Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT SYAIKH NAWAWI DALAM KITAB UQÛD AL-LUJJAYN FÎ BAYÂNI HUQÛQ AL-ZAWJAIN Muqoffi Muqoffi; Masykurotus Syarifah
Ulumuna: Jurnal Studi Keilsman Vol 6 No 1 (2020)
Publisher : LP2M IAI Miftahul Ulum Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36420/ju.v6i1.3703

Abstract

Nowadays the tempest of the household not only raises acute disharmony between husband and wife but also has fatal consequences for the moral decadence of children. Therefore, it is felt necessary to examine family education in the book of Uqûd al-Lujjayn by Shaykh Nawawi to transmit objective steps in maintaining the stability of Islamic households to the community. This research is a type of literature study using a qualitative approach. From the results of the study, it was found that the purpose of family education is to care for the family from Hellfire with the approach of the science of jurisprudence and morals. Educators are fathers and mothers, while students are wives and children through the methods of instruction and habituation, question and answer, punishment and exemplary. The internalization of Shaykh Nawawi's family education is very relevant in modern families as a preventive measure from the threat of materialistic life style threats. Among them, optimizing the husband in playing his role as an educator for children and wife towards the inculcation of sharia values ​​and character education, not just fulfilling birth obligations. Likewise a mother establishes herself as a domestic worker and child educator. An ideal formulation of family education in realizing the quality of faith and piety not the quantity of thrones and possessions. But the concept of Shaykh Nawawi in intimidating children in giving orders needs to be synergized with typical modern children. For children who are hard-hearted, arrogant and egocentric, this concept is considered not accurate, so the relevance is not right. Likewise, direct punishment to children and wives is considered less relevant. Imposing punishment must be carried out procedurally with the principle of proportional and conditional sourced from the principle of min al-akhaffi ilâ al-asyad: starting from the lightest to the heaviest.
PENDAMPINGAN PEMBUATAN KOPIAH ARAB DALAM MENUMBUHKAN KEATIVITAS MASYARAKAT DUSUN KRAMAT DESA PULAU MANDANGIN SAMPANG Mahmudi Mahmudi; Iftihor Iftihor; Muqoffi Muqoffi
Al-Khidmah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2020): September
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Nazhatut Thullab Sampang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.348 KB)

Abstract

Harapannya kegiatan dampingan ini pada masyarakat dusun Kramat desa pulau mandangin kecamatan Sampang kabupaten Sampang tetap menekuni dalam pembuatan kopiah arab ini dengan berbagai motif agar para konsumen atau pembeli semakin tertarik untuk membelinya. Selain itu, agar bisa menunjang perekonomian masyarakat. Dengan demikian kehidupan mereka menjadi lebih terangkat dan, sejahtera, dan terpenuhinya kebutuhan sehari-hari. Dalam dampingan ini fokus pada: Pertama, bagaimana pembuatan kopiah arab dalam menumbuhkan keatifitas masyarakat di Dusun kramat Desa Pulau Mandangin Kecamatan Sampang. Kedua, bagaimana strategi pemasaran masyarakat Pulau Mandangin dalam memasarkan kopiah arab.
MENILIK RAGAM MAKNA DAN UJIAN DI BALIK CORONA PERSPEKTIF ISLAM Muqoffi Muqoffi; Moch Alfin Hadi; Mohamad Thoyyib Madani
IQTISODINA Vol. 3 No. 1 (2020): JUNI
Publisher : LPPM IAI Nazhatut Thullab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.291 KB)

Abstract

Abstrak: Corona sejak muncul pertama kali pada tahun 2019 menimbulkan pro-kontra yang begitu tajam di masyarakat luas. Tidak hanya menyentuh persoalan imun tapi sampai pada level iman. Kehadirannya dianggap kesalahan kelompok tertentu sebagai biang kerok dan sumber persoalan. Penyakit yang telah menggerogoti badan kemudian diperparah rusaknya jiwa dan hati dengan sikap abnormal. Karena itu, mengkaji sumber Islam dalam menyikapi problematika ini menjadi sangat penting dan genting. Dalam telaah penulis ditemukan bahwa di balik Corona ada ragam makna, yaitu ketidakmampuan manusia seluruh dunia dalam membendung penyebarannya, maka disadari bahwa manusia sangat lemah di hadapan Allah Swt, kekayaannya tidak mampu mengubah kuasa-Nya, kecanggihan teknologi yang dibuat bukan apa-apa tanpa izin-Nya dan manusia bukan siapa-siapa tanpa kerjasama. Selain itu, Corona menjadi pemersatu ummat dan meningkatkan kesadaran indahnya hidup sehat. Dalam aspek ujian, Corona tidak hanya menjadi ujian karena menyakitkan fisik tapi juga memunculkan ujian dalam menghadapi kesulitan ekonomi, ujian menerima panduan ibadah baru, ujian menghadapi peraturan pemerintah, ujian merespon penyimpangan, ujian agar mengingat nikmat Allah Swt. dan ujian agar menyadari kesalahan diri. Kata Kunci: Makna, Ujian, Corona, Islam