Ketut Yasini
STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PERAN WANITA HINDU DALAM MENAMBAH PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 5 No 1 (2014): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan zaman yang begitu pesat dapat mempengaruhi kehidupan sosial keluarga Hindu. Hal ini dapat dirasakan oleh wanita Hindu yang suaminya memperoleh penghasilan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dengan demikian, maka wanita Hindu bukan saja melakukan kegiatan di rumah, melainkan melakukan pekerjaan di luar rumah dengan alasan untuk menambah pendapatan rumah tangga. Dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan tiga masalah, yaitu: (1) Apakah upaya-upaya yang dilakukan wanita Hindu untuk menambah pendampatan rumah tangga di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah?, (2) Apakah kendala-kendala yang dihadapi wanita Hindu untuk menambah pendampatan rumah tangga di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah?, dan (3) Bagaimanakah peran wanita Hindu sebagai istri untuk menambah pendampatan rumah tangga di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah?. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui (1) upaya yang dilakukan wanita Hindu, (2) kendala yang dialami wanita Hindu, dan (3) peran wanita Hindu sebagai istri dalam menambah pendapatan rumah tangga di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian sosial, sehingga peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan adalah Teori Peran, Teori Fungsional Struktural, dan Teori Tindakan. Metode yang digunakan dalam teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, study kepustakaan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Upaya-upaya yang dilakukan wanita Hindu dalam menambah pendapatan rumah tangga, yaitu berusaha memanagement perekonomian keluarga seoptimal mungkin, seperti konsumsi dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Di samping itu membuka warung kebutuhan sehari-hari, penjahit pakaian, memelihara ternak, sebagai buruh, dan menjual banten, (2) Kendala-kendala yang dihadapi dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan faktor lingkungan, (3) Peran wanita Hindu berperan ganda, yaitu di samping sebagai istri juga bekerja di luar rumah untuk menambah pendapatan rumah tangga.
IMPLEMENTASI AJARAN ASTA BRATA DI PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA (PHDI) KOTA PALU Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zaman globalisasi yang ditandai dengan merosotnya di dalam berbagai sektor kepemimpinan, sehingga banyak konsep ajaran agama Hindu dalam Ramayana yaitu ajaran Asta Brata dipakai sebagai landasan berpikir, berkata, dan bertindak. Ajaran kepemimpinan Asta Brata digunakan sebagai pedoman kepemimpinan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Kemajemukan dan perkembangan suatu daerah memberikan tantangan kepada PHDI dalam membangun baik fisik maupun mental, kerukunan antar umat beragama, suku, bahkan mengantisipasi perselisihan yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan perpecahan. Dengan demikian, diperlukan pemimpin yang handal dan profesional untuk menghadapi tantangan dan hambatan tersebut. Penelitian ini didasarkan atas ajaran kepemimpinan yang merupakan epos besar Ramayana yaitu ajaran kepemimpinan Asta Brata. Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi ajaran Asta Brata di PHDI Kota Palu? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi ajaran Asta Brata di PHDI Kota Palu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi ajaran Asta Brata di PHDI Kota Palu meliputi: 1) Indra Brata, PHDI Kota Palu memberikan kesejahteraan kepada umat, seperti memberikan pakaian setiap tahun kepada pinandita dan meminjamkan dana khas umat bagi umat yang membutuhkan; 2) Yama Brata, PHDI Kota Palu menegakan aturan yang berlaku dan memberikan sanksi bagi yang melanggarnya; 3) Surya Brata, PHDI Kota Palu melakukan suatu koordinasi dengan bawahan dan tidak mengambil keputusan dengan tergesa-gesa; 4) Candra Brata, PHDI Kota Palu mengimplementasikan dengan cara menghargai bawahan, tidak memandang derajat, selalu berwajah yang berseri-seri di depan umat; 5) Bayu Brata, PHDI Kota Palu selalu berada di tengah-tengah umatnya dalam kegiatan ngayah, rapat, dan kegiatan-kegiatan lainnya, 6) Kuwera Brata, PHDI Kota Palu mengimplementasikan ajaran tersebut dengan menggunakan khas umat secara maksimal untuk pembangunan fisik dan upakara yajna; 7) Baruna Brata, PHDI Kota Palu selalu menyampaikan hal-hal penting agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti mabuk-mabukan; dan 8) Agni Brata, diimplementasikan oleh PHDI Kota Palu dengan memberikan semangat kepada umat untuk melaksanakan pembangunan dengan membentuk panitia pembangunan
DAMPAK TERORISME TERHADAP INTEGRASI MASYARAKAT MULTIKULTUR DI DESA SAUSU PAKAREME KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 2 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.124 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v8i2.224

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori perubahan sosial, teori fungsional konflik dan teori nilai. Penentuan informan ditentukan prosedur purposif. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. dampak terorisme terhadap integrasi masyarakat multikultur di Desa Sausu Pakereme yaitu timbulnya rasa trauma serta terbatasnya dalam kontak sosial. 2. faktor-faktor penghambat dan pendorong integrasi masyarakat multikultur di Desa Sausu Pakereme yaitu faktor penghambat meliputi: timbulnya rasa kecurigaan sebagian masyarakat terhadap golongan tertentu kepada kelompok jaringan terorisme, Berprasangka pada hal-hal yang terlihat baru atau asing, serta belum terbentuknya sebuah organisasi lintas agama. Faktor pendorong meliputi: meningkatnya kerja sama antar masyarakat, menjalin silaturahmi yang kuat sesama masyarakat, dan aktifnya kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat. 3. nilai-nilai pendidikan Agama Hindu dari integrasi masyarakat multikultur di Desa Sausu Pakereme yaitu terdapat nilai a). Tat Twam Asi, b). Tri Kaya Parisudha.
PERANAN PERADAH DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI AJARAN AGAMA HINDU PADA PEMUDA HINDU DI DUSUN LINGGA SARI DESA TOLAI BARAT KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 9 No 2 (2018): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.325 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v9i2.243

Abstract

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah Peranan Peradah dalam Mengembangkan Nilai-nilai Ajaran Agama Hindu pada Pemuda Hindu? (2) Apakah kendala-kendala yang dihadapi Peradah dalam mengembangkan Nilai-nilai Ajaran Agama Hindu pada Pemuda Hindu? (3) Apakah upaya-upaya yang dilakukan Peradah dalam mengembangkan Nilai-nilai Ajaran Agama Hindu pada Pemuda Hindu?. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui Peranan Peradah dalam Mengembangkan Nilai-nilai Ajaran Agama Hindu pada Pemuda Hindu, (2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Peradah dalam Mengembangkan Nilai-nilai Ajaran Agama Hindu pada Pemuda Hindu, (3) Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan Peradah dalam Mengembangkan Nilai-nilai Ajaran Agama Hindu pada Pemuda Hindu. Teori yang digunakan adalah teori peran, teori fungsional struktural, dan teori motifasi. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan.Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan atau verifikasi data. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peranan Peradah dalam mengembangkan nilai ajaran Agama Hindu yaitu dengan mengadakan dan ikut ambil bagian dalam kegiatan yang di adakan di desa. Kendala-kendala yang dihadapi Peradah dalam mengembangkan Nilai-nilai ajaran Agama Hindu yaitu (1) Kurangnya tingkat kesadaran pemuda (2) Kesibukan anggota Peradah (3) Kurangnya dukungan orang tua. Upaya-upaya yang dilakukan Peradah dalam mengembangkan nilai-nilai ajaran Agama Hindu yaitu (1) Menerapkan sistem denda (2) Rekontruksi kepengurusan Peradah (3)Melakukan sosialisasi.
PERSEPSI MASYARAKAT HINDU TERHADAP TERHADAP NGABEN MASSAL Ratih Paraswati; Gede Merthawan; Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 3 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i3.336

Abstract

Masyarakat merasa terbebani oleh biaya dalam melaksanakan ngaben namun setelah adanya ngaben massal masyarakat dapat melaksanakan ngaben tanpa memikirkan biaya yang terlalu tinggi. Namun lain halnya di Desa Solo yang menganggap biaya ngaben massal sama dengan ngaben individu. Pokok permasalahan: (1) Bagaimanakah persepsi masyarakat Hindu terhadap ngaben massal di Desa Solo, Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan?. (2) Bagaimanakah tata cara pelaksanaan terhadap ngaben massal bagi masyarakat di Desa Solo, Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan?. Tujuan penelitian : (1) Untuk mengetahui persepsi masyarakat Hindu terhadap ngaben massal di Desa Solo, Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. (2) Untuk mengetahui tata cara terhadap ngaben massal bagi masyarakat di Desa Solo, Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara , dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, model data, penarikan dan verifikasi kesimpulan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Persepsi masyarakat Hindu terhadap ngaben massal, (1) untuk membayar hutang, (2) ngaben sawa wedana, (3) ngaben asti wedana, (4) ngaben swasta, (5) upakara ditanggung oleh panitia. Sedangkan tata cara pelaksanaan ngaben bagi masyarakat (1) tahap persiapan dan (2) tahap pelaksanaan
WAYANG LEMAH DALAM UPACARA NGENTEG LINGGIH DI PURA AGUNG PURNASADHA TOLAI Wayan Sutarman; I Nyoman Suparman; Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 1 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i2.343

Abstract

Upacara ngenteg linggih memiliki nuansa religius magis karena terkait dengan keyakinan tentang dewa yadnya. Kekhasan inilah yang menjadikan pelaksanaan upacara ngenteg linggih harus dirangkaikan dengan pementasan wayang Lemah.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1). Fungsi Pementasan Wayang Lemah Dalam Upacara Ngenteg Linggih?. 2). Nilai Pendidikan Agama Hindu Pada Pementasan Wayang Lemah Dalam Upacara Ngenteg Linggih? Penelitian ini memiliki tujuan yaitu: 1). mengetahui fungsi pementasan wayang lemah dalam upacara ngenteg linggih. 2). Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan agama hindu yang terkandung dalam pementasan wayang lemah. Teori yang digunakan untuk membedah permasalahan adalah Teori Struktural fungsional dan Teori Nilai. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian: dalam Pementasan Wayang Lemah pada Upacara Ngenteg Linggih Di Pura Purnasada Tolai memiliki fungsi yaitu: (1) Wayang Lemah Sebagai Wali Upacara, (2) Wayang Lemah sebagai balih-balihan (hiburan), (3) Wayang Lemah Sebagai Fungsi Sosial. Nilai Pendidikan Hindu yang terkandung yaitu: pertama nilai pendidikan Tattwa pada proses pelaksanaan, nilai pendidikan Etika, yang meliputi tiga aspek, yaitu aspek pikiran, perkataan, dan perbuatan. Hindu mengajarkan bahwa apa yang dihasilkan oleh pikiran (manacika) harus selalu suci (parisudha), dan wacika parisudha dan nilai pendidikan estetika yaitu unsur keindahan pementasan wayang lemah yang dilaksanakan siang hari.
PERAN ORANG TUA SISWA HINDU SDN 2 TATURA DALAM PEMBELAJARAN DI RUMAH PADA MASA PANDEMI COVID-19 I Kayan Setiawan; Ketut Yasini; I Nyoman Suparman
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 3 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i3.428

Abstract

Pandemi Covid-19 berdampak pada sektor pendidikan sehingga adanya penerapan kebijakan belajar dari rumah, salah satunya adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Tatura. Penelitian ini mengangkat tiga permasalah yaitu: 1) Peran orang tua dalam pembelajaran dari rumah; 2) Faktor penghambat orang tua dalam pembelajaran dari rumah; 3) Faktor pendukung orang tua dalam pembelajaran dari rumah. Ketiga permasalahan tersebut akan dibedah menggunakan teori peran, teori behavioristik, dan teori fungsionalisme struktural. Hasil penelitian ini adalah: 1) Peran orang tua dalam pembelajaran dari rumah meliput: a. Peran aktif terdiri dari pemberian bimbingan belajar, penghubung antara anak dengan guru, dan sebagai fasilitator; b. Peran partisipatif terdiri dari pemberian fasilitas belajar, memeriksa tugas belajar anak, dan mendampingi anak belajar; c. Peran pasif terdiri dari mengingatkan anak untuk disiplin dan mengingatkan anak untuk menerapkan hidup bersih dan sehat. 2) Faktor penghambat orang tua dalam pembelajaran dari rumah meliputi: a. Orang tua kurang memahami materi; b. Kurangnya minat belajar anak dalam pembelajaran dari rumah. 3) Faktor pendukung orang tua dalam pembelajaran dari rumah meliputi: a. Tingkat pendidikan orang tua yang memadai; b. Materi mudah diakses di google dan youtube; c. Pemberian motivasi belajar kepada anak; d. Tersedianya fasilitas belajar yang memadai.
PERANAN PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA DALAM MENERAPKAN AJARAN BRAHMACARI ASRAMA PADA REMAJA HINDU DI DESA MALONAS KECAMATAN DAMSOL KABUPATEN DONGGALA PROPINSI SULAWESI TENGAH Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 13 No 1 (2022): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v13i1.279

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peranan PHDI dalam menerapkan ajaran Brahmacari Asrama pada remaja Hindu di Desa Malonas, 2) kendala yang dihadapi oleh PHDI dalam menerapkan ajaran Brahmacari Asrama pada remaja Hindu di Desa Malonas, 3) upaya yang dilakukan oleh PHDI untuk mengatasi kendala dalam menerapkan ajaran Brahmacari Asrama pada remaja Hindu di Desa Malonas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil Penelitian: Peranan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dalam menerapkan ajaran Brahmacari Asrama pada remaja Hindu di Desa Malonas, yaitu: a) memberikan motivasi, dan b) memberikan pembinaan secara berkesinambungan. Dalam melaksanakan perannya, PHDI Desa Malonas mengalami beberapa kendala, yaitu: a) kurangnya respon remaja, dan b) meningkatnya kasus kenakalan remaja. Berkaitan dengan kendala yang dihadapi PHDI dalam menerapkan ajaran Brahmacari Asrama pada remaja Hindu di Desa Malonas, maka upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut, yaitu: a) PHDI Desa Malonas menjalin kerjasama dengan pihak sekolah, masyarakat, orang tua dan pasraman dalam menanamkan nilai pendidikan agama Hindu, dan b) PHDI Desa Malonas bekerjasama dengan pihak sekolah, masyarakat, orang tua dan pasraman melakukan pembinaan melalui kegiatan olah raga, Dharma Gita dan ajaran tentang susila.
PERSEPSI MASYARAKAT HINDU TERHADAP UPACARA MENEK KELIH Ni Gusti Ketut Seruni; I Wayan Mudita; Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 13 No 1 (2022): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v13i1.440

Abstract

Upacara menek kelih merupakan ungkapan rasa syukur orang tua, memohon keselamatan kehadapan Sang Hyang Semara Ratih agar diberikan jalan yang baik dan benar. Upacara menek kelih wajib dilaksanakan agar mejadi anak yang suputra. Sebagian masyarakat Hindu khususnya di Desa Tovalo tidak melaksanakan upacara menek kelih. Rumusan masalah:(1) Bagaimana Persepsi Masyarakat Hindu Terhadap Upacara Menek kelih?(2) Apa Faktor Penyebab Masyarakat Hindu Tidak Melaksanakan Upacara Menek kelih?. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Teori digunakan, teori persepsi dan teori perubahan sosial. Metode pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi dan study kepustakaan. Teknik analisis data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan. Penentuan informan secara Purposive Sampling. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil, Persepsi Masyarakat Hindu Terhadap Upacara Menek kelih:(1) Ucapan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi,(2) sebagai pembersihan,(3) Melepas masa kanak-kanak,(4) Ungkapan rasa syukur orang tua, (5) Perubahan tingkah laku. Persepsi tidak melaksanakan:(1) Kurang memahami pentingnya upacara menek kelih,(2) tidak perlu dilaksanakan secara terpisah. Faktor Tidak Melaksanakan:(1) Masyarakat tidak melaksanakan karena keluarga,(2) Masyarakat tidak melaksanakan karena faktor ekonomi,(3) kurangnya pembinaan tokoh umat kepada masyarakat Hindu.
PERAN WANITA HINDU DALAM MENAMBAH PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 5 No 1 (2014): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan zaman yang begitu pesat dapat mempengaruhi kehidupan sosial keluarga Hindu. Hal ini dapat dirasakan oleh wanita Hindu yang suaminya memperoleh penghasilan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dengan demikian, maka wanita Hindu bukan saja melakukan kegiatan di rumah, melainkan melakukan pekerjaan di luar rumah dengan alasan untuk menambah pendapatan rumah tangga. Dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan tiga masalah, yaitu: (1) Apakah upaya-upaya yang dilakukan wanita Hindu untuk menambah pendampatan rumah tangga di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah?, (2) Apakah kendala-kendala yang dihadapi wanita Hindu untuk menambah pendampatan rumah tangga di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah?, dan (3) Bagaimanakah peran wanita Hindu sebagai istri untuk menambah pendampatan rumah tangga di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah?. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui (1) upaya yang dilakukan wanita Hindu, (2) kendala yang dialami wanita Hindu, dan (3) peran wanita Hindu sebagai istri dalam menambah pendapatan rumah tangga di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian sosial, sehingga peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan adalah Teori Peran, Teori Fungsional Struktural, dan Teori Tindakan. Metode yang digunakan dalam teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, study kepustakaan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Upaya-upaya yang dilakukan wanita Hindu dalam menambah pendapatan rumah tangga, yaitu berusaha memanagement perekonomian keluarga seoptimal mungkin, seperti konsumsi dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Di samping itu membuka warung kebutuhan sehari-hari, penjahit pakaian, memelihara ternak, sebagai buruh, dan menjual banten, (2) Kendala-kendala yang dihadapi dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan faktor lingkungan, (3) Peran wanita Hindu berperan ganda, yaitu di samping sebagai istri juga bekerja di luar rumah untuk menambah pendapatan rumah tangga.