Ni Ketut Ratini
STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

STRATEGI PENGGALIAN DANA PUNIA PADA UMAT HINDU KOTA PALU DALAM PEMBANGUNAN CANDI KURUNG PURA AGUNG WANA KERTHA JAGATNATHA SULAWESI TENGAH (PERPEKSTIF PENDIDIKAN AGAMA HINDU) Ni Ketut Ratini
Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya Vol 1, No 2 (2018): Vol 1, No 2 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (959.499 KB) | DOI: 10.55115/bhuwana.v1i2.79

Abstract

The construction of the Great Wung Kertha Jagatnatha Kurung Pura Temple, CentralSulawesi, is the result of world funds from Hindus in Central Sulawesi in general and Hindus inPalu City in particular, which costs Rp. 1.1 billion. The construction committee has managed tocollect this huge fund. This is quite fantastic considering that today humanity tends to be morematerialistic, but it is evident that the committee with various strategies managed to raise fundsfor the construction of the brackets. This research uses Management Function Theory andStructural Functionalism theory to dissect existing problems. The approach used is a qualitativeapproach located in the City of Palu. The technique of determining the informant is done byusing purposive sampling method, while the data collection method consists of interview method,documentation method and literature study. From the results of the research and discussion, itcan be concluded that: 1) Strategy for Extracting the World Fund for Hindus in Palu City in theConstruction of Kurung Pura Agung Wana Temple Kerta Jagat Natha in Central Sulawesi,namely Circulating List, Through Announcements on Worship at the Temple, PHDI NightGathering, Submission of Development Proposals To Institutions, Dana Punia Banjar Policy,Bazaar and Prize World Funds; 2) Constraints encountered in the Strategy for Extracting theWorld Fund to Hindu City of Palu in the Construction of the Kurung Pura Agung Wana TempleKerta Jagat Natha in Central Sulawesi includes: Not the Uneven Economy of Hindus in PaluCity; Late Entry of Punia Umat; and the Coupon Distribution Constraints, 3) the developmentcommittee has clarified the outstanding coupons by conducting intensive communication andsocialization with existing community leaders and donors, so that it will not be prolonged andhampers the development committee program.
PERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK UNTUK MELAKSANAKAN PERSEMBAHYANGAN TRI SANDHYA DI DESA NAMBARU KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Ketut Ratini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran dan tanggung jawab orang tua sangat berpengaruh dalam memotivasi anak untuk melaksanakan persembahyangan Tri Sandhya di Desa Nambaru Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong, karena orang tua memiliki tugas dan kewajiban utama yaitu memberikan pendidikan dasar pada anaknya, tentu dengan harapan agar anak-anaknya dapat termotivasi untuk sembahyang dengan disiplin dan kelak menjadi anak yang berguna bagi agama, keluarga dan masyarakat serta bagi nusa dan bangsa. Oleh karena itu diperlukan motivasi yang sedini mungkin dari orang tua. Permasalahan yang dikaji adalah: 1) Apakah kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam memotivasi anak untuk melaksanakan persembahyangan Tri Sandhya di Desa Nambaru? 2) Apakah upaya-upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam memotivasi anak untuk melaksanakan persembahyangan Tri Sandhya di Desa Nambaru? dan 3) Bagaimanakah peran orang tua dalam memotivasi anak untuk melaksanakan persembahyangan Tri Sandhya di Desa Nambaru? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data menggunakan data primer dan sekunder, teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling, dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian mengenai peran orang tua dalam memotivasi anak untuk melaksanakan Tri Sandhya menemukan kendala yaitu kesibukan orang tua, ekonomi, lingkungan dan teknologi. Upaya yang dilakukan adalah mengatur dan memanfaatkan waktu luang untuk berkumpul dan berkomunikasi bersama anak. Mengawasi dan mengontrol dalam menggunakan teknologi, mengawasi pergaulan anak, sehinggga peran orang tua sangat penting dalam mendidik, membimbing dan memotivasi anak untuk dapat melakukan hal-hal yang terbaik agar menjadi anak yang berbhakti kepada Tuhan, orang tua maupun kepada orang lain.
UPACARA MABAYUH DI GRIYA GEDE MANUABA DESA BALINGGI KECAMATAN BALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Ketut Ratini; I Gede Bambang Adi Susanto
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 9 No 1 (2018): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.364 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v9i1.236

Abstract

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab umat Hindu melakasanakan uapacara mabayuh yaitu 1) Sering mendapat sakit, 2) Melik, 3) Berperilaku yang tidak baik (negatif), 4) Belum mendapat jodoh. Proses pelaksanaan upacara mabayuh yaitu 1) Memohon Tirtha Pengelukatan, Pabyakaonan dan Prayascita, 2) Menghaturkan Upakara Pada Bathara Hyang Guru, 3) Melakukan Pemayuhan, 4) Sembahyang dan Nunas Tirtha. Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam pelaksanaan upacara mabayuh yaitu 1) Nilai pendidikan budi pekerti yaitu terlatak pada pelaksanaan upacaranya yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu disesuaikan dengan keadaan yang dialami setiap individu dengan dibuatkan upakara, 2) Nilai pendidikan estetika yaitu mempunyai nilai kesakralan sehingga suatu upacara tentunya menggunakan sarana banten., 3) Nilai pendidikan religius yaitu suatu upacara tidak lepas dari sarana banten karena upakara tersebut merupakan simbol dalam ajaran Hindu
IMPLEMENTASI AJARAN CUNTAKA PADA GENERASI MUDA HINDU KOTA PALU DALAM MENJAGA KESUCIAN PURA AGUNG WANA KERTA JAGATNATHA SULAWESI TENGAH Ni Ketut Ratini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 9 No 2 (2018): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.808 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v9i2.242

Abstract

Pura sebagai tempat suci dan tempat melakukan aktivitas keagamaan harus dijaga kesucian dan kesakralannya oleh seluruh umat Hindu.Agama Hindu mengenal istilah profan dan non profan atau keadaan suci dan tidak suci, keadaan tidak suci disebut cuntaka (sebel) bagi umat hindu.Untuk menjaga kesucian pura maka orang yang dalam keadaan cuntaka dilarang memasuki pura untuk melakukan aktivitas apapun.Namun kenyataan yang terjadi dilapangan khususnya dipura agung wana kerta jagatnata Sulawesi Tengah masih ada generasi muda hindu yang melanggar larangan tersebut, dan membuat pengelola aktivitas pura(Pengempon) menjadi tidak nyaman dan merasa kawatir akan kesucian pura. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimanakah Implementasi ajaran cuntaka pada generasi muda hindu Kota Palu dalam menjaga kesucian pura Agung Wana Kerta jagadnatha Sulawesi Tengah? (2) Apakah Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh generasi muda hindu dalam implementasi ajaran cuntaka untuk menjaga kesucian pura? (3).Apakah upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala-kendala yang ada? Secara khusus tujuan diadakan penelitian ini yaitu : (1) Untuk mengetahui implementasi ajaran cuntaka.pada generasi muda hindu Kota Palu dalam menjaga kesucian pura (2) untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam implementasi ajaran cuntaka (3) Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala yang ada. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan objek penelitiannya Implementasi ajaran cuntaka dalam menjaga kesucian Pura Agung wana Kerta Jagatnatha Sulawesi Tengah. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan tehnik purposive sampling, dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi, dan study kepustakaan. Analisis data dalam penelitian ini mencakup tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Implementasi ajaran cuntaka pada generasi muda hindu dalam menjaga kesucian Pura Agung Wana Kerta Jagatnatha Sulawesi Tengah dari hasil wawancara menunjukkan sudah berjalan dengan baik, namun belum sepenuhnya terlaksana sesuai dengan harapan umat, ini disebabkan karena masih minimnya pengetahuan tentang ajaran cuntaka secara luas dan mendalam. Hambatan yang dihadapi yaitu hambatan dari dalam diri seseorang seperti ; kurangnya pemahaman/pengetahuan Generasi muda Hindu tentang ajaran cuntaka yang lebih jauh dan mendalam, serta kurangnya kesadaran dan kejujuran dari diri masing-masing personil. Hambatan dari luar diri seseorang seperti ; kurangnya buku-buku atau referensi tentang ajaran cuntaka yang beredar,, kurangnya sosialisasi atau penyuluhan yang Ekstra dari tokoh umat. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yaitu upaya dari dalam diri yaitu harus adanya motivasi, terutama dari diri sendiri untuk mengetahui dari multi media tentang ajaran cuntaka yang baik dan benar dan harus adanya kesadaran dan kejujuran dari diri seseorang. Upaya dari luar yaitu Harus diadakan sosialisasi atau penyuluhan lebih ekstra dari tokoh-tokoh umat agar terjangkau oleh generasi muda hindu tentang ajaran cuntaka yang mendalam. Harus disalurkan secara merata buku-buku/referensi-referensi yang terkait dengan ajaran cuntaka agar dapat terimplementasi dengan baik dan benar.
POLA ADAPTASI PELAKU KONVERSI AGAMA DARI NON HINDU KE HINDU MELALUI PERKAWINAN Gusti Ayu Satiawati; I Ketut Suparta; Ni Ketut Ratini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 2 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i2.338

Abstract

Pelaku konversi agama memiliki pemahaman dan pengetahuan yang kurang dibandingkan dengan umat yang memang sejak lahir beragama Hindu. Namun beberapa pelaku konversi agama lebih memiliki pemahaman dan pengetahuan dari segi bebantenan. Pelaku terlihat aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keteguhan melaksanakan ajaran Agama Hindu. Pokok permasalahan:(1)Bagaimanakah pola adaptasi pelaku konversi agama dari non Hindu ke Hindu melalui perkawinan di Kota Palu?. (2)Apakah strategi yang digunakan oleh pelaku konversi agama non Hindu melalui perkawinan di Kota Palu?. Tujuan dari penelitian ini yaitu:(1)Untuk mengetahui pola adaptasi pelaku konversi.(2) Untuk mengetahui Strategi pelaku konversi Agama. Metode pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan: Reduksi data, model data, penarikan dan verifikasi kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa: Pola adaptasi pelaku konversi agama dari non Hindu ke Hindu melalui perkawinan di Kota Palu yaitu: (1)Melakukan Sudhiwadani, (2)kesulitan dalam memahami tatacara hindu, (3)berusaha tidak menyerah, (4)melakukan upaya penyesuaian, (5)Mampu melaksanakan ritual agama. Sedangkan strategi yang digunakan pelaku yaitu: (1)belajar dari buku, (2)belajar dari mertua dan suami, (3)belajar dari lingkungan, (4)belajar ritual agama, (5)belajar dari media sosial.
FENOMENA PERKAWINAN MEKEDENG NGAD PADAMASYARAKAT HINDU Di kecamatan mepanga (Studi Kasus) Putu Seni jayanti; I Ketut Suparta; Ni Ketut Ratini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 3 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i3.339

Abstract

Perkawinan adalah ikatan lahir batin yang bertujuan membangun keluarga yang harmonis dan melanjutkan keturunan.Namun berbeda dengan perkawinan mekedeng ngad yang dapat menimbulkan penderitaan di Kecamatan Mepanga.Dalam penelitian ini ada masalahyaitu : (1) Bagaimanakah pemahaman Masyarakat Hindu mengenai perkawinan mekedeng ngad di Kecamatan Mepanga ?. (2) Apakah faktor yang mempengaruhi adanya perkawinan mekedeng ngad pada Masyarakat Hindu di Kecamatan Mepanga ?. Tujuanpenelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui pemahaman Masyarakat Hindu mengenai perkawinan mekedeng ngad di Kecamatan Mepanga. (2) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkawinan mekedeng ngad pada Masyarakat Hindu di Kecamatan Mepanga. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif.Teori yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu teori fenomenologi dan terori fungsionalisme struktural.Teknik wawancara yang digunakan ada dua yaitu wawancara berstruktur dan wawancara tak berstruktur.Teknik penentuan informan yaitu teknik purposive sampling.Metodepengumpulan data adalah reduksi data, display/penyajian, verifikasi atau penyimpulan.Disimpulkan berdasarkan penelitian: pemahaman Masyarakat Hindu mengenai perkawinan mekedeng ngad di Kecamatan Mepanga meliputi a) perkawinan yang dihindari, b) perkawinan sistem barter, c) perkawinan yang mendatangkan penderitaan. Faktor yang mempengaruhi terjadinya perkawinan mekedeng ngad di Kecamatan Mepanga Kabupaten Parigi Moutong meliputi: a) faktor kenakalan remaja, b) faktor kurangnya sosialisasi, c) faktor tradisi perkawinan dalam keluarga.
PERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK UNTUK MELAKSANAKAN PERSEMBAHYANGAN TRI SANDHYA DI DESA NAMBARU KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Ketut Ratini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran dan tanggung jawab orang tua sangat berpengaruh dalam memotivasi anak untuk melaksanakan persembahyangan Tri Sandhya di Desa Nambaru Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong, karena orang tua memiliki tugas dan kewajiban utama yaitu memberikan pendidikan dasar pada anaknya, tentu dengan harapan agar anak-anaknya dapat termotivasi untuk sembahyang dengan disiplin dan kelak menjadi anak yang berguna bagi agama, keluarga dan masyarakat serta bagi nusa dan bangsa. Oleh karena itu diperlukan motivasi yang sedini mungkin dari orang tua. Permasalahan yang dikaji adalah: 1) Apakah kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam memotivasi anak untuk melaksanakan persembahyangan Tri Sandhya di Desa Nambaru? 2) Apakah upaya-upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam memotivasi anak untuk melaksanakan persembahyangan Tri Sandhya di Desa Nambaru? dan 3) Bagaimanakah peran orang tua dalam memotivasi anak untuk melaksanakan persembahyangan Tri Sandhya di Desa Nambaru? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data menggunakan data primer dan sekunder, teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling, dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian mengenai peran orang tua dalam memotivasi anak untuk melaksanakan Tri Sandhya menemukan kendala yaitu kesibukan orang tua, ekonomi, lingkungan dan teknologi. Upaya yang dilakukan adalah mengatur dan memanfaatkan waktu luang untuk berkumpul dan berkomunikasi bersama anak. Mengawasi dan mengontrol dalam menggunakan teknologi, mengawasi pergaulan anak, sehinggga peran orang tua sangat penting dalam mendidik, membimbing dan memotivasi anak untuk dapat melakukan hal-hal yang terbaik agar menjadi anak yang berbhakti kepada Tuhan, orang tua maupun kepada orang lain.
UPACARA MABAYUH DI GRIYA GEDE MANUABA DESA BALINGGI KECAMATAN BALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Ketut Ratini; I Gede Bambang Adi Susanto
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 9 No 1 (2018): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v9i1.236

Abstract

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab umat Hindu melakasanakan uapacara mabayuh yaitu 1) Sering mendapat sakit, 2) Melik, 3) Berperilaku yang tidak baik (negatif), 4) Belum mendapat jodoh. Proses pelaksanaan upacara mabayuh yaitu 1) Memohon Tirtha Pengelukatan, Pabyakaonan dan Prayascita, 2) Menghaturkan Upakara Pada Bathara Hyang Guru, 3) Melakukan Pemayuhan, 4) Sembahyang dan Nunas Tirtha. Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam pelaksanaan upacara mabayuh yaitu 1) Nilai pendidikan budi pekerti yaitu terlatak pada pelaksanaan upacaranya yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu disesuaikan dengan keadaan yang dialami setiap individu dengan dibuatkan upakara, 2) Nilai pendidikan estetika yaitu mempunyai nilai kesakralan sehingga suatu upacara tentunya menggunakan sarana banten., 3) Nilai pendidikan religius yaitu suatu upacara tidak lepas dari sarana banten karena upakara tersebut merupakan simbol dalam ajaran Hindu
IMPLEMENTASI AJARAN CUNTAKA PADA GENERASI MUDA HINDU KOTA PALU DALAM MENJAGA KESUCIAN PURA AGUNG WANA KERTA JAGATNATHA SULAWESI TENGAH Ni Ketut Ratini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 9 No 2 (2018): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v9i2.242

Abstract

Pura sebagai tempat suci dan tempat melakukan aktivitas keagamaan harus dijaga kesucian dan kesakralannya oleh seluruh umat Hindu.Agama Hindu mengenal istilah profan dan non profan atau keadaan suci dan tidak suci, keadaan tidak suci disebut cuntaka (sebel) bagi umat hindu.Untuk menjaga kesucian pura maka orang yang dalam keadaan cuntaka dilarang memasuki pura untuk melakukan aktivitas apapun.Namun kenyataan yang terjadi dilapangan khususnya dipura agung wana kerta jagatnata Sulawesi Tengah masih ada generasi muda hindu yang melanggar larangan tersebut, dan membuat pengelola aktivitas pura(Pengempon) menjadi tidak nyaman dan merasa kawatir akan kesucian pura. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimanakah Implementasi ajaran cuntaka pada generasi muda hindu Kota Palu dalam menjaga kesucian pura Agung Wana Kerta jagadnatha Sulawesi Tengah? (2) Apakah Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh generasi muda hindu dalam implementasi ajaran cuntaka untuk menjaga kesucian pura? (3).Apakah upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala-kendala yang ada? Secara khusus tujuan diadakan penelitian ini yaitu : (1) Untuk mengetahui implementasi ajaran cuntaka.pada generasi muda hindu Kota Palu dalam menjaga kesucian pura (2) untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam implementasi ajaran cuntaka (3) Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala yang ada. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan objek penelitiannya Implementasi ajaran cuntaka dalam menjaga kesucian Pura Agung wana Kerta Jagatnatha Sulawesi Tengah. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan tehnik purposive sampling, dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi, dan study kepustakaan. Analisis data dalam penelitian ini mencakup tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Implementasi ajaran cuntaka pada generasi muda hindu dalam menjaga kesucian Pura Agung Wana Kerta Jagatnatha Sulawesi Tengah dari hasil wawancara menunjukkan sudah berjalan dengan baik, namun belum sepenuhnya terlaksana sesuai dengan harapan umat, ini disebabkan karena masih minimnya pengetahuan tentang ajaran cuntaka secara luas dan mendalam. Hambatan yang dihadapi yaitu hambatan dari dalam diri seseorang seperti ; kurangnya pemahaman/pengetahuan Generasi muda Hindu tentang ajaran cuntaka yang lebih jauh dan mendalam, serta kurangnya kesadaran dan kejujuran dari diri masing-masing personil. Hambatan dari luar diri seseorang seperti ; kurangnya buku-buku atau referensi tentang ajaran cuntaka yang beredar,, kurangnya sosialisasi atau penyuluhan yang Ekstra dari tokoh umat. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yaitu upaya dari dalam diri yaitu harus adanya motivasi, terutama dari diri sendiri untuk mengetahui dari multi media tentang ajaran cuntaka yang baik dan benar dan harus adanya kesadaran dan kejujuran dari diri seseorang. Upaya dari luar yaitu Harus diadakan sosialisasi atau penyuluhan lebih ekstra dari tokoh-tokoh umat agar terjangkau oleh generasi muda hindu tentang ajaran cuntaka yang mendalam. Harus disalurkan secara merata buku-buku/referensi-referensi yang terkait dengan ajaran cuntaka agar dapat terimplementasi dengan baik dan benar.
POLA ADAPTASI PELAKU KONVERSI AGAMA DARI NON HINDU KE HINDU MELALUI PERKAWINAN Gusti Ayu Satiawati; I Ketut Suparta; Ni Ketut Ratini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 2 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i2.338

Abstract

Pelaku konversi agama memiliki pemahaman dan pengetahuan yang kurang dibandingkan dengan umat yang memang sejak lahir beragama Hindu. Namun beberapa pelaku konversi agama lebih memiliki pemahaman dan pengetahuan dari segi bebantenan. Pelaku terlihat aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keteguhan melaksanakan ajaran Agama Hindu. Pokok permasalahan:(1)Bagaimanakah pola adaptasi pelaku konversi agama dari non Hindu ke Hindu melalui perkawinan di Kota Palu?. (2)Apakah strategi yang digunakan oleh pelaku konversi agama non Hindu melalui perkawinan di Kota Palu?. Tujuan dari penelitian ini yaitu:(1)Untuk mengetahui pola adaptasi pelaku konversi.(2) Untuk mengetahui Strategi pelaku konversi Agama. Metode pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan: Reduksi data, model data, penarikan dan verifikasi kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa: Pola adaptasi pelaku konversi agama dari non Hindu ke Hindu melalui perkawinan di Kota Palu yaitu: (1)Melakukan Sudhiwadani, (2)kesulitan dalam memahami tatacara hindu, (3)berusaha tidak menyerah, (4)melakukan upaya penyesuaian, (5)Mampu melaksanakan ritual agama. Sedangkan strategi yang digunakan pelaku yaitu: (1)belajar dari buku, (2)belajar dari mertua dan suami, (3)belajar dari lingkungan, (4)belajar ritual agama, (5)belajar dari media sosial.