Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TRANSCRANIAL DOPPLER PADA SEREBRAL ARTERIOVENOUS MALFORMATION LAPORAN KASUS Esdras Ardi Pramudita
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 2, No 1 (2016): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1392.624 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v2i1.42

Abstract

Serebral Arteriovenous Malformation (AVM) merupakan suatu kelainan pada formasi pembuluh darah di otak. Keadaan dinding pembuluh darah yang terbentuk pada AVM tidak sebaik dengan pembuluh darah normal sehingga mudah pecah dan menimbulkan masalah intraserebral. TCD merupakan suatu pemeriksaan berbasis ultrasound yang bersifat non invasif, murah dan real time dalam memeriksa kondisi hemodinamik intraserebral dan TCD dapat digunakan untuk menentukan feeder artery pada serebral AVM. Melaporkan dua kasus Serebral AVM selama bulan Juli-September 2016 di RS Panti Rapih Yogyakarta dari kedua kasus didapatkan peningkatan Mean Flow Velocity (MFV) dan penurunan Pulsatility Index (PI)
HUBUNGAN KADAR KOLESTEROL HDL SAAT MASUK RUMAH SAKIT DENGAN LUARAN KLINIS PASIEN STROKE ISKEMIK DI RS BETHESDA YOGYAKARTA Florence Florence; Rizaldy Taslim Pinzon; Esdras Ardi Pramudita
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 1, No 1 (2015): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/bikdw.v1i1.1

Abstract

Pendahuluan: Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia. Prinsip dasar terjadinya stroke adalah adanya aterosklero- trombosis. Kadar kolesterol HDL yang tinggi dapat menjadi faktor protektif terhadap stroke iskemik. Kadar kolesterol HDL yang tinggi dapat memperbaiki luaran klinis stroke iskemik. Penelitian terdahulu masih kontroversial dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Metode: Penelitian ini merupakan studi prognostik dengan menggunakan metode penelitian kohort retrospektif. Sampel didapatkan dari data rekam medis pasien di poliklinik saraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada tahun 2013 sampai 2014. Data yang diperoleh kemudian dianalisis univariat, dilanjutkan dengan analisis bivariat dengan uji chi-square serta uji t-independen dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil: Dari 102 data rekam medis pasien stroke iskemik dengan onset < 24 jam didapatkan 65 pasien laki-laki (63,7%) dan 37 pasien perempuan (36,3%) dengan usia terbanyak yang menderita stroke adalah usia 61-70 tahun yaitu sebanyak 36 orang (35,3%). Pasien yang memiliki kadar kolesterol HDL yang normal saat masuk rumah sakit adalah sebanyak 53 pasien (52%). Hasil analisis bivariat didapatkan variabel yang berhubungan signifikan dengan luaran klinis stroke iskemik adalah kolesterol total (RR: 0,273, 95%CI: 0,106-0,700, p: 0,005), afasia (RR: 0,256, 95%CI: 0,087-0,754,p: 0,010) dan kekuatan otot (RR: 0,344, 95%CI: 0,137-0,863, p: 0,020). Hubungan kadar kolesterol HDL dengan luaran klinis stroke iskemik yang diukur menggunakan skor mRS didapatkan hubungan yang tidak signifikan (RR: 0,61&, 95%CI: 0,253-1,485, p: 0,276). Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik didapatkan hasil bahwa kolesterol total dan afasia merupakan faktor independen yang mempengaruhi luaran klinis stroke iskemik. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol HDL saat masuk dengan luaran klinis stroke iskemik yang diukur dengan skor mRS. Kata Kunci: stroke iskemik, kadar kolesterol HD/, luaran klinis, modified Rankin Scale (mRS)
HUBUNGAN DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA TEROWONGAN KARPAL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA Dyah Wulaningsih Retno Edi; Rizaldy Taslim Pinzon; Esdras Ardi Pramudita
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 1, No 1 (2015): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/bikdw.v1i1.7

Abstract

Latar Belakang: Sindroma Terowongan Karpal (STK) merupakan neuropati jebakan yang paling sering dijumpai. Terdapat berbagai faktor risiko yang berpotensi meningkatkan terjadinya STK, contohnya diabetes melitus. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa STK banyak terkait dengan diabetes melitus namun hasilnya masih kontroversial. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara diabetes melitus terhadap kejadian sindroma terowongan karpal di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Metode: Studi potong lintang menggunakan data rekam medis pasien saraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Data yang diperoleh kemudian diuji dengan analisis univariat yang kemudian dilanjutkan dengan analisis bivariat dan multivariat dengan uji regresi logistik Hasil: Data diperoleh dari 222 sampel (134 perempuan dan 88 laki-laki) dengan 95 pasien STK dan 127 pasien non STK. Riwayat diabetes melitus terdapat pada 17 (17,9%) pasien kelompok STK dan 31 (24,4%) pasien pada kelompok non STK. Didapatkan hasil bahwa diabetes melitus tidak memiliki hubungan terhadap kejadian STK (RO: 0,68, IK 95%=0,35 – 1,31, p=0,243), namun pekerjaan sebagai ibu rumah tangga merupakan faktor risiko independen dari STK (RO: 3,34, IK 95%=1,36 – 8,24, p=0,009). Kesimpulan: Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga meningkatkan kejadian STK sebesar 3,3 kali lipat dibanding pekerjaan lain. Diabetes melitus tidak menunjukkan hubungan yang signifkan terhadap kejadian STK di RS Bethesda Yogyakarta. Kata Kunci: sindroma terowongan karpal, STK, faktor risiko, diabetes melitus
HUBUNGAN MALNUTRISI DENGAN KEJADIAN STROKE Aditya Batlajery; Esdras Ardi Pramudita; Sugianto Sugianto; Rizaldy Taslim Pinzon
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 10, No 1, (2019)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol10.Iss1.art9

Abstract

Background: Stroke is a serious health problem that is characterized by high morbidity and mortality. One of the risk factors for stroke able to be controlled is malnutrition (undernutrition). Malnutrition can be assessed by Total Lymphocyte Count (TLC) if a low TLC value is found or less than 1500 cells/mm3. Undernutrition increases the risk of cerebrovascular disease. Lack of substances such as vitamins can affect brain blood vessels.Objective: To determine the relationship of malnutrition assessed according to the parameter of Total Lymphocyte Count (TLC) to stroke. Methods: This study used a cross-sectional research method. The sample was obtained from the medical record data of the patient in the nerve polyclinic at Bethesda Hospital, Yogyakarta. The sample size in this study was 210 medical records consisting of 105 stroke patients and 105 non-stroke patients. Data from medical records obtained were analyzed by computerization and tested by univariate analysis followed by bivariate analysis with chi-square test. Results: In this study, the description of sex showed that the majority were male patients by 119 (56.7%), while female patients were 91 (43.3%). The most age ranges in this study were aged 60-69 years and over 70 years, each of which was 64 (30.5%). The most common risk factor was hypertension with 131 patients (62.4%). In the statistical analysis it was found that hypertension showed a significant relationship (RP: 4.85, 95% CI: 2.62-8.97, p: 0.000), and it was the strongest variable related to stroke. Statistical malnutrition did not have a significant relationship to the incidence of stroke (Rp. 0.80, 95% CI: 0.32-2.00, p: 0.644).Conclusion: Generally, malnutrition does not show a significant relationship to stroke. Hypertension is an independent risk factor for stroke.
Manfaat Terapi Tambahan Vitamin pada Pasien Nyeri Neuropati Diabetika Edenia Asisaratu; Rizaldy Taslim Pinzon; Esdras Ardi Pramudita
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 12, No 1, Tahun 2023
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JFU.2023.v12.i01.p12

Abstract

Background: Painful Diabetic Neuropathy is one of the most common complications of Diabetes Mellitus, which becomes a burden that necessitates optimal treatment. Current treatment is symptomatic therapy with glycemic index control but it has yet to reach the best results. Supplementing with vitamins B and D has been shown to provide significant pain relief in previous studies. Methodology: This was a retrospective cohort study. A total of 107 subjects were sampled using consecutive sampling method and they were given either symptomatic therapy or symptomatic therapy plus vitamins for three months. The pain scale was measured using Neuropathic Pain Scale. Results: The subjects were compared in three comparison groups. Subjects who received symptomatic therapy plus vitamin had the greatest pain reduction (39,50±14,222) (p=0,000) in the first comparison group. Subjects who received symptomatic therapy plus vitamin B combination and vitamin D 1000 IU had the greatest pain reduction (53,00±6,749) (p=0,000) in the second comparison group. Subjects who received symptomatic therapy plus vitamin D 1000 IU had the greatest pain reduction (44,00±8,944) (p=0,088) in the third comparison group. Conclusions: Additional vitamin therapy resulted in a significantly greater pain reduction than symptomatic therapy alone. There was no significant difference in pain reduction between the vitamin D 400 IU addition and vitamin D 1000 IU addition. Keywords: painful diabetic neuropathy; pain intensity; vitamin B; vitamin D