Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ZUHUD DALAM PANDANGAN IBNU TAIMIYAH Rif’at Husnul Ma’afi; Muhammad Fahmi
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.555 KB) | DOI: 10.24235/jy.v4i1.3192

Abstract

Abstrak:Manusia hidup di alam dunia tidak terlepas di antara dua hal, yaitu bahagia dan sengsara. Semua manusia yang berakal berkeinginan untuk mendapatkan kebahagiaan. Namun sayangnya, banyak di antara mereka yang salah dalam menafsirkan kebahagiaan yang hakiki. Banyak yang beranggapan, kebahagiaan diperoleh dengan cara mengumpulkan harta yang banyak dan melampiaskan nafsu syahwat. Padahal, sikap yang demikian justru membuat mereka mengalami kekosongan batin, karena yang diperoleh adalah kebahagiaan semu. Di sisi lain, ada sekelompok orang yang menghabiskan waktunya dalam beribadah total kepada Allah tanpa memperhatikan kebutuhan hidupnya. Mereka beranggapan bahwa pekerjaan duniawi akan membuat mereka melupakan akhirat. Pada akhirnya mereka membuat pengakuan, bahwa perilakunya merupakan manifestasi dari sikap zuhud. Berdasarkan fenomena inilah akhirnya Ibnu Taimiyah mencoba meluruskan pemahaman yang salah tersebut, yaitu dengan mengembalikan pemahaman yang benar terhadap zuhud serta sesuai dengan ajaran al-Qur’an dan al-Hadits. Dalam konsepnya dijelaskan bahwa perilaku zuhud dilakukan dengan meninggalkan segala yang tidak ada manfaatnya di akhirat dan berpegang teguh kepada hukum-hukum Allah. Baginya perilaku seorang yang berzuhud (zahid) lebih penting daripada teori-teori yang banyak disampaikan oleh ulama-ulama, karena Ibnu Taymiyah tidak terlalu membeda-bedakan konsep zuhud antara ulama yang ada. Ibnu Taymiyah juga menjelaskan tentang bukti-bukti bahwa seseorang telah berzuhud, menjelaskan maqam zuhud dalam ilmu tasawwuf, hingga jalan yang perlu dicapai untuk menuju derajat zuhud. Baginya zuhud terbagi menjadi dua, yaitu zuhud yang disyariatkan dan zuhud yang tidak disyariatkan. Melalui tulisan ini akan dijelaskan lebih lanjut konsep zuhud menurut Ibnu Taymiyah.  Kata Kunci: Zuhud, Ibnu Taymiyah, Bukti seseorang telah berzuhud, Zuhud yang disyariatkan, Zuhud yang tidak disyariatkan.
دور دراسة الأديان في غرس العقيدة الإسلامية للصف الخامس بكلية المعلمين الإسلامية معهد دار السلام كونتور للتربية الإسلامية الحديثة لمرحلة 2016-2017 Rif’at Husnul Ma’afi; Muhammad Fathan Fadlilah
Kalimah: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/klm.v16i2.2869

Abstract

Darussalam Gontor Modern Islamic Boarding school is one of the Islamic educational institutions that pays attention toward the study of various religion. The curriculum section of Islamic Teachers Training Collage (ITTC) has set al-Adya>n book for class 5 of ITTC, in order to strengthen the aqeeda in the hearts of the students. The students have studied different teachings on other religions at the level of fifth grade of ITTC. The researcher tries to collecting the data by interviewing the sixth grade students of ITTC and their supervisors, filing questionnaires to the sixth grade students of ITTC, and direct observation by the researcher, as well as documentation on test scores on al-Adya>n class five of ITTC. The purpose of this study is to determine the extent to which the role of al-Adya>n lesson in implant Islamic theology for class five of ITTC Darussalam Gontor Modern Islamic Boarding School on period 2016-2017. The above study shows that al-Adya>n has very big role in instilling Islamic aqeedah named the pillars of faith and practice such as praying fardhu in congregation, sunnah prayers such as rawatib prayer, hajat praying, dhuha praying, tahajud praying, and also fasting sunnah such as Monday and Thursday, and Daud fasting