Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi residu abamektin pada cacing tanah (Lumbricus rubellus) melalui proses pengolahan tepung cacing dan untuk mendeteksi residu abamektin yang tertinggal pada tepung cacing dengan Batas maksimum Residu (BMR) dari FAO. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen di laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 5 kali ulangan, yaitu KK= media + limbah kubis bebas pestisida abamektin,KL= media + limbah kubis dari lapangan, KA1=media + limbah kubis yang disemprot abamektin dengan dosis 0,1%, KA2= media + limbah kubis yang disemprot abamektin dengan dosis 0,2%, KA3 = limbah kubis yang disemprot abamektin dengan dosis 0,3%,Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa residu abamektin dalam tubuh cacing pada perlakuan KA3 (0,1345 ppm) dan KL (0,1196 ppm) berbeda nyata lebih tinggi dari perlakuan KA2 (0,0885 ppm) dan KA1(0,0653 ppm), sedangkan KK bebas dari residu abamektin. Residu abamektin pada tepung cacing yang mendapat perlakuan pengeringan dengan oven (KA1 =0,0203 ppm; KA2 = 0,0247 ppm; KA3 = 0,0428 ppm dan KL= 0,0374 ppm) maupun sinar matahari (KA1 =0,0217 ppm; KA2 = 0,0309 ppm; KA3 = 0,0557 ppm dan KL = 0,0864 ppm) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata Kata kunci : feses sapi perah, serbuk gergaji, limbah kubis, cacing tanah, abamektin