Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Kesiapan Teknologi Komponen Humanware Kelompok Nelayan di Tidore dan Santiago Berdasarkan Jenis Alat Tangkap Costantein I. Sarapil; Fitria F. Lungari
Jurnal Ilmiah Tindalung Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Tindalung
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.319 KB) | DOI: 10.5281/jit.v3i2.101

Abstract

Pengukuran tingkat kesiapan teknologi perlu dilakukan sebagai bagian dari audit teknologi untuk meningkatkan daya saing industri perikanan tangkap di kabupaten kepulauan Sangihe. Pada penelitian ini, pengukuran kesiapan humanware dilakukan di kelurahan Tidore dan kelurahan Santiago, dengan menggunakan metode teknometrik komponen humanware. Hasil pengukuran tingkat kecanggihannya berdasarkan komponen pengukuran kualifikasi (K), kreativitas dan inovasi (KI), hubungan kerja (HK) berdasarkan alat tangkap utama yang diukur di Tidore: mini purse seine 0,306, surface gill net 0,337, tuna hand line 0,234, bubu 0,304. Sedangkan, kesiapan teknologi komponen humanware nelayan yang ada diSantiago berdasarkan alat tangkap utama yaitu: tuna hand line 0,264, pancing cumi-cumi 0,196 dan senapan ikan (spear gun) yaitu 0,216. Kondisi nilai kedua kelurahan yang jauh dari angka kemutakhiran, menunjukkan kesiapannya masih sangat rendah, sehingga membutuhkan pengembangan yang besar.
IbM Jaring Insang Dasar (Bottom Gill Net) di Desa Salurang Kecamatan Tabukan Selatan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe Frans Gruber Ijong; Fitria F. Lungari; Costantein I. Sarapil
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.261 KB)

Abstract

Kawasan perairan di sekitar Desa Salurang memiliki potensi sumberdaya ikan yang cukup melimpah karena kawasan tersebut belum tersentuh dengan teknologi penangkapan ikan skala besar dan hanya menggunakan peralatan seadanya dari nelayan setempat. Salah satu alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Desa Salurang adalah jaring insang dasar (bottom gilnet) yang oleh masyarakat lokal dinamakan Soma Bawuluse. Tingkat kesejahteraan masyarakat setempat yang rendah yang juga dipengaruhi oleh tingkat pependidikannya, menjadikan masyarakat Salurang masih tergolong kurang mampu dan membutuhkn inovasi dalam pemahaman teknologi penangkapan ikan. Bertitik tolak dari masalah yang ada maka solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan pada kelompok pesisir ini adalah introduksi penerapan ketrampilan teknik pembuatan alat tangkap jaring insang dan penerapan metode/teknik pengoperasian alat tangkap Soma Bawuluse yang ramah lingkungan. Melalui kegiatan ini nelayan penangkap ikan dapat melakukan penangkapan ikan secara benar dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungannya khususnya terhadap kondisi terumbu karang disekitarnya, dengan demikian, usaha ini dapat menjadi sumber perekonomian masyarakat demi kesejateraan dan kemakmuran khususnya masyarakat pesisir. Dan tim pengabdian Politieknik Negeri Nusa Utara memberikan 2 alat tangkap jaring insang kepada ke 2 kelompok nelayan yang berada di Desa Salurang.
PKM HAND LINE “KINDAENG” DI KAMPUNG PETTA SELATAN KECAMATAN TABUKAN UTARA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Mukhlis A. Kaim; Yuliana V. Tatontos; Fitria F. Lungari; Ishak Bawias
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.117 KB)

Abstract

Kampung Petta Selatan yang juga dikenal dengan nama lain kampung Embuhanga terletak di wilayah pesisir yang memiliki penduduk dengan mata pencarian sebagai Pettani dan nelayan. Masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, umumnya hanya mengenal teknik penangkapan ikan dengan penggunakan pancing yang disebut dengan “Paranto”, dimana konstruksinya hanya menggunakan bahan seadanya yang disediakan alam dan pancing ”Kindaeng” yang lebih modern dibandingkan “Palanto”. PKM Hand Line “Kindaeng” di Kampung Petta Selatan, dilakukan dengan mengadakan penyuluhan tentang pentingnya menjaga ekosistem terumbu karang dalam pengoperasian alat tangkap, sehingga operasi penengkapan ikan di Kampung Petta Selatan menjadi penengkapan ikan yang mengarah pada perikanan tangkap bertanggungjawab dan berkelanjutan, serta membuat dan memberikan bahan untuk 10 unit alat tangkap Hand line “Kindaeng”. Melalui kegiatan ini nelayan penangkap ikan dapat melakukan penangkapan ikan secara benar dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungannya khususnya terhadap kondisi terumbu karang disekitarnya, dengan demikian usaha ini dapat menjadi sumber meningkatkan taraf hidup demi kesejahteraan masyarakat nelayan.