Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Consumers’ Preference of Ready to Drink Coffee Food Pairing: Check-All-That-Apply (CATA) Approach Zulfa Nur Hanifa; Dase Hunaefi; Budi Nurtama
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 27, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v27n2.2021.69-79

Abstract

Coffee products expand at the same rate as consumer needs. Ready-to-drink (RTD) coffee is a ready-to-drink coffee beverage that is convenient to consume. RTD coffee pairs well with a variety of foods, this combination will produce a sensory trait called Food Pairing. The purpose of this study was to determine the sensory attribute characteristics of RTD coffee and its nourishments using CATA method, as well as the sensory attribute intensity change using modified RATA method. The research process was carried out by initial screening of the panelists, followed by Focus Group Discussion (FGD) to determine sensory attribute and sensory testing, which was carried out using the Home Used Test (HUT). Responses were processed using statistical software XLSTAT and generated a food pairing sensory profile of RTD coffee. The results showed that consumers like RTD coffee paired with chocolate wafer. The "Coffee-Chocolate Wafer" profile features a creamy and thick texture along with a sweet and chocolate flavor, making it near-ideal food set based on CATA result. The "Coffee- Coconut Biscuit" set's profile has a crunchy texture and a bitter from the coffee and coconut flavors. The "Coffee-Potato Chips" profile features a crisp texture, salty, umami, roasted beef flavor, and oily mouthfeel. When paired, the intensity of each attribute increases, decreases, or even persists. RTD coffee product innovation can be made by combining the attributes of coffee and chocolate wafers as the ideal and preferred pairing, resulting in RTD coffee variants with sweet, creamy, chocolate, and crunchy attributes.Keywords : RTD coffee, food pairing, CATA  AbstrakPreferensi Konsumen pada Food Pairing Kopi Ready To Drink dengan Pendekatan Check-All-That-Apply (CATA)Produk olahan kopi berkembang pesat karena menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Kopi ready to drink (RTD) adalah produk minuman kopi yang siap saji dan siap dikonsumsi sehingga dinilai lebih praktis. Kopi RTD sering dikonsumsi dengan berbagai makanan pendamping, perpaduan ini akan menghasilkan sifat sensori jika dikonsumsi secara bersamaan, yang disebut dengan Food Pairing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik atribut sensori dari perpaduan kopi RTD dengan makanan pendampingnya dengan metode CATA, serta perubahan intensitas atribut sensori dengan modifikasi metode RATA. Penelitian ini dilakukan dengan screening awal panelis, Focus Group Discussion (FGD) untuk menentukan atribut sensori, dan pengujian sensori yang dilakukan secara Home Used Test (HUT). Respon yang didapatkan diolah menggunakan software XLSTAT dan menghasilkan profil sensori food pairing kopi RTD. Hasil pengujian menunjukkan konsumen menyukai kopi RTD yang dipasangkan dengan wafer cokelat. Profil pasangan “Kopi-Wafer Cokelat” memiliki tekstur creamy, thick, rasa sweet, dan cokelat sehingga mendekati pasangan ideal berdasarkan hasil CATA. Profil pasangan “Kopi-Biskuit Kelapa” memiliki tekstur crunchy, rasa pahit dari kopi, coffee flavor, dan coconut flavor. Profil pasangan “Kopi-Keripik kentang” memiliki tekstur crispyness, rasa salty, umami, roasted beef, dan mouthfeel oily. Intensitas setiap atribut akan mengalami perubahan yaitu meningkat, tetap, atau menurun saat dipasangkan. Inovasi produk kopi RTD dapat dilakukan dengan menggabungkan atribut wafer kopi dan cokelat sebagai pasangan ideal dan disukai, sehingga menghasilkan varian kopi RTD dengan atribut sweet, creamy, chocolate, dan crunchy.Kata kunci : kopi RTD, food pairing, CATA 
Kajian Perlakuan Dingin Untuk Pengendalian Lalat Buah Pada Jeruk Mandarin Rofika Rochmawati; Rizal Syarief; Budi Nurtama; Rokhani Hasbullah
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 2 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.257 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.2.%p

Abstract

AbstractIndonesia has a high volume of import fruit especially Mandarin orange. This fact is highly asociate with the spread of new pests and diseases from their original countries to the plants in Indonesia. Therefore, quarantine treatment is important activity that must be done. This research aims to determine the effectiveness of cold treatment as a quarantine method for controlling fruit fly of Mandarin orange and to ensure the best quality of the fruit. The methods are contain from several step. First, was determine the most tolerant stage in cold temperature (2 oC and 3 oC for 18 days), then large scale trial, physical and sensory quality test. The result of pest control showed that the second instar of Bactrocera cucurbitae was the most resistant of cold treatment. Large scale trial at 3oC for 18 days has reached 100% mortality. For comparing before and after cold treatment, it was a significant difference of hardness parameter. While resulted in hedonic test showed that no significant difference of consumer preference to the fruit in different retail storage system for 15 days. Thus, it can be concluded that different temperature has no effect to consumer preference to overall quality of Mandarin orange fruit. AbstrakIndonesia memiliki nilai impor buah yang tinggi terutama jeruk Mandarin. Hal ini berdampak pada meningkatnya resiko penyebaran hama dan penyakit baru dari Negara pengekspor ke tanaman di Indonesia. Sehingga perlakuan karantina merupakan hal sangat penting untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan efektivitas dari perlakuan dingin sebagai metode karantina untuk mengontrol Bactrocera cucurbitae pada jeruk Mandarin dan memastikan kualitas buah masih dalam keadaan baik. Metode penelitian ini terdiri dari beebrapa tahap. Tahap pertama adalah penentuan spesies yang paling resisten pada suhu rendah (2 oC dan 3 oC selama 18 hari), kemudian dilanjutkan dengan uji skala besar, uji kualitas fisik dan sensori buah. Hasil perlakuan dingin menyatakan bahwa stadia instar kedua dari Bactrocera cucurbitae merupakan yang paling tahan terhadap perlakuan dingin. Uji skala besar pada 3oC selama 18 hari mampu mematikan stadia yang paling tahan hingga tingkat mortalitas 100%. Uji kualitas sebelum dan sesudah perlakuan menunjukkan bahwa perlakuan ini mempengaruhi kekerasan buah, sedangkan hasil uji hedonik menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan pada tingkat kesukaan konsumen terhadap buah hasil perlakuan yang disimpan dengan perbedaan suhu di tingkat pengecer selama 15 hari. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perbedaan suhu tidak berpengaruh pada tingkat kesukaan konsumen terhadap kualitas secara keseluruhan jeruk Mandarin.
Consumers’ Preference of Ready to Drink Coffee Food Pairing: Check-All-That-Apply (CATA) Approach Zulfa Nur Hanifa; Dase Hunaefi; Budi Nurtama
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 27, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v27n2.2021.69-79

Abstract

Coffee products expand at the same rate as consumer needs. Ready-to-drink (RTD) coffee is a ready-to-drink coffee beverage that is convenient to consume. RTD coffee pairs well with a variety of foods, this combination will produce a sensory trait called Food Pairing. The purpose of this study was to determine the sensory attribute characteristics of RTD coffee and its nourishments using CATA method, as well as the sensory attribute intensity change using modified RATA method. The research process was carried out by initial screening of the panelists, followed by Focus Group Discussion (FGD) to determine sensory attribute and sensory testing, which was carried out using the Home Used Test (HUT). Responses were processed using statistical software XLSTAT and generated a food pairing sensory profile of RTD coffee. The results showed that consumers like RTD coffee paired with chocolate wafer. The "Coffee-Chocolate Wafer" profile features a creamy and thick texture along with a sweet and chocolate flavor, making it near-ideal food set based on CATA result. The "Coffee- Coconut Biscuit" set's profile has a crunchy texture and a bitter from the coffee and coconut flavors. The "Coffee-Potato Chips" profile features a crisp texture, salty, umami, roasted beef flavor, and oily mouthfeel. When paired, the intensity of each attribute increases, decreases, or even persists. RTD coffee product innovation can be made by combining the attributes of coffee and chocolate wafers as the ideal and preferred pairing, resulting in RTD coffee variants with sweet, creamy, chocolate, and crunchy attributes.Keywords : RTD coffee, food pairing, CATA  AbstrakPreferensi Konsumen pada Food Pairing Kopi Ready To Drink dengan Pendekatan Check-All-That-Apply (CATA)Produk olahan kopi berkembang pesat karena menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Kopi ready to drink (RTD) adalah produk minuman kopi yang siap saji dan siap dikonsumsi sehingga dinilai lebih praktis. Kopi RTD sering dikonsumsi dengan berbagai makanan pendamping, perpaduan ini akan menghasilkan sifat sensori jika dikonsumsi secara bersamaan, yang disebut dengan Food Pairing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik atribut sensori dari perpaduan kopi RTD dengan makanan pendampingnya dengan metode CATA, serta perubahan intensitas atribut sensori dengan modifikasi metode RATA. Penelitian ini dilakukan dengan screening awal panelis, Focus Group Discussion (FGD) untuk menentukan atribut sensori, dan pengujian sensori yang dilakukan secara Home Used Test (HUT). Respon yang didapatkan diolah menggunakan software XLSTAT dan menghasilkan profil sensori food pairing kopi RTD. Hasil pengujian menunjukkan konsumen menyukai kopi RTD yang dipasangkan dengan wafer cokelat. Profil pasangan “Kopi-Wafer Cokelat” memiliki tekstur creamy, thick, rasa sweet, dan cokelat sehingga mendekati pasangan ideal berdasarkan hasil CATA. Profil pasangan “Kopi-Biskuit Kelapa” memiliki tekstur crunchy, rasa pahit dari kopi, coffee flavor, dan coconut flavor. Profil pasangan “Kopi-Keripik kentang” memiliki tekstur crispyness, rasa salty, umami, roasted beef, dan mouthfeel oily. Intensitas setiap atribut akan mengalami perubahan yaitu meningkat, tetap, atau menurun saat dipasangkan. Inovasi produk kopi RTD dapat dilakukan dengan menggabungkan atribut wafer kopi dan cokelat sebagai pasangan ideal dan disukai, sehingga menghasilkan varian kopi RTD dengan atribut sweet, creamy, chocolate, dan crunchy.Kata kunci : kopi RTD, food pairing, CATA 
Pemanfaatan Karotenoid Minyak Sawit Merah untuk Mendukung Penanggulangan Masalah Kekurangan Vitamin A di Indonesia Risna Dwi Maryuningsih; Budi Nurtama; Nur Wulandari
JURNAL PANGAN Vol. 30 No. 1 (2021): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v30i1.473

Abstract

Kekurangan vitamin A (KVA) merupakan kondisi gangguan kesehatan akibat tidak terpenuhinya kebutuhan vitamin A di dalam tubuh. KVA merupakan defisiensi mikronutien yang paling banyak terjadi di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Asupan vitamin A yang tidak tercukupi dapat meningkatkan prevalensi terjadinya berbagai jenis penyakit yang dapat menyerang berbagai fungsi dari organ tubuh. Pemenuhan vitamin A melalui asupan pangan hewani sulit terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah sehingga diperlukan strategi pemenuhan vitamin A melalui pangan nabati yang dapat dijadikan sebagai sumber provitamin A. Minyak sawit merah merupakan produk hasil pemurnian minyak sawit dengan tetap mempertahankan kandungan karotenoidnya yang berperan penting sebagai sumber provitamin A alami. Pemanfaatan minyak sawit merah dalam pangan khususnya sebagai bahan fortifikan pangan dapat meningkatkan status vitamin A dan berperan dalam menanggulangi permasalahan kekurangan vitamin A. Artikel ini membahas permasalahan kekurangan vitamin A di Indonesia dan strategi penanggulangannya, potensi minyak sawit merah sebagai sumber provitamin A alami, serta strategi pemanfaatan minyak sawit merah sebagai fortifikan pangan dan suplemen kesehatan.