Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Produksi Etil Ester Dari Minyak Dedak Padi (Oryza Sativa) Menggunakan Reaktor Ultrasonik Aisyah Aisyah; Riskayanti Riskayanti; Iin Novianty; Asriyani Ilyas; Sjamsiah Sjamsiah; Sitti Chadijah
Al-Kimia Vol 6 No 1 (2018): JUNE
Publisher : Study Program of Chemistry - Alauddin State Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/al-kimia.v6i1.3036

Abstract

Indonesia as the third largest grain producer in the world produces large amounts of bran. High contain Free Fatty Acid (FFA) in rice bran oil causes it can be converted into the fatty acid ethyl esters (biodiesel) by esterification and transesterification methods. The rice bran oil was obtained by rice bran extraction using n-hexane. The esterification process was catalyzed by HCl. In this study, the transesterification process to convert triglycerides into ethyl esters (biodiesel) was conducted by the addition of KOH as a neutralizer and a catalyst Oil and ethanol by ratio 1:6 using 0,5% KOH  as catalysator were reacted by utilizing 47 kHz ultrasonic wave for 45, 60 and 75 minutes. Biodiesel conversion value obtained were 49,23%; 70,55% and 52,04% respectively. Biodiesel product spectrum was analyzed using FTIR and GCMS instrument. The density, viscosity and flash point is also measured.  FTIR analysis on all variations give similar data spectrum, where the ethyl ester products are characterized by typical bands at specific frequencies such as -C=O; -C-C; -C-H (sp3) and = C-H (sp2) stretch. Based on the data from GCMS spectrum, the product components are ethyl palmitate, ethyl linoleate, ethyl stearate and ethyl oleate. 
KINETIKA DELIGNIFIKASI SABUT KELAPA DENGAN PROSES PEROKSIDA ALKALI PADA PEMBUATAN PULP Sitti Chadijah
Teknosains Vol 5 No 2 (2011): JULI
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/teknosains.v5i2.180

Abstract

Research has been conducted to find out the percentation of lignin in delignification process, rate of delignification, and order or reaction from the coconut fiber with peroxide alkali. Three experiments were done in this study : 1) optimalized of pH to find out highest lignin percentation from black liquor; 2) simple characterized of lignin by spectrophotometer IR; and 3) graphical interpretation of the percentation of lignin with cooking time to find out the order of reaction of delignification. The lignins were isolated by acid process. The obtained of lignin precipitation was filtrated, washed and rinsed with water until free from acid, and then heated at 105oC for 1 hours. The cooking time  were varied as: 1 hour, 1,5 hours, 2 hours, 2,5 hours, 3 hours, 3,5 hours and 4 hours. The result of the experiments indicated that the highest lignin percentation were gotten in pH = 2, and from the IR spectra of lignin after was compared with standard lignin spectra, it can be seen that this sample is realy lignin. Than, according to graphical interpretation indicated that the order of reaction from coconut fiber delignification by peroxide alkali process followed first order. Key words : Black liquor,  Delignification, peroxide alkali.
OPTIMALISASI LABORATORIUM RISET KIMIA FAKULTAS SAINSTEK UIN ALAUDDIN MAKASSAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS HASIL PENELITIAN MAHASISWA Sitti Chadijah; Maswati Baharuddin; Syamsidar HS
Teknosains Vol 9 No 1 (2015): JANUARI
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/teknosains.v9i1.1855

Abstract

Laboratorium riset merupakan salah satu laboratorium padajurusan kimia fakultas sains dan Tekhnologi. Laboratorium ini mempunyaifungsi sebagai laboratorium pendidikan dan Penelitian. Selama inipengembangan laboratorium riset telah dilakukan. Untuk mengetahuibagaimana optimalisasi laboratorium ini maka dilakukan penelitian dengantujuan (1) Untuk mengetahui optimalisasi kinerja laboratorium riset kimiadalam melayani mahasiswa yang melakukan penelitian, dan (2) Untukmengetahui kualitas hasil penelitian mahasiswa dengan menggunakaninstrumen di laboratorium riset kimia. Dalam melakukan penelitian inidilakukan pengukuran terhadap 3 variabel yaitu : personil, metode analisisdan peralatan. Indikator personal terbentuk dari tiga faktor atau konstrukyaitu: Mampu memberikan penjelasan dan informasi yang memadai (X11),Problem solvent (X12), Kompeten dalam bidangnya (X13). Sedangkanindikator metode analisis (X2) terbentuk dari beberapa konstruk, yaitu:Terdapat SOP dan Instruksi kerja (X21), Desain hasil sesuai Denganharapan (X22), memenuhi standar Keselamatan dan Kesehatan kerja (X23),Metode Kerja sesuai dengan standar ISO (X24).Peralatan (X3) terbentukdari beberapa konstruk, yaitu: Ketersediaan bahan / pereaksi (X31),Ketersediaan Peralatan (X32), Peralatan sesuai dengan spesifikasi(X33).Sedangkan untuk pengumpulan data kami menggunakan metodepengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara dan angketatau kuisioner. Dari penelitian yang telah kami lakukan diperoleh (1)Optimalisasi laboratorium berdasarkan variabel personil, metode analisisdan peralatan dapat meningkatkan pelayanan terhadap mahasiswa yangmelakukan penelitian dan (2) Penggunaan laboratorium riset denganmengoptimalkan variabel personil, metode analisis dan peralatan dapatmeningkatkan kualitas hasil penelitian mahasiswa..
Adsorbsi Metanil Kuning Menggunakan Hidrogel Pati Bonggol Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. Ambon) Ummi Zahra; Samsinar Samsinar; Sitti Chadijah; Arfiani Nur
Chimica et Natura Acta Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/cna.v9.n1.34378

Abstract

Limbah industri masih terus menjadi permasalahan, terkait pemanfaatan dan pengolahannya. Salah satu limbah yang sulit untuk diuraikan adalah zat pewarna metanl kuning, Zat tersebut berdampak menganggu ekosistem lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan asorbsi pada zat pewarna metanil kuning menggunakan hydrogel yang disintesis dari pati bonggol pisang ambon (M. paradisiaca var. Ambon). Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah, ekstraksi pati pada bonggol pisang, sintesis hydrogel, karakterisasi hydrogel menggunakan FTIR dan monitoring adsorbsi zat pewarna metanil kuning menggunakan spektrofotometer  UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan beberpa gugus fungsi antara lain O-H, C-H, N-H dan C-O dan penambahan gugus fungsi N=N and S=O groups pada hidrogel yang telah diadsorbsikan dengan metanil kuning. Adapun penyerapan hydrogel pada konsentrsi 200 ppm menghasikan nilai degradasi sebesar 30,62%. 
SITUASI FILARIASIS SETELAH PENGOBATAN MASSAL TAHUN KETIGA DI KABUPATEN MAMUJU UTARA jek managerxot; Made Agus Nurjana; Sitti Chadijah; Ni Nyoman Veridiana; Octaviani Octaviani; Hayani Anastasia; Rosmini Rosmini; Mujiyanto Mujiyanto; Leonardo Taruk Lobo
JURNAL EKOLOGI KESEHATAN Vol 16 No 2 (2017): JURNAL EKOLOGI KESEHATAN VOLUME 16 NOMOR 2 TAHUN 2017
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jek.16.2.361.93-103

Abstract

Program pengobatan massal filariasis telah dilakukan selama tiga tahun berturut-turut di KabupatenMamuju Utara, namun penilaian terhadap keberhasilan pelaksanaan pengobatan tersebut belum pernahdilakukan. Untuk mengetahui perubahan situasi filariasis serta perubahan pengetahuan, sikap dan perilakumasyarakat pasca tiga tahun pelaksanaan pengobatan massal, telah dilakukan Survei Darah Jari (SDJ) danwawancara pada masyarakat setempat dari bulan Maret sampai dengan November 2015. Survei darah jaridilakukan di dua desa terpilih pada masyarakat yang berusia lima tahun keatas (≥ 5 tahun), dan wawancaradilakukan pada masyarakat di 30 desa terpilih yang berusia lima belas tahun keatas (≥ 15 tahun). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa angka microfilaria rate di Kabupaten Mamuju Utara sebesar 1,39%, dengan spesies Brugia malayi. Hasil wawancara terhadap 1.586 responden menunjukkan bahwapengetahuan tentang penyakit filariasis dan kegiatan pengobatan massal masih rendah, demikian halnyadengan perilaku masyarakat terkait pencegahan dan konsumsi obat massal. Sebaliknya masyarakatcenderung bersikap positif terhadap kegiatan pencegahan, pengendalian dan pengobatan filariasis. Angkamicrofilaria rate yang masih diatas 1% (≥1%), serta pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang penyakitfilariasis dan perilaku masyarakat terkait pencegahan dan konsumsi obat massal masih kurang, hal inimenunjukkan pelaksanaan POMP belum menunjukan hasil seperti yang diharapkan. Disarankan kegiatanpengobatan massal filariasis di Kabupaten Mamuju Utara masih perlu dilanjutkan sampai dengan limatahun, sesuai dengan prosedur dan dilakukan pemantauan yang ketat terhadap daerah dengan kasus kronisdan positif mikrofilaria.
Pola Spasial Temporal Kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2011-2016 Mujiyanto Mujiyanto; Made Agus Nurjana; Yuyun Srikandi; Hayani Anastasia; Ni Nyoman Veridiana; Ade Kurniawan; Nurul Hidayah; Sitti Chadijah; Rosmini Rosmini
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 32 No 2 (2022)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mpk.v32i2.2617

Abstract

Dengue Fever is a disease neglected tropical diseases are still a major problem in the field of public health, especially the tropics and subtropics. The spatial distribution of dengue fever cases and a location-based early warning system have not yet been developed properly. Modeling the spatial epidemiology of dengue is one of the applications of Geographic Information Systems (GIS). GIS can be used to determine the spatial patterns of temporal occurrence of dengue cases. The purpose of this study is to determine the spatial-temporal patterns of dengue cases based on the spatial statistical analysis in Palu 2011-2016. This study was an observational study with the cross-sectional design. . Samples of dengue cases were all reported from 2011 to June 2016 and were analyzed statistically using the averagenearest neighbor and space-time permutation. Estimation The results showed the spatial pattern of dengue cases from 2011- June 2016 tend to cluster. Clustering of dengue cases from 2011-2016 obtained two regions with significant clusters. The first cluster region has a p-value of 0.021.Time occurrence of dengue cases that have significant value from 1 March to 30 November 2011 with a total of 25 cases. Furthermore, for the second cluster showed a p-value of 0.037 with a span of the case from 1 May - June 30, 2013, with 17 cases. The main cluster locations or those that are spatially and temporally significant are located in six villages and become a priority in dengue controlling. The implementation of the eradication of dengue mosquito nests with the 3M plus movement and the one house one inspector movement was carried out intensively by prioritizing areas with significant clusters. Surveillance of cases and disease vectors should be improved and developed using GIS. Abstrak Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah utama di bidang kesehatan masyarakat khususnya negara-negara tropis dan subtropis. Distribusi spasial kasus demam berdarah dan sistem kewaspadaan dini berbasis lokasi sampai saat ini belum dikembangkan dengan baik. Pemodelan spasial epidemiologi DBD merupakan salah satu aplikasi dari Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG dapat digunakan untuk menentukan pola spasial temporal kejadian kasus DBD. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan pola spasial-temporal kasus DBD berdasarkan analisis spasial statistik di Kota Palu Tahun 2011-2016. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan studi potong lintang. Sampel kasus DBD adalah semua yang dilaporkan dari tahun 2011 sampai dengan Juni 2016 dan dianalisis secara spasial statistik menggunakan average nearest neighbour dan space-time permutation. Estimation. Hasil penelitian menunjukkan pola spasial kasus DBD Tahun 2011- Juni 2016 cenderung mengelompok. Untuk pengelompokan kasus DBD Tahun 2011-2016 secara spasial-temporal didapatkan dua daerah dengan klaster yang signifikan. Wilayah klaster tersebut memiliki p-value 0,021 untuk wilayah pertama. Waktu kejadian kasus DBD yang memiliki nilai signifikan tersebut antara rentang waktu 1 Maret – 30 November 2011 dengan jumlah 25 kasus. Selanjutnya untuk klaster kedua didapatkan hasil p-value 0,037 dengan rentang waktu kasus 1 Mei – 30 Juni 2013 dengan jumlah 17 kasus. Lokasi klaster utama atau yang signifikan secara spasial temporal terdapat di enam kelurahan dan menjadi prioritas dalam pengendalian DBD. Pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk DBD dengan gerakan 3M plus dan gerakan satu rumah satu jumantik secara intensif dilakukan dengan memprioritaskan daerah dengan klaster yang signifikan. Surveilans kasus dan vektor penyakit harus ditingkatkan dan dikembangkan dengan memanfaatkan SIG.
Analisa Logam Berat Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) pada Kerang Hijau (Perna viridis) yang Beredar di Pelelangan Ikan Paotere Kota Makassar Titik Andriani; Fera Agustin; Sitti Chadijah; Syarifah Rabiatul Adawiah; Arfiani Nur
Chimica et Natura Acta Vol 10, No 3 (2022)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/cna.v10.n3.42296

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar logam berat kadmium (Cd) dan timbal (Pb) pada kerang hijau (Perna viridis) yang beredar di pelelangan ikan paotere kota Makassar. Sampel daging kerang dipisahkan dari cangkangnya kemudian daging kerang dihaluskan, setelah itu didestruksi kering. Selanjutnya  dilakukan pengukuran kadar logam Pb dan Cd menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil dari penelitian ini diperoleh kandungan logam Pb yaitu 5,9 mg/kg, sedangkan kandungan logam Cd 0,7 mg/kg.  Hasil kandungan logam berat yang dianalisis ini melebihi ambang batas yang telah ditetapkan oleh Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).