Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Produktifitas Hand Line untuk Penangkapan Ikan Tuna (Thunnus Albacares) di Fish Port General Santos Philipina Dekrist Kapai; Julius F. Wuaten; Costantein I. Sarapil
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 1 No 2 (2015): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.27 KB) | DOI: 10.5281/jit.v1i2.61

Abstract

Ikan tuna (Thunnus spp) merupakan komoditas pangan yang sangat digemari dan dicari di pasar dunia. Cara untuk meningkatkan produksi tuna ialah melalui peningkatan unit upaya atau penggunaan alat tangkap dan jumlah armada. Dalam perikanan tangkap, ada beberapa jenis alat tangkap yang dapat digunakan untuk menangkap ikan tuna yaitu alat tangkap long line, purse seine, troling line, pole and line, gill net, hand line, dll. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas alat tangkap pancing tuna dan pemancing (ABK) berdasarkan hasil tangkapan dan mengetahui jumlah hasil tangkapan ikan tuna berdasarkan daerah penangkapan (fishing ground) ikan tuna yang didaratkan di Fish Port General Santos, Philipina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Objek yang diambil ialah nelayan-nelayan penangkap ikan tuna dengan menggunakan alat tangkap hand line. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa produktifitas per trip hand line tuna yang didaratkan Fish Port General Santos Philipina berdasarkan pembahasan di atas maka hasil yangdidapat dalam satu kapal ialah 3, 59 ton. Sedangkan produktifitas pemancing per tripnya mendapatkan hasil sebanyak 6,40 ekor per pemancing. Berdasarkan daerah penangkapan (fishing ground) bahwa jumlah hasil tangkapan tuna hand line yang didaratkan di Fish Port General Santos Philipina sebagian besar berasal dari Perairan Indonesia.
Efektifitas Lama Benaman Somba (Soaking Time) terhadap Hasil Tangkapan Ikan di Perairan Kampung Kalongan Kabupaten Kepulauan Talaud Costantein I. Sarapil; Julius F. Wuaten; Bonar Pontolumiu
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.147 KB) | DOI: 10.5281/jit.v2i1.75

Abstract

Somba merupakan alat tangkap yang sangat efektif untuk menangkap ikan karang (demersal). Seiring dengan perkembangan teknologi, penggunaan alat tangkap somba sudah mulai menghilang dari tradisi para nelayan yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud dengan adanya alat tangkap modern yang mulai berkembang di kalangan nelayan. Dalam pengoperasiannya, alat tangkap somba merupakan alat tangkap yang ramah lingkungan dan sangat efektif untuk menangkap ikan karang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data lama benaman somba yang paling efektif untuk menangkap ikan karang dan mengetahui jenis-jenis ikan yang tertangkap dari pengoperasian alat tangkap somba. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah yang bermanfaat untuk pengembangan teknologi pemanfaatan sumberdaya perikanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metodeexperimental. Eksperimen adalah observasi di bawah kondisi buatan (artificial condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti. (Nazir, 2003 dalam Anonimous, 2013). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengoperasikan 10 unit alat tangkap somba selama 30 hari dengan menghitung jumlah ikan yang masuk ke dalam somba dan mengidentifikasi hasil tangkapan ikan. Pengoperasian dilakukan pada pagi hari pukul 09.00 Wita saat air laut surut dengan kedalaman 0,5-1 meter. Analisis data dilakukan dengan cara menghitung jumlah total ikan yang masuk kedalam somba berdasarkanlama benaman (soaking time) somba yang di operasikan selama 30 hari dengan perlakuan lama benaman dibagi menjadi 4 fase waktu benaman yaitu fase I (1-7 hari ), fase II (8-15 hari ), fase III (16-22 hari),dan fase IV (23-30 hari) dibuat dalam bentuk grafik jumlah ikan yang ada dalam somba untuk menentukan lama benaman somba yang paling efektif menangkap ikan karang.
Analisis Aspek Teknis dan Aspek Ekonomis Pukat Cincin (Mini Purse Seine) yang Dioperasikan di Rumpon Joneidi Tamarol; Costantein I. Sarapil
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.604 KB) | DOI: 10.5281/jit.v3i1.95

Abstract

Pukat cincin berukuran kecil (mini purse seine) atau yang lebih dikenal dengan nama soma pajeko merupakan alat tangkap yang efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis terutama ikan pelagis kecil. Ukuran alat tangkap purse seine yang digunakan akan berpengaruh pula pada ukuran kapal, besarnya tenaga penggerak, jumlah anak buah kapal (masanae), peralatan bantu, lamanya trip dan kebutuhan bahan bakar; yang semuanya berimbas pada investasi modal dan biaya operasional di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah faktor teknis memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil tangkapan pukat cincin serta menentukan apakah aspek ekonomi memberikan keuntungan terhadap usaha penangkapan ikan pukat cincin. Penelitian ini dilakukan pada objek yang terbatas yaitu perikanan tangkap pelagis dengan alat tangkap pukat cincin. Pengambilan data meliputi ukuran perahu; ukuran alat tangkap; jumlah ABK; jumlah penggunaan BBM; musim penangkapan ikan; alat bantu penangkapan ikan yang digunakan; jumlah dan jenis ikan hasil tangkapan. Hasil penelitian menunjukan bahwa cuaca memberikan pengaruh yang jelas terhadap jumlah waktu melaut; adanya pembatasan jumlah tenaga kerja yang ditetapkanoleh nelayan pemilik seiring dengan penggunaan peralatan bantu (winch), Penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) meningkat ketika digunakan untuk menangkap ikan di rumpon jauh.
Manajemen Rumah Tangga Nelayan Penangkap Ikan Tuna (Thunnus Albacores) Studi Kasus di Pesisir Pantai Akembuala Kelurahan Santiago Kecamatan Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe Costantein I. Sarapil; Julius F. Wuaten
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 3 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.758 KB) | DOI: 10.5281/jit.v3i1.96

Abstract

Keberadaan ikan tuna sirip kuning (Thunnus Albacores) sebagai salah satu sumberdaya ikan pelagis di Perairan Sangihe yang merupakan hasil tangkapan utama dari nelayan di Akembuala tidak menjadikan masyarakat nelayan di daerah itu meningkat taraf hidupnya akan tetapi umumnya masih berstatus sebagai keluarga pra sejahtera atau dengan kata lain kelompok masyarakat yang berada di pesisir pantai Akembuala masih relatif miskin bila dilihat dari sektor ekonomi, sosial dan budaya (khususnya dari akses untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan dan penghidupan yang layak) dibandingkan dengan masyarakat yang ada di daerah lain dengan mata pencaharian yang sama. Penelitian ini bertujuan: 1) Memperoleh gambaran pola hidup dan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat nelayan di Pesisir Akembuala Kelurahan Santiago; 2) Mendapatkan solusi manajemen keuangan nelayan dalam mengelola hasil penjualan ikan tuna pasca tangkap. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademik mengenai manajemen rumah tangga nelayan penangkap tuna dan faktor-faktor yang berpengaruh lainnya serta diharapkan dapat menjadi masukan bagi semua pihak yang berkepentingan dengan persoalan manajemen rumah tangga nelayan. Penelitian ini merupakan studi yang memakai jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan semua fenomena atau kejadian-kejadian yang terjadi di masyarakat nelayan penangkap tuna di Pesisir Pantai Akembuala, penelitian deskriptif ini akan mendalami semuakejadian yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, presepsi, dan harapan kedepan, dan bagaimana manajemen keluarga mereka, dengan cara deskripsi kata-kata dan bahasa, pada konteks alamiah dengan memanfaatkan metode ilmiah.
Analisis Kesiapan Teknologi Komponen Humanware Kelompok Nelayan di Tidore dan Santiago Berdasarkan Jenis Alat Tangkap Costantein I. Sarapil; Fitria F. Lungari
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.319 KB) | DOI: 10.5281/jit.v3i2.101

Abstract

Pengukuran tingkat kesiapan teknologi perlu dilakukan sebagai bagian dari audit teknologi untuk meningkatkan daya saing industri perikanan tangkap di kabupaten kepulauan Sangihe. Pada penelitian ini, pengukuran kesiapan humanware dilakukan di kelurahan Tidore dan kelurahan Santiago, dengan menggunakan metode teknometrik komponen humanware. Hasil pengukuran tingkat kecanggihannya berdasarkan komponen pengukuran kualifikasi (K), kreativitas dan inovasi (KI), hubungan kerja (HK) berdasarkan alat tangkap utama yang diukur di Tidore: mini purse seine 0,306, surface gill net 0,337, tuna hand line 0,234, bubu 0,304. Sedangkan, kesiapan teknologi komponen humanware nelayan yang ada diSantiago berdasarkan alat tangkap utama yaitu: tuna hand line 0,264, pancing cumi-cumi 0,196 dan senapan ikan (spear gun) yaitu 0,216. Kondisi nilai kedua kelurahan yang jauh dari angka kemutakhiran, menunjukkan kesiapannya masih sangat rendah, sehingga membutuhkan pengembangan yang besar.
KAJIAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN PANCING ULUR (HAND LINE) PERORANGAN DI KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN SANGIHE Joneidi Tamarol; Costantein I. Sarapil
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.209 KB) | DOI: 10.5281/jit.v4i2.143

Abstract

Perlunya kajian sosial ekonomi terhadap Rumah Tangga Nelayan (RTN) pancing ulur yang dihubungkan dengan pendapatan nelayan. Penelitian ini mengkaji seberapa besar pendapatan rumah tangga nelayan dari aktifitas penangkapan ikan dan non penangkapan ikan, serta tingkat kesejahteraan nelayan pesisir. Secara geografis, Kecamatan Tabukan Utara terletak antara 30-450 LU dan 1250-1270 BT. Secara administratif, pemerintahan memiliki 24 kampung dengan jumlah penduduk sebanyak21.662 jiwa, dimana 1.418 jiwa atau 6,5 persen berprofesi sebagai nelayan. Wawancara dan pengisian kuisioner dilakukan terhadap identitas responden, aspek sosial dan ekonomi. Usia dan pengalaman melaut merupakan faktor sosial yang memberikan pengaruh besar pada pendapatan nelayan. Pendapatan nelayan dari usaha perikanan pada beberapa jenis alat tangkap masih memberikan pengaruh yang besar, sedangkan pengeluaran terutama dari konsumsi nelayan mensubtitusi beberpa bahan pokok untuk mengurangi biaya.
IbM Pengendalian Demam Berdarah dengan Penyuluhan Kesehatan dan Pemeriksaan Kesehatan pada Masyarakat di Kelurahan Ondong Kecamatan Siau Barat Yeanneke Liesbeth Tinungki; Mareike Doherty Patras; Costantein I. Sarapil
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.857 KB)

Abstract

Demam Berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan nyamuk. Penyakit ini ditemukan didaerah tropis dan subtropis, dan menjangkit luas di banyak negara di Asia Tenggara. Kabupaten Siau Tagulandang Biaro Kecamatan Siau Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki angka kasus demam berdarah tertinggi di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro terdapat 14 kasus demam berdarah pada tahun 2015. Berdasarkan data Puskesmas Ondong Kelurahan Ondong merupakan kelurahan paling edemisitas sebanyak 15 kasus per 1000 penduduk di tahun 2016. Karakteristik lingkungan di Kelurahan Ondong Kecamatan Siau Barat sangat berpotensi sebagai breeding place dan resting place bagi nyamuk demam berdarah karena kelurahan Ondong tidak memiliki mata air dan air yang dikonsumsi berasal dari sumur gali yang tidak ditutup dan padatnya rumah-rumah penduduk menyebabkan limbah rumah tangga dibiarkan begitu saja. Kelurahan Ondong Kecamatan Siau Barat merupakan kelurahan dengan endemisitas demam berdarah tertinggi di wilayah Kerja Puskesmas Ondong. Kelurahan ini merupakan Pusat Kota Kabupaten Sitaro yang mengalami peningkatan pembangunan dan menyebabkan tingginya tempat perindukan nyamuk Aedes Aegepty. Oleh karenanya perlu dilakukan penyuluhan untuk memotivasi masyarakat agar dapat secara mandiri melakukan pencegahan Demam Berdarah Dengue dengan menjaga kebersihan di lingkungannya.Sasaran Pengabdian pada Masyarakat berbasis Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) adalah para masyarakat yang ada di Kelurahan Ondong Kecamatan Siau Barat Kabupaten Siau Tagulandang Biaro dengan tujuan menurunkan angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Keluarahan Ondong, meminimalkan penularan demam berdarah dengue secara tepat, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengendalian demam berdarah dan pemberdayaan masyarakat. Tahap pelaksanaan yaitu Sosialisasi Program penerapan Ipteks bagi Masyarakat (IbM), Penyuluhan tentang Demam berdarah, pencegahan dengan pemeriksaan kesehatan, dampak dan hubungannya dengan kondisi lingkungan, Pemeriksaan Kesehatan.
IbM Tuna Handline di Kampung Beeng Kecamatan Tabukan Selatan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe Costantein I. Sarapil; Julius F. Wuaten; Dekrist Kapai
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.681 KB)

Abstract

Kawasan perairan disekitar Beeng memiliki potensi sumberdaya ikan yang cukup melimpah karena kawasan tersebut belum tersentuh dengan teknologi penangkapan ikan skala besar dan hanya menggunakan peralatan seadanya dari nelayan setempat. Salah satu alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Kampung Beeng adalah Tuna Handline yang oleh masyarakat lokal dinamakan latage. Mitra adalah kelompok usaha penangkapan yang anggotanya adalah nelayan penangkap ikan. Teknik penangkapan ikan oleh kelompok nelayan bisa dilakukan hampir setiap saat karena hanya dioperasikan di perairan sekitar Kampung Beeng dengan menggunakan Tuna Handline. Alat tangkap Tuna Handline yang dioperasikan saat ini oleh kelompok nelayan hanya ada 1 unit dan itupun bukan merupakan milik dari kelompok tersebut sehingga hasil tangkapan yang diperoleh juga harus dibagi dengan pemilik alat tangkap tersebut. Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan IbM Kelompok Nelayan penagkap ikan tuna adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mitra tentang bagaiman cara mengoperasikan alat tangkap Tuna Handline terwujudnya masyarakat yang mandiri dengan cara mampu mengolah dan memanfaatkan hasil tangkapan ikan yang diperoleh, sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat nelayan penangkap ikan tuna. Kegiatan IbM yang dilakukan adalah 1) persiapan kegiatan; 2) pelaksanaaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan alat tangkap handline; 3) evaluasi terhadap proses kegiatan dan hasil kegiatan. Hasil kegiatan IbM, setelah dilakukan penyuluhan tentang pembuatan alat tangkap Tuna Handline dan cara penangkapan ikan dapat dilihat bahwa pendapat nelayan penangkap ikan tuna meningkat sehingga merubah ekonomi keluarga mitra yang ada di Kampung Beeng.
IbM Jaring Insang Dasar (Bottom Gill Net) di Desa Salurang Kecamatan Tabukan Selatan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe Frans Gruber Ijong; Fitria F. Lungari; Costantein I. Sarapil
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.261 KB)

Abstract

Kawasan perairan di sekitar Desa Salurang memiliki potensi sumberdaya ikan yang cukup melimpah karena kawasan tersebut belum tersentuh dengan teknologi penangkapan ikan skala besar dan hanya menggunakan peralatan seadanya dari nelayan setempat. Salah satu alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Desa Salurang adalah jaring insang dasar (bottom gilnet) yang oleh masyarakat lokal dinamakan Soma Bawuluse. Tingkat kesejahteraan masyarakat setempat yang rendah yang juga dipengaruhi oleh tingkat pependidikannya, menjadikan masyarakat Salurang masih tergolong kurang mampu dan membutuhkn inovasi dalam pemahaman teknologi penangkapan ikan. Bertitik tolak dari masalah yang ada maka solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan pada kelompok pesisir ini adalah introduksi penerapan ketrampilan teknik pembuatan alat tangkap jaring insang dan penerapan metode/teknik pengoperasian alat tangkap Soma Bawuluse yang ramah lingkungan. Melalui kegiatan ini nelayan penangkap ikan dapat melakukan penangkapan ikan secara benar dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungannya khususnya terhadap kondisi terumbu karang disekitarnya, dengan demikian, usaha ini dapat menjadi sumber perekonomian masyarakat demi kesejateraan dan kemakmuran khususnya masyarakat pesisir. Dan tim pengabdian Politieknik Negeri Nusa Utara memberikan 2 alat tangkap jaring insang kepada ke 2 kelompok nelayan yang berada di Desa Salurang.
PKM PERBAIKAN ALAT TANGKAP IKAN JULUNG-JULUNG KELOMPOK NELAYAN DI KAMPUNG PALARENG KECAMATAN TABUKAN SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Costantein I. Sarapil; Joneidi Tamarol; Dekrist Kapai
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.395 KB)

Abstract

Kampung Palareng Kecamatan Tabukan Selatan merupakan kampung pesisir yang memiliki sumberdaya ikan demersal yang cukup melimpah karena disepanjang perairan pesisir Kampung Palareng dikelilingi terumbu karang, sehingga masyarakat nelayan disekitar pesisir pantai ini menangkap ikan julung-julung dengan menggunakan alat tangkap soma giop. Alat tangkap soma giop untuk menangkap ikan julung-julung telah lama digunakan oleh kelompok nelayan penangkap ikan di Kampung Palareng, namun dengan keterbatasan umur alat tangkap soma giop yang sudah semakin usang dan rusak sehingga alat tangkap tersebut sudah banyak yang sobek dan talinya terputus sehingga sangat dikuatirkan, karena alat tangkap soma giop yang masih tradisional hanya ada di Kampung Palareng. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga kelompok nelayan yang menjadi Mitra dalam memanfaatkan sumberdaya laut yang ada dan melihat permintaan akan kebutuhan ikan julung-julung yang cukup tinggi. Melalui kegiatan ini Mitra diharapkan dapat melakukan penangkapan ikan kembali dengan menggunakan soma giop yang layak pakai dengan diberikan bantuan untuk perbaikan alat tangkap yang dimaksud, dengan benar dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungannya khususnya terhadap kondisi terumbu karang disekitarnya. Tim PKM akan memberikan penyuluhan dan pelatihan dengan memberikan bahan untuk memperbaiki kembali alat tangkap yang rusak, juga memberikan pelatihan teknik pengoperasiannya. Produk yang akan dihasilkan berupa jurnal ilmiah dan produk alat tangkap soma giop yang akan diberikan kepada mitra. Dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat nelayan Kampung Palareng dalam meningkatkan perekonomian keluarga mereka. Juga akan diberikan penyuluhan dan pendampingan untuk mitra dalam manajeman pemasaran hasil tangkapan serta penyuluhan bagaimana menumbuhkan jiwa kewirausahaan.