Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian

PENGARUH KONSENTRASI SUKROSA DAN MAIZENA TERHADAP KARAKTERISTIK FRUIT LEATHER MANGGIS Herlina Marta
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 5, No 3 (2011)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Pembuatan fruit leather manggis membutuhkan kadar sukrosa dan maizena yang tepat, agar dihasilkan fruit leather manggis yang mempunyai karakteristik baik dan disukai panelis. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan, yaitu; kombinasi konsentrasi gula 10, 15, dan 20 % b/b, dan konsentrasi pati maizena 1 dan 2 % b/b.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi antara 20 persen sukrosa dan 2 persen pati jagung menghasilkan efek terbaik terhadap fruit leather manggis. Berdasarkan skala hedonic (nilai 1 tidak disukai, nilai 5 disukai), maka nilai kesukaan berturut-turut terhadap warna adalah 2.75 (biasa); aroma 3,00 (biasa); tekstur 4,59 (agak suka); rasa 4,08 (agak suka). Semua nilai diperoleh pada  kadar air 13,81 persen, kadar gula total 40,82 persen, nilai pH 4,45 dan modulus elastisitas 1,03. Kata kunci: Sukrosa, Maizena, Manggis, Fruit Leather, Karakteristik 
SIFAT FUNGSIONAL DAN REOLOGI TEPUNG JAGUNG NIKSTAMAL SERTA APLIKASINYA PADA PEMBUATAN BAHAN DASAR MAKANAN PENDAMPING ASI Herlina Marta; Sugiyono Dan; Bambang Haryanto
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 7, No 3 (2013)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sifat fungsional dan reologi tepung jagung nikstamal dan pengaplikasian tepung jagung nisktamal  tersebut dalam pembuatan bahan dasar Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). Biji jagung diberi perlakuan nikstamalisasi menggunakan berbagai tingkat konsentrasi kapur (0 %, 0,25 % dan 0,5 %) dan lama pemasakan (0, 5, 10, 15 dan 20 menit). Konsentrasi kapur dan lama pemasakan secara signifikan (p ≤ 0,05) memengaruhi sifat fungsional dan reologi tepung jagung. Semakin tinggi konsentrasi kapur, maka swelling volume, solubility, kapasitas penyerapan air dan kekuatan gel semakin menurun. Profil gelatinisasi memperlihatkan bahwa viskositas puncak, breakdown dan setback tepung jagung semakin menurun dengan semakin meningkatnya konsentrasi kapur. Semakin meningkat kapasitas penyerapan air, maka semakin meningkat swelling volume, solubility, kekuatan gel dan viskositas puncak, sebaliknya semakin menurun wettability tepung jagung. Bahan dasar MP-ASI yang dibuat dari tepung jagung nikstamal memiliki komponen nutrisi makro sesuai dengan standar dan memiliki kapasitas penyerapan air yang lebih rendah dan densitas kamba yang lebih tinggi dibandingkan bahan dasar MP-ASI dari tepung jagung non-nikstamal. Bahan dasar MP-ASI berbahan baku tepung jagung nikstamal memiliki daya cerna protein 87,36 % (bk) dan daya cerna pati 81,07 % (bk). Karakteristik sensori bahan dasar MP-ASI berbahan baku tepung jagung nikstamal tidak berbeda secara nyata dengan bahan dasar MP-ASI komersial kecuali kehalusan. Kata kunci: nikstamalisasi, tepung jagung, sifat fungsional, sifat reologi, MP-ASI
KARAKTERISTIK CREAM CRACKERS BERSERAT TINGGI YANG DIBUAT DENGAN PERBANDINGAN JUMLAH TERIGU DAN BEKATUL Marleen Herudiyanto; Efri Mardawati; Herlina Marta
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 2, No 1 (2008)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cream crackers adalah sejenis biskuit yang dibuat dari adonan keras (stiff dough), melalui proses fermentasi oleh khamir Saccharomyces cerevisiae, berbentuk pipih dengan rasa asin, renyah dan tekstur dalam berlapis. Bekatul adalah hasil ikutan penggilingan gabah yang produksinya melimpah dan mengandung serat makanan cukup tinggi (13%) serta zat gizi lainnya. Kandungan protein konsentrat bekatul cocok sebagai campuran untuk jenis makanan padat.Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan perbandingan jumlah terigu dan bekatul yang tepat sehingga dihasilkan cream crackers berserat tinggi  dengan karakteristik yang baik dan akan disukai panelis.Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan perbandingan terigu dan bekatul telah digunakan yaitu: 100:0, 95:5, 90:10, 85:15 dan  80:20 (b/b).Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbandingan jumlah terigu dan bekatul sebesar 95:5 menghasilkan cream crackers berserta tinggi dengan karakteristik yang baik menurut SNI no 01-2973 ( kadar protein 12,16%, Kadar abu 1,45%, kadar lemak 19,38%, nilai kerenyahan 0,52mm/10 detik/100g) kecuali kadar air 5,13% (diatas standar), secara organoleptik dapat diterima, serta memiliki kadar serat 2.18%, lebih tinggi dibandingkan cream crackers tanpa penambahan bekatul. Kata kunci: Bekatul, Crem crackers, Serat makanan.
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR (IPOMOEA BATATAS L.) TERHADAP KUALITAS BIHUN Herlina Marta; Saripah Hudaya; Tensiska -
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 1 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, ubi jalar jarang diolah menjadi makanan awetan.  Biasanya ubi jalar sekedar diolah menjadi ubi jalar kukus, rebus atau goreng.  Padahal, ubi jalar sangat mudah rusak. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni hingga September 2005. Pada penelitian ini, ubi jalar dicoba diperpanjang umur simpannya dengan cara diolah menjadi tepung ubi jalar, kemudian mensubstitusikannya dalam adonan bihun beras.  Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh substitusi tepung ubi jalar terhadap kualitas bihun beras yang dihasilkan.  Tepung ubi yang subtitusikan adalah  sebanyak 5%, 15%, 25%, atau 35%.  Pada rentang perlakuan yang dicoba, substitusi yang terbaik adalah 15%.  Bihun yang dihasilkan memiliki karakteristik : kadar air 9,56%; kadar abu 0,72%; dan kadar protein 7,84% (masih memenuhi Standar Nasional Indonesia), sifat organoleptik: warna 3,22 (biasa) (rentang skor  1-5; paling tidak disukai 1, paling disukai 5);  aroma 3,11 (biasa);  tekstur  3,67 (biasa), rasa: 3,39 (biasa);  dan sifat fisik: daya rehidrasi  265,75% dan daya tahan terhadap air  panas  99,31% bihun utuh (setelah direndam air mendidih selama 10 menit).  Semakin banyak ubi jalar yang disubstitusikan dalam adonan bihun, tingkat rehidrasinya semakin besar, dan daya tahannya terhadap air panas semakin berkurang. Kata kunci: Kualitas, tepung ubi jalar, bihun beras
KINETIKA FRENCH FRIES UMBI GARUT SELAMA PENGGORENGAN Asri Widyasanti; Herlina Marta; Efri Mardawati
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 2, No 1 (2008)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

French fries adalah produk olahan makanan siap saji berbentuk batang yang diolah melalui tahapan pemanasan dan pembekuan serta siap diproses lebih lanjut. Tujuan penelitian adalah mempelajari perubahan kekerasan, dan kematangan serta membuat pemodelan kinetika perubahan karakteristik french fries umbi garut selama penggorengan.Sampel digoreng dengan perlakuan suhu pengorengan (155±2oC, 170±2oC, 180±2oC).Hasil penelitian menunjukkan penggorengan dengan suhu minyak 180±2oC selama 2 menit menghasilkan karakteristik french fries umbi garut yang terbaik, yaitu tingkat kekerasan 52,875 mm/gram/detik, warna coklat keemasan, crust renyah, core lunak, tidak terjadi pemisahan core dan crust. Konstanta laju perubahan sifat mekanis mengikuti hubungan eksponensial kp = A e. Kenaikan Kp pelunakan sejalan dengan kenaikan suhu minyak penggorengan dan  kp pengerasan berbanding terbalik dengan kenaikan suhu minyak. Besar energi aktivasi fase pelunakan 40605,576 J dan faktor frekuensi 2,60 x 10-8, sedangkan fase pengerasan  23753,098 J dan faktor frekuensi  4,19 x 10-6. Pemodelan nilai kekerasan menunjukkan kesesuaian antara data kekerasan observasi dengan prediksi. Pemodelan nilai kekerasan dapat digunakan untuk perancangan dan pengendalian proses. Kata kunci: Umbi garut, French fries, Penggorengan, Kinetika
PENGARUH PENGGUNAAN JENIS GULA DAN KONSENTRASI SARIBUAH TERHADAP KESUKAAN KARAKTERISTIK SIRUP JERUK KEPROK GARUT (CITRUS NOBILIS LOUR) Herlina Marta; Asri Widyasanti; Tati Sukarti
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 2, No 1 (2008)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian untuk menentukan jenis gula dan konsentrasi saribuah yang tepat sehingga dihasilkan sirup Jeruk Keprok Garut yang mempunyai karakteristik baik dan disukai panelis telah dilakukan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan FTIP, UNPADBandungdari April sampai Oktober 2007. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan terdiri dari 8 perlakuan, yang diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan yang dicobakan adalah kombinasi penggunaan jenis gula (sukrosa, fruktosa) dan konsentrasi saribuah (30% v/v, 35% v/v, 40% v/v dan 45% v/v) terhadap karakteristik sirup Jeruk Keprok Garut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis gula sukrosa dengan konsentrasi saribuah 40% menghasilkan sirup Jeruk Keprok Garut yang lebih disukai dibandingkan dengan perlakuan lain dengan nilai kesukaan (skor  1 =  tidak suka; 2 = agak tidak suka; 3 = biasa; 4 = agak suka; dan 5 = suka); warna (4,42 = agak suka); aroma (3,42 = biasa); kekentalan (4,59 = suka); warna hasil pengenceran (4,33 = agak suka); aroma hasil pengenceran (3,33 = biasa); dan rasa hasil pengenceran (4,17 = agak suka); dengan kadar gula total 69,7%; kadar vitamin C 1,76 mg/100 g; dan nilai pH 3,15. Kata kunci: Jeruk keprok garut, Sirup, Karakteristik
KAJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L ) DALAM RANGKA PEMANFAATAN LIMBAH KULIT MANGGIS DI KECAMATAN PUSPAHIANG KABUPATEN TASIKMALAYA Efri Mardawati; Fitry Filianty; Herlina Marta
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 2, No 3 (2008)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kulit manggis merupakan cangkang yang dibuang oleh konsumen atau dapat disebut sebagai limbah hasil pertanian. Kulit buah Manggis diketahui mengandung senyawa xanthone sebagai antioksidan, antiproliferativ, dan antimikrobial yang tidak ditemui pada buah-buahan lainnya Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji kandungan dan aktivitas antioksidan yang terdapat dalam kulit buah manggis yang ada di Kabupeten Tasikmalaya yang merupakan salah satu sentra produksi manggis di Indonesia, sehingga dapat menambah sumber antioksidan alami yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan manusia.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh ekstrak kasar kulit mangggis yang mengandung antioksidan dengan rendemen ekstraksi serta aktivitas antioksidan yang tertinggi dari tiga pelarut yang digunakan yaitu pelarut methanol, etanol dan etil asetat. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode dpph Metode penelitian yang digunakan adalah deskritif atau explanatory research. Percobaan terdiri dari 3 perlakuan pelarut yang diulang sebanyak tiga kali.Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak kulit manggis memiliki antioksidan sangat kuat  hal ini dibuktikan pada semua fraksi pelarut baik fraksi methanol, etanol dan etil asetat yang memiliki EC50 kurang dari 50. dan aktivitasnya lebih besar jika dibandingkan dengan antioksidan yang menjadi balangko. Fraksi Metanol mempunyai nilai EC50 yang lebih kecil  yatiu 8,00 mg/L, berarti mempunyai aktivitas antioksidan yang lebih besar dibanding dengan fraksi etanol dengan nilai EC50 sebesar 9,26 mg/L dan etit asetat yang memberikan nilai EC50 sebesar 29,48 mg/L. Berdasarkan hasil penghitungan nilai rendemen ekstrak kasar antioksidan yang dihasilkan terlihat bahwa pada fraksi methanol memiliki nilai rendemen yang terbesar yaitu 22,27% kemudian diikuti oleh fraksi etanol (18,99%) dan etil asetat (11,54) Kata kunci : Kulit Manggis, Anti oksidan, Xanthone, Metode DPPH