Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV AREA KENDARI Gaffar, Ahmad
Jurnal Teknologi Elekterika Vol 12, No 1 (2015): Edisi Cetak (Januari 2015,Tahun 12, No 1)
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (835.606 KB) | DOI: 10.31963/elekterika.v12i1.1497

Abstract

Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui penyebab dari Malfunction-nya Directional Ground Fault Relay yang berfungsi untuk memproteksi jaringan Express Feeder 2 yang menghubungkan antara GI Puwatu dan PLTD Wua-wua. Kondisi sistem yang awalnya berjalan secara normal, secara mendadak berubah menjadi Black Out. Sistem mengalami black out, beberapa saat setelah gangguan muncul pada Express Feeder (2) Gardu Induk (GI) Puwatu – Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Wua wua dan mengakibatkan under frequency. Kondisi Black Out tersebut  berlangsung cukup lama, hingga akhirnya  sistem mulai normal kembali. Untuk mencapai tujuan tersebut, pertama tama  dilakukan perhitungan Arus hubung singkat, kemudian dibandingkan dengan keadaan pada saat gangguan. Rekonstruksi gangguan juga dilakukan guna mengetahui seperti apa kondisi relay pada saat gangguan terjadi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui penyebab malfunction-nya Directional Ground Fault Relay, meliputi  nilai arus hubung singkatnya, lokasi dari gangguannya hingga karakteristik dari gangguan itu sendiri. Arus hubung singkat yang terjadi sebesar 171 A sdang arus setting relay sebesar 26 A;  waktu dari gangguan yang terjadi sebesar 129,048 milidetik dan nilai settingan waktu pada relay adalah sebesar 473 milidetik sehingga Relai Gangguan Tanah Berarah ( Directional Ground Fault Relay ) tidak trip disebabkan karena selang waktu dari gangguan lebih cepat dari pada waktu setting pada relai, sehingga sampai gangguan selesai terjadi, relai hanya mengalami Pick Up
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN TEGANGAN PERMUKAAN TANAH PADA PEMBUMIAN SISTEM GRID-ROD DALAM STRUKTUR TANAH DUA LAPIS (SUATU ANALISA KASUS) Tadjuddin Tadjuddin; Ahmad Gaffar; Bakhtiar Bakhtiar
Jurnal Teknik Mesin Sinergi Vol 11, No 2 (2013): Oktober 2013
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.513 KB) | DOI: 10.31963/sinergi.v11i2.1106

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang menjadi penyebab turun/ rendahnya nilai tegangan permukaan tanah khususnya tegangan sentuh sentuh yang timbul saat terjadi gangguan,Besarnya tegangan sentuh dipengaruhi banyak factor shingga dalam merencanakan sisatem pembumian perlu diketahui faktor yang dominan berpengaruh terhadap tegangan sentuh tersebut. Data-data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh pada P.T PLN khususnya PIKITRING SULMAPA antara lain nilai tahanan jenis tanah, ketebalan lapisan tanah bagian pertama, tegangan kerja sistem yang direncanakan. Kegiatan ini diawali dengan menghitung: Luas Daerah Pembumian, Ukuran Minimum Elektroda Pembumian, Jumlah Minimum Batang Konduktor serta seluruh panjang batang pembumian yang diperlukan untuk selanjutnya hasilnya digunakan menghitung Tegangan Sentuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor faktor yang dominan berpengaruh terhadap rendahnya atau turunnya tegangan sentuh secara berturut turut adalah sbb: i). Perubahan jarak antara konduktor paralel(D). Semakin kecil jarak konduktor parallel maka semakin panjang elektroda grid yang dibutuhkan. Dengan semakin kecilnya nilai tahanan dari konduktor yang paralel tersebut berarti semakin memudahkan jalan arus gangguan ke tanah sehingga tegangan pada permukaan tanah menjadi semakin kecil. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 meter jarak konduktor paralel (dari 3 meter sampai dengan 12 meter) menyebabkan terjadinya perubaha rata-rata tegangan sentuh sebesar 11,36 %. Untuk ρ1 = 30,4 (Ω.m) dan ρ2 = 11,3 Ω.m ii), Perbandingan tahanan jenis tanah lapisan pertama dan lapisan kedua. Dan iii) kedalaman penanaman elektroda grid. Hasil yang diperoleh, menunjukkan bahwa semakin dalam elektroda tersebut tertanam dalam tanah (dari 0,5 meter sampai dengan kedalaman 1,0 meter) tegangan sentuh semakin kecil. Namun bila kedalaman penanaman elektroda ditambah terus melibihi 1,0 meter ternyata tegangan sentuh menjadi semakin besar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dalam IEEE, bahwa penanaman elektroda grid akan efektif menurunkan tegangan sentuh hanya sampai pada kedalaman 1,0 meter.