Siti Dewi Indrasari
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS GLIKEMIK RENDAH PADA BERAS DAN POTENSI PENGEMBANGANNYA DI INDONESIA / Factors Affecting the Low Glycemic Index on Rice and Its Potential for Development in Indonesia Siti Dewi Indrasari
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 38, No 2 (2019): DESEMBER, 2019
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jp3.v38n2.2019.p105-113

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) is a disorder of glucose metabolism due to insulin deficiency both in absolute and relative terms caused by changes in dietary habits that result in obesity. Nationally in Indonesia, the prevalence of DM based on a doctor’s diagnosis in the population aged over or equal to 15 years is 2%. Consumption of rice with a low glycemic index is one way to regulate dietary patterns for people with type 2 diabetes. In Indonesia, rice varieties that have a low glycemic index (GI) value have been successfully identified. This paper aims to provide information and understanding of GI rice, influencing factors and strategies for developing rice with low GI. Some rice varieties that have low GI are include IR 36, Logawa, Batang Lembang, Ciherang, Cisokan, Margasari, Martapura, Air Tenggulang, Hipa 7, Inpari 12, Inpari 13, Situ Patenggang, Pandanwangi, Inpari 1, Beras Hitam Subang, Inpara 4. Factors affecting rice GI include rice varieties and amylose-amylopectin ratio, processing method, protein and fat, dietary fiber content and starch digestibility. The target of developing rice with a low GI is a community with a high prevalence of DM. While the development strategy is to strive so that rice varieties with a low GI that are beneficial to health can be regulated in the Ministry of Agriculture Regulation as part of special rice. Rice varieties with these advantages can be developed through the process of releasing varieties, followed by the certification process for Labelled Rice Variety Assurances (LRVA). The certification process aims to provide functional rice that has added value, has a high selling power for farmers and producers and guarantees the rights of consumers who consume it.Keywords: Rice. glycemic index, diabetes melitus  Abstrak Penyakit diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin, baik secara absolut maupun relatif yang disebabkan oleh perubahan kebiasaan pola makan yang mengakibatkan obesitas. Di Indonesia, prevalensi DM berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur lebih dari atau sama dengan 15 tahun rata-rata 2%. Konsumsi beras dengan indeks glikemik rendah merupakan salah satu cara mengatur pola diet bagi para diabetesi tipe 2. Di Indonesia, varietas padi yang mempunyai nilai IG rendah telah berhasil diidentifikasi. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman tentang IG beras, faktorfaktor yang mempengaruhi dan strategi untuk mengembangkan beras dengan IG rendah. Beberapa varietas padi yang mempunyai IG rendah antara lain IR36, Logawa, Batang Lembang, Ciherang, Cisokan, Margasari, Martapura, Air Tenggulang, Hipa-7, Inpari- 12, Inpari-13, Situ Patenggang, Pandanwangi, Inpari-1, Beras Hitam Subang, Inpara-4. Faktor yang mempengaruhi IG beras antara lain varietas padi dan rasio amilosa-amilopektin, cara pengolahan, protein dan lemak, kadar serat pangan dan daya cerna pati. Sasaran pengembangan beras dengan IG rendah adalah masyarakat dengan prevalensi DM yang tinggi. Strategi pengembangannya adalah mengupayakan agar varietas padi dengan IG rendah yang bermanfaat untuk kesehatan dapat diatur dalam Permentan sebagai bagian dari beras khusus. Varietas padi dengan keunggulan tersebut dapat dikembangkan melalui proses pemutihan atau pelepasan varietas yang dilanjutkan dengan proses sertifikasi Beras Berlabel Jaminan Varietas (BBJV). Proses sertifikasi ini bertujuan agar beras-beras fungsional tersebut memperoleh nilai tambah, berdaya jual tinggi bagi petani dan menjamin hak konsumen yang mengonsumsi.Kata kunci: Beras, indeks glikemik, diabetes melitus 
BIOFORTIFIKASI MINERAL FE DAN ZN PADA BERAS: PERBAIKAN MUTU GIZI BAHAN PANGAN MELALUI PEMULIAAN TANAMAN Siti Dewi Indrasari; Kristamtini Kristamtini
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 37, No 1 (2018): Juni, 2018
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jp3.v37n1.2018.p9-16

Abstract

ABSTRACTRice is the staple food of most people in Indonesia and some countries in Asia. As the main food, rice is known to have inadequate micro nutrition so that it is potential to cause malnutrition for consumers. Biofortification is one of the innovations in improving the nutritional quality of rice. The benefits of biofortification include: (1) can be developed in basic foodcrops, (2) cheaper and beneficial in terms of cultivation because the seeds that have been fortified are only needed once in the first use, then the seed of the next crop can be further developed by other farmers, (3) beneficial to nutritious consumer communities, and (4) high production and environmentally friendly. Important minerals such as Fe (iron) and Zn (zinc) in rice can be increased through biofortification programs into Fe and Zn dense rice. Highly nutritious rice derived from local rice and superior varieties needs to be developed after going through the process of release varieties. Prior to that, the variety also needs to be registered to competent parties to be protected as asset and intellectual property rights (IPR) of researchers from theft and illegal acknowledgment by others for personal gain. In addition, it is needed certification of rice labelled assurance of rice varieties produced through plant breeding to increase economic added value and protect consumer rights.Keywords: Rice, biofortification, nutrition quality, plant breeding ABSTRAKBeras adalah makanan pokok sebagian besar penduduk di Indonesia dan beberapa negara di Asia. Sebagai pangan utama, beras diketahui memiliki gizi mikro yang tidak memadai sehingga berpotensi menimbulkan kekurangan gizi bagi konsumen. Biofortifikasi merupakan salah satu inovasi dalam meningkatkan mutu gizi beras. Keuntungan biofortifikasi antara lain: (1) dapat dikembangkan pada bahan makanan pokok, (2) lebih murah dan menguntungkan dari segi budi daya karena benih yang telah terfortifikasi hanya diperlukan sekali di awal penggunaan, selanjutnya benih dari pertanaman berikutnya dapat dikembangkan lebih lanjut oleh petani lain, (3) bermanfaat bagi masyarakat konsumen rawan gizi, dan (4)produksi tinggi dan ramah lingkungan. Kadar mineral penting seperti Fe (besi) dan Zn (seng) pada beras dapat ditingkatkan melalui program biofortifikasi menjadi beras kaya Fe dan Zn. Beras bergizitinggi yang berasal dari padi lokal maupun varietas unggul perlusegera dikembangkan setelah melalui proses pelepasan varietas. Sebelum itu, varietas tersebut juga perlu didaftarkan kepada pihak kompeten untuk dilindungi sebagai aset dan hak kekayaan intelektual (HKI) para peneliti dari pencurian dan pengakuan illegal oleh pihak lain untuk kepentingan pribadi. Selain itu diperlukan pula sertifikasi beras berlabel jaminan varietas dari varietas padi yang dihasilkan melalui pemuliaan tanaman guna meningkatkan nilai tambah ekonomi dan melindungi hak konsumen.Kata kunci: Padi, biofortifikasi, mutu gizi, pemuliaan tanaman
BIOFORTIFIKASI MINERAL FE DAN ZN PADA BERAS: PERBAIKAN MUTU GIZI BAHAN PANGAN MELALUI PEMULIAAN TANAMAN Siti Dewi Indrasari; Kristamtini Kristamtini
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 37, No 1 (2018): Juni, 2018
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.453 KB) | DOI: 10.21082/jp3.v37n1.2018.p9-16

Abstract

ABSTRACTRice is the staple food of most people in Indonesia and some countries in Asia. As the main food, rice is known to have inadequate micro nutrition so that it is potential to cause malnutrition for consumers. Biofortification is one of the innovations in improving the nutritional quality of rice. The benefits of biofortification include: (1) can be developed in basic foodcrops, (2) cheaper and beneficial in terms of cultivation because the seeds that have been fortified are only needed once in the first use, then the seed of the next crop can be further developed by other farmers, (3) beneficial to nutritious consumer communities, and (4) high production and environmentally friendly. Important minerals such as Fe (iron) and Zn (zinc) in rice can be increased through biofortification programs into Fe and Zn dense rice. Highly nutritious rice derived from local rice and superior varieties needs to be developed after going through the process of release varieties. Prior to that, the variety also needs to be registered to competent parties to be protected as asset and intellectual property rights (IPR) of researchers from theft and illegal acknowledgment by others for personal gain. In addition, it is needed certification of rice labelled assurance of rice varieties produced through plant breeding to increase economic added value and protect consumer rights.Keywords: Rice, biofortification, nutrition quality, plant breeding ABSTRAKBeras adalah makanan pokok sebagian besar penduduk di Indonesia dan beberapa negara di Asia. Sebagai pangan utama, beras diketahui memiliki gizi mikro yang tidak memadai sehingga berpotensi menimbulkan kekurangan gizi bagi konsumen. Biofortifikasi merupakan salah satu inovasi dalam meningkatkan mutu gizi beras. Keuntungan biofortifikasi antara lain: (1) dapat dikembangkan pada bahan makanan pokok, (2) lebih murah dan menguntungkan dari segi budi daya karena benih yang telah terfortifikasi hanya diperlukan sekali di awal penggunaan, selanjutnya benih dari pertanaman berikutnya dapat dikembangkan lebih lanjut oleh petani lain, (3) bermanfaat bagi masyarakat konsumen rawan gizi, dan (4)produksi tinggi dan ramah lingkungan. Kadar mineral penting seperti Fe (besi) dan Zn (seng) pada beras dapat ditingkatkan melalui program biofortifikasi menjadi beras kaya Fe dan Zn. Beras bergizitinggi yang berasal dari padi lokal maupun varietas unggul perlusegera dikembangkan setelah melalui proses pelepasan varietas. Sebelum itu, varietas tersebut juga perlu didaftarkan kepada pihak kompeten untuk dilindungi sebagai aset dan hak kekayaan intelektual (HKI) para peneliti dari pencurian dan pengakuan illegal oleh pihak lain untuk kepentingan pribadi. Selain itu diperlukan pula sertifikasi beras berlabel jaminan varietas dari varietas padi yang dihasilkan melalui pemuliaan tanaman guna meningkatkan nilai tambah ekonomi dan melindungi hak konsumen.Kata kunci: Padi, biofortifikasi, mutu gizi, pemuliaan tanaman