Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

The Supplementation Effect of Turmeric (Curcuma domestica Vahl.) and Brotowali (Tinosporacrispa L. Miers) Extract on Broiler Meat Quality Rahadi, Syam; Indi, A.; Rahman, Rahman; Yadi, Y.; Kurniawan, W.; Mansur, Mansur
Proceeding INTERNATIONAL SEMINAR IMPROVING TROPICAL ANIMAL PRODUCTION FOR FOOD SECURITY PROCEEDING INTERNATIONAL SEMINAR
Publisher : Proceeding INTERNATIONAL SEMINAR IMPROVING TROPICAL ANIMAL PRODUCTION FOR FOOD SECURITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.293 KB)

Abstract

The usage of natural feed additive be expected can increase meat quality and broilersperformance. This research was aimed to study interaction effect of turmeric and brotowali extractfeed supplementation on broiler meat quality.300 birds of Cobs broiler strain were used andseparated on 50 pens with 6 birds each pen and maintained until 42 days old. The research was usefactorial complete randomized design with first factor was turmeric extract levels (0; 0.2; 0.4; 0.6;and 0.8%), and the second factor was brotowali extract levels (0; 0.2; 0.4; 0.6; and 0.8%), so therewas 25 treatment combinations with two replications. The research parameters were meat pH,cooking loss (CS), dry matter (DM), and organic matter (OM). Result of research showed thatturmeric and brotowali extract supplementation have significant interaction effect on broiler meatDM content, but does not have effect on pH, CS, and OM content. Combination of 0.4% turmeric and0.2% brotowali extract supplementation was provide highest DM content, meanwhile on individualeffect, supplementation turmeric at 0.4% level has significant effect on SC parameter.Key Words: Turmeric, Brotowali, Broiler, Meat Quality
Sinkronisasi Estrus dan Inseminasi Buatan Menggunakan Semen Cair Hasil Sexing pada Sapi Bali Induk Yang Dipelihara dengan Sistem yang Berbeda (Oestrus Syncronization and Artificial Insemination using Sexing Semen from Bali’s Cattle with Different Management System ) Takdir Saili; La Ode Baa; La Ode Arsad Sani; Syam Rahadi; I Wayam Sura; Febiang Lopulalan
Jurnal Ilmu Ternak Vol 16, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.608 KB) | DOI: 10.24198/jit.v16i2.11576

Abstract

Sinkronisasi estrus umumnya diterapkan dalam program inseminasi buatan untuk memicu  terjadinya  estrus  sekelompok    sapi  disinkronkan  dalam  efektifitas  time.The  sama PGF2α  dalam  sinkronisasi  estrus  dan  kemampuan  sperma  bergender  untuk  menginduksikehamilan pada sapi bali dievaluasi dalam hal ini belajar. Empat puluh ekor sapi digunakan dimana 20 ekor sapi yang disimpan di bawah managementwhile intensif yang lain 20 sapi yang disimpan di bawah manajemen semifinal intensif. Semen dikumpulkan dari banteng bali dan sexing sperma menggunakan metode Colum albumin dilakukan untuk menghasilkan sperma bergender.   semen   segar   dan   sperma   bergender   dievaluasi   sebelum   inseminasi   untuk menginduksi kehamilan pada sapi bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 100% dari sapi menunjukkan estrus tanda dengan kualitas estrus berkisar antara 2,84 untuk sapi di bawah manajemen yang intensif dan 2,88 untuk sapi di bawah manajemen semi intensif. Tingkat tidak kembali juga tinggi yaitu 95% untuk sapi di bawah manajemen intensif dan 80% untuk sapi di bawah manajemen semi intensif. Sementara layanan per konsepsi hanya 1,15 untuk sapi di bawah manajemen intensif dan 1,20 untuk sapi di bawah manajemen semi intensif. Akhirnya, disimpulkan bahwa semua sapi memiliki respon yang baik untuk PGF2α untuk memicu estrus dan 95% dari sapi di bawah manajemen intensif  dan 80% dari sapi di bawah manajemen setengah intensif diprediksi pregnantbased pada tingkat non pulang pada hari 21 setelah inseminasi buatan dengan baik S / C.Kata kunci: sinkronisasi, sexing, sapi bali, intensif, semi intensif
PENGARUH KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN KEBUNTINGAN DI KECAMATAN GEDANGAN KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR Enike Dwi Kusumawati; Syam Rahadi; Fendi Sudianata; Dyah Lestari Yulianti
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 2 (2018): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.693 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i2.6966

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang-Sub Dinas Unit Pelaksana Teknis IB Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Malang sebagai salah satu sentra peternakan rakyat sangat bergantung pada teknik Inseminasi Buatan tersebut. Dengan teknik ini sangat dimungkinkan untuk menghasilkan keturunan sapi yang memiliki daging unggul dengan harga jual yang lebih tinggi daripada sapi lokal, keadaan ini pada akhirnya akan membantu peningkatan ekonomi peternak. Selama pelaksanaan penelitian, input data berupa hari pelaksanaan IB, waktu birahi sapi betina dan waktu pelaksanaan IB. Metode yang digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan IB ini menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian evaluasi pelaksanaan IB di Kecamatan Gedangan menunjukkan bahwa IB yang dilakukan pada awal birahi memiliki tingkat keberhasilan sebesar 51,3%, pelaksanaan IB pada rentang waktu pertengahan birahi memiliki tingkat keberhasilan 100%, sedangkan pada  tahap akhir birahi memiliki kemungkinan terjadinya konsepsi sebesar 30%. Setelah dilakukan analisa dan penghitungan presentase, maka angka keberhasilan IB di Kecamatan Gedangan adalah 57,37% dan angka ketidakberhasilan IB mencapai 42,63%. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat pengaruh  ketepatan waktu IB terhadap tingkat keberhasilan kebuntingan di Kecamatan Gedangan  Kabupaten Malang. Faktor-faktor penentu keberhasilan IB dalam hubungannya dengan ketepatan waktu IB adalah: kelainan anatomi saluran reproduksi, kelainan ovulasi, sel telur yang abnormal, sperma yang abnormal, dan kesalahan pengelolaan reproduksi.Keywords: artificial insemination, conception rate, estrus, standing heat
KUALITAS SEMEN KAMBING KACANG DENGAN LAMA SIMPAN YANG BERBEDA PADA SUHU RUANG MENGGUNAKAN TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR Enike Dwi Kusumawati; Kris Nur Utomo; Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih; Syam Rahadi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 4, No 3 (2017): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.239 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v4i3.3894

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas semen segar kambing Kacang pada penyimpanan yang berbeda pada suhu ruang dengan menggunakan pengencer tris aminomethan kuning telur. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Kanjuruhan Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Setiap perlakuan semen diulang sebanyak 5 kali. Variabel yang diamati antara lain motilitas, viabilitas dan abnormalitas. Data dianalisis menggunakan Analisis Varian. Apabila diantara perlakuan terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas spermatozoa kambing Kacang pada suhu ruang dengan lama simpan yang berbeda dengan menggunakan pengencer menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata (P<0,01). Pada pengamatan motilitas dan viabilitas spermatozoa kambing Kacang pada suhu ruang  menggunakan pengencer menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata (P<0,01). Tetapi pada pengamatan abnormalitas spermatozoa kambing Kacang pada suhu ruang tidak menunjukkan adanya pengaruh penggunaan pengencer serta tidak terdapat pengaruh antara lama simpan dan penggunaan pengencer terhadap abnormalitas spermatozoa kambing Kacang (P>0,01). Namun terdapat pengaruh yang sangat nyata lama simpan terhadap abnormalitas spermatozoa kambing Kacang. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu lama simpan yang berbeda pada suhu ruang menggunakan tris aminomethan kuning telur terdapat pengaruh sangat nyata terhadap kualitas semen segar kambing Kacang. Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan agar penggunaan kuning telur sebagai pengencer tidak lebih dari 9 jam karena dapat menurunkan motilitas dan viabilitas spermatozoa.Kata kunci : Lama Simpan, Kambing Kacang, Pengencer, Spermatozoa, Kualitas Semen 
MEMBRAN PLASMA UTUH SPRMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING PERRANAKAN ETTAWA DALAM NATRIUM KLORIDA DENGAN KONSENTRASI BERBEDA Arsiwan Arsiwan; Takdir Saili; La Ode Ba&#039;a; Syam Rahadi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 1, No 1 (2014): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1053.927 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v1i1.364

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya tahan membran plasma spermatozoa kambing Peranakan Etawa (PE) dalam larutan NaCl dengan konsentrasi berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo, pada bulan Juni 2013 sampai November 2013. Epididimis dikoleksi dari rumah pemotongan dan spermatozoa dikoleksi dari epididimis menggunakan metode penyayatan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan. Perlakuan tersebut terdiri dari NaCl 0.7% (T1), NaCl 0.8% (T2), NaCl 0.9% (T3), NaCl 1.0% (T4) dan NaCl 1.1%. Evaluasi membran plasma utuh spermatozoa menggunakan Hypo-osmotic Swelling Test (HOS-test). Data hasil penelitian ditransformasi kedalam arcsin sebelum dianalisis menggunakan analisis varian, perbedaan antara perlakuan dianalisis dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian ini menunjukan rata-rata membran plasma utuh berbeda sangat nyata (P>0,01), yaitu T3 (87.92%), T4 (87.60%), T2 (85.17%), T1 (78.53%), dan T5 (75.79%). konsentrasi larutan NaCl 0.9% merupakan medium terbaik untuk mempertahankan keutuhan membrane plasma spermatozoa epididimis kambing PE.Kata Kunci: Kambing PE, Spermatozoa Epididimis, Membran Plasma Utuh.
Motilitas dan Vabilitas Spermatozoa Ayam Kampung pada Suhu 5°C Menggunakan Pengencer dan Lama Simpan yang Berbeda Enike Dwi Kusumawati; Selvinus Lawu Woli; Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih; Waluyo Edi Susanto; Syam Rahadi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 3 (2018): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.209 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i3.7242

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui motilitas dan viabilitas spermatozoa ayam kampung pada suhu 5oC menggunakan pengencer dan lama simpan yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan pengencer ringer lactat solution, air kelapa dan tanpa pengencer serta lama simpan 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, masing-masing diulang 10 kali. Variabel yang diamati yaitu motilitas dan viabilitas spermatozoa. Analisa data yang digunakan adalah analisis varian. Hasil analisis data menunjukkan bahwa motilitas dan viabilitas spermatozoa menggunakan pengencer ringer lactat solution lebih tinggi (P<0,01) serta dapat bertahan sampai lama simpan 24 jam dibandingkan air kelapa dan tanpa pengencer. Adapun nilai motilitas ringer lactat solution, air kelapa dan tanpa pengencer pada lama simpan 24 jam masing-masing sebesar 43,5±17,17%; 8±4,83%; 6,5±2,4%, sedangkan nilai viabilitasnya sebesar 83,2±7,25%; 64,6±3,20%; dan 63,1±2,33%. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ringer lactat solution lebih baik dibandingkan air kelapa dan tanpa pengencer dalam mempertahankan kualitas semen ayam kampung pada suhu simpan 5oC sampai lama simpan 24 jam.Kata Kunci : air kelapa, ayam kampung, motilitas, spermatozoa, viabilitas  ABSTRACTThis study was conducted to determine the motility and viability of spermatozoa of Native chickens at 5oC using different diluents and time storage. The method used in this study was laboratory research using Factorial Completely Randomized Design with ringer lactate solution, coconut water and without diluent at 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30 hours of time storage each repeated 10 times. The variables observed were motility and viability of sperm. Data analysis used is variance analysis. The results of data analysis showed that the motility and viability of spermatozoa using ringer lactate solution diluents was higher (P <0.05) than coconut water and without diluents. The motility values of ringer lactat solution, coconut water and without diluents were 43,5±17,17%; 8±4,83%; 6,5±2,4% respectively, while the viability values were 83,2±7,25%; 64,6±3,20% and 63,1±2,33%. The conclusion of this study is that ringer lactat solution is better than coconut water an without diluents in maintaining the quality of Native chicken semen at a storage temperature of 5oC until 24 hours.Keywords: coconut water, motility, native chicken, sperm, viability
Pengaruh Lama Thawing yang Berbeda pada Suhu 25 oC Terhadap Kualitas Semen Beku Sapi Ongole Enike Dwi Kusumawati; Syam Rahadi; Sugeng Santoso; Dyah Lestari Yulianti
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 1 (2019): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.472 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i1.6538

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama thawing yang berbeda pada suhu 250C untuk mendapatkan kualitas spermatozoa semen beku sapi ongole yang optimal. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Kanjuruhan Malang. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Setiap perlakuan thawing diberikan ulangan sebanyak 10 sampel semen beku sapi ongole. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan lama thawing 7, 15, 30 detik pada suhu 25oC memberikan perbedaan pengaruh yang sangat nyata (p<0.01) pada motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa semen beku sapi ongole. Motilitas tertinggi diperoleh pada perlakuan P3 dengan rata-rata sebesar 40,8%, viabilitas tertinggi diperoleh pada perlakuan P3 dengan rata-rata sebesar 82,39%, sedangkan abnormalitas terendah diperoleh pada perlakuan P3 dengan rata-rata sebesar 11,95%. Berdasarkan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa thawing pada suhu 25oC dengan lama waktu 30 detik memberikan kualitas spermatozoa yang paling baik sehingga disarankan untuk melakukan thawing pada suhu 25oC dengan lama waktu 30 detik. Kata kunci: abnormalias, mortalitas, ongole, thawing, viabilitasABSTRACT This study aims to determine the effect of different thawing time at 250C to get the sperm quality of frozen semen ongole bull. Research conducted at the Laboratory of Animal Husbandry Faculty Kanjuruhan University of Malang. The method of study by using Completely Randomized Design (CRD) factorial. Any treatment given repeated thawing of frozen samples of 10 times. The study show that treatment with time thawing 7 (P1), 15 (P2), 30 (P3) seconds at 25oC gives a very significant difference (P<0.01) on motility, viability and abnormalities of ongole Bull sperm. The highest motility and viability were obtained at P3 (40,8%) and (82,39%), while the lowest abnormalities obtained on P3 (11,95%). Based on this research it can be concluded that thawing at 25oC with 30 seconds to give the best quality sperm that is recommended for thawing. Keywords: abnormality, motility, ongole, thawing, viabilit
Kualitas Post Thawing Spermatozoa Kambing Peranakan Etawa (PE) pada Suhu 37oC dengan Waktu yang Berbeda Enike Dwi Kusumawati; Syam Rahadi; Sutantri Nurwathon; Dyah Lestari Yulianti
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 6, No 2 (2019): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.414 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v6i2.7152

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan di laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Kanjuruhan. Materi Penelitian yang digunakan adalah semen kambing PE beku yang didapatkan dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Kabupaten Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dengan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan thawing menggunakan air dengan suhu 37°C selama 7, 15, dan 30 detik dengan 10 kali ulangan. Variabel yang diamati yaitu motilitas, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motilitas dan viabilitas perlakuan pencairan waktu 30 detik pada 37°C (P3) memberikan hasil terbaik adalah motilitas tertinggi 35%, viabilitas tertinggi 65,88%, dan abnormalitas terendah dengan pencairan 30 detik pada 37°C (P3) 18,392% . Namun, perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (P>0,05) pada motilitas dan viabilitas tetapi memberikan perbedaan yang sangat signifikan pada abnormalitas (P<0,01). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perlakuan lama thawing mempengaruhi motilitas, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa.Kata Kunci: kambing, motilitas, peranakan etawa, spermatozoa, viabilitasABSTRACTThis study was carried out in the laboratory of Animal Husbandry Faculty Kanjuruhan University. The research material used was frozen sperm PE goat obtained from the Center for Artificial Insemination (BBIB) Singosari Malang. The research method used was an experimental method with a completely randomized design (CRD). The thawing treatment uses water with a temperature of 37 °C for 7, 15, and 30 seconds with 10 replications. The variables observed were motility, viability, and abnormalities of sperm.The result showed that time thawing treatment of 30 seconds at 37°C (P3) was the highest average motility 35%, the highest average viability 65,881%, and the lowest average abnormality with thawing 7 seconds at 37°C (P1) 18,392%. However, the treatment didn’t show significant different (P>0,05) on motility and  viability but it gave highly significant different on abnormality (P<0,01). The conclusion of this research is that the treatment of time thawing influence motility, viability and increase abnormality.Keywords: abnormality, etawa filial, goat, motility, sperm, viability
PENGARUH UMUR LEPAS SAPIH DAN UMUR INDUK TERHADAP PRODUKSI SUSU SAPI PERAH PERANAKAN FRIESIAN HOLSTEIN (PFH) Enike Dwi Kusumawati; Syam Rahadi; Juventus Peso; Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 5, No 1 (2018): JITRO, Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.853 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v5i1.6965

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Pujon Kabupaten Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur lepas sapih dan umur induk terhadap produksi susu sapi perah PFH. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 27 ekor induk sapi perah PFH dengan kelompok umur 3-4 tahun, 5-6 tahun dan 7-8 tahun sebanyak 9 ekor dari berbagai kelompok umur. Metode yang dipakai adalah studi kasus dengan teknik pengambilan data secara observasi dan wawancara dengan pemilik. Data yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah produksi susu dalam waktu 30 hari, umur induk dan umur pedet saat penyapihan. Analisis data menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur induk 5-6 tahun menghasilkan produksi susu yang terbaik sebesar 12,72±0,77 liter, kemudian dari kelompok umur 7-8 tahun sebesar 11,31±1,75 liter  dan yang terakhir umur 3-4 tahun memberikan produksi susu yang terendah  sebesar 10,94±0,41 liter. Rata-rata produksi susu umur lepas sapih 1 bulan sebesar 13,00±0,38 liter. Rata-rata produksi susu umur lepas sapih 2 bulan sebesar 11,77±0,72 liter. Rata-rata produksi susu umur lepas sapih 3 bulan sebesar 10,96±0,50 liter. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh umur induk terhadap produksi susu sapi perah PFH, umur induk 5-6 tahun memberikan produksi tertinggi yaitu 12,72±0,77 liter. Umur lepas sapih tidak memberikan  pengaruh terhadap produksi susu sapi perah PFH kemudian tidak terdapat interaksi antara umur induk dan umur lepas sapih terhadap produksi susu.Kata Kunci: produksi susu, peternak, sapi prah
FERTILITAS, DAYA HIDUP EMBRIO, DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS TELUR AYAM RAS HASIL INSEMINASI BUATAN DENGAN AYAM TOLAKI Eki Indrawati; Takdir Saili; Syam Rahadi; La Ode Nafiu
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 2, No 2 (2015): JITRO, Mei
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.175 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v2i2.3796

Abstract

Ayam tolaki merupakan ayam kampung yang dikembangkan di Sulawesi Tenggara yang memiliki postur tubuh yang kecil dan produksi telur yang rendah. Oleh karena itu dibutuhkan upaya untuk meningkatkan performans produksi dan reproduksi ayam tolaki. Salah satu upaya tersebut adalah menerapkan sistem kawin silang menggunakan metode inseminasi buatan. Pada penelitian ini dilakukan inseminasi semen ayam tolaki ke saluran reproduksi ayam petelur untuk menghasilkan telur/ayam silangan. Parameter yang diukur pada penelitian meliputi fertilitas, daya hidup embrio, daya tetas dan bobot tetas. Penelitian ini dilaksanakan di kandang Pembibitan Unggas Fakultas Peternakan Universitas Haluoleo selama tiga bulan (Juni-Agustus 2012). Penelitian ini menggunakan 12 ekor ayam ras petelur dan 4 ekor ayam tolaki. Semua data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan fertilitas telur hasil persilangan yaitu 50,54%, daya hidup embrio, daya tetas dan bobot tetas masing-masing 92,18%, 59,56% dan 39,83 g. Kesimpulan akhir dari penelitian ini menyatakan fertilitas telur, daya hidup embrio, daya tetas dan bobot tetas telur masih sangat rendah. Rujukan selanjutnya perlu dilakukan persilangan ayam ras petelur jantan dengan ayam tolaki betina.Kata kunci : Ayam tolaki, Fertilitas, daya hidup embrio, daya tetas, Inseminasi buatan.