Masganti Masganti
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau, Jl. Kaharudin Nasution No. 341, Pekanbaru, Riau

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Teknologi Ramah Lingkungan dalam Budidaya Kelapa Sawit di Lahan Gambut Terdegradasi Masganti Masganti; Nurhayati Nurhayati; Rachmiwati Yusuf; Hery Widyanto
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 9, No 2 (2015)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jsdl.v9n2.2015.%p

Abstract

Abstrak. Lahan gambut merupakan lahan yang sangat potensial dimanfaatkan untuk tujuan pertanian. Selain fungsi produksi,lahan gambut juga berfungsi dalam sistem hidrologi dan lingkungan. Diperkirakan dari total 14,95 juta hektar lahan gambutIndonesia, sekitar 6,66 juta hektar lahan ini telah terdegradasi. Degradasi lahan gambut menyebabkan fungsi hidrologi, produksi,dan lingkungan menjadi berkurang yang ditandai dengan penurunan produktivitas, pada musim hujan terjadi banjir, dan padamusim kemarau terjadi kekeringan, bahkan kebakaran. Gambut yang terdegradasi mempunyai kesuburan tanah yang lebihrendah, daya pegang air dan porositas lebih rendah, dan jenis dan populasi mikroorganisme lebih sedikit. Degradasi lahan gambutdisebabkan oleh aktivitas manusia seperti pengelolaan air yang salah, penambangan, dan penebangan pohon. Kriteria gambutterdegradasi meliputi (a) kadar karbon < 35 t ha-1, atau (b) tanaman penutup tanahnya merupakan semak belukar atau lahantersebut merupakan lahan terbuka bekas tambang. Meskipun terdegradasi, petani kelapa sawit banyak memanfaatkan lahan ini,sekitar 20-25% lahan gambut terdegradasi dimanfaatkan untuk budidaya kelapa sawit. Untuk itu diperlukan teknologi ramahlingkungan yang mampu menurunkan emisi GRK, meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Teknologi tersebutmeliputi pengelolaan air menggunakan kanal blok, penggunaan amelioran Tankos dan tumpangsari tanaman.Abstract. Peatlands are potential land used for agricultural purposes. In addition to the production function, peatlands alsofunctions in hydrology and environmental systems. It is estimated that of a total of 14.95 million hectares of Indonesia'speatlands, about 6.66 million hectares of land has been degraded. Peatland degradation caused hydrological function, production,and the environment is reduced which is characterized by a decrease in productivity, floods in the rainy season, and droughts inthe dry season, even a fire. Degraded peat has lower in soil fertility, water holding capacity and porosity, and less in the type andpopulation of microorganisms. Peatland degradation caused by human activities such as poor water management is wrong,mining, and felling trees. Degraded peat criteria include (a) the carbon content <35 t ha-1, or (b) the land cover plants are shrubsor open land is a former mining land. Although degraded, oil palm growers are making use of this land, about 20-25% of degradedpeat lands utilized for the cultivation of oil palm. It is necessary for environment friendly technologies that can reduce greenhousegas emissions, improve productivity and income of farmers. These include water management technologies to use chanal block,use ameliorant Tankos and intercropped plants.
Teknologi Ramah Lingkungan dalam Budidaya Kelapa Sawit di Lahan Gambut Terdegradasi Masganti Masganti; Nurhayati Nurhayati; Rachmiwati Yusuf; Hery Widyanto
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 9, No 2 (2015)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.691 KB) | DOI: 10.21082/jsdl.v9n2.2015.%p

Abstract

Abstrak. Lahan gambut merupakan lahan yang sangat potensial dimanfaatkan untuk tujuan pertanian. Selain fungsi produksi,lahan gambut juga berfungsi dalam sistem hidrologi dan lingkungan. Diperkirakan dari total 14,95 juta hektar lahan gambutIndonesia, sekitar 6,66 juta hektar lahan ini telah terdegradasi. Degradasi lahan gambut menyebabkan fungsi hidrologi, produksi,dan lingkungan menjadi berkurang yang ditandai dengan penurunan produktivitas, pada musim hujan terjadi banjir, dan padamusim kemarau terjadi kekeringan, bahkan kebakaran. Gambut yang terdegradasi mempunyai kesuburan tanah yang lebihrendah, daya pegang air dan porositas lebih rendah, dan jenis dan populasi mikroorganisme lebih sedikit. Degradasi lahan gambutdisebabkan oleh aktivitas manusia seperti pengelolaan air yang salah, penambangan, dan penebangan pohon. Kriteria gambutterdegradasi meliputi (a) kadar karbon < 35 t ha-1, atau (b) tanaman penutup tanahnya merupakan semak belukar atau lahantersebut merupakan lahan terbuka bekas tambang. Meskipun terdegradasi, petani kelapa sawit banyak memanfaatkan lahan ini,sekitar 20-25% lahan gambut terdegradasi dimanfaatkan untuk budidaya kelapa sawit. Untuk itu diperlukan teknologi ramahlingkungan yang mampu menurunkan emisi GRK, meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Teknologi tersebutmeliputi pengelolaan air menggunakan kanal blok, penggunaan amelioran Tankos dan tumpangsari tanaman.Abstract. Peatlands are potential land used for agricultural purposes. In addition to the production function, peatlands alsofunctions in hydrology and environmental systems. It is estimated that of a total of 14.95 million hectares of Indonesia'speatlands, about 6.66 million hectares of land has been degraded. Peatland degradation caused hydrological function, production,and the environment is reduced which is characterized by a decrease in productivity, floods in the rainy season, and droughts inthe dry season, even a fire. Degraded peat has lower in soil fertility, water holding capacity and porosity, and less in the type andpopulation of microorganisms. Peatland degradation caused by human activities such as poor water management is wrong,mining, and felling trees. Degraded peat criteria include (a) the carbon content <35 t ha-1, or (b) the land cover plants are shrubsor open land is a former mining land. Although degraded, oil palm growers are making use of this land, about 20-25% of degradedpeat lands utilized for the cultivation of oil palm. It is necessary for environment friendly technologies that can reduce greenhousegas emissions, improve productivity and income of farmers. These include water management technologies to use chanal block,use ameliorant Tankos and intercropped plants.