I Wayan Mudita
STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

DAMPAK DEGRADASI MORAL TERHADAP PERILAKU REMAJA HINDU DI KECAMATAN BALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG I Wayan Mudita
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 9 No 2 (2018): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.722 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v9i2.240

Abstract

Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang akan menjadi penerus dalam berbagai bidang kegitatan untuk meningkatkan kesejahteraan dalam berbagai bidang. Namun dengan adanya dampak degradasi moral remaja yang merupakan kemerosotan atau penurunan nilai-lilai moral, dan budhi pekerti pada prilaku remaja yang menyebabkan semakin banyaknya remaja di Kecamatan Balinggi yang melawan orang tua, terlibat perkelahian antar remaja, terjadinya kasus hamil diluar peranikah, perjudian penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan minum minuman keras.Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1.) dampak degradasi moral terhadap prilaku remaja Hindu dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, lingkungan sosial, pergaulan, dan teknologi informasi. 2.) Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi dampak degradasi moral yaitu, aktifitas positif remaja, lingkungan keluarga, penyediyaan sarana dan prasarana yang mendukung aktifitas remaja dengan dukungan orang tua dan kesadaran dari remaja itu sendiri untuk berubah menjadi seorang anak/remaja yang mempunyai prilaku yang baik (suputra)
PENGARUH SIKAP DAN GENDER TERHADAP PRESTASI BELAJAR AGAMA HINDU DI SMA I Komang Kartia; Made Antara; I Wayan Mudita
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 1 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i1.310

Abstract

Prestasi belajar merupakan tolak ukur kemampuan siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama periode waktu tertentu. Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sikap dan gender. Sikap adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan kewajiban untuk menjamin keberadaan manusia. Gender merupakan behavioral differences (perbedaan perilaku) antara perilaku laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial. Perbedaan sikap dan gender yang dimiliki masing-masing siswa memunculkan prestasi belajar yang berbeda-beda pula, seperti halnya sikap dan gender mempengaruhi prestasi belajar Agama Hindu di SMA Negeri 1 Torue. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu adakah pengaruh positif sikap dan gender terhadap prestasi belajar Agama Hindu di SMA Negeri 1 Torue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif sikap dan gender terhadap prestasi belajar Agama Hindu di SMA Negeri 1 Torue. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan metode angket/kuesioner dan dokumentasi, setelah data diperoleh peneliti menganalisis data untuk mencari kebenaran data dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik serta uji hipotesis. Selanjutnya data dipaparkan dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel Independen (Xi) berpengaruh sangat nyata terhadap variabel dependen (Y), yang ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung sebesar 4,078 > Ftabel α=5% (1,68). Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,129 menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel bebas sebesar 12,90%, hal ini menunjukkan bahwa 12,90% prestasi belajar Agama Hindu dipengaruhi oleh sikap dan gender, sedangkan 87,10% disebabkan oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian.
PEMAHAMAN MASYARAKAT HINDU TERHADAP UPACARA MEGEDONG-GEDONGAN DI DESA KAYU CALLA KECAMATAN KAROSSA KABUPATEN MAMUJU TENGAH PROVINSI SULAWESI BARAT I Ketut Subadi; I Ketut Suparta; I Wayan Mudita
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 3 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i3.359

Abstract

Upacara megedong-gedongan adalah upacara bayi dalam kandungan yang disucikan oleh umat Hindu. Masyarakat Hindu di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah sebagian besar masyarakatnya tidak melaksanakan upacara megedong-gedongan tersebut. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah pemahaman masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat ?, 2. Apakah faktor penyebab masyarakat Hindu tidak melaksanakan upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat ?. Secara khusus tujuan diadakan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat. 2. Untuk mengetahui faktor penyebab masyarakat Hindu tidak melaksanakan upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori persepsi dan teori perubahan social. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan objek penelitiannya pemahaman masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Analisis data yang digunakanpenelitianinireduksi data, penyajian data, penarikan dan vrifikasi kesimpulan. Dari penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil yaitu : 1. Pemahaman masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan di DesaKayu Calla yaitu: a) Upacara pembersihan terhadap janin yang masih berada dalam kandungan b) Upacara janin dalam kandungan agar janin mendapatkan berkah, dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, 2. Faktor penyebab masyarakat Hindu tidak melaksanakan upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla adalah: a) Masyarakat tidak terbiasa melaksanakan upacara megedong-gedongan karena faktor orang tua yang tidak pernah melaksanakan pada saat masih tinggal di bali, b)Kurangnya pengetahuan masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan, c)Kurangnya pembinaan dari tokoh-tokoh umat kepada masyarakat Hindu di Desa Kayu Calla.
PERSEPSI MASYARAKAT HINDU TERHADAP UPACARA MENEK KELIH Ni Gusti Ketut Seruni; I Wayan Mudita; Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 13 No 1 (2022): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v13i1.440

Abstract

Upacara menek kelih merupakan ungkapan rasa syukur orang tua, memohon keselamatan kehadapan Sang Hyang Semara Ratih agar diberikan jalan yang baik dan benar. Upacara menek kelih wajib dilaksanakan agar mejadi anak yang suputra. Sebagian masyarakat Hindu khususnya di Desa Tovalo tidak melaksanakan upacara menek kelih. Rumusan masalah:(1) Bagaimana Persepsi Masyarakat Hindu Terhadap Upacara Menek kelih?(2) Apa Faktor Penyebab Masyarakat Hindu Tidak Melaksanakan Upacara Menek kelih?. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Teori digunakan, teori persepsi dan teori perubahan sosial. Metode pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi dan study kepustakaan. Teknik analisis data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan. Penentuan informan secara Purposive Sampling. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil, Persepsi Masyarakat Hindu Terhadap Upacara Menek kelih:(1) Ucapan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi,(2) sebagai pembersihan,(3) Melepas masa kanak-kanak,(4) Ungkapan rasa syukur orang tua, (5) Perubahan tingkah laku. Persepsi tidak melaksanakan:(1) Kurang memahami pentingnya upacara menek kelih,(2) tidak perlu dilaksanakan secara terpisah. Faktor Tidak Melaksanakan:(1) Masyarakat tidak melaksanakan karena keluarga,(2) Masyarakat tidak melaksanakan karena faktor ekonomi,(3) kurangnya pembinaan tokoh umat kepada masyarakat Hindu.
DAMPAK DEGRADASI MORAL TERHADAP PERILAKU REMAJA HINDU DI KECAMATAN BALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG I Wayan Mudita
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 9 No 2 (2018): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v9i2.240

Abstract

Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang akan menjadi penerus dalam berbagai bidang kegitatan untuk meningkatkan kesejahteraan dalam berbagai bidang. Namun dengan adanya dampak degradasi moral remaja yang merupakan kemerosotan atau penurunan nilai-lilai moral, dan budhi pekerti pada prilaku remaja yang menyebabkan semakin banyaknya remaja di Kecamatan Balinggi yang melawan orang tua, terlibat perkelahian antar remaja, terjadinya kasus hamil diluar peranikah, perjudian penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan minum minuman keras.Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1.) dampak degradasi moral terhadap prilaku remaja Hindu dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, lingkungan sosial, pergaulan, dan teknologi informasi. 2.) Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi dampak degradasi moral yaitu, aktifitas positif remaja, lingkungan keluarga, penyediyaan sarana dan prasarana yang mendukung aktifitas remaja dengan dukungan orang tua dan kesadaran dari remaja itu sendiri untuk berubah menjadi seorang anak/remaja yang mempunyai prilaku yang baik (suputra)
PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN UMAT HINDU DI KOTA PALU I Wayan Mudita; I Ketut Catur Yasa
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 10 No 2 (2019): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v10i2.282

Abstract

Koperasi Sanjivani Palu adalah salah satu lembaga ekonomi yang diharapkan dapat memperjuangkan kepentingan anggota dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota serta warga masyarakat di sekitarnya. Sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi ekonomi demi meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggota. Kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak dengan pihak lain dan prestasi itu dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan kontra prestasi berupa bunga. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu pengaruh pemberian kredit dalam meningkatkan kesejahteraan anggota? Tujuan dari penelitian ini adalah memberi gambaran terkait dengan pengaruh pemberian kredit dalam meningkatkan kesejahteraan anggota. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan objek pengaruh pemberian kredit dalam meningkatkan kesejahteraan anggota (koperasi sanjivani), subjek penelitian adalah anggota-anggota koperasi sanjivani kota Palu, dan variabel dalam penelitian ini adalah : (1) variabel bebas yaitu kredit usaha (X), (2) variabel Dummy yaitu jenis kelamin (D), (3) variabel terikat yaitu kesejahteraan anggota (Y). Sampel dalam penelitian ini dengan responden berjumlah 39 orang dan diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan metode pengumpulan data observasi, angket, dan dokumentasi. Analisis dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan regresi linier berganda. Hasil penelitian diketahui bahwa hasil dari t hitung sebesar 4,396, dengan demikian t hitung> t tabel (4,396 > 2,028) yang secara statistik variabel X (pemberian kredit) mempengaruhi variabel Y (kesejahteraan anggota) dan variabel D (jenis kelamin) t hitung sebesar 4,727, dengan demikian t hitung> t tabel (4,727 > 2,028) yang secara statistik variabel D (jenis- kelamin) mempengaruhi variabel Y (kesejahteraan anggota). Jadi, kesejahteraan anggota dipengaruhi oleh pemberian kredit dan jenis kelamin laki-laki perempuan.
PENGARUH SIKAP DAN GENDER TERHADAP PRESTASI BELAJAR AGAMA HINDU DI SMA I Komang Kartia; Made Antara; I Wayan Mudita
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 1 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i1.310

Abstract

Prestasi belajar merupakan tolak ukur kemampuan siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama periode waktu tertentu. Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sikap dan gender. Sikap adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan kewajiban untuk menjamin keberadaan manusia. Gender merupakan behavioral differences (perbedaan perilaku) antara perilaku laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial. Perbedaan sikap dan gender yang dimiliki masing-masing siswa memunculkan prestasi belajar yang berbeda-beda pula, seperti halnya sikap dan gender mempengaruhi prestasi belajar Agama Hindu di SMA Negeri 1 Torue. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu adakah pengaruh positif sikap dan gender terhadap prestasi belajar Agama Hindu di SMA Negeri 1 Torue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif sikap dan gender terhadap prestasi belajar Agama Hindu di SMA Negeri 1 Torue. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan metode angket/kuesioner dan dokumentasi, setelah data diperoleh peneliti menganalisis data untuk mencari kebenaran data dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik serta uji hipotesis. Selanjutnya data dipaparkan dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel Independen (Xi) berpengaruh sangat nyata terhadap variabel dependen (Y), yang ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung sebesar 4,078 > Ftabel α=5% (1,68). Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,129 menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel bebas sebesar 12,90%, hal ini menunjukkan bahwa 12,90% prestasi belajar Agama Hindu dipengaruhi oleh sikap dan gender, sedangkan 87,10% disebabkan oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian.
PERAN ORANG TUA DALAM MENGANTISIPASI SEKS BEBAS REMAJA HINDU DI DESA LILIMORI Ni Nyoman Juliastuti; Sugiarti Sugiarti; I Wayan Mudita
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 2 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i2.321

Abstract

Realitas yang terjadi di masyarakat ketika orang tua telah berupaya mendidik anak dengan baik, namun masih banyak remaja yang terlibat dalam berbagai kasus termasuk seks bebas. Untuk itu diperlukan upaya-upaya yang lebih dalam mengantisipasi seks bebas di kalangan remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai peran orang tua dalam mengantisipasi seks bebas pada remaja Hindu. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori peran, fungsional struktural, dan tindakan. Penentuan sumber data dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, dalam mengantisipasi seks bebas remaja Hindu orang tua harus berperan sebagai seorang penasihat, seorang teman (sahabat), dan menjadi teladan yang baik. kendala yang dihadapi oleh orang tua yaitu, remaja terlalu sensitif, kurangnya waktu berinteraksi dengan anak, berkembangnya pornografi pada sosial media, dan pergaulan bebas. Upaya yang dilakukan orang yaitu, memberikan pujian yang diselingi nasihat sekaligus menghindari kata-kata yang kasar, meluangkan waktu bersama anak, memberikan arahan dan batasan dalam menggunakan teknologi, memberikan pekerjaan rumah, dan mengikutsertakan dalam kegiatan pasraman.
PEMAHAMAN MASYARAKAT HINDU TERHADAP UPACARA MEGEDONG-GEDONGAN DI DESA KAYU CALLA KECAMATAN KAROSSA KABUPATEN MAMUJU TENGAH PROVINSI SULAWESI BARAT I Ketut Subadi; I Ketut Suparta; I Wayan Mudita
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 3 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i3.359

Abstract

Upacara megedong-gedongan adalah upacara bayi dalam kandungan yang disucikan oleh umat Hindu. Masyarakat Hindu di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah sebagian besar masyarakatnya tidak melaksanakan upacara megedong-gedongan tersebut. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah pemahaman masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat ?, 2. Apakah faktor penyebab masyarakat Hindu tidak melaksanakan upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat ?. Secara khusus tujuan diadakan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat. 2. Untuk mengetahui faktor penyebab masyarakat Hindu tidak melaksanakan upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori persepsi dan teori perubahan social. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan objek penelitiannya pemahaman masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Analisis data yang digunakanpenelitianinireduksi data, penyajian data, penarikan dan vrifikasi kesimpulan. Dari penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil yaitu : 1. Pemahaman masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan di DesaKayu Calla yaitu: a) Upacara pembersihan terhadap janin yang masih berada dalam kandungan b) Upacara janin dalam kandungan agar janin mendapatkan berkah, dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, 2. Faktor penyebab masyarakat Hindu tidak melaksanakan upacara megedong-gedongan di Desa Kayu Calla adalah: a) Masyarakat tidak terbiasa melaksanakan upacara megedong-gedongan karena faktor orang tua yang tidak pernah melaksanakan pada saat masih tinggal di bali, b)Kurangnya pengetahuan masyarakat Hindu terhadap upacara megedong-gedongan, c)Kurangnya pembinaan dari tokoh-tokoh umat kepada masyarakat Hindu di Desa Kayu Calla.
SOCIAL SOLIDARITY BETWEEN HINDU STUDENTS AT TADULAKO UNIVERSITY Made Agus Adi Putra; Agus Budi Wirawan; I Wayan Mudita
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 3 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i3.377

Abstract

Hindu students should have mutual respect and respect for each other. This research is to get a direct and general description of the results of research on Hindu students at Tadulako University, the problem that occurs is a form of student social solidarity as well as supporting and inhibiting factors. a very important role in improving the quality and quality and progress of a nation. Thus, students are expected to have good intellectuals and noble character. To gain knowledge and in order to have a high intellectual level, students cannot walk alone. Students need friends who can be invited to work together in their education. By frequently working together, students become more familiar with each other, thus creating a strong bond between each other and causing a sense of solidarity between students.