Iis Prasetyo
Universitas Negeri Yogyakarta

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HIV/AIDS Prevention and Control Strategy for Transgender at the Yogyakarta Kebaya Foundation Tri Wahyuni; Iis Prasetyo
KOLOKIUM Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Vol 10, No 1 (2022): KOLOKIUM : Publisihing April 2022
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/kolokium.v10i1.505

Abstract

The general objective of the study is to describe the HIV/AIDS prevention and control strategy at the Kebaya Foundation. Specifically, this research aims to; (1) describe the strategy developed by the Kebaya Foundation in HIV/AIDS prevention and control, (2) describe the process of implementing HIV/AIDS prevention strategies at the Kebaya Foundation, (3) describe the Kebaya Foundation's efforts to improve the effectiveness of HIV/AIDS prevention and control strategies and (4) describe the results of the implementation of HIV/AIDS prevention and control strategies at the Kebaya Foundation.This study uses a descriptive qualitative approach which was conducted at the Yogyakarta Kebaya Foundation. Sources of research data are the Director of the Kebaya Foundation, Program Managers, and Volunteer Members. Other data sources are activities for implementing problem-solving strategies and efforts to improve the effectiveness of implementing strategies and activity documents at the Kebaya Foundation. Data collection techniques are interviews, observation, and documentation. The validity of the data through triangulation of sources and techniques. Credibility of the data using triangulation of sources and methods. Data analysis using Miles and Huberman's interactive analysis includes data collection, data reduction, data presentation, verification and drawing conclusions.The results of this study indicate; (1) The HIV/AIDS prevention and control strategy implemented by the Kebaya Foundation intensifies counseling and advocates for waria, outreach, community assistance, building social relations, budget advocacy, and improving transgender human resources. (2) The strategy implementation process is carried out through a series of stockist process activities, educational processes, and networked audience activities. (3) Efforts to increase the effectiveness of implementing the strategy are carried out by developing cooperation, intensifying education for transgender women, setting up Al-Falah waria boarding schools, routine VCT, counseling and mentoring. (4) The implementation of the strategy at the Kebaya Foundation has the impact of increasing ARV and VCT compliance, the implementation of shelters, and the emergence of support as a donor agency.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI WARGA BELAJAR PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP Iis Prasetyo; Sutaryat Trisnamansyah
Jurnal Ilmiah Visi Vol 6 No 1 (2011): VISI : Jurnal Ilmiah Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal
Publisher : Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.155 KB) | DOI: 10.21009/JIV.0601.4

Abstract

This study aimed to develop a model of problem-based learning to increase the achievement motivation of the participants of life skills education programs and to examine the effectiveness of the learning model in accelerating the achievement motivation. The research conducted in Kemloko, Srimartani village, Piyungan Sub-district, Bantul, in the Province of Yogjakarta, employed research and development approach in an oyster mushroom cultivation training. The try out of the model used experimental design (quasi experiment - a non equivalent control group design), with 20 people for each group. The results showed that there is no difference in achievement motivation scores before and after training (p = 0.385) in the control group after an average of different test score achievement motivation, while there are differences in achievement motivation scores before and after training (p = 0.001). Effectiveness test also showed significant differences between the control and treat-ment groups (p = 0.012) so that the problem-based learning model is effective to increase achievement motivation compared to the conventional models (model control class).
PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN LIFE SKILLS BERBASIS KEWIRAUSAHAAN MELALUI EXPERIENTIAL LEARNING Iis Prasetyo; Entoh Tohani; Sumarno Sumarno
Jurnal Ilmiah Visi Vol 8 No 2 (2013): VISI : Jurnal Ilmiah Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal
Publisher : Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.445 KB) | DOI: 10.21009/JIV.0802.2

Abstract

The existing life skill education program is not effective to reduce community poverty as the program just focus on producing more community hardskills than community softskills. This research aimed to create a model of entrepreneurship based 4-H lifeskills to decrease rural poverty. This research was conducted as from May through November 2013, in three regions of Gunung Kidul, Special Region of Yogyakarta. The data were collected by interview, documentation, observation and questionaire then analysed qualitatively and quantitatively. Research result shows: (1) most of the target research group members have dificulties in implementing several skills they obtained in the previous training; (2) the 4-H lifeskills model designed on the basis of empirical community condition is able to optimalize the use of the target group member resources; and (3) the model testing shows all of the three target groups have increasing mean of 4-H lifeskills perception. It means the model 4-H developed by researcher are effective.
Partisipasi Pemuda dalam Pengembangan Rintisan Destinasi Wisata di Desa Sidoluhur, Godean, Sleman Rahmat Dwi Sanjaya; Iis Prasetyo
Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.12 KB) | DOI: 10.21831/diklus.v3i1.24830

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penyebab kurangnya partisipasi pemuda serta upaya guna meningkatkannya dalam pengelolaan rintisan destinasi wisata di Desa Sidoluhur. Partisipasi menjadi salah satu aspek penting dalam sebuah program pengembangan di masyarakat. Minimnya partisipasi masyarakat khususnya pemuda dalam pengembangan rintisan destinasi wisata di Desa Sidoluhur menyebabkan proses pengembangan berjalan kurang optimal. Hasil temuan dari artikel ini berasal dari informasi dan data yang dikumpulkan peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan Focus Grup Discussion (FGD). Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dan dikonstruksikan menjadi kesimpulan-kesimpulan yang merupakan temuan dalam penelitian ini. Dalam artikel ini, dibahas mengenai faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi kurangnya partisipasi pemuda serta upaya-upaya yang telah dilakukan pengelola guna meningkatkan partisipasi pemuda dalam pengelolaan pengembangan rintisan destinasi wisata di Desa Sidoluhur.
Pendampingan Masyarakat dalam Pengembangan Destinasi Wisata melalui Pemetaan Kebutuhan Citra Dwi Palenti; Iis Prasetyo; Ririn Gusti
Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.24 KB) | DOI: 10.21831/diklus.v4i1.27551

Abstract

Abstrak Keberhasilan destinasi wisata tidak akan terlepas dari perencanaan yang dilakukan di awal. Kebutuhan masyarakat lokasi destinasi wisata menjadi hal yang pertama dan utama mengingat bahwa suatu program berkaitan erat dengan potensi dan masalah. Sehingga tujuan penelitian ini yaitu untuk melakukan analisis kebutuhan masyarakat desa Sidoluhur sebagai dasar dalam perencanaan program permberdayaan masyarakat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Participatory Action Research (PAR) melalui 3 strategi yaitu: sosialisasi, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi program. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, Focused Group Discussion (FGD), wawancara dan teknik dokumentasi. Berdasarkan strategi yang dilakukan kemudian dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama yang dihadapi oleh masyarakat yaitu terkait dengan masih rendahnya wawasan masyarakat terkait dengan pengelolaan destinasi wisata dan belum semua elemen masyarakat aktif berpartisipasi. Berdasarkan hasil kebutuhan tersebut, maka upaya pengembangan diperlukan pembinaan secara berkala dan sinergi dengan program pemerintah agar dapat saling berkolaborasi. Abstract The success of a tourist destination will not be separated from the planning done at the beginning. The needs of the tourist destination location community are first and foremost considering that a program is closely related to potential and problems. So the purpose of this research is to analyze the needs of the community in Sidoluhur village as a basis for planning community empowerment programs. The study was conducted using the Participatory Action Research (PAR) method through 3 strategies: socialization, implementation, and program monitoring and evaluation. Data collected through observation techniques, Focused Group Discussion (FGD), interviews and documentation techniques. Based on the strategy carried out then it can be concluded that the main problems faced by the community are related to the still low level of community insight related to the management of tourist destinations and not all elements of society actively participate. Based on the results of these needs, the development effort needed for regular development and synergy with government programs in order to collaborate with each other. 
Pembelajaran Diversifikasi Produk Olahan Bagi Pengrajin Emping Melinjo Entoh Tohani; Hiryanto Hiryanto; RB. Suharta; Iis Prasetyo
Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.397 KB) | DOI: 10.21831/diklus.v3i2.27151

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mengembangkan kemampuan diversifikasi produk olahan berbasis potensi local bagi perempuan pengrajin emping melinjo sebagai upaya untuk memberdayaan kelompok dan warga masyarakat. Kemampuan diversifikasi ini perlu dikembangkan karena kelompok belum mampu mengembangkan produk bernilai jual tinggi dan meningkatkan kebermanfaatan usaha kelompok. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan dengan tahapan pengkajian isu, perencanaan, pengimplementasian tindakan, dan refleksi. Tindakan berupa pembelajaran vokasional kepada para anggota kelompok di Desa Kalirejo,Kulon Progo. Data dikumpulkan dengan wawancara dan observasi dan dianalisis secara kualitatif yaitu direduksi, disajikan dan ditarik kesimpulan. Teknik keabsaha data dilakukan dengan pengamatan perpanjangan dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan yang diberikan kepada kelompok sasaran memberikan perubahan positif berupa mereka dapat memiliki kesadaran untuk lebih inovatif dan memiliki pengetahuna dan keterampilan dalam produksi diversifikasi produk olahan berbasis potensi local. Oleh karenanya, tindakan berkesimbungan dan relevan perlu dilaksanakan kembali di masa depan dengan menyediakan fasilitas yang memadai.Kata kunci: pembelajaran, diversifikasi, perempuan, produk AbstractThis study aimed to develop the ability to diversify processed products based on local potential for women “emping melinjo” craftsmen in an effort to empower groups and community members. This diversification ability needs to be developed because the group has not been able to develop high-value-selling products and increase the usefulness of group businesses. This research was an action research with the stages of the study of issues, planning, implementing actions, and reflection. The action was in the form of vocational learning to group members in Kalirejo Village, Kulon Progo. Data collected by interview and observation and analyzed qualitatively that is reduced, presented and drawn conclusions. The validity of the data was done by observing the extension and triangulation. The results showed that the actions given to the target group gave positive changes in the form they could have an awareness to be more innovative and have knowledge and skills in the production of diversified products based on local potential. Therefore, relevant and relevant actions need to be implemented again in the future by providing adequate facilities.Keywords: learning, diversification, women, products
Program Pelatihan E-Commerce Produk Inovasi Olahan Emping Dusun Sengir Desa Kalirejo Kecamatan Kokap Kulon Progo Tri Handoko; Iis Prasetyo
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): September 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.483 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3367

Abstract

AbstrakDusun Sengir Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Terdapat 124 Kepala Keluarga yang penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Terdapat banyak potensi alam Desa Kalirejo yaitu bambu, kayu, melinjo, rempah-rempah seperti lengkuas, jahe, kunyit dan sebagainya. Potensi masyarakat dalam pengolahan emping telah mendapat perhatian dari berbagai pihak yang mengupayakan pemberdayaan masyarakat dengan memberikan pelatihan inovasi olahan emping namun masih memiliki kekurangan dalam hal kemampuan pemasaran.. Adapun tahapan dalam kegiatan ini meliputi, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi program. Sasaran kegiatan iniyaitu pelaku usaha Rumah Payet Sulam. Peserta yang terlibat merupakan perwakilan dari mitra yang berjumlah 30 Peserta. Dari hasil pemberdayaan yang dilakukan responden berjumlah 30 orang yang secara estafet mengisi dan mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang telah disepakati. Untuk itu dilakukan evaluasi pada kondisi awal peserta pelatihan, kondisi selama pelatihan,kondisi akhir pelatihan. Berdasarkan kegiatan pelatihan pemasaran tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa, 1) Pelatihan pemasaran online  pada produk inovasi olahan emping memiliki manfaat bagi para ibu-ibu kelompok emping; 2) Masyarakat kelompok emping membutuhkan pelatihan pemasaran online yang berkelanjutan dapat menunjang penjualan produk emping ataupun hasil bumi lainnya yang dapat diolah menjadi produk yang bernilai jual tinggi; 3) Pemasaran sederhana produk olahan emping dapat didukung dengan bekerjasama dengan para pelaku pasar dan marketing penjualan komersil agar penjualan lebih meluas. Dari berbagai proses yang telah dilaksanakan, disarankan agar masyarakat kelompok emping diberikan pelatihan   pemasaranyang berkelanjutan guna mendukung perekonomian yang lebih baik Masyarakat memerlukan dukungan dari berbagai pihak seperti dinas pariwisata, UMKM, penambahan modal, dan juga stake holder.Kata Kunci: E-Commerce, Inovasi, Emping AbstractSengir Hamlet, Kalirejo Village, Kokap District, Kulon Progo Regency. There are 124 heads of families whose residents make a living as farmers. There are many natural potentials of Kalirejo Village, namely bamboo, wood, melinjo, spices such as galangal, ginger, turmeric and so on. The potential of the community in emping processing has received attention from various parties who seek community empowerment by providing training on emping processed innovations but still has shortcomings in terms of marketing capabilities. The stages in this activity include, the preparatory stage, the implementation stage, the program evaluation stage. The target of this activity is the Business Actors of Rumah Payet Sulam. The participants involved are representatives of partners totaling 30 Participants. These participants are business actors who do not understand and have not implemented online marketing in their business activities. From the results of the empowerment carried out by respondents, there were 30 people who relayed and participated in various agreed training activities. For this reason, an evaluation is carried out on the initial conditions of the trainees, the conditions during the training, the conditions of the end of the training. Based on the marketing training activities mentioned above, it can be concluded that, 1) Online marketing training on emping processed innovation products has benefits for emping group mothers; 2) The emping group community needs online marketing training that can support the sale of emping products or other produce that can be processed into products with high selling value; 3) Simple marketing of processed emping products can be supported by collaborating with market players and commercial sales marketing so that sales are more widespread. From the various processes that have been carried out, it is recommended that the emping group community be given sustainable marketing training to support a better economy The community needs support from various parties such as the tourism office, capital  increase, and also stake holders.Keywords: E-Commerce, Innovation, Emping
Implementasi Program Desa Mandiri Melalui Inkubasi Usaha Konveksi Rumah Tangga di Desa Kalisana Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen Rita Nur Wahyuni; Iis Prasetyo
Journal of Society and Continuing Education Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jsce.v1i3.19093

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan implementasi program desa mandiri melalui inkubasi usaha konveksi rumah tangga di Desa Kalisana; 2) Mendeskripsikan peran faktor internal dan eksternal pada kegiatan inkubasi usaha konveksi rumah tangga dalam implementasi program desa mandiri di Desa Kalisana; 3) Mendeskripsikan keberhasilan inkubasi usaha konveksi rumah tangga dalam implementasi program desa mandiri di Desa Kalisana. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sasaran penelitian ini adalah Kelompok Usaha Konveksi Rumah Tangga (UKRT) Desa Kalisana Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik purposive sampling yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan secara mendalam kepada pimpinan inkubator usaha konveksi rumah tangga dan anggota usaha (karyawan) sebagai informan utama dan perangkat Desa Kalisana sebagai informan pendukung. Wawancara dilakukan sebanyak 3 kali pada masing-masing subjek penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif dari Miles Huberman yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Teknik pengujian keabsahan data dalam penelitian ini adalah uji kredibilitas data (credibility) yang mencakup perpanjangan pengamatan, triangulasi sumber dan teknik, serta member check kepada informan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi program desa mandiri melalui inkubasi UKRT di Desa Kalisana terdiri dari (1) Komunikasi Interorganisasional; (2) Karakteristik Pelaksana; (3) Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Politik; (4) Disposisi atau Sikap Pelaksana, sudah dilaksanakan dengan baik antara mitra usaha, agen pelaksana (inkubator), dan penerima manfaat kegiatan yaitu setiap anggota usaha UKRT. Kemudian pada implementasi program terdapat peranan faktor internal yaitu (1) Motivasi; (2) Pengalaman; dan (3) Kepribadian. Peranan faktor eksternal terdiri dari (1) Acaman Pendatang Baru/Pesaing; (2) Pemasok dan Mitra Usaha; (3) Pemerintah Desa; dan (4) Sosial Ekonomi. Sementara indikator keberhasilan UKRT adalah pada implementasi kegiatan berkelanjutan yang memiliki kontribusi positif sebagai upaya perwujudan desa mandiri. Demikian dampak adanya usaha konveksi rumah tangga terhadap masyarakat Desa Kalisana adalah (1) terjadi peningkatan penghasilan warga; (2) hubungan sosial semakin membaik; (3) adat budaya desa di junjung tinggi oleh masyarakat; (4) pendidikan kecakapan hidup; dan (5) peningkatan produktivitas warga.