Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

POLA ADAPTASI MASYARAKAT HINDU DI KECAMATAN PAMONA BARAT KABUPATEN POSO PASCA KONFLIK POSO I Komang Mertayasa
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 5 No 1 (2014): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat yang tinggal di Kecamatan Pamona Barat merupakan masyarakat yang heterogen. Masuknya penduduk pendatang dengan berbagai bentuk budaya dan agamanya yang dibawa akan menjadikan munculnya keanekaragaman budaya dan agama yang ada di Kecamatan Pamona Barat. Keanekaragaman yang dimiliki oleh masyarakat Kecamatan Pamona Barat selain dapat menimbulkan integrasi juga sangat rentan akan terjadinya konflik, baik dalam skala kecil maupun dalam skala yang besar seperti peperangan yang pada akhirnya dapat merusak sistem yang ada dalam masyarakat. Kemampuan masyarakat Hindu dalam melakukan adaptasi sebagai upaya untuk menciptakan kedamaian dan agar dapat diterima oleh lingkungan setempat menjadi sesuatu yang sangat penting, sehingga menjadi penting untuk mengetahui bagaimana pola adaptasi masyarakat Hindu di Kecamatan Pamona Barat Kabupaten Poso pasca konflik Poso. Dengan demikian bagi masyarakat Hindu secara umum dapat dijadikan referensi dalam melakukan adaptasi dengan masyarakat lokal. Dalam bidang sosial budaya bentuk pola adaptasi yang diterapkan oleh masyarakat Hindu terdiri dari turut dalam perayaan pesta panen, partisipasi dalam perayaan natal, turut aktif dalam kegiatan olahraga, melakukan kerjasama dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Selain itu terdapat pula pola adaptasi ekonomi yaitu penyesuaian yang dilakukan dalam bidang ekonomi, karena dalam usaha pemenuhan kebutuhan penduduk pendatang dalam hal ini adalah masyarakat Hindu lebih tekun sehingga kehidupan ekonomi mampu menyaingi penduduk lokal. Bentuk penyesuaian dalam bidang ekonomi dilakukan dengan mengembangkan pola hidup bersahaja.
HAMBATAN-HAMBATAN ADAPTASI MASYARAKAT HINDU DI DAERAH TRANSMIGRASI YANG MULTIKULTUR I Komang Mertayasa
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beberapa individu yang hidup dalam lingkungan masyarakat selalu memiliki perbedaan, terlebih bagi masyarakat Hindu yang merupakan masyarakat pendatang dengan budaya yang dibawa dari daerah asal. Oleh karena itu perlu dilakukan adaptasi sehingga dapat tercipta hubungan yang harmonis dengan masyarakat asli. Dalam melakukan adaptasi terdapat berbagai hambatan yang sangat penting untuk dipahami sehingga berbagai bentuk dampak yang ditimbulkan dapat diminimalisir. Dengan demikian akan dapat tercipta hubungan yang harmonis antara anggota masyarakat, baik itu masyarakat pendatang yang dalam hal ini adalah masyarakat Hindu dengan penduduk asli yang ada di daerah transmigrasi. Adapun yang manjadi hambatan-hambatan dalam melakukan adaptasi oleh masyarakat Hindu di daerah transmigrasi adalah: 1) Perilaku komunal, 2) Kegiatan-kegiatan desa adat, dan 3) Perbedaan bahasa.
PERSEPSI UMAT HINDU TENTANG HARI RAYA KUNINGAN DI DUSUN LUMBUNG SARI LEMO DESA KASIMBAR PALAPI KECAMATAN KASIMBAR KABUPATEN PARIGI MOUTONG Kade Widia Wati; I Komang Mertayasa; I Made Sukarta
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 1 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i1.332

Abstract

Rumusan masalah, yaitu (1) Bagaimanakah Historis Hari Raya Kuningan bagi Umat Hindu di Dusun Lumbung Sari Lemo Desa Kasimbar Palapi Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong? (2) Bagaimanakah Persepsi Umat Hindu tentang Hari Raya Kuningan di Dusun Lumbung Sari Lemo Desa Kasimbar Palapi Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong? Tujuan yaitu: Untuk mengetahui Historis hari raya Kuningan pada Umat Hindu di Dusun Lumbung Sari Lemo Desa Kasimbar Palapi Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong. Untuk mengetahui Persepsi Umat Hindu tentang hari raya Kuningan di Dusun Lumbung Sari Lemo Desa Kasimbar Palapi Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong. Metode kualitatif. Teori religi dan teori tindakan. Informan teknik purposiv sampling. Pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan study kepustakaan, teknik analisis data adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian sebagai berikut: a). Tradisi nenek moyang, b). Proses pernikahan, c). Pengaruh lingkungan. Penyebab Persepsi yaitu: a).ucapan rasa terima kasih kepada leluhur, b). Kemenangan Dharma melawan Adharma, c).Hari raya biasa.
PENERAPAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU KELAS V DI SDN DAMPELAS I Komang Mertayasa; I Ketut Suardika
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 10 No 1 (2019): PENDIDIKAN DAN BUDAYA HINDU
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v10i1.165

Abstract

Pembelajaran yang kreatif tercipta apabila guru mampu untuk merubah paradigma pembelajaran menuju ke pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik (student centered learning). Proses pembelajaran Pendidikan Agama Hindu pada Sekolah Dasar yaitu SDN 15 Dampelas Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah situasi dalam kelas kurang kondusif dan suasana pembelajaran terlihat tidak efektif. Guru dalam menjelaskan materi masih menggunakan metode yang konvensional yaitu ceramah, dan sangat sedikit diselingi dengan pengajuan pertanyaan dan tdak mendapat respon maksimal dari siswa. Penerapan metode Student Team Achievement Divisions (STAD), akan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan pelaksanaan siklus I dan II diperoleh bahwa aktifitas guru meningkat dari 75% menjadi 95,83%, sehingga pada siklus II sesuai dengan observasi yang dilakukan mengalami peningkatan sebesar 20,83%. Sedangkan pencapaian aktivitas siswa pada saat mengikuti pembelajaran siklus I mencapai 63,64%, meningkat menjadi 90,91%. Peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 27,27%. Pada siklus II aktivitas guru dan siswa berada dalam kriteria sangat baik dimana 75% < NR ≤ 100%. Oleh karena itu penerapan metode STAD dalam pembelajaran pendidikan agama Hindu khususnya materi catur guru dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SDN Dampelas
ESENSI TRI HITA KARANA PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA HINDU Lilik Lilik; I Komang Mertayasa
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 10 No 2 (2019): PENDIDIKAN DAN BUDAYA HINDU
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v10i2.373

Abstract

Tri Hita Karana merupakan konsep dasar yang mengharapkan manusia untuk menjaga hubungan diantara ketiga unsur sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Ketiga unsur tersebut yaitu antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Parhyangan), antara manusia dengan sesamanya (Pawongan), antara manusia dengan lingkungannya (Palemehan). Kecenderungan manusia dewasa ini hanya mengejar materi dan itu dimaksudkan untuk dapat memenuhi kebahagiaan di dunia, sehingga hakekat dari kehidupan yang sejati sudah mulai tersingkirkan oleh ego untuk pemenuhan hal yang bersifat maya. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang komprehensif mengenai hakekat penyebab kebahagiaan dan kedamaian dengan terus belajar dalam mengembangkan hal-hal yang mampu mengantarkan pada kebahagiaan dan kedamaian. Bahagia atau tidaknya seseorang tergantung dari pikiran dalam menyikapi segala sesuatu yang terjadi baik jasmani maupun rohani. Oleh karena itu Pikiran hendaknya selalu diarahkan dan dilatih serta dikontrol agar selalu berpikir yang baik. Beberapa esensi Tri Hita Karana sebagai aspek pembelajaran pendidikan agama hindu yaitu Esensi spiritual (Parhyangan) yaitu untuk selalu tulus ikhlas serta bersyukur atas apapun yang dialami; Esensi sosial (Pawongan) yaitu memupuk rasa cinta kasih dalam kehidupan masyarakat; Esensi Alam Lingkungan (Palemahan) yaitu menjaga lingkungan sekitar sehingga memberi manfaat bagi kehidupan mahluk.
AKTIVITAS BELAJAR ANAK SELAMA MASA BELAJAR DARI RUMAH DI DESA MEKO I Komang Mertayasa
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 11 No 2 (2020): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v11i2.518

Abstract

The availability of internet access by junior high school level children in Meko Village has been used to access youTube, Facebook, WhatsApp, Massenger, Twitter, Line and only a few of them use it to add references in completing assignments given by the teacher. Ownership of gadgets and Personal Computers (PC) which are limited to children from economically established families and existing internet networks have not been used to conduct online learning with accessing websites prepared by the Ministry of Education and Culture. Learning activity is done offline by giving assignments that can provide meaningful learning experiences through learning activities undertaken by children while Learning From Home. Activities undertaken by junior high school-level children during the Learning From Home in Meko Village are reading religious books, conduct discussions online, make a summary and searching for online material.
Efektivitas Pembelajaran Daring Pendidikan Agama Hindu Pada Masa Pandemi Covid-19 I Komang Mertayasa
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 12 No 2 (2021): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v12i2.741

Abstract

Penerapan system pembelajaran pada masa pandemic covid-19 pada hakekatnya di sesuaikan dengan keadaan dan kesiapan fasilitas yang dimiliki oleh satuan pendidikan. Pembelajaran daring hanya efektif untuk matakuliah teori saja, sementara untuk matakuliah praktikum dan matakuliah lapangan Kurang efektif dilakukan secara daring. Hasil perhitungan dari angket yang disebarkan kepada 120 sampel, diperoleh persentase sebesar 72%. Nilai tersebut apabila di kualitatifkan maka diperoleh nilai Cukup Baik. Persentase tersebut digunakan untuk menarik sebuah kesimpulan terkait dengan efektivitas pembelajaran daring mata pelajaran pendidikan agama hindu di SMP Negeri 1 Basarang. Efektivitas pembelajaran daring pendidikan agama hindu selama pandemic covid 19 tergolong Cukup Efektif. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa kendala yang dialami peserta didik maupun guru dalam pembelajaran daring. Kendala-kendala tersebut diantaranya yaitu : Koneksi internet pada saat-saat tertentu yang tidak stabil; Terdapat beberapa siswa yang masih memiliki gawai yang kurang memadai; Beberapa siswa mengalami kendala dalam memahami materi yang disampaikan, yang disebabkan karena perbedaan gaya siswa; Pemanfaatan gawai bukan untuk proses pembelajaran
PENGGUNAAN SAWEN PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA MEKO I Komang Mertayasa
Dharma Duta Vol 18 No 1 (2020): Dharma Duta : Jurnal Penerangan Agama Hindu
Publisher : Fakultas Dharma Duta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/dd.v18i1.483

Abstract

Upaya niskala yang dilakukan masyarakat Desa Meko Kecamatan Pamona Barat Provinsi Sulawesi Tengah agar terhindar dari wabah virus corona yaitu dengan pemasangan sawen (penanda) pada masing-masing pintu masuk pekarangan dan penggunaan gelang tri datu dilengkapi dengan jangu. Pada implementasinya sarana yang digunakan belum sepenuhnya dipahami makna (tattwa) dan alasan mengapa hal tersebut dilakukan. Padahal hakekat sebuah yadnya perlu dipahami tiga hal penting yaitu aspek tattwa, susila dan upacara, ketiga bagian tersebut tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa Proses Pemasangan sawen, terdiri dari Ngaci dengan menggunakan sarana tumpeng adanganan dan kain poleng, Nyejer dilakukan selama 12 hari dengan menghaturkan tumpeng selem dan poleng serta segehan selem, dan Pemasangan Sawen dengan menggunakan sarana tiing gading, benang tri datu dan jangu.
Hoax Dalam Perspektif Hindu I Komang Mertayasa
Satya Widya: Jurnal Studi Agama Vol 2 No 1 (2019): Satya Widya: Jurnal Studi Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/swjsa.v2i1.57

Abstract

The hoax circulation is very fast because some social media users share without reading or knowing more about whether it's true or not. Increasing literacy can be done well if someone has adequate religious knowledge. The Hinduism have a perspektif the existence of hoax, by understanding it can function as the basis and filter of information to break the chain of hoax circulation. Hoax is made with the aim of making public opinion, herding public opinion, forming perceptions that tests the intelligence and accuracy of internet and social media users. Fake news (hoax) is an act that is not good (asubha karma) so that can be of suffering, therefore in receiving information must maximize wiweka to learn. There are three ways that are used to examine information contained in social media to be able to find out the truth, namely 1). Pratyaksa Pramana; 2). Anumana Pramana; 3). Agama Pramana.
Metode Belajar Kelompok dengan Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Hindu di SMPN 1 Basarang Kabupaten Kapuas I Komang Mertayasa
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 13 No 2 (2022): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v13i2.881

Abstract

The use of learning methods that are less varried students saturation in learning. This has an impact on the acquisition of unsatisfactory students learning outcomes, Therefor the application of vafious learning methods need to be applied. Learning Hindu religious education at SMPN 1 Basarang still uses conventional methods so that students become less active and the minimun completeness criteria have not fully achieved by students. One solution that can be applied by teachers is to improve learning through the application of peer tutor learning methods. After conducting classroom action research with peer tutor learning methods, the results showed that there was an increase in learning outcomes and student activities in learning Hindu religious education. This can be seen from the final test of the first cycle, namely students who completed as many as 10 students from 18 students who took the test with the percentage of students' classical learning mastery scores reaching 55.56%, and classical absorption reaching 67.83%. While in the second cycle there was an increase, from 18 students who took the test only two students who did not meet individual absorption with classical learning mastery of 84.67% and classical absorption of 83.33%. In the first cycle the student's activity reached 74.38%, while in the second cycle the student's activity increased to 97.50%.