Claim Missing Document
Check
Articles

Populasi Mikroflora di Sekitar Rizosfer Tanaman Tomat Transgenik Miraculin dan Non-Transgenik Kultivar Moneymaker Wibawa, Rangga Jiwa; Fitriatin, Betty Natalie; Carsono, Nono
Jurnal Fakultas Pertanian Vol 1, No 4 (2014)
Publisher : Jurnal Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.424 KB)

Abstract

Tanaman tomat transgenik miraculin adalah tanaman hasil rekayasa genetika yang disisipi gen miraculin dari tanaman Richadella dulcifica. Miraculin merupakan glikoprotein yang dapat memodifikasi rasa asam sehingga terasa manis di lidah. Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam hal pelepasan varietas tanaman hasil rekayasa genetika adalah pengujian keamanan hayati untuk mengetahui potensi keamanan lingkungan tanaman tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi keamanan hayati tanaman tomat transgenik miraculin melalui pengujian dampak tanaman tersebut terhadap populasi mikroflora (bakteri, jamur, dan aktinomisetes) menggunakan konsep kesepadanan substansial. Pengamatan populasi mikroflora dilakukan dengan metode total plate count. Pengamatan dilakukan pada saat sebelum tanam, masa vegetatif maksimum, dan setelah panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi mikroflora di sekitar rizosfer tanaman tomat transgenik miraculin dan tanaman tomat non-transgenik kultivar Moneymaker tidak menunjukkan perbedaan yang nyata menurut analisis statistik student t-test pada taraf kepercayaan 95%. Tanaman tomat transgenik miraculin tidak memiliki dampak yang berbeda dengan tanaman tomat non-transgenik kultivar Moneymaker terhadap populasi mikroflora. Kata kunci : mikroflora, miraculin, pengujian keamanan hayati, tomat transgenik
EFEK STERILISASI DAN KOMPOSISI MEDIA INOKULAN KONSORSIUM MIKORIZA ARBUSKULA (MA) DAN MYCORRHIZAL HELPER BACTERIA (MHB) TERHADAP JUMLAH SPORA MA, POPULASI MHB, DAN NISBAH PUPUS AKAR SORGUM (Sorghum bicolor) kartika, yeti; Nurbaity, Anne; Fitriatin, Betty Natalie; Sofyan, Emma Trinurani
Jurnal Fakultas Pertanian Vol 1, No 4 (2014)
Publisher : Jurnal Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.424 KB)

Abstract

Sterilisasi dan komposisi media merupakan faktor penentu dalam menghasilkan inokulan mikoriza yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kualitas inokulan konsorsium FMA dan MHB yang terbaik dengan merekayasa media tanam dan metode sterilisasi. Percobaan telah dilakukan di rumah kaca menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri atas dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah sterilisasi media yang terdiri atas: (1) sterilisasi melalui pencucian dengan air, (2) sterilisasi menggunakan autoklaf, (3) sterilisasi dengan NaOCl, dan (4) sterilisasi dengan irradiasi gamma. Faktor kedua adalah komposisi media yang terdiri atas: (1) 100% zeolit, (2) 75% zeolit : 25% arang sekam, dan (3) 50% zeolit : 50% arang sekam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara sterilisasi dan komposisi media terhadap jumlah spora MA, namun tidak berpengaruh terhadap nisbah pupus akar sorgum. Sterilisasi media secara mandiri berpengaruh terhadap populasi MHB. Perlakuan sterilisasi irradiasi gamma + komposisi media 75% zeolit : 25% arang sekam merupakan perlakuan yang cenderung lebih baik dalam meningkatkan jumlah spora MA, populasi MHB, dan nisbah pupus akar sorgum. 
Respons tanaman jagung (Zea mays L.) akibat pemberian pupuk fosfat dan waktu aplikasi pupuk hayati mikroba pelarut fosfat pada Ultisols Jatinangor Wahyudin, Agus; Fitriatin, Betty Natalie; Wicaksono, Fiky Yulianto; Ruminta, Ruminta; Aristiyo, Muhamad
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.536 KB)

Abstract

ABSTRAKJagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian Indonesia karena memiliki potensi dalam kebutuhan pangan, pakan, bahan baku industri, dan kerajinan tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pupuk fosfat dan waktu pengaplikasian pupuk hayati mikroba pelarut fosfat (MPF) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pada Ultisols Jatinangor. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan ketinggian tempat +_ 750 meter di atas permukaan laut dan ordo tanah Ultisol, curah hujan rata-rata termasuk tipe C3 menurut Oldeman, dan temperatur udara berkisar antara 22,00 – 23,66 C. Percobaan dilakukan dari bulan Mei sampai Agustus 2014. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 9 perlakuan dan diulang tiga kali. Perlakuan yang diujicoba adalah sebagai berikut: control (tanpa pupuk P dan pupuk hayati MPF); pupuk SP-36 dan batuan fosfat masing-masig dengan dosis anjuran 100% tanpa pengaplikasian pupuk hayati; pupuk SP-36 dan batuan fosfat masing-masing dengan dosis 50% dari anjuran dan dikombinasikan dengan pemberian pupuk hayati MPF sebanyak 1 kali pada saat sebelum tanam, 2 kali pada saat sebelum tanam dan 4 minggu setelah tanam (MST), dan 3 kali pada saat sebelum tanam, waktu pengaplikasian pupuk hayati mikroba pelarut fosfat memberikan pengaruh terhadap panjang tongkol. Perlakuan jenis pupuk SP-36 dengan dosis 50% dari anjran dan waktu pengalikasian pupuk hayati MPF sebanyak 1 kali pada waktu sebelum tanam terbukti memberikan pengaruh yang cenderung lebih baik dan efisien terhadap hasil dari tanaman jagung.Kata kunci : jgung, pupuk fosfat, dan mikroba pelarut fosfat.      
APLIKASI KONSORSIUM PUPUK HAYATI TERHADAP POPULASI BAKTERI PELARUT FOSFAT DAN BOBOT KERING PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA TINGKAT SALINITAS Puspafirdausi, Fidya A.; Sofyan, Emma Trinurani; Fitriatin, Betty Natalie
Jurnal Agroekoteknologi Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.242 KB)

Abstract

Salinization of soil in coastal area is a serious problem and is increasing steadly. Application biofertilizer consortium is able to improve productivity of rice crops (Oryza sativa L.) grown in saline soils. Biofertilizer supplies nutrients and phytohormones that are beneficial for plant. The aim of this research was to find combination effects of biofertilizer consortium on population of phosphate solubilizing bacteria and dry weight of paddy grown in several level of salinity. This research was conducted from December 2016 to February 2017 at greenhouse of Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran with altitude 752 meters above sea levels. This research used randomized block design single factor experiment which consist of eight combinations of biofertilizer (Azotobacter sp., Azospirillum sp., endophytic bacteria, PSB, and AMF) and salinity with four replications: A (non saline 0 mmhos cm-1), B (non saline of 0 mmhos cm-1 + biofertilizer), C (salinity of 2 mmhos cm-1), D (salinity of 2 mmhos cm-1+ biofertilizer), E (salinity of 4 mmhos cm-1), F (salinity of 4 mmhos cm-1+ biofertilizer), G (salinity of 6 mmhos cm-1), H (salinity of 6 mmhos cm-1+ biofertilizer). The result showed that at salinity level of 2-4 mmhos cm-1 the crops still survived growing under salinity stress. Salinity treatment of 2 mmhos cm-1 + biofertilizer significantly affected popuation of phosphate solubilizing bacteria and salinity treatment of 4 mmhos cm-1 + biofertilizer significantly affected dry weight of rice.
Azotobacter chroococcum Dan Pembenah Tanah Untuk Menurunkan Serapan Kadmium Oleh Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Hindersah, Reginawanti; Nurfitriana, Nofalia; Fitriatin, Betty Natalie
Agrologia Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Pattimura University, Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/a.v6i1.176

Abstract

Heavy metal contamination in paddy field which came from industry nearby and agricultural input. Increased level of toxic heavy metal cadmium will threat rice production and quality. Bioremediation by used of rhizosphere bacteria is an easy, cheap and effective method to control toxic metal uptake. Pot experiment has been done to study the change in cadmium uptake after biofertilizer Azotobacter chroococcum inoculation and some soil ameliorant. Expirement has been carried out in factorial completely randomized block design with A. chroococcum and ameliorant as treatments.   Either Azotobacter inoculation or soil ameliorant didn’t change soil acidity, the soil still neutral. Rhizosphere of paddy received biochar, hay compost and biochar and inoculated with 108 cfu mL-1 Azotobacter was colonized by more Azotobacter compared to uninoculated one. All plant treated with Azotobacter has higher nitrogen uptake but lower cadmium uptake. This experiment suggested that biofertilizer Azotobacter has a significant role to decrease cadmium uptake by padi, an important food crop. 
Populasi Mikrob di Rizosfer dan Pertumbuhan Caisim (Brassica juncea) di Tanah Dikontaminasi Insektisida Organoklorin setelah Aplikasi Konsorsia Mikrob dan Kompos Hindersah, Reginawanti; Rachman, Wahyuda; Fitriatin, Betty Natalie; Nursyamsi, Dedi
Jurnal Natur Indonesia Vol 15, No 2 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.076 KB) | DOI: 10.31258/jnat.15.2.115-120

Abstract

Organochlorine insecticide hed been banned for agriculture but nowadays its residue was still found in some agriculturalsoil. One of ways to lower organochlorine residue in soil is by using degrading-organochlorine microbial consortiaaccompanied by compost application. However, application of exogenous microbes might affect bacterial and fungalpopulation in soil and hence plant growth. The pot experiment has been set up to verify the influence of Pseudomonasmallei and Trichoderma sp. and compost on total bacteria and fungi on rhizosphere of caisim (Brassica juncea L.) grownon Andisols which were contaminated with organochlorine insecticide of Heptachlor, endosulfan, dieldrin, and DDT.Experimental design was Factorial Randomized Block Design with three replicates. The first factor was microbial consortiaof P.mallei and Trichoderma sp., and the second one was the kind of compost. The result showed that effect of microbialconsortia on total bacteria population was determined by the kind of compost. Total bacterial population in rhizosphere ofcaisim grown with cow manure compost and microbial consortia was more increased. However, microbial consortia as wellas any kind of compost did not influence total fungal population in caisim rhizosphere. Amount of leaf increased due tomicrobial and compost application however plant yield did not.
Viability test of halotolerant nitrogen-fixing rhizobacteria on different carrier composition and application dosage of nitrogen biofertilizer to increase rice growth on saline ecosystems Fiqriah Hanum Khumairah; Fachruddin Azwari; Mieke Rochimi Setiawati; Betty Natalie Fitriatin; Tualar Simarmata
Kultivasi Vol 21, No 1 (2022): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v21i1.33068

Abstract

Abstract The use of saline soils as productive agricultural land poses major challenges. The utilization of nitrogen biofertilizer with halotolerant N-fixing rhizobacteria as the active material at the right dosage can increase soil productivity and support plant growth. The aim of this study was to obtain the composition of the carrier material that can maintain rhizobacteria viability, water content, and pH of nitrogen biofertilizer and to obtain the right dosage to increase the growth of rice plants in saline ecosystems. The research location was at Microbiology Laboratory of CV Bintang Asri Arthauly, Bandung and greenhouse of Jayamukti Village, Banyusari District, Karawang Regency from February to November 2020 used completely randomized design. The viability test consisted of nine treatments, while the application dosage test consisted of 13 treatments and repeated three times. The result showed that the H carrier composition (50% peat + 17.5% compost + 17.5% biochar + 5% dolomite + 5% guano + 5% nutrition) was able to maintain high viability of halotolerant N-fixing rhizobacteria compared to other treatments (10.22 x 107 CFU mL-1). Water content (34.50%) and pH level (7.9) in the composition H also meet the quality standard requirements of the biofertilizer, respectively. Nitrogen biofertilizer with H carrier composition at a dosage of 1500 g ha-1 applied to seed and nursery can increase the height and biomass of rice plants grown under saline condition. Further research is needed on the application of nitrogen biofertilizers in saline soil that can increase the effectiveness of N fertilization.Keywords: Carrier ∙ Rhizobacteria ∙ Rice ∙ Saline ecosystem ∙ Viability  AbstrakPenggunaan tanah salin sebagai lahan pertanian produktif memiliki tantangan yang besar. Pemanfaatan pupuk hayati nitrogen dengan rhizobakteri penambat N halotoleran sebagai bahan aktifnya pada dosis yang tepat dapat meningkatkan produktivitas tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman padi. Penelitian bertujuan mendapatkan komposisi bahan pembawa yang dapat mempertahankan viabilitas rhizobakteri, kadar air, dan pH pupuk hayati nitrogen serta mendapatkan dosis yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman padi pada ekosistem salin. Lokasi penelitian di Laboratorium Mikrobiologi CV Bintang Asri Arthauly Bandung dan rumah kaca Desa Jayamukti, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang sejak bulan Februari sampai November 2020. Metode percobaan menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap. Uji viabilitas terdiri dari sembilan perlakuan, sedangkan uji dosis aplikasi pupuk hayati terdiri dari 13 perlakuan dan masing-masing diulang sebanyak tiga kali. Hasil menunjukkan bahwa komposisi bahan pembawa H (Gambut  50% + kompos 17.5% + biochar 17.5% + dolomit 5% + guano 5% + nutrisi 5%) mampu mempertahankan viabilitas rhizobakteri penambat N halotoleran yang tinggi dibandingkan perlakuan lainnya yaitu sebesar 10,22 x 107 CFU/mL. Kadar air dan pH level pada komposisi H  juga memenuhi syarat baku mutu pupuk hayati yaitu sebesar 34.50% dan 7.9. Pupuk hayati dengan komposisi bahan pembawa H dengan dosis 1500 g ha-1 yang diaplikasikan pada benih dan persemaian mampu meningkatkan tinggi dan biomassa tanaman padi yang ditanam pada kondisi salin. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi pupuk hayati N di tanah salin yang dapat meningkatkan efektivitas pemupukan N. Kata Kunci: Bahan pembawa ∙ Ekosistem salin ∙ Padi ∙ Rhizobakteria ∙ Viabilitas
Respons tanaman jagung (Zea mays L.) akibat pemberian pupuk fosfat dan waktu aplikasi pupuk hayati mikroba pelarut fosfat pada Ultisols Jatinangor Agus Wahyudin; Betty Natalie Fitriatin; Fiky Yulianto Wicaksono; Ruminta Ruminta; Muhamad Aristiyo
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.536 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i1.11559

Abstract

ABSTRAKJagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian Indonesia karena memiliki potensi dalam kebutuhan pangan, pakan, bahan baku industri, dan kerajinan tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pupuk fosfat dan waktu pengaplikasian pupuk hayati mikroba pelarut fosfat (MPF) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pada Ultisols Jatinangor. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan ketinggian tempat +_ 750 meter di atas permukaan laut dan ordo tanah Ultisol, curah hujan rata-rata termasuk tipe C3 menurut Oldeman, dan temperatur udara berkisar antara 22,00 – 23,66 C. Percobaan dilakukan dari bulan Mei sampai Agustus 2014. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 9 perlakuan dan diulang tiga kali. Perlakuan yang diujicoba adalah sebagai berikut: control (tanpa pupuk P dan pupuk hayati MPF); pupuk SP-36 dan batuan fosfat masing-masig dengan dosis anjuran 100% tanpa pengaplikasian pupuk hayati; pupuk SP-36 dan batuan fosfat masing-masing dengan dosis 50% dari anjuran dan dikombinasikan dengan pemberian pupuk hayati MPF sebanyak 1 kali pada saat sebelum tanam, 2 kali pada saat sebelum tanam dan 4 minggu setelah tanam (MST), dan 3 kali pada saat sebelum tanam, waktu pengaplikasian pupuk hayati mikroba pelarut fosfat memberikan pengaruh terhadap panjang tongkol. Perlakuan jenis pupuk SP-36 dengan dosis 50% dari anjran dan waktu pengalikasian pupuk hayati MPF sebanyak 1 kali pada waktu sebelum tanam terbukti memberikan pengaruh yang cenderung lebih baik dan efisien terhadap hasil dari tanaman jagung.Kata kunci : jgung, pupuk fosfat, dan mikroba pelarut fosfat.      
Serapan nitrogen dan fosfor serta hasil jagung yang dipengaruhi oleh aplikasi pupuk hayati dengan berbagai teknik dan dosis pada tanah Inceptisols Betty Natalie Fitriatin; Muhammad Iqbal Maulana Yusuf; Anne Nurbaity; Nadia Nuraniya Kamaluddin; Meddy Rachmady; Emma Trinurani Sofyan
Kultivasi Vol 20, No 3 (2021): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v20i3.34107

Abstract

Abstrak  Upaya meningkatkan unsur hara nitrogen (N) dan fosfor (P) tanah secara berkelanjutan adalah dengan memanfaatkan agen hayati bakteri penambat nitrogen dan bakteri pelarut fosfat. Percobaan pot dilakukan dengan tujuan untuk menentukan teknik aplikasi pupuk hayati dalam meningkatkan kandungan dan serapan hara N dan P  serta hasil tanaman jagung pada Inceptisols Jatinangor. Percobaan dilaksanakan di Lahan Percobaan milik Laboratorium Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Pupuk hayati yang digunakan merupakan konsorsium bakteri penambat N (Azotobacter chroococcum dan Azospirillum sp.) dan bakteri pelarut P (Pseudomonas malei dan Bacillus subtillis). Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan sembilan perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari tanpa aplikasi pupuk hayati (kontrol); aplikasi pupuk hayati menggunakan perlakuan benih dengan dosis 500 g dan 250 g/ha; aplikasi pupuk hayati ke dalam tanah dengan dosis 50 kg dan 25 kg/ha; dan kombinasi antara perlakuan benih dan aplikasi ke dalam tanah. Hasil percobaan menunjukkan bahwa teknik aplikasi pada benih, pada tanah, dan kombinasinya meningkatkan serapan N dan P serta hasil tanaman jagung. Perlakuan pupuk hayati pada benih 500 g/ha + aplikasi pada tanah 50 kg/ha merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan serapan N sebesar 51% dan serapan P hingga 90% dibandingkan kontrol. Perlakuan pada benih 250 g/ha + aplikasi pada tanah 25 kg/ha merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan hasil sebesar 56% dibandingkan kontrol. Teknik aplikasi pupuk hayati yang efisien dapat digunakan untuk meningkatkan produksi tanaman jagung.Kata kunci: Aplikasi tanah ∙ Keamanan pangan ∙ Pelarut fosfat ∙ Penambat nitrogen ∙ Perlakuan benih  Abstract. The application of biological agents such as nitrogen fixing bacteria and phosphate solubilizing bacteria  is an effort to increase soil nitrogen (N) and phosphorus (P) content. Pot experiment aimed to determine the best application technique of biofertilizer to increase N and P uptake and the yield of maize on Inceptisols. The experiment was carried out at the experimental field of the Laboratory of Soil Fertility and Plant Nutrition, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. Biofertilizers contained of N-fixing bacteria  (Azotobacter chroococcum and Azospirillum sp.) and phosphate solubilizing bacteria  (Pseudomonas malei and Bacillus subtillis).  The experiment used a randomized block design with nine treatments and three replications. The treatments consisted of without biofertilizer application (control); biofertilizers application to seed (seed treatment) at a dose of 500 g ha-1 and 250 g ha-1; biofertilizers application to the soil (soil treatment) with a dose of 50 kg ha-1 and 25 kg ha-1; and the combinations between seed treatment and soil treatment. The results showed that the application of seed treatment, soil treatment, and their combination increased N and P uptake and yields of maize. The seed treatment at a dose of 500 g ha-1 + soil treatment at a dose of 50 kg ha-1 were the best treatment for increasing N uptake by 51% and P uptake by 90% compared to control. The seed treatment at a dose of 250 g ha-1 + soil treatment at a dose of 25 kg ha-1 increased yield of maize by 56% (213.40 g). Efficient biofertilizer application techniques could be used to increase maize production.Keywords: Soil application ∙ Food security ∙ Phosphate solubilizing ∙ Nitrogen fixing ∙ Seed treatment 
Efek Inokulasi Konsorsium Mikroba dan Aplikasi Nutrisi terhadap Populasi Azotobacter spp, Serapan N, Pertumbuhan Tanaman dan Hasil Tomat (Solanum lycopersicum L.) pada Sistem Hidroponik Pujawati Suryatmana; Mahdi Argawan Putra; Nadia Nuraniya Kamaluddin; Mieke Rochimi Setiawati; Betty Natalie Fitriatin; Reginawanti Hindersah
Soilrens Vol 19, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/soilrens.v19i1.35089

Abstract

Hydroponic system is an alternative agricultural cultivation technology and a potential system to overcome the decreasing availability of land. Tomato production with this system has its own market segment. Balanced nutrient management combined with inoculation of functional microbial consortium (N-fixing bacteria and phosphate solubilizers) is one of the efforts to increase tomato production in a hydroponic system. This experiment aimed to examine the effect of microbial consortium and hydroponic nutrition on tomato plant growth, Azotobacter spp. population, N uptake and tomato yield. The research design used was a factorial randomized block design (RBD) consisted of two factors. The first factor was the dose of the microbial consortium, consisting of three levels (0 mL/polybag, 5 mL/polybag, and 10 mL/polybag. The second factor was the nutritional dose consisting of three levels (0 mL, 250 mL, and 500 mL). The experimental results showed that there was no interaction between the microbial consortium treatment nutrients on hydroponic plants’ height, N uptake, Azotobacter spp. population and tomato yield. Increased nutrient dose significantly increased N uptake, with the highest yield at 500 ml/pot. But the increased nutrients dose did not lead to significantly different tomato yields. Inoculation of the microbial consortium did not significantly increase all tested parameters.
Co-Authors Adinda Putri Amanda Agus Wahyudin Agus Wahyudin Alyani Shabrina Anas Ramdhani Anggi Jingga Anggi Jingga ANNE NURBAITY Anne Nurbaity Anni Yuniarti Anny Yuniarti Antonio Yusuf Aristyo Rahardiyan Azwari, Fachruddin Dahlia Florencia Manurung Dedi Nursyamsi Dedi Nursyamsi Dedi Nursyamsi Dedi Ruswandi Dedy Nursyamsi Dirga Sapta Sara Diyan Herdiyantoro DIYAN HERDIYANTORO Dwi Suci Rahayu Dzakaria Yogaswara Dzakaria Yogaswara Edo Kelvin Simanjuntak Emma Trinurani Sofyan Fadhilla Oktavianingtyas Trisilvi Fasa Aditya Feni Siti Fauziah2 Fidya A Puspafirdausi Fiky Yulianto Wicaksono Fiky Yulianto Wicaksono Fiqriah Hanum Khumairah Fiqriah Hanum Khumairah Gita Bina Nugraha Haryo Probo Kusumo Iis Nur Asyiah Khumairah, Fiqriah Hanum Leoni Silvia Mahdi Argawan Putra Mayang Agustina Meddy Rachmady Mieke Rochimi Setiawati Mieke Rochimi Setiawati Mieke Rochimi Setiawati Mieke Rochimi Setiawati Mieke Rochimi Setiawati Mohamad Dion Tiara Muhamad Aristiyo Muhamad Aristiyo, Muhamad Muhamad Iqbal Kusma Sudana Muhammad Agi Pratama Muhammad Amir Solihin Muhammad Iqbal Maulana Yusuf Muhammad Nafariz Budiman Mulyadi Mulyadi Muthia Erwina Nabila Nabila Syifa Ariani Nadia Nuraniya Kamaluddin Nadia Nuraniya Kamluddin Nadia Rachelita Nono Carsono Nurfitriana, Nofalia Oviyanti Mulyani Pirda Nurhopipah Priyanka Asmiran Pudjawati Suryatmana Pujawati Suryatmana Puspafirdausi, Fidya A. Randy Nugraha Rangga Jiwa Wibawa Rara Rahmatika Risanti Reginawanti Hindersah Rita Harni Robi Natalie Silpanus Ruminta Ruminta Septyani Sofatin Syifa Nabila Kurnia Tien Turmuktini Toto Bustomi Triani Dewi Triyani Dewi Tualar Simarmata Tualar Simarmata Tualar Simarmata Wahyuda Rachman, Wahyuda Wawan Rachman yeti kartika Yuhanidz Yuhanidz Yuliati Machfud