Keberadaan patogen pada benih telah menimbulkan kerugian yang tinggi. Perlakuan benih sudah umum dilakukan untuk menjamin benih bebas hama maupun patogen serta untuk menyediakan pengendalian penyakit selama masa perkecambahan maupun pada awal pertumbuhan tanaman. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai yang disebabkan oleh Colletotrichum spp. dapat mengakibatkan kehilangan hasil panen mencapai 100%. Infeksi patogen penyebab penyakit antraknosa pada benih dapat mengakibatkan penyakit hawar bibit atau pre emergence atau post emergence damping-off. Penggunaan bahan alami untuk perlakuan benih diharapkan dapat menjadi upaya pengendalian penyakit yang ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia) dalam menekan kejadian penyakit hawar bibit yang disebabkan oleh jamur Colletotrcihum acutatum terbawa benih cabai. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Proteksi Tanaman, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Percobaan terdiri atas tujuh perlakuan yaitu empat perlakuan benih dengan ekstrak binahong konsentrasi 0,25%, 0,50%, 1%, dan 2%, serta dua perlakuan kontrol positif dan negatif, dan perlakuan pembanding fungisida propineb 0,30% yang masing-masing diulang empat kali. Hasil percobaan menunjukkan perlakuan benih cabai dengan ekstrak metanol daun binahong mampu menekan kejadian penyakit hawar bibit pada benih terinfeksi C. acutatum dengan penekanan penyakit tertinggi sebesar 81,65% yang diperoleh pada perlakuan konsentrasi 2%. Namun demikian, perlakuan benih cabai dengan ekstrak metanol daun binahong memengaruhi viabilitas benih cabai dengan panjang kecambah benih cabai yang lebih pendek daripada pada perlakuan kontrol.Kata Kunci: Binahong, Pestisida nabati, Perlakuan benih