism, Edward Said (1935). The results of this research are as follows. First, historical representations are marked by fear, restraint, compulsion, and counterforce of indigenous people in the colonial period before and after 1945. Second, social representation is marked by humanity, preparation, and persistence in dealing with the variola virus that occurred in 1644. Third, cultural representations are marked by the hard work of indigenous people for equal rights in clothing style until transportation. Data that demonstrates hard work is the existence (space, process, and object), identity (matching), and unity/multiplicity (merging) of indigenous peoples and colonialists.