Claim Missing Document
Check
Articles

MODEL SPASIAL TEMPORAL DAMPAK KENAIKAN MUKA AIR LAUT TERHADAP PERMUKIMAN PENDUDUK DI PULAU KECIL (KASUS: PULAU KARIMUNJAWA DAN PULAU KEMUJAN, KABUPATEN JEPARA) Angin, Robet Perangin; Adimu, Hasan Eldin; Ninef, Jotham S.R.; Galib, Muliani; Adibrata, Sudirman; Rahadiati, Ati; Yuliana, Ernik; Hafsaridewi, Rani; Khairuddin, Benny; Citra Kusuma, Luh Putu Ayu Savitri
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 19 No 2 (2018)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coastal areas (especially small islands) are vulnerable to impact from sea level rise (SLR). The submergence of areas that are economic centers will impactin huge losses. To avoid such losses it is necessary to manage small islands by using temporal spatial models. The aim of this article is to describe the development of a temporal spatial model to assess the vulnerability of settlements in small islands. The method used is dynamic system modeling combined with Geographic Information System (GIS) based on identification of environmental issues and conditions in small island, in this case Karimunjawa Island and Kemujan Island, Jepara Regency. The assumption used in the modeling is that there is no natural disaster or calamity that reduces the population, the death is considered normal death by referring to the average life expectancy of the Indonesian population (69 years), no coastal reclamation activities, no significant changes in ecosystem. The modeling results indicate that if the fraction of SLR 10 cm per year, will have an impact on the decreasing availability of settlement land. The height of SLR ranges from 0,5 meters in the 10th year, to 5,0 meters in the 100th year. As a result there will be puddle in the residential area of ​​13,02 ha in the 10th year and in the 100th year to 226,5 ha. Required environmental engineering efforts,such as develop coastal dike and reform plan of building, to reduce impact on the availability of settlement land. SLR that is affecting populations and settlements on Karimunjawa and Kemujan Island, require adaptation as an impact mitigation effort. Wilayah pesisir (terutama pulau kecil) sangat rentan terkena dampak dari peningkatan muka air laut. Terendamnya wilayah-wilayah yang merupakan sentra ekonomi akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Untuk menghindari kerugian tersebut perlu pengelolaan pulau-pulau kecil dengan memanfaatkan model spasial dinamik/temporal. Tujuan studi adalah mengembangkan model spasial dinamik/temporal untuk mengkaji kerentanan permukiman penduduk di pulau-pulau kecil. Metode yang digunakan adalah pemodelan sistem dinamik/temporal (SD) dipadukan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) berdasarkan identifikasi isu dan kondisi lingkungan di pulau kecil, yaitu Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan, Kabupaten Jepara. Data yang digunakan adalah data pertumbuhan penduduk (data sekunder) dan peta dasar Pulau Karimunjawa dan Kemujan. Asumsi yang digunakan pada pemodelan adalah tidak terjadi bencana alam atau musibah yang mengurangi jumlah penduduk, kematian dianggap sebagai kematian normal dengan mengacu umur rata-rata harapan hidup penduduk Indonesia (69 tahun), tidak ada kegiatan reklamasi pantai, tidak ada perubahan ekosistem secara signifikan. Pemodelan spasial dinamik/temporal mengikuti tahapan sesuai dengan prosedur pemodelan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa bila fraksi sea level rise (SLR) 10 cm per tahun, akan berdampak pada penurunan ketersediaan lahan permukiman. Tinggi kenaikan muka air laut berkisar antara 0,5 meter pada tahun ke-10, hingga mencapai ketinggian kenaikan 5,0 meter pada tahun ke-100. Akibatnya akan terjadi genangan air laut di permukiman penduduk seluas 13,02 ha pada tahun ke-10  danpada tahun ke-100 menjadi 226,5 ha. Diperlukan upaya rekayasa lingkungan, seperti membangun tanggul pantai dan memperbaiki rancangan konstruksi bangunan permukiman, agar dapat mengurangi dampak terhadap ketersediaan lahan permukiman. Kenaikan muka air laut yang berdampak terhadap penduduk dan permukiman di Pulau Karimunjawa dan Kemujan membutuhkan adanya adaptasi sebagai upaya mitigasi dampak.
PENGARUH KONDISI FISIKA KIMIA SUNGAI SALIM TERHADAP KELIMPAHAN IKAN DI TUNATUNU PANGKALPINANG Purnamasari, Intan; Kurniawan, Kurniawan; Adibrata, Sudirman
Jurnal Borneo Saintek Vol 1, No 3 (2018)
Publisher : LPPM Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.806 KB) | DOI: 10.35334/borneo_saintek.v1i3.938

Abstract

Salim sungai adalah sungai yang di sekitar budidaya ternak, pertanian, dan peternakan kolam ikan. Penelitian pada kondisi di Sungai Salim, September 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kualitas air di Sungai Salim, kelimpahan ikan dan hubungan antara kelimpahan dan faktor fisik dan kimia air. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah "Tujuan Random Sampling". Nelayan yang digunakan untuk pengambilan sampel ikan adalah bersih. Data dianalisis deskriptif dan analisis korelasi. Hasil penelitian yang diperoleh 5 spesies dan individu 261 ikan. Kelimpahan relatif tertinggi adalah spesies ikan Kemuring 89,404% dan terendah adalah Seluang ikan 0,662%. Indeks keragaman yang diperoleh adalah 0,42-0,92, keseragaman indeks adalah 0,26-0,57, dan indeks dominasi 0,43-0, 81. Suhu 25-28oC, saat ini kecepatan 0-047 m/s, kedalaman 121,25-186,75, kecerahan 78,5-82,5, pH 5-6, terlarut oksigen 4,08-6,15 mg/l, kebutuhan oksigen biologis 17,55-23,55 mg/l, kimia oksigen demand 37,7-46,15 mg/l, nitrat 0,506-2,337 mg/l, fosfat 0,047-0,123 mg/l, dan total ditangguhkan padat 14,5-43,25 mg/l. Hasil analisis regresi linear menunjukkan bahwa secara keseluruhan ada adalah hubungan sangat kuat antara komponen. Dapat dinyatakan bahwa kualitas air di perairan ini tetap mendukung kehidupan ikan.
EVALUASI KONDISI TERUMBU KARANG DI PULAU KETAWAI KABUPATEN BANGKA TENGAH Sudirman Adibrata
Jurnal Kelautan Vol 6, No 1: April (2013)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v6i1.829

Abstract

Penelitian ini mengupas mengenai perolehan data terumbu karang di Pulau Ketawai dari hasil analisis citra satelit Aster, survey line intercept transect (LIT), studi literature, wawancara, dan analisis kondisi terumbu karang berdasarkan Kepmen LH No.4 tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang. Evaluasi kondisi terumbu karang pada bagian timur pulau dinyatakan BAIK (Baik) dan dapat direkomendasikan untuk lokasi wisata diving, pada bagian selatan dan utara pulau dinyatakan BAIK (Baik) dan RUSAK (Sedang) dan dapat direkomendasikan untuk lokasi calon zona inti daerah perlindungan laut, sedangkan pada bagian barat pulau dinyatakan RUSAK (Sedang) dan dapat direkomendasikan untuk lokasi rehabilitasi ekosistem terumbu karang. Ancaman terhadap kesehatan terumbu karang di Pulau Ketawai terutama bersumber dari kegiatan antropogenik sehingga perlu menerapkan pendekatan ekosistem untuk pengelolaan perikanan berkelanjutan dan melaksanakan daerah perlindungan laut secara efektif. Kata kunci: terumbu karang, Ketawai, ekosistem, pengelolaan, LIT
MODEL SPASIAL TEMPORAL DAMPAK KENAIKAN MUKA AIR LAUT TERHADAP PERMUKIMAN PENDUDUK DI PULAU KECIL (KASUS: PULAU KARIMUNJAWA DAN PULAU KEMUJAN, KABUPATEN JEPARA) Ati Rahadiati; Ernik Yuliana; Rani Hafsaridewi; Benny Khairuddin; Luh Putu Ayu Savitri Citra Kusuma; Robet Perangin Angin; Hasan Eldin Adimu; Jotham S.R. Ninef; Muliani Galib; Sudirman Adibrata
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 19 No. 2 (2018)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.382 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v19i2.121.2018

Abstract

Coastal areas (especially small islands) are vulnerable to impact from sea level rise (SLR). The submergence of areas that are economic centers will impactin huge losses. To avoid such losses it is necessary to manage small islands by using temporal spatial models. The aim of this article is to describe the development of a temporal spatial model to assess the vulnerability of settlements in small islands. The method used is dynamic system modeling combined with Geographic Information System (GIS) based on identification of environmental issues and conditions in small island, in this case Karimunjawa Island and Kemujan Island, Jepara Regency. The assumption used in the modeling is that there is no natural disaster or calamity that reduces the population, the death is considered normal death by referring to the average life expectancy of the Indonesian population (69 years), no coastal reclamation activities, no significant changes in ecosystem. The modeling results indicate that if the fraction of SLR 10 cm per year, will have an impact on the decreasing availability of settlement land. The height of SLR ranges from 0,5 meters in the 10th year, to 5,0 meters in the 100th year. As a result there will be puddle in the residential area of ​​13,02 ha in the 10th year and in the 100th year to 226,5 ha. Required environmental engineering efforts,such as develop coastal dike and reform plan of building, to reduce impact on the availability of settlement land. SLR that is affecting populations and settlements on Karimunjawa and Kemujan Island, require adaptation as an impact mitigation effort. Wilayah pesisir (terutama pulau kecil) sangat rentan terkena dampak dari peningkatan muka air laut. Terendamnya wilayah-wilayah yang merupakan sentra ekonomi akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Untuk menghindari kerugian tersebut perlu pengelolaan pulau-pulau kecil dengan memanfaatkan model spasial dinamik/temporal. Tujuan studi adalah mengembangkan model spasial dinamik/temporal untuk mengkaji kerentanan permukiman penduduk di pulau-pulau kecil. Metode yang digunakan adalah pemodelan sistem dinamik/temporal (SD) dipadukan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) berdasarkan identifikasi isu dan kondisi lingkungan di pulau kecil, yaitu Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan, Kabupaten Jepara. Data yang digunakan adalah data pertumbuhan penduduk (data sekunder) dan peta dasar Pulau Karimunjawa dan Kemujan. Asumsi yang digunakan pada pemodelan adalah tidak terjadi bencana alam atau musibah yang mengurangi jumlah penduduk, kematian dianggap sebagai kematian normal dengan mengacu umur rata-rata harapan hidup penduduk Indonesia (69 tahun), tidak ada kegiatan reklamasi pantai, tidak ada perubahan ekosistem secara signifikan. Pemodelan spasial dinamik/temporal mengikuti tahapan sesuai dengan prosedur pemodelan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa bila fraksi sea level rise (SLR) 10 cm per tahun, akan berdampak pada penurunan ketersediaan lahan permukiman. Tinggi kenaikan muka air laut berkisar antara 0,5 meter pada tahun ke-10, hingga mencapai ketinggian kenaikan 5,0 meter pada tahun ke-100. Akibatnya akan terjadi genangan air laut di permukiman penduduk seluas 13,02 ha pada tahun ke-10 danpada tahun ke-100 menjadi 226,5 ha. Diperlukan upaya rekayasa lingkungan, seperti membangun tanggul pantai dan memperbaiki rancangan konstruksi bangunan permukiman, agar dapat mengurangi dampak terhadap ketersediaan lahan permukiman. Kenaikan muka air laut yang berdampak terhadap penduduk dan permukiman di Pulau Karimunjawa dan Kemujan membutuhkan adanya adaptasi sebagai upaya mitigasi dampak.
Contamination of Heavy Metals (Pb and Cu) at Tin Sea Mining Field and Its Impact to Marine Tourism and Fisheries Sudirman Adibrata; Muh. Yusuf; Irvani Irvani; Maulana Firdaus
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 26, No 2 (2021): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.26.2.79-86

Abstract

The dynamics of heavy metals (Pb and Cu) distribution near sea mining locations can show a negative impact on fisheries resource management. The study was conducted at the coastal area of Tanah Merah Beach, Central Bangka Regency, the geographical location at 02o12'50 "S and 106o13'00" E. This study aims to determine the extent of heavy metals (Pb and Cu) distribution adjacent sea mining field and its impact on marine tourism and fisheries. Purposive sampling method was used to identify the sampling locations from 13 closest locations to the farthest from marine mining sources. The result show that the closest and farthest Pb and Cu values from the tin mining activities were 0.16 mg.L-1; 0.03 mg.L-1 and 0.02 mg.L-1; <0.003 mg.L-1. The Hydro-oceanographic conditions from the highest to the lowest water currents of 0.03 m.s-1 - 0.001 m.s-1. This research represented the east monsoon, which showed that the heavy metal distributions dynamics are not too distance-reaching due to weak water currents, so that the dilution and sedimentation rate is slow. It is stated that the waters are polluted where the highest contamination value is indicated by the location closest to the source of marine mining and further weakened at the location farthest from the source of pollutants. Environmental impact from that activity has significantly threatened marine tourism and fishery activities by reducing economic benefits that given from marine and coastal environmental. Urgently, it is necessary to regulate like zoning tin mining activities and sites for the sustainable common purposes and prevent conflicts.
Ectoparasite Prevalences of Grouper Fish (Epinephelus fuscogutatus x Epinephelus polyphekadion) Cultured in Floating Net Cages Sudirman Adibrata; Muh Yusuf; Cristiana Manullang
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 25, No 1 (2020): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.293 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.25.1.23-30

Abstract

Monitoring the health of the reared fish in a floating net cage (FNC) is often conducted by examining their ectoparasites. This study determines ectoparasite prevalences of grouper fish (Epinephelus fuscogutatus x E. polyphekadion). It was conducted in the waters surrounding Pongok Island, South Bangka Regency. The health examination of both fish and ectoparasites was carried out by applying simple random sampling during three periods, November 2016 (I), February 2017 (II) and May 2017 (III). Hydro-oceanography surveys were done every month during the three years. The grouper checkings (I, II and III) indicated the prevalences of ectoparasites in these periods were 43.3%, 8.8% and 13.5%, respectively. Fish death highly occurred in the period I, and the grouper survival rate at harvesting time was only 70% from initial seed stocking of 1,500 fish. The ectoparasite intensities during the research periods were 1.6, 1.6 and 1.5, respectively. This condition implies that every 10 groupers would potentially be attacked by at least 15-16 ectoparasites. A slow seawater current flow triggered the quick uplifting of the ectoparasites from the seafloor. The water condition at the FNC location in 2011 and 2017 was still under the quality standard. The ectoparasites were coming from the surrounding environment of the FNC location. It is inevitable that the fish culture management should focus on cleansing the ectoparasites attaching on the groupers, dusting the net cage clean, and arranging the harvest pattern on a particular month following the surrounding environmental condition to prevent ectoparasite attacks.
Proximate Analysis of Bycatch Fish and Probiotics Treatments towards the Good Aquaculture Practices Sudirman Adibrata; Rufti Puji Astuti; Novyandra Ilham Bahtera; Rahmad Lingga; Fahmida Manin; Maulana Firdaus
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 27, No 1 (2022): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.27.1.37-44

Abstract

Bycatch small pelagic fish during the fishing season can be oversupplied so that its price goes down.  The study aims to analyze the proximate of local fish powder from the by-catch and probiotics of Probio_FM in the fish feed in Bangka Belitung. The method was the data compared with the Indonesian National Standard, SNI 01-2715-1996/Rev: 92 about the raw material of animal feed as fish powder and fish feed with six different treatments. The study found that the bycatch or trash from small pelagic fish could be used as a fish powder or fish feed. The proximate analysis on fish powder and fish feed with probiotics Probio_FM included as the quality of SNI. Crude protein values from 25.75% until 66.96% that was above SNI standard I (1.5%), II (2.5%), and III (3.0%) could be followed up into an economical business. Fermented activity from Probio_FM could degrade the protein and other components proximate such as ash content, crude protein, crude fat, crude fiber, calcium, Phosphor, and NaCl. The amino acids from protein were getting simpler and easier being absorbed by fish in culture or livestock farms. Probio_FM was assumed to degrade the protein value and other components proximate due to the utilization of nitrogen and ammonia derived from the process fish protein hydrolyzation of probiotic bacteria. The production of local feed should be implemented to reach feed security and very important to be developed into a community business. Proximate analysis of bycatch could support sustainable good aquaculture practices in the future.  
Chart Datum and Bathymetry Correction To Support Managing Coral Grouper In Lepar And Pongok Island Waters, South Bangka Regency Sudirman Adibrata; Fredinan Yulianda; Mennofatria Boer; I Wayan Nurjaya
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 23, No 4 (2018): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.776 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.23.4.179-186

Abstract

Corrected bathimetry data is highly required to improve the quality of sea floor map, for a range of purposes including coastal environmental monitoring and management. This research was aimed to know chart datum values used for correctting bathymetry data at Bar-cheeked coral trout grouper (Plectropomus maculates) fishing ground in Lepar and Pongok Island waters 02o57’00”S and 106o50’00”E and 02o53’00”S and 107o03’00”E, respectively, South Bangka Regency, Indonesia. The study was carried out from November 2016 to October 2017, tidal data used for 15 days from September 16–30, 2017 using simple random sampling technique with the total of 845 points of measurements. To calculate tyde harmonic constituents values this study employed admiralty method resulting 10 major components. Results of this research indicated that harmonic coefficient values of M2, M2, S2, N2, K1, O1, M4, MS4, K2, and P1, were 0.0345 m, 0.0608 m, 0.0276 m, 0.4262 m, 0.2060 m, 0.0119 m, 0.0082 m, 0.0164 m, and 0.1406 m, respectively. Values of mean sea level, chart datum, and F, were 0.9620 m, 0.0500 m, and 0.0664 m, respectively, with diurnal type (F= 6.64). Correcting bathymetry values of surveyed location results a deviation about 1.2 m in depth. The calculated chart datum as well as corrected bathymetry provides information that can be used as vertical refrerence datum for generating sea floor map for determining the fishing ground area of bar-cheeked coral trout grouper. Fishing depth usually ranges between 4.2 and 40.8 m. Average water depth in the fishing ground ranged from 14.7 to 22.5 m.
Studi Konsentrasi Logam Berat (Pb dan Cu) dari Sumber Lokasi Pertambangan di Perairan Tanah Merah, Bangka Tengah Muh Yusuf; Sudirman Adibrata; Irvani Irvani; Aditya Pamungkas; Mu’alimah Hudatwi
Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 2 (2022): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyaknya aktivitas penambangan timah di Bangka Belitung menyebabkan pencemar logam berat terakumulasi ke badan perairan, salah satunya adalah kegiatan penambangan timah di perairan Tanah Merah. Penelitian dilaksanakan pada bulan April - November 2019 di Pantai Tanah Merah Kabupaten Bangka Tengah. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui konsentrasi polutan logam berat (Pb dan Cu) di perairan tersebut. Metode penelitian dilakukan dengan cara purposive sampling dan melakukan analisis logam berat (Pb dan Cu) serta pemodelan menggunakan MIKE21 untuk mengetahui persebarannya. Hasil menunjukkan bahwa model sebaran polutan logam berat sangat dipengaruhi oleh kondisi arus yang dominan berupa arus pasang surut. Model sebaran Pb dan Cu di perairan terkonsentrasi di area sumber pencemar yang telah berada di atas baku mutu air laut dan semakin kecil menjauhi sumber lokasi pertambangan sesuai dengan arah arus perairan. Pemodelan menunjukkan bahwa jarak sebaran terjauh dan arah dari polutan logam berat (Pb dan Cu) di perairan, masing-masing sebesar 7,51 mil (12.086 meter); 6,17 mil (9.929 meter) dengan waktu tempuh 68 dan 62 hari dan arah polutan 330oU. Pola sebaran logam berat yang sangat luas ini mengindikasikan bahwa aktifitas pertambangan tidak direkomendasikan pada lokasi yang berdekatan dengan fishing ground  karena efek sebaran logam berat yang berbahaya akan terakumulasi pada biota bahkan ekosistem perairan.   
Potensi Kualitatif Produksi Garam dari Perairan Pantai Lubuk dan Pantai Takari, Bangka Belitung Sudirman Adibrata; Fajar Indah Puspita Sari; Andriyadi Andriyadi; Budi Harto
Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 1 (2021): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v10i1.31797

Abstract

Garam-garaman tersedia di air laut sebagai sumberdaya alam yang melimpah, garam ini diekstraksi untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari. Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi kualitatif produksi garam dari Pantai Lubuk dan Pantai Takari, Bangka Belitung. Dua metode sebagai perbandingan yaitu metode perebusan di Pantai Lubuk Desa Lubuk, dan metode penjemuran konvensional air laut yang dilanjutkan rekristalisasi di Pantai Takari Desa Rebo. Analisis potensi kualitatif garam krosok ini membandingkan dengan lokasi lain dan standar SNI. Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi kualitastif produksi garam dari Pantai Lubuk dan Pantai Takari cukup menjanjikan karena mampu bersaing dengan produksi dari wilayah lain dan kualitasnya masih dapat ditingkatkan. Berdasarkan metode perebusan tradisional diperoleh kadar NaCl bernilai 89,98%, sementara dengan cara dijemur konvensional dan direkristalisasi bernilai 90,94%, nilai ini menunjukan bahwa kadar NaCl masih di bawah standar SNI yang bernilai 94,0%. Namun demikian, hasil garam ini masih dapat dipergunakan untuk pengasinan ikan, campuran pakan, dan pupuk. Kualitas garam dari Pantai Lubuk dan Pantai Takari untuk Kadar KIO3 tidak terdeteksi, Kadar Bagian yang Tidak Larut dalam Air bernilai 8,98% dan (-); Kadar Air bernilai 2,23% dan 13,10%; Unsur zat pencemar Cd, Pb, Hg, As (dari Pantai Lubuk tidak terdeteksi dan dari Pantai Takari <0,0108, <0,0077, <0,0002, <0,0001). Dengan demikian, penelitian lanjutan diperlukan untuk meningkatkan kualitas garam menjadi lebih baik menuju kualitas standar. Kualitas garam yang baik secara ekonomi dapat menguntungkan sebagai alternatif mata pencaharian masyarakat pesisir di Desa Rebo dan Desa Lubuk. Various salt minerals are available in sea water as an abundant natural resource. This salt can be extracted to meet everyday human needs. This study aims to determine the qualitative potential of salt production from Lubuk Beach and Takari Beach, Bangka Belitung. Two methods were compared: the boiling method (at Lubuk Beach, Lubuk Village) and the conventional seawater drying method followed by recrystallization (at Takari Beach, Rebo Village). the quality of krosok salt analysis was compared with the salt quality from other locations and SNI standards. The results showed that the qualitative potential of salt production from Lubuk Beach and Takari Beach is quite promising because it can compete with production from other regions and its quality can still be improved. Based on the traditional boiling method, the NaCl content in salt was 89.98%, while conventional and recrystallized drying method was 90.94%, this value indicates that the NaCl content was still below the SNI standard (94.0%). However, this salt can still be used for fish salting, feed mixtures and fertilizers. The salt from Lubuk Beach and Takari Beach did not show KIO3 levels, the water-insoluble portion content was 8.98% and (-); Water content was 2.23% and 13.10%; Pollutant elements Cd, Pb, Hg, As (undetectable from Lubuk Beach and from Takari Beach <0.0108, <0.0077, <0.0002, <0.0001). Further research is needed to improve the quality of salt to be better towards standard quality. Economically good quality salt can be beneficial as an alternative livelihood for coastal communities in Rebo and Lubuk villages.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Addela Amelia Adella Jesiska Adisti Hafizah Agung Susanto Ahmad Fahrul Syarif Andi Gustomi Andriyadi Andriyadi Anggelia Nurtasbita Pratiwi Animah Animah Animah Arham Hafidh Akbar Arham Hafidh Akbar Ariqoh Ansori Ariska Purnamasari Artur M Farhaby Astri Dian Sari Ati Rahadiati Ati Rahadiati, Ati Aulia Aulia Baifa Baifa Bayu Bayu Benny Khairuddin Budi Harto Citra Ayu Citra Kusuma, Luh Putu Ayu Savitri Cristiana Manullang Dedi Dela Angelia Dendi Haris Denny Syaputra Deri Aja Devi Wulansari Dia Aldia Dian Sutono Dina Artika Dwi Rosalina Edwin Andrian Egy Tiansyah Eka Maulana Emya Br Sitanggang Endang Bidayani Ernik Yuliana Eva Utami Fahmida Manin Fajar Indah Puspita Sari Fardhan Arkan Farhaby, Arthur M Fatria Sando Fauzia Miranda Febrianto Feni Marlinda Fera Angelia Fera Angelia Fika Dewi Pratiwi Firzan Fatansyah Fitria Fitria FRANT0 FRANT0 Franto Franto Fredinan Yulianda Galib, Muliani Hafsaridewi, Rani Hasan Eldin Adimu I Wayan Nurjaya Indah Septia Rani Intan Purnamasari Irawati Irawati Irvani, Irvani Jely Jeniver Jemi Ferizal Kadi Istrianto Khairuddin, Benny Kim V Van KUKUH HARIADI Kurniawan Kurniawan Kurniawan Kurniawan Kurniawan Kurniawan Kurniawan Kurniawan Kurniawan Kurniawan Kurniawan Kurniawan Kurniawan La Ode Wahidin Lanang Satria Wiralaga Luh Putu Ayu Savitri Citra Kusuma M. Rizza Muftiadi Mahatir Maryani Maryani MARZUKI UKKAS Maulana Firdaus Maulana Firdaus Medi Rismanto Mennofatria Boer Mohammad Agung Nugraha Mohammad Oka Arizona Muhammad Arinda Unigraha Utama Muhammad Faris Alqodri Muhammad Ichsan Efendi Muhammad Mahatir Muhammad Mighfar Muhammad Rizqi Ramadhani Muhammad Yusuf Muhammad Yusup Rangga Muliani Galib Mu’alimah Hudatwi Nadilla Anggraini Nico Adriyansyah Ninef, Jotham S.R. Novyandra Ilham Bahtera Novyandra Ilham Bahtera Nurditya Rahmansyah Nurjannah Nurjannah Occa Roanisca Oka Arizona Pamungkas, Aditya panji santoso Perangin-angin, Robet Pinari Pinari Pitria Handayani Prasetyono, Untung Rahmad Lingga Rahmad Lingga Rahmad Lingga Rahmad Lingga Rahmad Lingga Ramdhan Aditya Rani Hafsaridewi Riza Safira Rizki Evitulistiono Robet Perangin-angin Robi Gunawan Rufti Puji Astuti Rufti Puji Astuti Rufti Puji Astuti Sabrina Anne Aldera Sandri Sapriyadi Sapriyadi Sapriyadi Shinta Ahsaniyah Silvi Afriyansih Vivi Siti Aisyah Siti Fatimah Siti Fatimah Sofyan Sri Dewi Dinata Putri Stevani Greacela Putri Suci Puspita Sari Suci Puspita Sari Suharyanto, Suharyanto Sulistyowati, Beta Indi Supratman Okto Supratman, Okto Teguh Ferdinand Tri Aris Wibowo Ully Wulandari, Ully Umam Komarullah Umroh Umroh WAHYU ADI Wahyu Adi Wahyu Adi Wahyu Adi Yeyen Mardyani Yeyen Mardyani Yundari, Yundari Yunita Yunita