Hening Pratiwi
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis efektivitas biaya penggunaan omeprazol vs ranitidin sebagai profilaksis tekanan ulser di ICU RSUD Dr. Margono Soekarjo Purwokerto R Fifi Silviarizka; Nia Kurnia Sholihat; Hening Pratiwi
Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo Vol 7 No 2 (2019): Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.967 KB) | DOI: 10.20884/1.api.2019.7.2.2434

Abstract

Profilaksis tekanan ulser hanya direkomendasikan pada pasien yang memiliki satu faktor risiko tidak bergantung atau dua faktor risiko lainnya dengan pilihan terapi menggunakan obat golongan Proton Pump Inhibitor (PPI) atau Histamin-2-Reseptor Antagonists (H2RA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui omeprazol atau ranitidin yang lebih hemat sebagai terapi profilaksis tekanan ulser pada pasien di unit perawatan intensif. Efektivitas terapi dilihat dari data rekam medis (kejadian perdarahan terbuka disertai dengan perdarahan penting secara klinis) dan biaya pengobatan pasien (biaya obat, biaya lab dan biaya fasilitas rumah sakit) yang dianalisis dengan perhitungan rasio rerata efektivitas biaya (ACER). Berdasarkan efektivitas terapi, terapi ranitidin (100%) lebih efektif dibandingkan omeprazol (94,4%). Rata-rata biaya total terapi ranitidin Rp 3,219,096 lebih terjangkau dibandingkan omeprazol Rp 4,243,921, dengan nilai ACER ranitidin Rp 3.219.096 lebih rendah dibandingkan omeprazol Rp 4.495.679. Ranitidin dominan terhadap omeprazol sebagai terapi profilaksis tekanan ulser.
Evaluasi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Oleh Apoteker di Ruang Farmasi Puskesmas Purwokerto Timur I Mia Rachmiati Hidayah; Hening Pratiwi; Nuryanti Nuryanti
Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo Vol 7 No 1 (2019): Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.936 KB) | DOI: 10.20884/1.api.2019.7.1.2364

Abstract

Tujuan: untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien dan hubungan kepuasan dengan kelompok karakteristik jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan pasien terhadap pelayanan oleh apoteker di Puskesmas. Metodologi: Studi observasional dengan desain cross-sectional. Pengukuran kepuasan diukur dengan kuesioner PSPSQ (Patient Satisfaction With Pharmacist Service) versi kedua. Pengambilan data dilakukan kepada 110 responden menggunakan teknik accidental sampling. Seluruh data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji Mann Whitney serta uji Kruskal Wallis Hasil: Skor rata-rata kepuasan sebesar 3,10 yang termasuk dalam kategori puas. Terdapat perbedaan skor rata-rata yang signifikan pada kelompok karakteristik usia dan pendidikan dengan nilai p=0,000 dan p=0,009 (p<0,05). Namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok karakteristik jenis kelamin dan pekerjaan dengan nilai p=0,166 dan p=0,107 (p>0,05). Kesimpulan: Pasien merasa puas dengan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker di farmasi, namun pelayanan kefarmasian oleh apoteker di Puskesmas masih perlu ditingkatkan.
Analisis Biaya Penggunaan Antibiotik Pasien Infeksi Saluran Kemih di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Roemani Semarang Hening Pratiwi
Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo Vol 4 No 1 (2016): Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.06 KB)

Abstract

Infeksi saluran kemih adalah keadaan klinis akibat adanya mikroorganisme dalam urin sehingga dibutuhkan tata laksana terapi ISK yang tepat dan rasional terutama dalam hal pemilihan antibiotik yang tepat dan rasional bagi pasien. Sampai saat ini antibiotik tetap menjadi salah satu kategori biaya yang signifikan dalam anggaran farmasi di rumah sakit karena biaya antibiotik telah menyerap sebagian besar dari seluruh anggaran rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya penggunaan antibiotik pasien infeksi saluran kemih di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Roemani Semarang sehingga dapat memberikan gambaran biaya terapi antibiotik yang tepat dan rasional. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dan dilakukan secara retrospektif, sampel sebanyak 73 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pelayanan kesehatan khususnya adalah biaya obat dari 73 pasien adalah 47,5 % adalah biaya penggunaan antibiotik; 47,2% adalah biaya penggunaan obat lain selain antibiotik; dan 5,3% adalah biaya penggunaan alat-alat kesehatan. Biaya penggunaan antibiotik terbanyak pada monoterapi atibiotik adalah penggunaan antibiotik levofloxacin sebanyak Rp. 6.281.440 (39,40%) dan diikuti oleh penggunaan cefotaxim sebanyak Rp. 4.029.320 (25,27%). Sedangkan biaya penggunaan antibiotik terbanyak pada terapi kombinasi atibiotik adalah penggunaan kombinasi cefixime +cefotaxime sebanyak Rp. 4.094.950 (22,39%) dan diikuti oleh penggunaan ceftriaxone + cefixime sebanyak Rp. 2.880.770 (15,76%)
Cholesterol Profile in The Dyslipidemia Patient Related to Pill Taking Time at Primary Healthcare in Purwokerto Ika Mustikaningtias; Hening Pratiwi; Laksmi Maharani
Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo Vol 8 No 2 (2020): Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.api.2020.8.2.2432

Abstract

Dyslipidemia is a lipid metabolism disorder in Indonesians aged >15 years old. Pharmacokinetics and pharmacodynamics of Statin, the drug of choice for dyslipidemia, are influenced by circadian rhytms and thus require timing of pill taking time. The aims of this study are to determine relationship between the respondent characteristics to blood ccholesterol level and the effect of taking Simvastatin in the afternoon on the cholesterol level’s profile. The results showed that only body mass index (BMI) had an effect on cholesterol level (p=0,016) with Pearson correlation -0,685 (p=0,029). The cholesterol level is lower in respondents whose BMI is not ideal. The difference of pill taking time, at 18.00-21.00 and 21.00-24.00, did not show a difference profile of cholesterol level during one month of therapy. This results indicate that Simvastatin can be taken in the time range 18.00-24.00 to control cholesterol level of dyslipidemia patients.
Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Konseling Apoteker di Bangsal Penyakit Dalam RSUD Margono Soekarjo Purwokerto Siskha Novi Nugrahaheni; Hening Pratiwi; Ika Mustikaningtias
Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo Vol 7 No 2 (2019): Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.815 KB) | DOI: 10.20884/1.api.2019.7.2.2354

Abstract

Pasien penyakit kronis merupakan salah satu pasien yang perlu diberikan konseling. Konseling merupakan salah satu standar layanan kefarmasian di bidang farmasi klinis. Konseling dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Melalui pengukuran kepuasan, dapat diketahui sejauh mana mutu layanan kesehatan yang telah diselenggarakan dapat memenuhi harapan pasien. Pasien kronis di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto ditempatkan di ruang perawatan bangsal penyakit dalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap konseling apoteker di bangsal penyakit dalam RSUD Margono Soekarjo Purwokerto. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional. Pasien dipilih sebagai sampel dengan metode total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kepuasan pasien yang diadaptasi dari penelitian Jose et al. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Tingkat kepuasan pasien 36 responden adalah 79,93%, yang tergolong dalam kepuasan sedang. Aspek dengan kategori kepuasan baik terdapat pada pertanyaan apoteker, bahasa yang digunakan apoteker, dan cara interaksi apoteker saat konseling. Sementara aspek dengan kategori kepuasan sedang antara lain cara diskusi apoteker, privasi yang diberikan apoteker saat konseling, pengetahuan apoteker, respon apoteker, durasi konseling, dan informasi yang diberikan apoteker. Pasien rawat inap bangsal penyakit dalam RSUD Margono Soekarjo Purwokerto merasakan kepuasan kategori sedang terhadap layanan konseling apoteker.
EVALUASI PERESEPAN ANTIBIOTIK PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG Hening Pratiwi; Septimawanto Dwi P
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Prosiding Seminar Nasional "Peluang Herbal Sebagai Alternative Medicine"
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.348 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v0i0.1349

Abstract

ABSTRACTInappropriate antibiotics prescribing in Urinary Tract Infection (UTI) can lead antibiotic’s resistance. Hospitals should have a formulary as a reference for providing medical services to the patients. This study aimed to determine the types of antibiotics that prescribed for UTI treatment and determine the level of antibiotics prescribing conformity with the Roemani Semarang hospital’s formulary (2009) and WHO guidelines 2001. This study used a non-analytical descriptive design and retrospectively. The samples were 73 patients. This study includes the pattern of antibiotic prescribing in UTI patients and conformity with 2009 hospital formulary and 2001 WHO guidelines. The results showed that antibiotics are widely used cefotaxime (cephalosporins) 14 cases (19.18%), levofloxacin (quinolones) 11 cases (15.07%), and ceftriaxone (cephalosporins) 10 cases (13.70%). The combination that widely prescribed is a cephalosporins combination with quinolones three cases (4.11%), cephalosporin combination with other cephalosporins three cases (4.11%), and the combination of a cephalosporin with an aminoglycoside two cases (2.74%). There are 68 recipes (93%) suitable with hospital formulary, and five recipes (7%) not listed on the hospital formulary Roemani 2009. The UTI antibiotic monotherapy in women, men, and children do not exist in accordance with the WHO guidelines 2001. Key words: Urinary Tract Infections, antibiotics, hospital formulary, Roemani Hospital Semarang