Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

SEKOLAH BERASRAMA DI SULAWESI SELATAN Faridah Faridah; Arismunandar Arismunandar; Bernard Bernard
Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Vol 21 No 2 (2018): DECEMBER
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teacher Training Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/lp.2018v21n2i1

Abstract

Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mendeskirpisikan pengelolaan sekolah berasrama di Sulawesi Selatan. Fokus penelitian ini adalah pengelolaan pendidikan akademik dan kehidupan keasramaan di sekolah berasrama. Penelitian dilakukan di 4 sekolah berasrama, 2 merupakan sekolah negeri, 1 sekolah swasta, dan 1 pesantren. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD), observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sekolah berasrama dianggap lebih baik dibanding non-berasrama. Sekolah non-berasrama dianggap tidak bisa menghasilkan luaran yang mampu bersaing dengan siswa-siswa lain secara nasional dan global. Seleksi untuk masuk ke sekolah berasrama cukup ketat dan kompetitif, yang terdiri atas seleksi berkas, tes akademik, psikotes, dan wawancara. Ketatnya seleksi ini karena sekolah berasrama menetapkan standar akademik yang lebih tinggi dibandingkan sekolah lainnya. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anaknya di sekolah berasrama masih sangat terbatas. Umumnya masih dalam bentuk dukungan finansial dan sarana prasarana.Abstract:This study aims to describe the management of boarding schools in South Sulawesi. The focus of this study is on academic aspect and students’ life in boarding school. This study conducted in 4 boarding schools, 2 public schools, 1 private school, and 1 Islamic Boarding School (pesantren). Data collection techniques were conducted through Focus Group Discussion (FGD), observation and documentary study. The results show boarding schools are considered better than non-boarding. Non-boarding schools are believed unable to produce students who can compete with other students at the national and global level. The admission system for boarding school is quite strict and competitive, consisting of administrative selection, academic test, psychological test, and interview. This selection is very tight because boarding schools set higher academic standards than those of non-boarding schools. The results also show that parents' involvement in their children's education in boarding schools is still very limited. Their involvement is mostly in in the form of financial support for school facilities.
Pelatihan Penanganan dan Pencegahan Perundungan bagi Kepala Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Gowa Faridah Faridah
PENGABDI PENGABDI : VOL. 1, NO. 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pengabdi.v1i2.18347

Abstract

Abstrak. Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah tentang Workshop Penanganan dan Pencegahan Perundungan Bagi Kepala Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Gowa. Tujuan PkM ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar kepada kepala sekolah jenjang Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa tentang penanganan dan pencegahan perundungan di sekolah. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah masih terbatasnya pengetahuan yang dimiliki oleh warga sekolah mengenai perundungan dan dampak yang ditimbulkannya terhadap peserta didik. Hal ini menyebabkan sekolah belum mempunyai program yang nyata terkait penanganan dan pencegahan perundudungan di sekolah, terutama jenjang Sekolah Menengah Atas. Solusi yang ditawarkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah pelaksanaan workshop mengenai perundungan dan penanganannya. Tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu: (1) Survei awal untuk memperoleh informasi demografi peserta tentang apa yang mereka pahami mengenai perundungan;(2) pelatihan yang terdiri atas 2 sesi, yaitu sesi bagaimana mengenali dan memahami perundungan dan sesi tentang bagaimana merespon dan menangani perundungan; kemudian (3) survei akhir untuk mengetahui persepsi peserta mengenai pelatihan yang akan dilakukan dan rencana tindak lanjut workshop. Metode penyampaian yang digunakan dalam workshop adalah ceramah, brainstorming, dan diskusi tentang pengetahuan praktis penanganan perundungan di sekolah. Hasil pelatihan memperlihatkan kepala sekolah sekolah memiliki pemahaman tentang ap aitu perundungan dan diharapkan dapat menindaklanjuti di dalam bentuk program pencegahan bullying di sekolah masing-masing. Kata Kunci: perundungan, kepala sekolah, Sekolah Menengah Atas
PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI BUDAYA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR ISLAM Wulan Wardani; Faridah Faridah
Jurnal Administrasi, Kebijakan, dan Kepemimpinan Pendidikan (JAK2P) Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : UNM (Universitas Negeri Makasar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.3 KB) | DOI: 10.26858/jak2p.v2i2.10149

Abstract

Abstrak: Permasalahan dalam penelitian ini adalah  mengkaji tentang Budaya Sekolah Dalam Membentuk Karakter Siswa Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Biruni Makassar. Fokus penelitian ini adalah : (1) bagaimanakah gambaran budaya sekolah di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Biruni Makassar, (2) bagaimana cara penerapan  budaya sekolah dalam membentuk karakter siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al- Biruni Makassar. Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui gambaran budaya sekolah di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Biruni Makassar. (2) untuk mengetahui cara penerapan budaya sekolah tersebut dalam pembentukan karakter siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Biruni Makassar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan siswa. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) budaya sekolah yang diterapkan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Biruni Makassar, yaitu nilai islami, kepemimpinan, budaya antri, budaya saling menyapa, budaya saling menghormati, budaya berbicara sopan, dan budaya jujur. (2) penerapan budaya sekolah tersebut dilakukan melalui pembiasaan - pembiasan kegiatan sekolah yaitu kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler serta kegiatan penunjang pembentukan karakter melalui budaya sekolah yaitu kegiatan outboand dan market day. (3) karakter yang dikembangkan pada budaya sekolah, yaitu kemandirian, kejujuran, percaya diri, disiplin, kreatif, bertanggung jawab, mengakui kesalahan, dan kepemimpinan yang dilihat dari bagaimana siswa menjalankan amanah dengan jujur, adil, dan bisa mengarahkan teman-temannya. Abstract: The problem in this study is to examine the School Culture in Forming the Character of Students in the Al-Biruni Makassar Integrated Islamic Elementary School. The focus of this study are: (1) how is the picture of school culture in the Al-Biruni Makassar Integrated Islamic Elementary School, and (2) how to implement school culture in shaping the character of students in the Al-Biruni Makassar Integrated Islamic Elementary School.  The approach used in this research is a qualitative descriptive approach. The data sources in this study are the headmaster, teachers, and students. Data collection techniques through interviews, observation, and documentation. The results of this study indicate that: (1) school culture implemented in the Al-Biruni Makassar Integrated Islamic Elementary School, namely Islamic values, leadership, queuing culture, greeting culture, mutual respect culture, polite speaking culture, and honest culture. (2) the application of the school culture is carried out through habituation - refraction of school activities, namely extracurricular activities, extracurricular activities, and supporting activities for character building through school culture, namely outbound activities and market days. (3) the characteristics developed in school culture, namely independence, honesty, self-confidence, discipline, creativity, responsible, admitting mistakes, and leadership as seen in how students carry out the mandate honestly, fairly, and can direct their friends.
IMPLEMENTASI FULL DAY SCHOOL DALAM PERSPEKTIF BUDAYA SEKOLAH Sri Rahayu; Faridah Faridah
Jurnal Administrasi, Kebijakan, dan Kepemimpinan Pendidikan (JAK2P) Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : UNM (Universitas Negeri Makasar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.701 KB) | DOI: 10.26858/jak2p.v1i2.10072

Abstract

This study examines the Implementation of Full Day School in School Culture Perspectives in Pangkep 11 Public High Schools. Focusing on structural and cultural interventions. This research uses a qualitative approach. Sources of data in this study are the principal, vice principal of curriculum, vice principal of student, teacher, extracurricular adviser, and students. Data collection procedures through interviews, observation, and documentation. Data analysis through data collection, data reduction, data presentation, and verification and conclusions. The results showed that: Implementation of full day school in the perspective of school culture in SMA 11 Pangkep can be seen from the point of structural and cultural interventions. Structural interventions include extracurricular activities, routine activities, spontaneous activities, and examples that reflect the value of Strengthening Character Education (PPK) while from the point of cultural intervention is realized through the inculcation of religious, nationalist, independent, integrity, and mutual cooperation values that are actualized in activities extracurricular activities, routine activities, spontaneous activities, and examples.
MANAJEMEN LABORATORIUM DI SMP NEGERI Musdalifa Musdalifa; Faridah Faridah
Jurnal Administrasi, Kebijakan, dan Kepemimpinan Pendidikan (JAK2P) Vol 2, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : UNM (Universitas Negeri Makasar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.431 KB) | DOI: 10.26858/jak2p.v2i1.10301

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang pengelolaan kegiatan laboratorium di SMP Negeri 7 Enrekang. Fokus penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengelolaan kegiatan laboratorium di SMP Negeri 7 Enrekang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengelolaan kegiatan laboratorium di SMP Negeri 7 Enrekang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, pengelola laboratoriun dan guru IPA. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan pengambilan keputusan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Perencanan laboratorium mencakup pengadaan alat/bahan laboratorium dilakukan oleh pengelola laboratorium dan guru melalui analisis kebutuhan berdasarkan skala prioritas disesuaikan dengan dana yang ada. Untuk perencanaan program kerja terdapat pada jadwal penggunaan laboratorium. (2) Pengorganisasian laboratorium mencakup struktur organisasi dan pengaturan alat/bahan laboratorium. Di dalam laboratorium sudah ada struktur organisasi, tata tertib dan jadwal penggunaan laboratorium. Untuk pengaturan alat dan bahan dilakukan oleh guru IPA yang saling bekerja sama. Pengaturan alat dan bahan disesuaikan dengan karakteristik alat. (3) Pelaksanaan kegiatan laboratorium mencakup: (a) Persiapan alat/bahan praktik; (b) Penyimpanan alat/bahan praktik; (c) Inventarisasi; dan (d) Pemeliharaan, perawatan, dan kebersihan laboratorium. Pelaksanaan kegiatan laboraatorium di lakukan oleh pengelola laboratorium dan guru IPA. Adapun kebersihan laboratorium dilakukan oleh peserta didik. (4) Pengevaluasian kegiatan laboratorium oleh kepala sekolah dilakukan setiap pergantian semester. Pengevaluasian dilakukan secara langsung dengan mengajak diskusi pengelola laboratorium mengenai kegiatan laboratorium masalah-masalah yang terjadi di laboratorium. Pengelolaan kegiatan laboratorium di SMP Negeri 7 Enrekang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi yang melibatkan kepala sekolah, pengelola laboratorium dan guru IPA. Pengelolaan kegiatan laboratorium terkendala karena tidak adanya tenaga khusus laboran yang bertugas didalam laboratorium.
Gender Dalam Lembaga kemahasiswaan Sri Banun Juwita Hartati HM Mangunsong; Faridah Faridah; Andi Wahed
Jambura Journal of Educational Management VOLUME 3 NOMOR 2, SEPTEMBER 2022
Publisher : JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37411/jjem.v3i2.1448

Abstract

Abstrak: Penelitian ini mengkaji tentang gender dan lembaga kemahasiswaan di perguruan tinggi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tentang praktik kesetaraan gender di lembaga kemahasiswaan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah pengurus lembaga kemahasiswaan yang masih aktif dan demisioner. ¬Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis tematik berdasarkan isu yang muncul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki peluang yang sama dalam menduduki jabatan didalam organisasi sesuai dengan komptensi dan aturan organisasi. Meskipun demikian, terdapat persepsi bahwa laki-laki dianggap lebih pantas dalam menduduki jabatan sebagai ketua atau koordinator karena dianggap memiliki ketegasan dalam pengambilan keputusan, memiliki jiwa kepemimpinan, dan berani mengambil resiko. Di sisi lain, perempuan dianggap lebih pantas menduduki jabatan sekretaris dan bendahara karena dianggap sebagai sosok yang lebih rajin, teliti, rapi, dan terampil dalam mengurus keuangan. Hal ini menjelaskan mengapa dengan jumlah perempuan yang lebih banyak, tetapi yang menjadi ketua selalu laki-laki dan perempuan ditempatkan sebagai sekretaris dan bendahara.
ENTREPRENEURIAL COMPETENCE: THE PERCEPTIONS OF SCHOOL PRINCIPALS IN SECONDARY EDUCATION AND ITS IMPACT ON ENTREPRENEURSHIP EDUCATION Faridah Faridah; Ansar Ansar
Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Vol 25 No 2 (2022): JULY - DECEMBER
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teacher Training Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/lp.2022v25n2i2

Abstract

This study explores perceptions of school principals in secondary education about entrepreneurial competence, and how these perceptions affect the development of entrepreneurship education in schools. Using a qualitative approach, interviews were conducted with four principals, two high schools and two vocational schools. The results showed that the principals’ understanding of entrepreneurial competence concerned developing business units for school income. There were differences between the high school and vocational school principals’ perceptions of entrepreneurship education. In vocational schools, the focus was more on developing school production units, while in high schools, the entrepreneurship education was the addition to the local content curriculum through craftsmanship teaching to students. The study found that the schools have limited resources to enhance knowledge to put entrepreneurship education into practice. Entrepreneurship education was viewed as difficult to develop in general schools due to the high school curriculum that focused on academic knowledge, where, there is no subject directly related to entrepreneurship. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi kepala sekolah pada jenjang Pendidikan menengah atas dan bagaimana persepsi tersebut berdampak terhadap kurikulum Pendidikan kewirausahaan di sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Informan yang diwawancarai adalah 4 kepala sekolah, 2 kepala SMA, dan 2 kepala SMK. Pemilihan kepala sekolah dilakukan berdasarkan jenis sekolah, SMA dan SMK. Hasil penelitian menunjukkan persepsi kepala sekolah tentang kompetensi kewirausahaan adalah tentang pengembangan unit bisnis sebagai sumber pendapatan sekolah. Terdapat perbedaan antara SMA dan SMK tentang pendidikan kewirausahaan. Di jenjang SMK, sekolah lebih fokus pada pengembangaan unit produksi dalam pengembangan kewirausahaan sekolah, sedangkan di jenjang SMA, pendidikan kewirausahaan dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal dengan mengajarkan mata pelajaran prakarya pada peserta didik. Pendidikan Kewirausahaan juga dirasakan agak sulit untuk dikembangkan di SMA karena karakteristik kurikulum SMA yang dianggap lebih fokus pada pembelajaran yang sifatnya akademik, dan tidak adanya mata pelajaran khusus yang terkait langsung dengan kewirausahaan.
PERAN KOMITE SEKOLAH DI SMP 3 SINJAI BARAT Rosdiana . A; Faridah Faridah
Jurnal Administrasi, Kebijakan, dan Kepemimpinan Pendidikan (JAK2P) Vol 3, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNM (Universitas Negeri Makasar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jak2p.v3i2.19592

Abstract

The purpose of this study was to describe the role of the school committee at SMP Negeri 3 Sinjai Barat. This research approach is qualitative with descriptive research type. The data collection technique was done by means of observation, interview and documentation. The results of the study found that the role of the school committee has not been implemented according to Permendikbud Number 75 of 2016 concerning school committees. The results show that the role of the school committee in giving consideration in determining and implementing policies has not been maximally implemented in terms of educational policies and programs, RAPBS / RKAS, school performance criteria, criteria for educational facilities, criteria for school cooperation with other parties. The role of the committee in raising funds and other educational resources has not been implemented due to the limited understanding of the school committee regarding its role as a supporter of the financial or school financial aspects, the same thing was found for the aspect of monitoring educational services, the results of the study found that the role of the committee had not been implemented optimally. . The committee has not followed up on complaints, suggestions, criticisms, and aspirations from students, parents / guardians, and the community, this is conveyed directly by the community to the school without going through the school committee.
PENGELOLAAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) IPS DI KOTA MAKASSAR Nurul Fitriani; Faridah Faridah
Jurnal Administrasi, Kebijakan, dan Kepemimpinan Pendidikan (JAK2P) Vol 3, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : UNM (Universitas Negeri Makasar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jak2p.v3i1.19447

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Kota Makassar, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sumber data peneliti yaitu Guru, ketua MGMP IPS. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, survey, dan dokumentasi. Tehnik analisis yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, data display, terakhir adalah tahap verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pengelolaan MGMP IPS di Kota Makassar akan merujuk pada bagaimana pengelolaan kelas yang baik, pelaksanaan pembelajaran, peranan guru dan hasil belajar siswa. (2) Perencanaan MGMP yang dibangun secara komulatif akan sangat berdampak terhadap profesionalisme guru dalam penguatan kapasitasnya. (3) Pelaksanaan MGMP merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Hambatan dalam pelaksanaan program MGMP diantaranya adalah masalah waktu koordinasi pengurus, sumber dana untuk melaksanakan program dan kurangnya motivasi diri dari masing masing anggota. (4) Evaluasi MGMP dilaksanakan setelah kegiatan tersebut berlangsung dengan membuat laporan pertanggung jawaban.
Praktik Baik Penulisan Artikel Ilmiah Bagi Mahasiswa Syamsurijal Basri; Faridah Faridah; A. Mappincara
IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2022): IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.816 KB)

Abstract

Abstrak. Tujuan dilakukan pelatihan adalah untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam dalam menulis artikel ilmiah. Metode yang dilakukan adalah metode ceramah, diskusi dan praktek. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara pemberian materi tentang konsep tentang penulisan artikel ilmiah Artikel yang tidak layak dipublikasikan di jurnal ilmiah, Prasyarat mutlak dalam penulisan artikel, Komponen artikel ilmiah, Mekanisme penetapan judul artikel, penulisan abstrak dan kata kunci, Penulisan metode yang baik, Cara menguraikan hasil , Cara menguraikan pembahasan , Strategi  penarikan kesimpulan serta melakukan praktek meriview satu artikel untuk lebih memahami bagian-bagian pada artikel. Hasil yang di peroleh dalam pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah adalah dengan menggunakan metode pemberian materi dan dan praktek membuat artikel Sederhana mahasiswa dapat  memahami cara menulis artikel ilmiah untuk di publikasi pada Jurnal Nasional. Kata Kunci: Artikel Ilmiah, Karya Ilmiah, Praktik Baik