Naila Farah
IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

POLA PEMIKIRAN KELOMPOK TRADISIONALIS DAN MODERNIS DALAM ISLAM Naila Farah
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.501 KB) | DOI: 10.24235/jy.v2i1.884

Abstract

Islam sebagai suatu agama mempunyai satu karakteristik yang khas yang membedakannya dengan agama lainnya. Karakteristik ini yang kemudian membawa satu identitas yang jelas pada pemeluknya yang disebut kemudian sebagai muslim. Meskipun begitu, dalam kenyataannya bahwa tidak semua muslim mempunyai cara pandang dan kesimpulan yang sama ketika menafsirkan ajaran Islam. Sering kali ditemukan perbedaan di antara umat Islam mulai dari hal yang bersifat kecil sampai pada hal yang besar sekalipun. Hal yang demikian kemudian melekatkan sejumlah sifat dan penamaan terhadap corak pemikiran umat Islam itu. Tulisan ini berupaya memetakan pola pemikiran yang ada di dalam umat Islam dengan segala karateristik yang ada di dalamnya. Kesimpulannya bahwa penulis setidaknya menemukan bahwa pemikiran muslim dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu pola pemikiran muslim tradisionalis dan pola pemikiran muslim modernis yang masing-masing mempunyai ciri dan karakteristiknya masing-masing.Kata Kunci: Islam, Pola Pemikiran, Tradisionalis, Modernis
AKTUALISASI SYAHADAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI JAMA’AH ASY-SYAHADATAIN DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA MUNJUL CIREBON Lukman Hakim; Siti Fatimah; Naila Farah
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.788 KB) | DOI: 10.24235/jy.v3i1.2130

Abstract

Abstrak: Aktualisasi syahadat dalam kehidupan sering kali dijumpai dengan melaksanakan semua syariat Islam saja, dan yang sering digemborkan adalah shalat. Jama’ah Asy-Syahadatain sendiri meyakini bahwa umat Islam banyak yang meninggalkan syahadat, terutama dalam hal ikrarnya. Jama’ah Asy-Syahadatain juga memahami syahadat sebagai wadah empat prinsip tasawuf (syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat). Keempat prinsip ini ada dalam tiga tingkat syahadat, yaitu ; syahadat z}ahir, syahadat bat}in, dan kemudian syahadat sirr yang merupakan syahadat sejati. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktualisasi syahadat dalam kehidupan sehari-hari diJama’ah Asy-Syahadatain di Pondok Pesantren  Nurul Huda Munjul Cirebon. Sebelum itu penelitian ini menjelaskan makna dan manifestasi syahadat dalam Jama’ah Asy-Syahadatain di Pondok Pesantren Nurul Huda Munjul. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif yang penulis gunakan adalah kualitatif deskriptif (kualitatif fenomenologis) yaitu metode penelitian kualitatif yang menjelaskan dan mengungkap makna konsep dan pengalaman. Hasil penelitian : syahadat adalah sumpah yang berarti harus tetap diingat dengan cara konsisten mengikrarkannya. Ketika ikrar disertai s}alawat karena ini merupakan tanda kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dan tanda keseriusan dalam bersyahadat. Makna dan manifestasi syahadat pun harus dipahami agar menjadi pegangan dan tuntunan dalam kehidupan. Aktualisasi syahadat dalam kehidupan melalui 3 tahap manifestasi yaitu : syahadat z}ahir, syahadat bat}in, dan syahadat sirr. Syahadat z}ahir adalah aktualisasi syahadat dalam kehidupan melalui konsisten ikrar dan menjalankan semua syariat Islam dan sunah-sunah Rasulullah SAW. Syahadat bat}in adalah aktualisasi dalam tarekat syahadat yang melalui baiat syahadat terlebih dahulu. Kemudian syahadat sirr adalah aktualisasi syahadat sejati di mana manusia sudah dalam tahap kesatuan dengan Allah yakni selalu eling (makrifat) Allah dan meneladani Rasulullah SAW serta memberi manfaat bagi sesama. Kata Kunci : makna, manifestasi, syahadat z}ahir, syahadat bat}in, syahadat sirr, dan aktualisasi
PAHAM KENABIAN MIRZA GHULAM AHMAD MENURUT PERSPEKTIF JAMAAH AHMADIYAH LAHORE (GAI) DI INDONESIA Sahid Al-Marwan; Hajam Hajam; Naila Farah
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jy.v7i2.9373

Abstract

Ketegangan yang terjadi dalam menyikapi Ahmadiyah selama ini sesungguhnya dipicu oleh kesalahpahaman terhadap penggunaan istilah “nabi” yang digunakan Ahmadiyah dalam konteks tasawuf, sebagaimana para wali dan para sufi juga menggunakannya ketika pemimpin kharismatik aslinya (Ghulam) dijadikan titik fokus penghormatan dan cinta yang luar biasa, dari kacamata tasawuf, pola yang mirip dengan tarekat, karena menekankan bai’at dalam keanggotaannya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menjelaskan ajaran Ahmadiyah tentang Kenabian. Mirza Ghulam Ahmad (2) Memahami ajaran Ahmadiyah tidak menyimpang dari Islam yang dibawa Muhammad SAW (3) Mengetahui kebenaran pemahaman Mirza Ghulam Ahmad yang atas klaimnya mendapatkan Wahyu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengunakan pendekatan penelitian kepustakaan (library research). Sumber data berasal dari data primer dan sekunder, data primer yaitu sumber tertulis primer dan sumber tertulis dengan alat mekanik menyaksikan peristiwa yang diceritakan (sumber autentik dan sumber langsung). Data sekunder berupa sumber-sumber yang berkaitan dengan peneltian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi pustaka dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik content analysis, reduksi data dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan jamaah Ahmadiyah Lahore (GAI) di Indonesia secara umum memusatkan pada pengalaman Mirza Ghulam. 
FITRAH DAN PERKEMBANGAN JIWA MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI Naila Farah; Cucum Novianti
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.278 KB) | DOI: 10.24235/jy.v2i2.1249

Abstract

Abstrak: Pembahasan mengenai manusia berupakan sesuatu yang tidak pernah tuntas. Berbagai pengetahuan dimunculkan oleh para peneliti manusia dan telah melahirkan berbagai bidang kajian tentang manusia. Semua itu dilakukan untuk mengetahui hakekat manusia itu sendiri, sehingga dapat memberikan makna dan menjadikan satu motivasi untuk menjalani kehidupan ini. Di antara yang menjadi topik bahasan tentang manusia adalah berkaitan dengan fitrah dan jiwa. Di dalam dunia modern dua hal itu dibahas dalam satu ilmu yang disebut dengan psikologi. Namun ternyata apa yang telah dilakukan oleh psikologi ternyata sebelumnya telah ada dan berkembang di dalam tradisi keilmuan umat Islam. Salah satunya dalam kajian filsafat Islam dan tasawuf. Atas dasar itu, tulisan ini akan berupaya membahas pemikiran salah satu filosof muslim, yang juga seorang sufi, yaitu Imam Al-Ghazali. Dengan tujuan bahwa akan melihat dan menemukan relevansinya berkenaan dengan teori fitrah dan jiwa yang berkembang saat ini. Kata Kunci: Fitrah, Jiwa, Psikologi, Tasawuf
PEMIKIRAN KELOMPOK TRADISIONALIS DAN MODERNIS Naila Farah
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.066 KB) | DOI: 10.24235/jy.v5i2.5670

Abstract

Saat ini banyak perbedaan antara umat Islam khususnya di Indonesia umumnya di dunia. Ada golongan yang menganut nilai-niali tradisionalitas dan modernitas. Satu sama lain menganggap golongan yang paling menunjukan pada kebenaran. Sehingga cenderung menyalahkan umat Islam lain yang tidak satu golongan dengannya.  Padalah semua umat berasal dari sumber yang Rahmatan Li’alamin . Penulisan ini menggunakan metode studi pustaka dengan analisis deskriptif yang digunakan untuk menilai karakteristik dari sumber data. Hasil dari penulisan ini ditemukan bahwa kelompok tradisionalis dan modern memiliki perbedaan tentang persoalan metodologis dalam mempelajari ajaran Islam, sehingga sempat menimbulkan konfik yang tajam.
PERGESERAN PERAN GENDER : STUDI KASUS MULTIPERAN TKW DI DESA PURWAJAYA KECAMATAN KRANGKENG KABUPATEN INDRAMAYU Naila Farah
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/equalita.v2i2.7457

Abstract

Gender masih menjadi pembahasan strategis baik di rana sosial maupun akademik. Isu gender menjadi  legitimasi untuk meruntuhkan pemahaman superioritas berdasarkan jenis kelamin.  Di Indonesia, isu gender juga  melahirkan paradigma baru. Keterbukaan informasi publik didukung makin lenturnya regulasi yang semula membatasi  peran-peran strategis perempuan membuat persolan seksualitas   tidak lagi menjadi halangan untuk  melebarkan peran gender. Pemahaman ini juga telah menjalar ke berbagai pelosok. Misalnya di Indramayu. masyarakat justru mempraktikan langsung peran-peran gender  yang tidak lagi bergantung pada identitas seksualitasnya seperti, pergeseran peran gender antara perempuan dan laki-laki.  Khususnya bagi keluarga TKW. Perempuan yang bekerja sebagai TKW, punya multiperan menjadi ibu rumah tangga (IRT), TKW Indramayu juga menjadi andalan dalam mendulang rupiah untuk pemenuhan kebutuhan keluarga  besar. Dari sini, pembahasaan  mengenai pergeseran peran gender dipandang menarik. Kajian gender bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat di Desa Purwajaya, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu yang banyak bekerja sebagai TKW. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan etnografi. Metode etnografi ialah suatu metode atau ilmu mengenai (gambaran) etnik, suku, bangsa atau masyarakat. Metode ini menggambarkan keadaan  masyarakat yang diteliti dalam hal ini perempuan yang bekerja sebagai  TKW di  Desa Purwajaya, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu. Dari hasil penelitian, penulis menemukan terjadinya pergeseran peran gender TKW di desa  tersebut, yang kemudian jika dilebarkan lagi, TKW  di desa  tersebut menjalankan multiperan gender. Bukan hanya sebagai ibu rumah tangga, melainkan menjadi   penopang ekonomi utama  keluarga.
Nilai-Nilai Filosofis dalam Tradisi Rajaban di Kesultanan Kanoman Cirebon Naila Farah
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 16 No 2 (2018): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.333 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v16i2.1346

Abstract

Cirebon is one of the centers of Islamic civilization in the past. This is at least evidenced by the founding of the Sultanate of Cirebon in the 15th century AD. The Sultanate of Cirebon plays a major role in spreading Islam in the western region of Java. Under the Sultanate of Cirebon Islamic traditions grow and flourish in society. Although the Sultanate of Cirebon split into two parts namely Kasepuhan Sultanate and Kanoman Sultanate, but the traditions are still preserved. Among these traditions is the tradition of Rajaban, a tradition that is held on 27 Rajab each year which aims to commemorate the events of Isra Mi’raj Prophet Muhammad SAW. Implementation of Islamic tradition in Cirebon is currently getting a pretty fierce challenge both from Islamic circles themselves, i.e. from the purification of Islam, as well as from the flow of globalization that tends to leave something that is considered ancient and traditional. This paper shows that the Rajaban tradition is still preserved by Kanoman Sultanate and Cirebon people. The procession of the Rajaban tradition itself is done with the core event of the reading of Isra Mi’raj chronicle, which is delivered in the old Cirebon language. The tradition of Rajaban can survive in the midst of various obstacles because it is still considered to have value by the community. The values include a pleasure value, vital value, spiritual value and value of holiness.
Islam and the Prevention of Violence Against Children Through the Implementation of the National Movement Against Sexual Crimes Naila Farah; Lutfiana Nisarohmah; Ratri Wulandari; Tryana Hafilda Dewi
FOCUS Vol. 3 No. 2 (2022): Focus
Publisher : Parahyangan Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.289 KB) | DOI: 10.26593/focus.v3i2.6082

Abstract

Today, many cases of violence are widely reported in the mass media. The most recent case is the problem of sexual violence that affects children, where most of the perpetrators are acquaintances of the victim. Children become targets of violence because their position is always judged as weak, helpless, and dependent on the adults around them. This study discusses the state and religion's role in protecting children from sexual violence. This research was conducted with a sociological approach through the resource mobilization theory. The results of this study inform the definition of violence, Islamic views on children, and efforts to protect children through the National Movement Against Sexual Crimes Against Children (Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Terhadap Anak; GN-AKSA). The conclusion of this study shows that Islamic values ​​that advocate for good care of children can be merged with GN-AKSA as an effort to protect children from sexual violence.
Kekerasan berbasis gender dalam kasus perceraian pada masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Cirebon Naila Farah; Musahwi Musahwi; Muhamad Ridho Hidayatullah
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol. 18 No. 2 (2023)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/yinyang.v18i2.9188

Abstract

Divorce cases during the Covid-19 Pandemic experienced a significant increase. In Cirebon Regency, an increase in the divorce rate was followed by many cases of violence against women in the family environment during the 2020-2023 Pandemic. This research seeks to understand the problem of gender-based violence in divorce cases and the various psycho-social implications arising from this condition for victims. In order to analyze the problem comprehensively, this study uses the framework of structural violence, cultural violence, and direct violence (physical and symbolic). Based on the results of the description and theoretical analysis, this study yielded findings including: (1) victims of violence were experienced by families with a weak economic basis, coming from poor families; (2) victims experience physical, psychological, sexual violence and neglect of the household; (3) the victim chooses a divorce to escape violence rather than asking for protection from women's protection services; (4) victims experience multiple psycho-social pressures after violence and divorce, namely: as victims of domestic violence, unemployment and economic instability, as well as the burden of raising children without the perpetrator's responsibilities as a father.