Niken Feladita Santoso
Akafarma Putra Indonesia Lampung

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

IDENTIFIKASI VITAMIN B1 PADA JAMU PENGUAT TUBUH YANG BEREDAR DI BANDAR JAYA SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Niken Feladita Santoso; Nofita N; Anita Caroline JN
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v3i1.2768

Abstract

Pengobatan tradisional merupakan upaya yang diselenggarakan dengan cara tradisional untuk meningkatkan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitative). Pengobatan tradisional yang masih banyak diminati masyarakat adalah dengan meminum jamu. Salah satunya, jamu penguat tubuh. Jamu penguat tubuh biasanya diindikasikan untuk memelihara stamina kesehatan, atau daya tahan tubuh, serta menyegarkan badan. Agar produk yang dihasilkan dapat laku dengan keras dalam persaingan, perdagangan suatu industri obat tradisional mungkin menambahkan bahan kimia obat vitamin B1 dalam jamu penguat tubuh, karena akan memberikan efek yang lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya vitamin B1 yang terdapat dalam jamu yang beredar di daerah Bandar Jaya. Penelitian dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) karena metode ini memberikan fleksiblitas yang lebih besar dalam pemilihan fase gerak,memerlukan waktu yang relatif singkat, mudah dilakukan dan biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah. KLT merupakan proses pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan kepolarannya, penelitiaan ini menggunakan fase gerak berupa campuran air : piridina : ammonia : methanol : asam asetat glassial (6:6:5:1:1) dan fase diamnya silica gel GF 254nm. Diperoleh hasil denga selisih harga Rf 0,05 Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua sampel jamu penguat tubuh positif mengandung BKO Vitamin B1,dan tidak memenuhi syarat peraturan Menteri Kesehatan nomor 006 Tahun 2012, pada pasal 37 . Kata Kunci : Jamu Penguat, Vitamin B1, KLT
PENGARUH MASSA DAN WAKTU PENYEDUHAN TERHADAPKADAR KAFEINDARI KOPI BUBUK INDUSTRI RUMAH TANGGASECARA SPEKTROFOTOMETRI UV Niken Feladita Santoso; Nofita Nofita; Tyas Putri Wulandari
Jurnal Analis Farmasi Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v5i1.3980

Abstract

Kafein adalah salah satu alkaloidyang banyak terdapat pada biji kopi, daun teh, dan biji coklat. Pada pria maupun wanita dewasa asupan maksimal kafein kedalam tubuh yaitu 400 mg. Kelebihan mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan gangguan pencernaan, insomnia, kegelisahan, dan ketidakterarturan detak jantung. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar kafein dalam kopi bubuk industri rumah tangga yang biasa diminum masyarakat Perumahan Karunia Indah Bandar Lampung. Dengan memvariasikan massa dan waktu penyeduhan yaitu 3, 4,5, dan 6 grammasing-masing selama 5,7, dan 10 menit untuk melihat ada atau tidak nya peningkatan yang dipengaruhi oleh massa dan waktu penyeduhan tersebut. Pengukuran kadar kafein ditentukan dengan menggunakan metode Spektrofotometri UV dengan panjang gelombang 274nm.Didapatkan kadar kafein dari bubuk kopi industri rumah tangga dengan massa Sampel 3 g yang diseduh selama 5, 7, 10 menit yaitu, 1,66 %, 4,67%, 5,42%. Sampel 4,5g yang diseduh selama 5, 7, 10 menit yaitu, 3,52%, 3,78%, 5,25%. Sampel 6g yang diseduh selama 5, 7, 10 menit yaitu, 3,32%, 3,66%, 5,89%. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa semakin banyak massa dan semakin lama waktu penyeduhan maka kadar kafein semakin besar.Kata kunci : Kopi, Kafein, Spektrofotometri UV
PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT PADA KRIM WAJAH ANTI JERAWAT YANG DIJUAL BEBAS DI DAERAH KEMILING MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Niken Feladita Santoso; Agustina Retnaningsih; Puji Susanto
Jurnal Analis Farmasi Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.987 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v4i2.2238

Abstract

Krim anti jerawat merupakan salah satu kosmetik yang dapat mempengaruhi struktur kulit.Salah satu senyawa yang sering ditambahkan ke dalam krim anti jerawat adalah asam salisilat zat anti akne dan bersifat keratolitik. Berdasarkan keputusan Peraturan Kepal Badan pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.HK.00.05.42.1018 Tahun 2010 tentang kosmetik, asam salisilat dizinkan digunakan dalam kosmetik dengan syarat tidak lebih dari 2%. Telah dilakukan penelitian penetapan kadar asam salisilat pada krim anti jerawat yang dijual di daerah Kemiling Bandar Lampung dengan metode Spektrofotometri UV-Visible dengan tujuan untuk mengetahui kadar asam salisilat yang terdapat dalam krim anti jerawat. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah tiga sampel dengan kriteria sampel yaitu krim anti jerawat yang mengandung asam salisilat, krim wajah, krim yang tidak mencantumkan kadar asam salisilat. Penelitian penetapan kadar asam salisilat menggunakan metode Spektrofotometri UV-Visible pada panjang gelombang 532 nm. Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata kadar asam salisilat pada sampel A yaitu 0,05% ± SD 0, sampel B yaitu 0,05% ± SD 0, dan sampel C yaitu 0,04% ± SD 0.Kata Kunci : Asam Salisilat, Krim Anti Jerawat (Anti Acne), Spektrofotometri UV- VIS
PENETAPAN KADAR NaCl PADA PEMBUATAN TELUR ASIN REBUS DAN TELUR ASIN OVEN DENGAN VARIASI WAKTU PENYIMPANAN SECARA ARGENTOMETRI Niken Feladita Santoso; Annisa Primadiamanti; Ninuk Tri Meilina
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 3 (2018): Volume 3 Nomor 3
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v3i3.2808

Abstract

Telur merupakan salah satu produk peternakan yang dihasilkan oleh unggas.Namun, telur memiliki kelemahan yaitu masa simpannya relatif pendek sehinggadiperlukan upaya pengawetan untuk memperpanjang masa simpannya. Prosesnyasangat sederhana, hanya dengan waktu pemeraman 7 hari pada media yangmerupakan campuran garam, serbuk bata merah dan air. Semakin lama_ telurdisimpan, maka rasa telur akan semakin asin. Penelitian ini bertujuan untukmenetapkan kadar NaCl pada sampel telur asin rebus dan oven dengan variasi waktu penyimpanan. Metode argentometri Mohr yaitu penetapan kadar NaCl denganmenggunakan larutan standar AgNO3 dan menambahkan indikator K2CrO4 5 %. Titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata muda. Sampel yang digunakan adalah media pengasinan 3, 5, 7 hari. Kadar yang didapat dengan masa simpan 3, 5, 7 hari pada telur asin rebus berturut-turut sebesar 1,18%, 1,70%,2,31% sedangkan kadar telur asin oven berturut-turut sebesar 1,38%, 1,85%, 2,51%.Kandungan garam yang terkandung dalam telur asin minimal 2,0% (SNI 01-4277-1996). Kesimpulan dari penelitian ini, telur asin rebus dan oven berdasarkan waktupenyimpanan 3, 5, 7 hari memenuhi persyaratan yang masa simpan 7 hari,sedangkan yang 3 hari dan 5 hari belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh SNI. Metode perebusan dan pengovenan tidak mempengaruhi kadar Nacl. Olehkarena itu, masa penyimpanan telur asin minimal 7 hari.Kata Kunci : Telur asin, lama penyimpanan, kadar NaCl
PENETAPAN KADAR HIDROKUINON PADA HAND BODY LOTION YANG DIJUAL DI SITUS BELANJA ONLINE DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis Niken Feladita Santoso; Annisa Primadiamanti; Marleni Irama Juita
Jurnal Analis Farmasi Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v6i1.5487

Abstract

Lotionmerupakan sediaan cair berupa suspensi atau dispersi, digunakan sebagai obat luar. Hidrokuinon yang ditambahkan secara berlebih pada hand body lotion dapat mengakibatkan efek toksisitas hiperpigmentasi pada kulit. Penggunaan hidrokuinon menurutperaturan BPOM termasuk obat golongan keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar hidrokuinon pada hand body lotion yang dijual di situs belanja online dengan metode spektrofotometri Uv-Vis dengan teknik pengambilan sampelpurposive sampling. Sampel diuji secara kualitatif dan kuantitatif, pada panjang gelombang maksimum hidrokuinon 294 nmpengujian sampel secara kualitatif dengan spektrofotometri uv-vis, sampel yang positif mengandung hidrokuinon ialah sampel A, C, dan E, karena spektrum yang dihasilkan identik menyerupai bentuk spektrum larutan baku, sedangkan sampel B, dan D negatif mengandung hidrokuinon. Pada uji kuantitatif dengan spektrofotometri uv-vis dengan pelarut etanol hasil pengujian sampel yang positif mengandung hidrokuinon ialah sampel A, C, dan E dengan kadar hidrokuinon yangdiperoleh sampel A 0.0039 % ± 0,00457, sampel C 0.0627 % ± 0,00366, dan sampel E 0.0096 % ± 0,00015 dapat disimpulkan 3 dari 5 sampel positif mengandunghidrokuinon Kata Kunci: Hand body lotion, Hidrokuinon, situs belanja online,UV-Vis
PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KADAR VITAMIN C BUAH SEMANGKA (Citrullus vullgaris, Schand) DAGING BUAH BERWARNA MERAH DAN DAGING BUAH BERWARNA KUNING SECARA IODIMETRI Niken Feladita Santoso; Annisa Primadiamanti; Dila Yuni Antika
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 4 (2018)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v3i4.2822

Abstract

Dari hasil uji kuantitatif didapatkan, kadar vitamin C buah semangka daging buahmerah yang disimpan pada suhu ruang 1,4313 mg/100 gram, buah semangka dagingbuah merah yang disimpan pada suhu dingin 20,34 mg/100 gram, buah semangkadaging buah kuning yang disimpan pada suhu ruang 10,1696 mg/100 gram, dan buahsemangka daging buah kuning disimpan pada suhu dingin 27,3586 mg/100 gram. Haditerima dan Ho ditolak (terdapat perbedaan pengaruh suhu). Sehingga disimpulkanbahwa kadarvitamin C pada buah semangka yang disimpan pada suhu dingin lebihtinggi dibandingkan dengan disimpan pada suhu ruang. Diperoleh hasil perhitunganmenggunakan t-test kadar vitamin C buah semangka daging buah merahpenyimpanan pada suhu ruang dan dingin P = 0,002* berbeda signifikan karena P<0,05, buah semangka daging buah kuning penyimpanan pada suhu ruang dan dingin P= 0,001* berbeda signifikan karena P< 0,05.Kata Kunci : Semangka, Vitamin C, Iodimetri.
EVALUASI MUTU TABLET ASAM MEFENAMAT GENERIK DAN TABLET ASAM MEFENAMAT MERK DAGANG Niken Feladita Santoso; Tutik Tutik; Ika Hidayanti
Jurnal Analis Farmasi Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v5i2.4078

Abstract

Saat ini banyak masyaratakat yang lebih memilih obat merk dibandingkan obat generik. obat dengan zat aktif yang sama akan memberikan efek terapi yang sama sesuai kadarnya. Hasil uji dengan metode spektrofotometri UV-Visiblekeseragaman bobot untuk tablet generik penyimpangan kolom A 682,5 mg dan Kolom B 715 mg sedangkan untuk penyimpangan tablet merk dagang kolom A 841,05 mg dan kolom B 881 mg. Hasil uji organoleptis tablet generik memiliki rasa pahit, tidak berbau, warna kuning terang dan berbentuk lonjong sedangkan untu merk dagang memiliki rasa pahit agak sedikit manis, memliki bau, warna kuning pucat dan berbentuk lonjong. Hasil uji keseragaman ukuran untuk tablet generik diameter tablet 0,6 mm dan memiliki panjang 1,5cm sedangkan merk dagang diamter generik 0,78 mm dan panjang 1,8 cm. Hasil uji disolusi untu tablet generik pada menit ke 12,25 menit sedangkan merk dagang 30,5 menit. Hasil validasi penetapan kadar tablet generik 3,838 mg/L sedangkan merk dagang 3,840 mg/L. Hasil uji profil disolusi tablet generik menit ke-5 (1,602%), ke-10 (2,614%), ke-15 (1,638%), ke-30 (1,698%), ke-45 (1,704%), ke-60 (1,715%) sedangkan untuk merk dagang menit ke-5 (2,150%), ke-10 (2,258%), ke-15 (2,276%), ke-30 (2,297%), ke-45(2,333%), ke-60 (2,354%). Kata kunci: Asam Mefenamat, Metode Spektrofotometri UV-Visible.
IDENTIFIKASI VITAMIN B1 PADA JAMU PENGUAT TUBUH YANG BEREDAR DI BANDAR JAYA SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Niken Feladita Santoso; Nofita N; Anita Caroline JN
Jurnal Analis Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.784 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v3i1.2768

Abstract

Pengobatan tradisional merupakan upaya yang diselenggarakan dengan cara tradisional untuk meningkatkan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitative). Pengobatan tradisional yang masih banyak diminati masyarakat adalah dengan meminum jamu. Salah satunya, jamu penguat tubuh. Jamu penguat tubuh biasanya diindikasikan untuk memelihara stamina kesehatan, atau daya tahan tubuh, serta menyegarkan badan. Agar produk yang dihasilkan dapat laku dengan keras dalam persaingan, perdagangan suatu industri obat tradisional mungkin menambahkan bahan kimia obat vitamin B1 dalam jamu penguat tubuh, karena akan memberikan efek yang lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya vitamin B1 yang terdapat dalam jamu yang beredar di daerah Bandar Jaya. Penelitian dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) karena metode ini memberikan fleksiblitas yang lebih besar dalam pemilihan fase gerak,memerlukan waktu yang relatif singkat, mudah dilakukan dan biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah. KLT merupakan proses pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan kepolarannya, penelitiaan ini menggunakan fase gerak berupa campuran air : piridina : ammonia : methanol : asam asetat glassial (6:6:5:1:1) dan fase diamnya silica gel GF 254nm. Diperoleh hasil denga selisih harga Rf 0,05 Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua sampel jamu penguat tubuh positif mengandung BKO Vitamin B1,dan tidak memenuhi syarat peraturan Menteri Kesehatan nomor 006 Tahun 2012, pada pasal 37 . Kata Kunci : Jamu Penguat, Vitamin B1, KLT
PENGARUH MASSA DAN WAKTU PENYEDUHAN TERHADAPKADAR KAFEINDARI KOPI BUBUK INDUSTRI RUMAH TANGGASECARA SPEKTROFOTOMETRI UV Niken Feladita Santoso; Nofita Nofita; Tyas Putri Wulandari
Jurnal Analis Farmasi Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.862 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v5i1.3980

Abstract

Kafein adalah salah satu alkaloidyang banyak terdapat pada biji kopi, daun teh, dan biji coklat. Pada pria maupun wanita dewasa asupan maksimal kafein kedalam tubuh yaitu 400 mg. Kelebihan mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan gangguan pencernaan, insomnia, kegelisahan, dan ketidakterarturan detak jantung. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar kafein dalam kopi bubuk industri rumah tangga yang biasa diminum masyarakat Perumahan Karunia Indah Bandar Lampung. Dengan memvariasikan massa dan waktu penyeduhan yaitu 3, 4,5, dan 6 grammasing-masing selama 5,7, dan 10 menit untuk melihat ada atau tidak nya peningkatan yang dipengaruhi oleh massa dan waktu penyeduhan tersebut. Pengukuran kadar kafein ditentukan dengan menggunakan metode Spektrofotometri UV dengan panjang gelombang 274nm.Didapatkan kadar kafein dari bubuk kopi industri rumah tangga dengan massa Sampel 3 g yang diseduh selama 5, 7, 10 menit yaitu, 1,66 %, 4,67%, 5,42%. Sampel 4,5g yang diseduh selama 5, 7, 10 menit yaitu, 3,52%, 3,78%, 5,25%. Sampel 6g yang diseduh selama 5, 7, 10 menit yaitu, 3,32%, 3,66%, 5,89%. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa semakin banyak massa dan semakin lama waktu penyeduhan maka kadar kafein semakin besar.Kata kunci : Kopi, Kafein, Spektrofotometri UV
PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT PADA KRIM WAJAH ANTI JERAWAT YANG DIJUAL BEBAS DI DAERAH KEMILING MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Niken Feladita Santoso; Agustina Retnaningsih; Puji Susanto
Jurnal Analis Farmasi Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.987 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v4i2.2238

Abstract

Krim anti jerawat merupakan salah satu kosmetik yang dapat mempengaruhi struktur kulit.Salah satu senyawa yang sering ditambahkan ke dalam krim anti jerawat adalah asam salisilat zat anti akne dan bersifat keratolitik. Berdasarkan keputusan Peraturan Kepal Badan pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.HK.00.05.42.1018 Tahun 2010 tentang kosmetik, asam salisilat dizinkan digunakan dalam kosmetik dengan syarat tidak lebih dari 2%. Telah dilakukan penelitian penetapan kadar asam salisilat pada krim anti jerawat yang dijual di daerah Kemiling Bandar Lampung dengan metode Spektrofotometri UV-Visible dengan tujuan untuk mengetahui kadar asam salisilat yang terdapat dalam krim anti jerawat. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah tiga sampel dengan kriteria sampel yaitu krim anti jerawat yang mengandung asam salisilat, krim wajah, krim yang tidak mencantumkan kadar asam salisilat. Penelitian penetapan kadar asam salisilat menggunakan metode Spektrofotometri UV-Visible pada panjang gelombang 532 nm. Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata kadar asam salisilat pada sampel A yaitu 0,05% ± SD 0, sampel B yaitu 0,05% ± SD 0, dan sampel C yaitu 0,04% ± SD 0.Kata Kunci : Asam Salisilat, Krim Anti Jerawat (Anti Acne), Spektrofotometri UV- VIS