This Author published in this journals
All Journal Agrikultura
Dame G. g
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Akar Penyebab Kemiskinan Petani Hortikultura di Kabupaten Tanggamus, Propinsi Lampung Tubagus Hasanuddin; Dame G. g; Teguh Endaryanto
Agrikultura Vol 20, No 3 (2009): Desember, 2009
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.745 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v20i3.947

Abstract

Isu kemiskinan merupakan masalah penting dalam pembangunan di Indonesia. Beberapa program  pemerintah  belum mampu mengatasi kemiskinan sehingga perlu dirumuskan model pemberdayaan masyarakat miskin yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengindentifikasi tingkat dan penyebab kemiskinan  petani hortikultura serta pola perilaku ekonomi petani dalam menghadapi kemiskinan, 2) mengkaji kinerja usaha ekonomi,  lembaga keuangan dan lembaga sosial  petani hortikultura, dan 3) merumuskan model pemberdayaan petani hortikultura. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja di sentra produksi hortikultura di Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus, Propinsi Lampung. Responden dan jumlah responden ditentukan dengan teknik snowball sampling sampai pada taraf redudancy. Metode penelitian adalah metode pengamatan berpartisipasi dengan wawancara mendalam dan diskusi kelompok fokus sebagai teknik pengumpulan data. Analisis data menggunakan analisis kualitatif  serta  SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani hortikultura masih miskin dan sangat miskin karena lahan sempit dan keterbatasan modal. Sumberdaya manusia petani hortikultura masih rendah dan pola hidup petani hortikultura bersifat konsumtif. Petani hortikultura mengantisipasi kemiskinan dengan diversifikasi pekerjaan dan menjalin hubungan baik dengan sesama.  Lembaga ekonomi dan keuangan masih dikuasai oleh pihak luar petani, sedangkan lembaga sosial petani masih belum banyak berfungsi.  Model pemberdayaan yang dianjurkan untuk petani hortikultura adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani, kemudahan permodalan, pembentukan lembaga pemasaran yang ditentukan oleh pemerintah, pendampingan dan perubahan pola  hidup dan sikap petani.