Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa STKIP Taman Siswa Bima Menggunakan Jasa Konsultan dalam Penyusunan Skrispsi Tahun Akademik 2015 Mariamah Mariamah; Fifi Faridah; Ratnah Ratnah; Suratman Suratman
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 6 No 2 (2016): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : LPPM STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan mahasiswa STKIP Taman Siswa Bima menggunakan jasa konsultan skripsi dan mengetahui apa saja profil jasa konsultan skripsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti namun sebagai pendukung pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan: (1) Angket, (2) observasi, (3) wawancara, dan (4) Dokumentasi. Teknik analisis data dalam peneltian ini yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/ferification. Penarikan kesimpulan data hasil didasarkan pada pedoman kategorisasi Syaifuddin Azwar. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informsi bahwa faktor yang menyebabkan mahasiswa menggunakan jasa konsultan adalah 1) kemampuan kuran dengan nilai yang diperoleh sebesar 2,76. Dapat disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan mahasiswa menggunakan jasa konsultan diakibatkan mereka tidak memiliki kemampuan untuk menyusun sendiri karya ilmiah mereka, terutama kemampuan mereka dalam menganalisis data dan memahami metodologi. 2) kendala waktu dengan nilai 1,8. Berdasarkan hasil analisi diperoleh kategori rendah. Dari hasil tersebut bahwa waktu tidak menjadi masalah bagi mahasiswa atau tidak menjadi kendala bagi mereka sehingga indikator waktu tidak dapat dijadikan alasan untuk menggunakan jasa konsultan dalam penyusunan skripsi. 3) Faktor psikologi berdasarkan hasil analisis diperoleh kategori sedang. Selain faktor kemampuan, ternyata faktor yang ketiga ini tidak terlalu mempengaruhi mahasiswa untuk menggunakan jasa konsultan dalam penyususnan skripsi, faktor yang ketiga ini merupakan faktor yang meyangkut kepercayaan diri mahasiswa terhadap kemampuan mereka. 4) faktor mengenai fasilitas. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil dengan kategori sedang. Mahasiswa ada yang sangat terbatas dengan fasilitas pendukung untuk menyususn skripsi seperti tidak memiliki komputer/leptop, buku referensi dan printer. Sehingga fasilitas ini menjadi faktor penyebab mahasiswa menggunakan jasa konsultan dalam penyusunan skripsi dan ada juga yang memiliki fasilitas (leptop), sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor fasilitas tidak terlalu mempengaruhi.
Strategi Pengembangan IPS Melalui Konsep Waktu, Perubahan Dan Kebudayaan sebagai Transmisi Kewarganegaraan Dalam Pembelajaran A. Gafar Hidayat; Tati Haryati; Ratnah Ratnah
JURNAL PENDIDIKAN IPS Vol 10 No 2 (2020): JURNAL PENDIDIKAN IPS
Publisher : STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpi.v10i2.379

Abstract

Pembelajaran IPS merupakan hasil fusi secara terpadu, sebagai hasil seleksi dan penyederhanaan dari berbagai ilmu-ilmu sosial untuk kepentingan tujuan pembelajaran, serta disesuaikan dengan tingkatan pendidikan. Oleh karena itu IPS merupakan program pembelajaran yang dijadikan sebagai instrumen pewarisan budaya bangsa melalui transmisi kewarganegaraan. Tujuan penulisan ini yaitu untuk memahami strategi mengembangkan IPS melalui konsep waktu, perubahan dan kebudayaan. Metode penulisan ini menggunakan studi literatur atau telaah pustaka, dan dideskripsikan secara kualitatif. Adapun hasil dari penulisan ini yaitu strategi pengembangan IPS melaui konsep waktu, perubahan, dan kebudayaan dalam pembelajaran ilmu sosial erat kaitannya dengan ilmu sejarah yang meliputi masa lalu, masa sekarang dan yang akan datang, begitu juga dalam pembelajaran ilmu sosial lainnya, yang diintegrasikan secara terpadu dalam pembelajaran IPS, agar pemahaman siswa bersifat holistik. Perubahan merupakan gejala yang umum terjadi pada masyarakat manusia. Dalam konteks kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dikenal dua macam perubahan yaitu perubahan sosial (social change) dan perubahan kebudayaan (cultural change). Sedangkan kebudayaan adalah hasil dari daya dari budi yang berupa cipta, rasa, dan karsa, manusia sebagai nilai yang dijunjung tinggi dan membentuk aturan yang disepakati besara untuk kepentingan bersama anggota kelompok masyarakat. Dengan kata lain, hasil dari ketiga unsur akal atau budi (cipta, rasa, dan karsa) itulah yang disebut dengan kebudayaan
Peran Pemerintah Desa Dan Pelaku Usaha Terhadap Budaya Literasi Siswa Sekolah Dasar Ratnah Ratnah; I Nengah Suastika
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jime.v8i1.2709

Abstract

Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2019 telah merilis hasil kompetensi siswa. Dari ketiga kompetensi yang dinilai, kompetensi literasi siswa paling rendah. Mengacu pada hasil tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pemerintah desa setempat dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di desa Teke terhadap budaya literasi Siswa Sekolah Dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan wawancara dan dokumentasi sebagai instrumen pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada lima prinsip literasi yang diterapkan sesuai tahapan tumbuh kembang anak. Program literasi yang baik harus seimbang dan terintegrasi dengan kurikulum. Selanjutnya, peran pemerintah desa setempat dan Mikro, Usaha Kecil Menengah (UMKM) antara lain: menjalin kerjasama dengan pelaku UMKM, membangun perpustakaan desa untuk kegiatan literasi siswa, menyediakan anggaran untuk kegiatan literasi desa dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja desa berupa pengadaan sarana penunjang seperti buku dan lembar kerja siswa. Peran selanjutnya adalah menghasilkan peraturan desa melalui keputusan kepala desa atau pemerintah daerah tentang aturan pelaksanaan kegiatan literasi kepada siswa Sekolah Dasar sehingga dapat menjadi landasan hukum bagi pihak terkait. Peran terakhir yang dimainkan oleh pemerintah desa adalah membentuk kelompok relawan untuk membimbing dan mengajar siswa SD. penyediaan anggaran kegiatan literasi desa dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja desa berupa pengadaan sarana penunjang seperti buku dan LKS. Peran selanjutnya adalah menghasilkan peraturan desa melalui keputusan kepala desa atau pemerintah daerah tentang aturan pelaksanaan kegiatan literasi kepada siswa Sekolah Dasar sehingga dapat menjadi landasan hukum bagi pihak terkait. Peran terakhir yang dimainkan oleh pemerintah desa adalah membentuk kelompok relawan untuk membimbing dan mengajar siswa SD. penyediaan anggaran kegiatan literasi desa dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja desa berupa pengadaan sarana penunjang seperti buku dan LKS. Peran selanjutnya adalah menghasilkan peraturan desa melalui keputusan kepala desa atau pemerintah daerah tentang aturan pelaksanaan kegiatan literasi kepada siswa Sekolah Dasar sehingga dapat menjadi landasan hukum bagi pihak terkait. Peran terakhir yang dimainkan oleh pemerintah desa adalah membentuk kelompok relawan untuk membimbing dan mengajar siswa SD. Peran selanjutnya adalah menghasilkan peraturan desa melalui keputusan kepala desa atau pemerintah daerah tentang aturan pelaksanaan kegiatan literasi kepada siswa Sekolah Dasar sehingga dapat menjadi landasan hukum bagi pihak terkait. Peran terakhir yang dimainkan oleh pemerintah desa adalah membentuk kelompok relawan untuk membimbing dan mengajar siswa SD. Peran selanjutnya adalah menghasilkan peraturan desa melalui keputusan kepala desa atau pemerintah daerah tentang aturan pelaksanaan kegiatan literasi kepada siswa Sekolah Dasar sehingga dapat menjadi landasan hukum bagi pihak terkait. Peran terakhir yang dimainkan oleh pemerintah desa adalah membentuk kelompok relawan untuk membimbing dan mengajar siswa SD.
Workshop Pengolahan Sampah dan Pendirian Bank Sampah bagi Ibu Rumah Tangga Desa Bolo Kecamatan Madapangga Ratnah Ratnah; Ibnu Khaldun Sudirman; Suratman Suratman; Rizalul Fiqry
Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2021): Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Edisi Juli - Desember 2021
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/bajpm.v1i2.66

Abstract

Desa Bolo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB). Masyarakat desa Bolo pada umumnya berlatar belakang petani. Selama ini, masyarakat banyak mendapatkan masalah yang antara lain yaitu masalah limbah lingkungan, banyak sampah yang berserakan yang membuat desa kelihatan tidak indah, minimnya pengetahuan masyarakat dalam hal ini ibu-ibu rumah tangga yang menjadi mitra kegiatan dalam mengolah sampah menjadi bahan produktif yang bernilai ekonomis, rendahnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan, banyaknya ibu-ibu rumah tangga yang menjadi pengangguran, tidak adanya program pelatihan, pendampingan dri pemerintah, LSM, dan Organisasi-Organisasi Kemasyarakatan dalam membantu masyarakat mitra dalam memberi pengetahuan bagaimana mengolah sampah menjadi bahan produktif, bagaimana cara mendirikan Bank Sampah, bagaimana cara berhubungan dengan pihak Bank Sampah. Melihat permasalahan yang dihadapi para ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok tani mitra di atas, maka sangat diperlukan pelatihan pengolahan sampah menjadi bahan produktif dan pelatihan pendirian Bank Sampah yang bisa menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh kelompok mitra. Pelaksanaan kegiatan PKM ini direncakan selama 3 bulan dengan sasaran dan target yang diharapkan adalah meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan anggota mitra yang ada di desa Bolo dalam mengolah sampah menjadi bahan produktif yang bernilai ekonomis sehingga terciptanya lapangan pekerjaan baru bagi kelompok mitra. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan Pengabdian ini adalah sebagai berikut: 1.) Tahap Observasi Lapngan, 2.) Tahap Sosialisasi Kegiatan, 3.) Tahap Peningkatan Kesadaran (Awarness Level), 4.) Tahap Pemantapan (Maturity Level), 5.) Tahap Pendampingan. Hasil dari pelaksanaan kegiatan kemitraan kepada masyarakat ini adalah terlaksananya luaran yang ingin dicapai yaitu: 1. Adanya peningkatan pengetahuan dan kesadaran mitra dalam mengolah sampah rumah tangga menjadi bahan produktif yang bernilai Ekonomis, 2. Adanya peningkatan pengetahuan anggota mitra dalam mengolah sampah organik dan an organik, 3. Terciptanya kelompok usaha baru bagi anggota Mitra di bidang pengolahan sampah, 4. Adanya pengetahuan mitra dalam membangun hubungan dengan pihak Bank Sampah. 5. Dokumentasi Kegiatan berupa Photo dan Video Kegiatan. Adapun kesimpulan kegiatan ini adalah workshop pengolahan dan pendirian bank sampah ini mendapat respon dan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu rumah tangga akan manfaat sampah bagi kehidupan masyarakat.
Analysis of the Implementation of the Merdeka Curriculum in Social Studies Subjects in Elementary Schools Ewa Ardiansyah; Ratnah Ratnah
Council: Education Journal of Social Studies Vol. 2 No. 1 (2024): Januari
Publisher : Yayasan Insan Mulia Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59923/council.v2i1.60

Abstract

The objectives of this study are: 1) to determine the role of teachers in teaching Social Studies using the Merdeka curriculum; 2) to identify the challenges faced by teachers in teaching Social Studies using the Merdeka curriculum. This research employs a descriptive qualitative method, where the data consists of observations and direct interviews with field experts. Data collection techniques include interviews, observations, and documentation. The sample selection for the study is purposively determined based on the expertise of the informants in providing necessary information to the researcher. Data analysis involves three steps: data reduction/selection, data interpretation, and conclusion drawing. Based on the research findings: 1) Teachers in Grade IV actively employ a scientific approach, encouraging students to be actively engaged in learning through various methods and models; 2) Challenges faced by teachers in implementing the Merdeka curriculum include excessive assessment criteria for students and inadequate teaching support facilities provided by the school, which hinder the effective implementation of the Merdeka curriculum