Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Studi Kondisi Lingkungan Kehidupan Klien Tuberkolosis di Puskesmas Tona, Kecamatan Tahuna Timur Meistvin Welembuntu; Conny J. Surudani
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 1 No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.151 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.2239624

Abstract

Arah pembangunan jangka menengah Indonesia (2010-2014) yaitu meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat. Dalam peningkatan derajat kesehatan maka dilakukan beberapa tindakan yaitu peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat serta pembangunan berwawasan kesehatan (Anonim, 2010).Sehubungan dengan kesehatan masyarakt, dewasa ini penyakit Tb paru sering diperbincangkan dibidang kesehatan karena penyakit ini menduduki posisi kedua penyebab kematian di dunia (Anonymous, 2004). Indonesia saat ini berada pada rengking kelima dengan TB paru tertinggi didunia (Kementrian Kesehatan RI, 2011). (Cases detection rate) CDR tertinggi terdapat di Propinsi Sulawesi Utara sebesar 85,2% (profil kesehatan Indonesia, 2011). Di Kabupaten Kepulauan Sangihe TB paru masih menjadi salah satu masalah kesehatan bagi masyarakat Sangihe tercatat pada 2 tahun terakhir yaitu pada tahun 2012 (case detection rate) 85% jumlah penemuan kasus TB paru yang diperiksa secara klinis ada 2.649 kasus dan bulan Januari-Juni 2013adalah 42% dengan jumlah penemuan kasus TB Paruyang suspek 2.649 kasus (Dinas kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe, 2013). Di Puskesmas Tona angka kejadian Tuberkulosis Paru pada Tahun 2012 dari bulan Januari–Juni jumlah 20 orang, bulan JuliDesember 19 orang, sedangkan pada tahun 2013 dari bulan Januari–Juni 2013 adalah 28 orang. Dari jumlah di atas menunjukkan bahwa tahun 2013 mengalami peningkatan pada triwulan pertama dan kedua (Profil Puskesmas Tona, 2013). Menurut (Naga,2012), banyak faktor-faktor yang menyebabkan Tuberculosis Paru yaitu diantaranya faktor lingkungan, ekonomi, tingkat pendidikan. Akan tetapi faktor lingkungan berperan besar bagi insiden Tuberkulosis Paru, karena lingkungan merupakan hal tidak bisa terpisahkan dari kehidupan manusia.
Gambaran Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Liun Kendage Tahuna Jamila Daeng Madeo; Meistvin Welembuntu; Grachia Ch Tooy
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.811 KB) | DOI: 10.5281/jit.v1i2.70

Abstract

Rumah Sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai sumber daya manusia yang kualitasnya sangat berperan dalam menunjang pelayanan tersebut. Salah satu sumber daya manusia yang memiliki peran vital dalam memberikan pelayanan di rumah sakit adalah perawat yang merupakan jumlah terbesar dari seluruh petugas kesehatan. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah mengenai kepuasan kerja yang merupakan bagian dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktifitas seorang perawat. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Liunkendage Tahuna. Desain penelitian ini adalah dengan penelitian deskriptif yang teknik pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling sehingga responden dalam penelitian ini berjumlah 84 perawat di ruang rawat inap. Berdasarkan karakteristik responden diketahui bahwa 54% responden berumur antara 26–30 tahun, 93% berjenis kelamin perempuan, 77% berpendidikan DIII Keperawatan, 76% berstatus perawat PNS/pegawai tetap, dan 55% dengan masa kerja/lama kerja antara 6–10 tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang merasa sangat puas sebanyak 8 orang (9%), merasa puas sebanyak 32 orang (38%), merasa cukup puas sebanyak 39 orang (46%), merasa kurang puas 5 orang (6%) dan tidak ada perawat yang merasa tidak puas dengan kepuasan kerja. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap hanya 46%, hal ini menunjukan bahwa tingkat kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RSUD Liunkendage Tahuna sudah cukup baik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat.
IbM Bantuan Hidup Dasar di SMAN 1 Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara Conny J. Surudani; Meistvin Welembuntu; Iswanto Gobel
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.262 KB)

Abstract

Cedera merupakan salah satu penyebab kematian. Cedera dan kecelakaan bisa mengakibatkan henti jantung atau cardiac arrest. Salah satu kondisi kegawatdaruratan yang dapat mengancam jiwa dan membutuhkan penanganan segera adalah cardiac arrest atau henti jantung. Henti jantung masih merupakan penyebab kematian utama di dunia. Dilingkungan kehidupan kita akan menjumpai korban kecelakaan, cedera, penyakit jantung, korban tenggelam yang membutuhkan penanganan segera. Jika Otak tidak mendapatkan supply oksigen dalam 4-6 menit maka kerusakan otak akan terjadi dan akan menjadi irreversibel dalam waktu 8-10 menit. Berdasarkan kegawat daruratan itulah maka semua orang harus menguasai dan mampu melakukan Bantuan Hidup Dasar. Pihak Mitra yaitu SMAN I Tahuna belum pernah melaksanakan pelatihan kepada para muridnya mengenai Bantuan Hidup Dasar. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, maka Tim pengabdian pada Masyarakat POLNUSTAR melaksanakan Seminar untuk meningkatkan pengetahuan siswa dan juga workshop agar mereka dapat mempraktekkan langsung dan diharapkan mampu melakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar kepada orang yang membutuhkan. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari, dan seluruh peserta sangat antusias dan berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan ini. Hasil pengabdian pada masyarakat ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan, rata-rata pengetahuan peserta sebelum mengikuti seminar yaitu hanya 64 persen mengetahui tentang BHD, setelah mengikuti seminar rata-rata pengetahuan peserta meningkat menjadi 93 persen. Demikian halnya dengan pelaksanaan tindakan Bantuan Hidup Dasar, seluruh peserta bisa melakukan tindakan tersebut.
IbM Bantuan Hidup Dasar di SMAN 3 Tahuna Barat Meistvin Welembuntu; Conny J. Surudani; Iswanto Gobel; Fitria Soleman
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.338 KB)

Abstract

Daerah Kepulauan Sangihe merupakan daerah kepulauan berbatasan dengan negara tetangga Filipina, memiliki 2 gunung berapi, teridiri dari pulau-pulau dan sungai-sungai yang bermuara kelaut. Fasilitas Kesehatan di daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe yang dimiliki yaitu 1 Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas-puskesmas, serta Puskesmas Pembantu. Tetapi ada beberapa daerah memiliki kesulitan akses ke fasilitas kesehatan. Pihak Mitra yaitu SMAN 3 Tahuna Barat belum pernah melaksanakan pelatihan kepada para muridnya mengenai Bantuan Hidup Dasar. SMAN 3 Tahuna Barat berlokasi di desa Kolongan Kecamatan Tahuna Barat yang berjarak 4 KM dari kampus Politeknik Negeri Nusa Utara. Daerah Kolongan ini merupakan lokasi bencana terparah pada bulan Mei tahun 2016 saat Longsor dan Banjir Bandang terjadi di daerah Sangihe. Begitu banyak rumah penduduk hilang tersapu banjir, putusnya akses jalan dan jembatan sehingga ada sedikit hambatan pada pemberian bantuan. Daerah yang rawan bencana seperti ini membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai dan tim kesehatan yang cepat meresponi kebutuhan rakyat. Masyarakat awam pun perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk memberikan batuan hidup dasar bagi yang membutuhkan. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, maka Tim pengabdian pada Masyarakat POLNUSTAR melaksanakan seminar untuk meningkatkan pengetahuan siswa dan juga workshop agar mereka dapat mempraktekkan langsung dan diharapkan mampu melakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar kepada orang yang membutuhkan. Pelatihan ini dilaksanakan selama 2 hari di SMAN 3 Tahuna Barat, peserta ialah seluruh siswa kelas 1 yang berjumlah 21 orang. Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat berjalan dengan baik, sesuai dengan yang diharapkan. Tidak ada hambatan yang berarti selama proses pelaksanaan kegiatan yang dimaksud. Berdasarkan hasil evaluasi (pretest – post test), ada peningkatan 18,1 persen pengetahuan peserta pelatihan, dan penguasaan keterampilan yang sangat baik oleh peserta. Diharapkan pelatihan seperti ini bisa dilakukan pada masyarakat yang belum pernah mengikuti pelatihan ini, dan dibentuk desa Siaga Bencana.
PKM KELOMPOK NELAYAN BERESIKO MASALAH KESEHATAN DI KAMPUNG PALARENG KECAMATAN TABUKAN SELATAN PROVINSI SULAWESI UTARA Iswanto Gobel; Meistvin Welembuntu; Christien A. Rambi; Elviera Tumbale; Fitria Soleman
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.569 KB)

Abstract

Palareng village is located in Tabukan Selatan district, Regency of Sangihe Island, North Sulawesi Province. Based on the Geographical location, this Palareng village is a land located in Sangihe Archipelago but because there is no connecting road between Palareng and the city of Tabukan Selatan , in order we can visit this village we have use the small boat and the said village can be reached within 20 minutes if the weather and the ocean are good. If the water recedes then the boat can not lean to the village, the passengers have to go down on the neighboring beach that can be tie up and take the land route as far as 100 meters from the village. Based on the preliminary research, majority the community of Palareng is fisherman, local people do diving activities for catching the fish in traditional way, namely “Memiti”. Based on the data from the society there were 2 victims who died because of barotrauma and decreased consciousness. There are 40 traditional divers in this village. The method used to overcame the problems of the partners were the training that given the knowledge about health problems due to diving activities for the fisherman. After the training the knowledge of the participants has 70 persen increase and they knew the techique of Basic Life Support. Expected outcome of this program that the marine accidents will decrease and death will be avoided.
PKM MASYARAKAT PINTAR CEGAH PJK DI KAMPUNG PETTA SELATAN KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Meistvin Welembuntu; Conny J. Surudani; Iswanto Gobel; Jelita Hinonaung
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.605 KB)

Abstract

Penyakit jantung koroner (PJK) sampai saat ini masih menempati urutan pertama penyebab kematian di dunia, dimana prevalensi penyakit tersebut terus meningkat setiap tahunnya (WHO, 2015), berbagai upaya telah dilakukan antara lain dengan upaya preventif serta penanganan awal pra Rumah Sakit dianggap sangat bermanfaat dalam menurunkan angka kejadian tersebut (Sofiah, 2015) Kampung Petta Selatan merupakan suatu kampung yang terletak di kec. Tabukan Utara. Secara geografis Kampung Embuhanga juga cukup terisolir karena tidak memiliki transportasi umum roda empat padahal pada kampung tersebut memiliki pesona wisata yang menarik sehingga mengundang banyak wisatawan yang datang. Tim Pengabmas melakukan Program Kemitraan Masyarakat untuk mendeteksi dini masyarakat yang berisiko PJK dan memberikan peyuluhan mengenai PJK dan cara mencegah. Hasil yang diperoleh yaitu 91 persen dari peserta berisiko PJK, dan setelah penyuluhan pengetahuan masyarkat meningkat. Diharapkan masyarakat mulai memahami dan melakukan pola hidup sehat, dan dukungan dari Pemerintah Kampung sangat dibutuhkan khususnya dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan.
PREVALENSI MALARIA DI DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROPINSI SULAWESI UTARA Meistvin Welembuntu; Ferdinand Gansalangi
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.04 KB)

Abstract

Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian, terutama pada kelompok berisiko tinggi yaitu bayi, balita, wanita hamil. Selain itu, secara langsung malaria dapat menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas. Penyakit ini juga masih endemis di sebagian besar wilayah Indonesia. Dalam rangka pengendalian penyakit malaria banyak hal yang sudah maupun sedang dilakukan baik dalam skala Global maupun Nasional. Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang akurat tentang prevalensi malaria. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi malaria mulai menurun dari tahun ke tahun, pada tahun 2012 terdapat 1933 orang, pada tahun 2013 ada 690 pasien, dan pada tahun 2014 ada 602 pasien. Penderita paling banyak pada orang dewasa berusia 15–23 tahun. Pasien dengan malaria tertinggi pada catatan data malaria ditahun 2012 berjumlah seimbang antara laki-laki dan perempuan, pada tahun 2013 pasien dengan lakilaki lebih banyak (54 persen), dan pada tahun 2014, lebih banyak perempuan (51 persen). Sebagian besar infeksi malaria pada tahun 2012, 2013 dan 2014 adalah infeksi yang disebabkan oleh plasmodium palcifarum. Berdasarkan data yangmenyatakan bahwa prevalensi malaria Kabupaten Sangihe masih tinggi, dan ada 4 Puskesmas yang menjadi daerah endemik. Pemetaan ini akan menjadi acuan dalam penelitian lebih lanjut mengenai pencegahan dan pemberantasan malaria diwilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS Conny J. Surudani; Meistvin Welembuntu
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.795 KB)

Abstract

Sebanyak 80 persen – 90 persen kanker serviks cenderung terjadi pada wanita yang berusia 30 – 55 tahun. Sebagian besar kanker serviks sudah terdeteksi pada stadium lanjut. Deteksi dini pada kanker serviks sangat membantu menurunkan angka kesakitan dan mortalitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perempuan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan rancangan penelitian cross-sectional dengan uji exact fisher. Total sampling dalam penelitian ini adalah 221 wanita. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang valid dan reliabel yang dibuat oleh peneliti. Hasil: Ada hubungan yang signifikan antara deteksi geografi dan deteksi dini kanker serviks, tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dan deteksi dini kanker serviks, tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor risiko dan deteksi dini kanker serviks, ada tidak ada hubungan yang signifikan antara status ekonomi dan deteksi dini kanker serviks, dan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan deteksi dini kanker serviks. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa deteksi dini kanker serviks dipengaruhi olehfaktor geografis.
GAMBARAN PERAN KELUARGA DALAM PENATALAKSANAAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI KAMPUNG NAGHA II KECAMATAN TAMAKO, SANGIHE Irene M. Lukas; Meistvin Welembuntu; Mareike D. Patras
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.678 KB)

Abstract

Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada lanjut usia. Menurut Hasil Riskesdas 2013, penyakit terbanyak pada lanjut usia ialah Penyakit Tidak Menular (PTM) antara lain adalah Hipertensi, Artritis, Stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Diabetes Melitus (DM).Tahun 2015 Kampung Nagha II memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.249 jiwa, jumlah lansia sebanyak 174 jiwa dan jumlah keluarga yang memiliki lansia yaitu 152 keluarga. Berdasarkan data Puskesmas Siloam Tamako pada tahun 2016 lansia yang menderita Hipertensi di Kampung Nagha II berjumlah 39 orang. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan metode survei, sampel pada penelitian ini sebanyak 39 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kusioner dan yang menjadi sampel keluarga yang mempunyal lansia yang menderita hipertensi.Dari penelitian didapatkan hasil 39 responden (100 persen) berperan dalam penatalaksanaan hipertensi pada lansia.
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SD GMIST ZAITUN LAPEPAHE KECAMATAN MANGANITU SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Serli Lahaghari; Meistvin Welembuntu; Jelita Siska Herlina Hinonaung
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.099 KB)

Abstract

personal hygiene merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene yang pada dasarnya harus diperhatikan yaitu mencakup beberapa hal seperti: perawatan kulit kepala dan rambut, mata, hidung, telinga, kuku tangan dan kaki, kulit dan perawatan tubuh secara keseluruhan. Personal hygiene yang tidak baik pada anak usia sekolah menimbulkan beberapa masalah kesehatan seperti: infeksi saluran pernapasan, cacingan, anemia, dan flu. Siswa sekolah dasar merupakan sekelompok masyarakat yang mempunyai dampak besar dalam kelangsungan negera ini sehingga sangat perlu ditingkatkan kemampuan hidup sehatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang personal hygiene di SD Gmist Zaitun Lapepahe. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode survey. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Responden dalam penelitian ini siswa kelas 4-6 berjumlah 36 orang. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan responden dikategorikan berpengetahuan baik sebanyak 33 responden (92 persen) dan berpengetahuan cukup sebanyak 3 responden (8 persen). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas 4-6 di SD Gmist Zaitun Lapepahe berpengetahuan baik tentang personal hygiene. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk membangun Unit Kesehatan Sekolah dan pengadaan penyuluhan tentang kebersihan diri.