Prihatin Broto Sukandar
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS INSTRUMEN SKRINING HIPOTIROID UNTUK DIAGNOSIS HIPOTIROID PADA ANAK BATITA DI DAERAH ENDEMIK GAKI Yusi Dwi Nurcahyani; Donny Kristanto Mulyantoro; Prihatin Broto Sukandar; Mohamad Samsudin; Nur Ihsan
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 8 No 2 (2017): Media Gizi Mikro Indonesia Juni 2017
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.224 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v8i2.520

Abstract

Latar Belakang. Penemuan kasus dan pengobatan dini hipotiroid pada anak batita sangat penting karena keterlambatan hal tersebut menyebabkan kelainan intelektual dan atau fungsi neurologis yang menetap. Penegakan diagnosis hipotiroid lebih akurat dengan pemeriksaan laboratorium, tetapi akan mahal dan kurang praktis jika di lakukan di lapangan. Instrumen skrining hipotiroid dapat digunakan sebagai alternatif untuk mendeteksi hipotiroid pada anak batita. Instrumen seharusnya mudah, murah, dan memberikan hasil diagnostik yang dapat diandalkan. Tujuan. Tujuan penelitian untuk mendapatkan sensitifitas dan spesifisitas instrumen skrining hipotiroid. Metode. Penelitian observasional dengan desain uji diagnostik ini dilakukan di kabupaten Magelang, Wonosobo, Temanggung, Purworejo, Situbondo dan Jember, selama 10 bulan. Variabel yang dianalisis adalah 26 gejala hipotiroid pada anak batita. Baku emas berdasarkan pemeriksaan laboratorium kadar TSH dan fT4. Analisis untuk mendapatkan nilai sensitifitas dan spesitifitas dilakukan tabulasi silang dengan tingkat kemaknaan 5%. Hasil. Nilai sensitivitas dan spesifisitas instrumen skrining hipotiroid (ISH) dengan cut off >5 dibandingkan dengan baku emas rendah (Se 26,3, Sp 90,3; area under curve (AUC) 58,3%). Kekuatan hubungan antara skor ISH dengan cut off >5 dibandingkan baku emas adalah OR 3,329 (1,621-6,835; 95% CI). Uji multivariat mengoreksi probabilitas anak batita yang mempunyai skor ISH >5 untuk menjadi hipotiroid 2,253 (1,011-5,022 95% CI) dan terjadi peningkatan area under the curve (AUC) menjadi 70%. Kesimpulan. Instrumen skrining hipotiroid pada anak batita kurang sensitif dan kurang spesifik untuk mendiagnosis hipotiroid.
HUBUNGAN STATUS IODIUM DENGAN FUNGSI TIROID DI KOTA YOGYAKARTA, KABUPATEN PURWOREJO, DAN KOTA BUKITTINGGI Suryati Kumorowulan; Sri Nuryani Wahyuningrum; Ina Kusrini; Prihatin Broto Sukandar; Hastin Dyah Kusumawardani; Slamet Riyanto; Ernani Budi Prihatmi; Sudarinah Sudarinah; Dwi Mulyani; Beta Dwi Astuti; Nur Asiyatul Janah
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 11 No 1 (2019): Media Gizi Mikro Indonesia Desember 2019
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.619 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v11i1.2530

Abstract

Latar Belakang. Iodium merupakan bahan esensial yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk hormon tiroid. Kecukupan iodium dapat dilihat dari status iodium yaitu kadar iodium urine (UIE) dan kadar tiroglobulin. Status iodium sangat memengaruhi regulasi hormon tiroid dimana kadar TSH dan FT4 sangat berperan dalam mekanisme fungsi tiroid. Defisiensi iodium merupakan permasalahan yang laten sehingga sewaktu-waktu dapat muncul kembali. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan status iodium dengan indikator fungsi tiroid di daerah dengan riwayat kecukupan iodium yang berbeda–beda. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional pada wanita usia subur (WUS) umur 15 sampai 45 tahun di Kota Yogyakarta, Kabupaten Purworejo, dan di Kota Bukittinggi. Besar sampel setiap daerah sebanyak 120 WUS, sehingga total sampel adalah 360 WUS. Variabel yang diukur adalah IMT, TSH, FT4, UIE, dan tiroglobulin. Pengukuran kadar TSH dan FT4 serta tiroglobulin menggunakan metode ELISA sedangkan pengukuran kadar UIE dengan metode spektrofotometri. Hasil. Fungsi tiroid dilihat dari kadar TSH dan FT4 mayoritas normal pada ketiga daerah tersebut. Status iodium dilihat dari kadar median UIE di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Purworejo lebih dari normal, sedangkan di Kota Bukittinggi median UIE < 90 persen atau defisiensi iodium ringan dengan proporsi iodium <50 µg/L lebih dari 20 persen. Terdapat hubungan yang signifikan antara TSH dengan UIE dan tiroglobulin di Kabupaten Purworejo. Kesimpulan. Defisiensi iodium masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kota Bukittinggi. Terdapat hubungan yang bermakna antara status iodium dengan fungsi tiroid di Kabupaten Purworejo.
Hubungan antara Disfungsi Tiroid dengan Profil Lipid pada Pasien Struma di Klinik Litbang GAKI Magelang Yusi Dwi Nurcahyani; Prihatin Broto Sukandar; Raden Edi Fitriyanto; Syaefudin Ali Akhmad
JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia JKKI, Vol 11, No 2, (2020)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/JKKI.Vol11.Iss2.art5

Abstract

Background: Relationship between thyroid hormones and lipid profiles in patients with struma is a common condition found in IDD endemic areas. Objective: This study observes relationships between thyroid functions and lipid profiles in woman patients of childbearing age with struma. Methods: This paper is a cross-sectional study of 83 subjects/patients who met inclusion and exclusion criteria in this study. Total cholesterol, LDL, HDL, TSH, and free T4 concentration were measured in all the patients. Lipid concentrations in patients with thyroid dysfunction and patients with euthyroid were compared by using a linear regression model. Results: Total cholesterol, LDL, and HDL was significantly lower in patients with primary hyperthyroidism (N=19) than in patients with euthyroid (N=48) (mean±SD 122.8±20.09 mg/dl vs 187.3±33.66 mg/dl, p=0.000 unadjusted, p= 0.000 adjusted for age and BMI); (63.5±16.33 mg/dl vs 121.7±29.71 mg/dl, p=0.000 unadjusted, p= 0.000 adjusted for age and BMI); (48.8±9.66 mg/dl vs 53.6±8.49 mg/dl, P=0.049 unadjusted, p=0.026 adjusted for age and BMI. Serum total cholesterol and LDL was lower in patients with subclinical hyperthyroidism (N= 14) than in patients with euthyroid (N=48), but it was not statistically significant (181.6±32.07 mg/dl vs 187.3±33.66 mg/dl, p=0.577 unadjusted, P=0.719 adjusted for age and BMI); (110.5±14.83 mg/dl vs 121.7±29.71 mg/dl, p=0.181 unadjusted, p=0.250 adjusted for age and BMI). Serum HDL was similarly elevated in patiemts with subclinical hypothyroidism (N=14) than in patients with euthyroid (N=48), but it was not statistically significant (57.4±11.04 mg/dl vs 53.6±8.49 mg/dl, p=0.185 unadjusted, p=0.229 adjusted for age and BMI).Conclusion: Serum total cholesterol, LDL and HDL was significantly lower in patients with primary hyperthyroidism, but it was not significant for subclinical hyperthyroidism.