Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Bulletin of Scientific Contribution : Geology

Studi Awal Potensi Bahan Galian Pada Daerah Kabupaten Belitung Timur, Indonesia Nanda Natasia; Muhammad Nursiyam Barkah; Dian Hari Saputra; Muhammad Kurniawan Alfadli
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 14, No 2 (2016): Bulletin of Scientific Contribution
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1736.891 KB) | DOI: 10.24198/bsc geology.v14i2.9801

Abstract

The mining development is influences the economy growth and support to increases the society prosperity. East Belitung be able to execute the mining development which have some potential mining resources such tin, galena, iron ore, bauxite, granite, quartz sand, and kaolin. The research method is field observation to find out the geological condition and the mining material resources along with GIS analysis for representation the geomorphology and geology in East Belitung. East Belitung geomorphology consist of plains and hills with elevation more than 600 msl. The plain area is used for tin exploration and oil palm plantation, while the hill area for protected forest. East Belitung geology consist of alluvium, carbon sand, Tajam Formation, Kelapakampit Formation, Siantu Formation, Tanjungpandan Granite, Baginda Adalemite, Burungmandi Granodiorite, Batubesi Quartz Diorite. The geology structure in East Belitung are fold, fault and crack. Generally, the fold direction is NW-SE, the fault direction is NE-SE. Based on geochemical analysis and the distribution of mining material resources can be concluded that East Belitung area have large potential of mining material resources, it seen from galena, iron ore and bauxite materials that have intermediate until good quality. Besides that, from the delineation of potential distribution map shown the mining material have extensive distributions and can be optimization for regional development and society prosperity. Keywords : Mining Material, East Belitung, Delineation of Potential Distribution, Mining ABSTRAKPerkembangan area pertambangan sangat berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan membantu dalam peningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu daerah yang dapat melakukan pengembangan area pertambangan adalah Belitung Timur yang memiliki beberapa potensi bahan galian antara lain timah, galena, biji besi, bauksit, granit, pasir kuarsa, dan kaolin. Metode penelitian berupa pengamatan lapangan untuk mengetahui kondisi geologi dan sumberdaya bahan galian serta analisis GIS untuk mendapatkan gambaran geomorfologi dan geologi Kepulauan Belitung. Geomorfologi pada daerah Belitung Timur berupa pedataran dan perbukitan yang ketinggiannya berada diatas 600 mdpl. Pedataran lebih banyak dipergunakan untuk penambangan timah dan perkebunan sawit, sedangkan perbukitan dimanfaatkan untuk hutan lindung. Geologi pada daerah Belitung Timur terdiri dari Aluvium, Pasir berkarbon, Formasi Tajam, Formasi Kelapakampit, Formasi Siantu, Granit Tanjungpandan, Adalemit Baginda, Granodiorit Burungmandi, Diorit Kuarsa Batubesi. Struktur geologi yang berkembang pada kawasan ini adalah lipatan, sesar dan kekar .Arah sumbu lipatan umumnya Baratlaut-Tenggara, sedangkan sesar berarah Timurlaut-Baratdaya. Berdasarkan analisis geokimia dari sampel lapangan dan sebaran dari bahan galian yang ada dapat disimpulkan bahwa daerah kawasan Belitung Timur memiliki potensi bahan galian yang besar, terlihat dari kandungan bahan galian galena, biji besi, dan bauksit yang memiliki kadar menengah hingga tinggi. Selain itu, dari hasil deliniasi sebaran potensi memperlihatkan sebaran bahan galian berpotensi yang berada pada kawasan Belitung Timur sangat besar dan dapat dioptimalisasi agar berguna untuk pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kata kunci : Bahan Galian, Belitung Timur, Deliniasi Sebaran Potensi, Pertambangan.
POLA PERSEBARAN DAN ESTIMASI CADANGAN ANDESIT PADA DESA CILULUK, KECAMATAN CICALENGKA, KABUPATEN BANDUNG Arif Swastika; . Syafriyono; Caesario Dipo; Ahmad Yuda Pratama; Sony Malik Kartanegara; Wahyu Budhi Khorniawan; Muhammad Sayyidi; Nanda Natasia
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 16, No 2 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1193.448 KB) | DOI: 10.24198/bsc geology.v16i2.17919

Abstract

Abstrak - Andesit merupakan komoditas mineral non-logam yang berpotensi sebagai sumber bahan galian C. Desa Ciluluk, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung secara tatanan geologi termasuk ke dalam Satuan Batuan Gunungapi Mandalawangi-Mandalagiri yang terdiri dari tuf dan lava berkomposisi andesit. Oleh karena itu, daerah ini dipilih sebagai lokasi studi untuk mengetahui pola persebaran andesit dan estimasi cadangannya. Pola persebaran andesit di daerah penelitian diprediksi berdasarkan data hasil survey geolistrik 1D dan 2D. Kemudian, estimasi cadangan dihitung menggunakan model sebaran 3D yang terbagi menjadi 2 skenario penambangan dengan mempertimbangkan kondisi topografi dan sebaran andesit. Berdasarkan pengamatan lapangan, andesit di daerah penelitian tersebar tidak merata dan dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu soft dan hard andesite. Kedua tubuh andesit ini memiliki pola sebaran barat-timur dengan kenampakan fisik serta nilai resistivitas yang berbeda dimana hard andesite memiliki nilai resistivitas yang lebih tinggi (>350 Ωm). Hasil perhitungan cadangan menunjukkan bahwa cadangan andesit berkisar antara 3.861.267 ton untuk skenario 1 hingga 9.617.227 ton untuk skenario 2. Lebih lanjut, nilai cadangan ini bisa dibandingkan dengan melakukan perhitungan cadangan terukur berdasarkan data pengeboran disertai pengukuran topografi secara lebih rinci. Kata kunci – Andesit, Geolistrik, Cicalengka
Geomorfologi dan Ciri Fasies Vulkanik Pada Sungai Cihideung dan Ciparikalih, Sub Das Cibadak, Gunung Salak, Jawa Barat Nanda Natasia; Undang Mardiana; Muhammad Kurniawan Alfadli
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 16, No 2 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1443.787 KB) | DOI: 10.24198/bsc geology.v16i2.18439

Abstract

ABSTRACTSalak Mount is a volcanic complex located in the south of Jakarta. This mountain area is included in the area of Sukabumi Regency and Bogor Regency, West Java. The peak part is a forest area whose management of the forest area was originally under the Perhutani Public Corporation Forest Management Unit (KPH) Bogor, but since 2003 it has been an expansion area of the Gunung Halimun National Park, and is managed as Gunung Halimun-Salak National Park. This research begins with the analysis of topographic maps to determine the geomorphological characteristics of the study area. These geomorphological characteristics include river flow patterns, land use and slope. At this stage it can be distinguished as many as nine recognizable geomorphological units. The next stage is field observation to find out the surface geological conditions of the study area. at this stage two stratigraphic cross sections were made which passed the Cihideung and Ciparikalih. From the results of geomorphological analysis, the research area can be divided into nine geomorphological units which are compiled based on their morphographic, morphometric and morphogenetic characteristics. Two stratigraphic cross sections through the Cihideung River and Ciparikalih River trajectories are made based on field observations with a measured section method. In both trajectories, there are six volcanic facies that make up the research area.. Keywords: Salak Mount, Cibadak Sub Das, Volcanic Facies, Geomorphology ABSTRACKGunung Salak merupakan kompleks gunung berapi yang terletak di selatan Jakarta. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bagian puncaknya merupakan kawasan hutan yang pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, tetapi sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Penelitian ini diawali dengan analisis peta topografi untuk mengetahui ciri geomorfologi daerah penelitian. Ciri ciri geomorfologi tersebut diantarana pola pengaliran sungai,  tata guna lahan, serta kemiringan lereng. Pada tahapan ini dapat dibedakan sebanyak sembilan satuan geomorfologi yang dapat dikenali. Tahapan selanjutnya adalah pengamatan lapangan untuk menetahui kondisi geologi permukaan daerah penelitian. pada tahapan ini dibuat dua buah penampang stratigrafi yang melewati sub Das Cihideung dan sub DAS Ciparikalih. Dari hasil analisis geomorfologi, daerah penelitian dapat dibagi menjadi sembilan satuan geomorfologi yang disusun berdasarkan ciri morfografi, morfometri dan morfogenetiknya. Dua buah penampang stratigrafi melalui lintasan Sungai Cihideung dan Sungai Ciparikalih dibuat berdasarkan pengamatan lapangan dengan metoda penampang terukur. Pada kedua lintasan tersebut dapat diketahui enam fasies vulkanik yang menyusun daerah penelitian. Kata Kunci: Gunung Salak, Sub Das Cibadak, Fasies Vulkanik, Geomorfologi.
ANALISIS FASIES RESERVOIR A FORMASI MENGGALA DI LAPANGAN BARUMUN TENGAH, CEKUNGAN SUMATRA TENGAH Nanda Natasia; Ildrem Syafri; Muhammad Kurniawan Alfadli; Kurnia Arfiansyah
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 15, No 2 (2017): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.137 KB) | DOI: 10.24198/bsc geology.v15i2.13387

Abstract

ABSTRAKLapangan Barumun Tengah adalah lapangan yang baru dikembangkan semenjak ditemukannya potensi hidrokarbon pada sumur eksplorasi BT-1 pada lapisan batupasir A dan B tahun 1984. Pengambilan data baru berupa sumur pengembangan dan seismik 3D dapat digunakan untuk melihat pola sebaran lateral dan geometri batupasir yang sesuai dengan model lingkungan pengendapan yang diajukan, sehingga diperlukan studi lebih lanjut untuk memahami tipe fasies, distribusi lateral, geometri dan kualitas reservoir pada reservoir batupasir A. Kelompok Sihapas berumur Awal Miosen menindih tidakselaras terhadap Formasi Pematang. Formasi ini mengandung batupasir dengan ukuran butir medium-coarse dan batulempung yang diendapkan pada delta plain- delta front. Ketebalan pada Formasi Lower Sihapas di sumur BT-1 adalah 130 kaki dan terdapat 4 batupasir individu berukuran 40kaki, 8kaki, 30kaki, dan 10kaki masing-masing. Sedangkan pada sumur BT-2 ketebalan Lower Sihapas 150kaki dengan 4 batupasir individu juga masing-masing 53kaki, 23kaki, 5kaki, 22kaki. Berdasarkan deskripsi litofasies, maka dapat diinterpretasikan asosiasi fasies yang terdapat pada sumur BT-3 terdiri dari dua asosiasi fasies (genetic unit). Kata kunci: Fasies,Formasi Menggala, Sumatera Tengah ABSTRACTBarumun Tengah is one of newly developed field since the discovery of hidrocarbon potential in BT-1 Well on Sand A and B in 1984. Newly well and seismic data taken was able to determinate the geometry and lateral distribution of the sand facies. But the new integrated study to understand the facies type is needed. The Early Miocene Sihapas group was deposited unconformitely the Older Pematang Group, Consist of medium to coarse sandstone and shale deposited in delta plain to delta front environment. Thickness of the sand in BT-1 sand is aproximately 130 ft in total with 4 separated sandstone layer, from bottom to top 40ft, 8 ft, 30ft, and 10ft. while thickness in BT-2 Well 53ft, 23ft, 5ft, and 22ft respectively.  Based on litofacies description, there are two genetic unit can be found. Keyword: Facies, Menggala Formation, Central Sumatera
PENGARUH PARAMETER SEMENTASI M PADA PERHITUNGAN SATURASI AIR PADA RESERVOIR BATUGAMPING Nanda Natasia; Muhammad Kurniawan Alfadli
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 16, No 1 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.189 KB)

Abstract

Penelitian ini melakukan perbandingan perhitungan nilai saturasi air formasi dengan berbagai metode untuk melihat seberapa besar perbedaan hasil dari masing masing metode tersebut . Keanekaragaman tipe porositas pada batugamping menjadi tantangan yang besar saat melakukan evaluasi terhadap batuan karbonat, khususnya batugamping. Batugamping adalah batuan sedimen yang utamanya tersusun oleh kalsium karbonat (CaCO3) yang dapat terjadi secara organik, mekanik, maupun kimiawi. Sumber utama yang membentuk batuanini adalah sisa dari organisme laut yang memiliki cangkan karbonat dan diendapkan dalam bentuk batuan. karena sifat pembentukannya ini maka batuan yang dihasikan akan memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi, terutama pada porositasnya. Porositas yang dihasilkan akan dapat berupa rongga asal dari cangkang biota, hasil pelarutan cangkang, maupun porositas hasil peretakan. Parameter pada persamaan Archie yang menggambarkan s ist im porositas adalah “m exponent”. Perhitungan kejenuhan air (Sw) yang dilakukan pada data bawah permukaan merupakan tahapan yang sangat penting pada saat evaluasi suatu formasi. Perhitungan ini akan sangat mempengaruhi seberapa besar cadangan hidrokarbon yang dapat diperkirakan. Sedikit kesalahan dalam perhitungan nilai tersebut akan mempengaruhi besaran cadangan suatu lapangan. Pada daerah dengan nilai porositas kecil, perhitungan saturasi perlu mendapatkan perhatian yang lebih karena simpangan nilai saturasi akan semakin besar. terlihat perbedaan hingga maksimum 0.35 pada porositas yang sangat kecil. perbedaan ini sangat signifikan pada perhitungan cadangan suatu lapangan.Kata kunci: batugamping, evaluasi formasi, exponen m, archie, saturasi air
Stratigrafi Vulkanik Sub DAS Cibadak Implikasinya terhadap Kegiatan Gunungapi Salak Lereng Timur DEDEN ZAENUDIN MUTAQIN; Undang Mardiana; Febriwan Mohammad; Muhammad Kurniawan Alfadli; Nanda Natasia
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 17, No 1 (2019): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v17i1.20904

Abstract

Penelitian Stratigrafi rinci mengenai daerah vulkanik masih jarang dilakukan. Hal ini biasanya dikarenakan oleh kondisi lapangan yang sulit ditempuh. Akan tetapi, penelitian fasies vulkanik  ditujukan untuk mengetahui perkembangan gunungapi secara geologi baik dari segi kebencanaan atau potensi. Penelitian ini berlokasi di Sub DAS Cibadak Lereng Timur Gunung Salak untuk mengetahui perubahan litologi baik secara lateral maupun vertikal. Permasalahan dipecahan dengan Observasi lapangan dan karakteristik permukaan. Data lapangan berupa lintasan-lintasan stratigrafi berdasarkan daerah sub DAS Cibadak yang terdiri dari sungai cibadak, cikuda, cipanengah dan cimenteng. Berdasarkan fasies vulknik dari keseluruhan analisis , terdapat 6 kelompok fasies dari muda ke tua yaitu Block and ash flow deposit 2 salak, lava flow 2 salak, block and ash flow deposit 1 salak, lava flow 1 salak, pumice flow deposit salak dan scoria flow deposit pra salak.
HIERARCHICAL 3D MODELING IN COMPLEX CARBONATE RESERVOIR by COMBINING DETERMINISTIC AND STOCHASTIC APPROACH Nanda Natasia; Muhammad Kurniawan Alfadli
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 17, No 2 (2019): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.238 KB) | DOI: 10.24198/bsc geology.v17i2.23128

Abstract

ABSTRACTThis paper shows how to model the 3d complex carbonate reservoir by combining deterministic and stochastic method. 3d facies model is the most important step in building reservoir static model because the distribution of another properties will depends on this model. a good facies model is needed in building a good model. The nature complexity of carbonate facies  itself makes the modeling are even more chalangging. Deterministic geological interpretation is  modelled by trend modeling while the rock type distribution is distributed inside each facies stochastically. This field is divided into five zones. These zones represent depositional cycle occurred within carbonate formation. The facies is divided into four facies; Reef, Lagoon, Platform, and slope. a reservoir rock type was done by using RT distributions.  According to Geological concept, reservoir quality distributions have different trend either vertical or horizontal. Horizontally, a good reservoir should be located in Reef facies and the poor reservoir quality should be located in slope facies. Vertically, reservoir quality should get better from bottom to top in every reservoir zoneKeywords: Pore types, Diagenetic prosses, Carbonate Reservoir
LITOFASIES ENDAPAN KUARTER DI WILAYAH DKI JAKARTA Girlly Marchlina Listyono; Kurnia Arfiansyah; Nanda Natasia; Muhammad Kurniawan Alfadli; Pulung Arya Pranantya
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 14, No 1 (2016): Bulletin of Scientific Contribution
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.933 KB) | DOI: 10.24198/bsc geology.v14i1.9803

Abstract

Bay of Jakarta is covered of Qartenary deposits with terrestrial deposits intercalation with marine deposits. Interaction between those depositional environment produce deposits which have lithofacies variation. Rapid development of Jakarta impact on impossibility in finding outcrop. This research gives changes for detailed Quarternary deposit lithofacies study through 22 wells with depth range about 120-450 metres and depth total 6.556,61 metres. Terrestrial deposit characterized by domination of relatively coarse clastics and content of remaining roots, woods, plants, high content of quartz, lithic fragment, calcareous and oxidated appearace. Marine deposit characterized by finer clastics, contain remain of shells, fosil, coral, limestone fragments, glauconites, calcareous. The lithofacies variation of Quartenary depost from the wells indicate lateral and vertical variation change, also on coastline shifting either by transgression or regression.       Keywords : deposits, Jakarta, quartenary, sediment Jakarta merupakan daerah teluk yang tersusun oleh endapan kuarter dengan karakteristik litologi yang beragam. Sedimen penyusun endapan kuarter Jakarta dipengaruhi oleh proses sedimentasi lingkungan pengendapan darat dan laut. Interaksi antara dua lingkungan pengendapan tersebut menghasilkan endapan yang memiliki variasi litofasies. Dengan pesatnya pembangunan di Jakarta menjadikan kesempatan untuk melihat singkapan sangat kecil. Penelitian ini memberikan kesempatan untuk melihat litofasies endapan kuarter Jakarta dengan lebih jelas melalui 22 sumur bor dengan kedalaman berkisar 120 – 450 meter dan total tebal 6.556,61 meter. Endapan darat dicirikan oleh dominansi klastika yang relatif kasar dan kandungan sisa akar, kayu, tumbuhan, kaya butiran kuarsa, fragmen litik, kerikilan, serta sifat karbonatan dan kenampakan teroksidasi. Batas antara keduanya sepanjang periode Kuarter memperlihatkan variasi secara vertikal dan lateral dan perubahan garis pantai baik transgresi maupun regresi. Kata Kunci : endapan, Jakarta, kuarter, sedimen