Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

CHARACTERIZING OF ONGGOK FLOUR USING THREE DIFFERENT DRYING METHODS Sari, Marinda; -, Warji; Novita, Dwi Dian; -, Tamrin
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.916 KB)

Abstract

The processing of cassava becoming tapioca flour will produce solid fiber waste called as onggok.  Onggok can be used as raw material for making onggok flour.  One of the processing steps on the producing of onggok flour is drying.  In common practice, solar dryer is used but it takes long time and strongly depends on weather.  The hybrid dryer (solar electrical energy), solar radiation dryer, and electrical dryer would be used in this research.  The aims of this study were to determine and to compare whiteness degree, the degree of acidity (pH), and the characteristics of onggok flour (color and aroma) and its organoleptic justification of onggok flour dryed by the three different drying methods.  The results showed that drying process under solar radiation dryer produced onggok flour at better color compared with the others, drying process using electrical dryer produced onggok flour at better aroma compared with the others, the best product based on organoleptic tests was onggok  flour dried by electrical dryer with color criteria a little white, the aroma criteria slightly cassava aromaed, and overall acceptance a bit like. Keywords: Onggok flour, drying, aroma, flour color
POLA PENINGKATAN KEKERASAN KULIT BUAH MANGGIS SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Usman Ahmad; Sut risno; I Wayan Budiastra; Aris Purwanto; Dwi Dian Novita
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 6, No 3 (2012)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengerasan kulit merupakan indikator kerusakan pada penyimpanan buah manggis yang berkaitan dengan kandungan air pada kulit buah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model kalibrasi NIR untuk memprediksi kadar air kulit buah manggis selama penyimpanan dan menentukan pola peningkatan kekerasan kulit buah manggis berdasarkan perubahan kadar air selama penyimpanan menggunakan reflektan NIR. Metode eksperimental deskriptif digunakan dalami 2 tahapan pengamatan. Pada tahap pertama 88 buah manggis masing-masing disimpan pada temperatur pada 8 ºC dan 13 ºC selama 40 hari, dan 128 lagi disimpan pada suhu ruang 27 ºC selama 22 hari. Pengukuran reflektan, kadar air, dan kekerasan kulit buah dilakukan pada hari ke-0, 1, 2, 4, 8, 16, 24, 28, 32, 36, dan 40 pada penyimpanan suhu 8 ºC dan 13 ºC, dan pada hari ke-0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, dan 22 penyimpanan pada suhu ruang 27 ºC. Pada tahap kedua 10 buah manggis masing-masing disimpan pada 8 ºC, 13 ºC selama 28 hari, dan pada suhu ruang selama 16 hari sebagai sampel monitoring. Reflektan diukur pada hari ke-0, 2, 4, 8, 16, 24 dan 28 pada penyimpanan dingin dan pada hari ke-0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, dan 16 pada suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan optimum buah manggis pada 13 ºC dan 8 ºC adalah selama 28 hari dan pada suhu ruang selama 16 hari. Kadar air kulit buah menurun selama penyimpanan sedangkan kekerasan kulit buah menurun di awal dan meningkat di akhir penyimpanan pada ketiga suhu penyimpanan. Pola peningkatan kekerasan kulit buah manggis berdasarkan perubahan kadar air kulit buah ditentukan menggunakan reflektan kulit buah manggis berdasarkan perubahan kadar air kulit buah ditentukan menggunakan reflektan NIR dengan persamaan y=0,0045x2–0,126x+3,64 (R2=87,4 %) untuk penyimpanan pada suhu 13ºC dan persamaan y=0,0138x2–0,218x+2,69 (R2=70,1 %) pada suhu ruang. Kata kunci: buah manggis, pengerasan kulit, kadar air, NIR spectroscopy
Pengaruh Hot Water Treatment (HWT) dan Perlakuan Pelilinan Dengan Ekstrak Jahe Terhadap Umur Simpan Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Cicih Sugianti; Dwi Dian Novita; Diana Mustika
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 12, No 1 (2018): TEKNOTAN, April 2018
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3064.638 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol12n1.5

Abstract

Penyakit antraknosa salah satu penyakit penting pada tanaman cabai yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici. Hot water treatment (HWT) merupakan salah satu teknologi yang dapat diterapkan dalam penanganan pascapanen untuk menekan perkembangan penyakit antraknosa pada cabai merah. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari perlakuan pelilinan dengan ekstrak jahe terhadap umur simpan cebe merah. Faktor pertama adalah suhu HWT dengan 3 taraf (45°C, 50°C, dan 55°C) selama 15 menit, dan faktor yang kedua adalah pelilinan menggunakan ekstrak jahe dengan 2 taraf (30% v/v dan 40%v/v). Hasil penelitian menunjukkan analisis sidik ragam dengan taraf 5% perlakuan suhu pencelupan berpengaruh nyata terhadap susut bobot, kekerasan, dan kadar air. Faktor konsentrasi ekstrak jahe berpengaruh nyata terhadap kekerasan dan kadar air. Sedangkan interaksi faktor suhu pencelupan dan konsentrasi jahe berpengaruh nyata terhadap kekerasan dan kadar air. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan interaksi terhadap parameter kekerasan, kadar air, dan penampakan cabai merah pada hari ke-18 penyimpanan didapatkan perlakuan terbaik yaitu perlakuan dengan temperatur 45°C dan konsentrasi ekstrak jahe 30%.Kata kunci: cabai merah, antraknosa, hot water treatment, pelilinan antimikroba.
PENGARUH KALIUM PERMANGANAT DAN BERBAGAI MASSA ARANG KAYU TERHADAP MUTU BUAH JAMBU BIJI ‘CRYSTAL’ (PSIDIUM GUAJAVA L.) SELAMA PENYIMPANAN Yurika Desmonda; Dwi Dian Novita; Budianto Lanya
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 10, No 2 (2016): TEKNOTAN, November 2016
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3193.622 KB)

Abstract

Salah satu cara memperlambat proses pematangan jambu biji (Psidium guajava L.) adalah dilakukan pengoksidasian etilen dengan menggunakan kalium permanganat (KMnO4) dan arang kayu sawo sebagai bahan pembawanya. Tujuan penelitian ini adalah   mengetahui massa campuran arang dan KMnO4 terbaik selama penyimpanan pada suhu ruang (26° - 30°C) dan suhu rendah (10° - 12°C),   mengamati perubahan fisik dan kimia buah jambu biji ‘crystal’, dan   mengetahui umur simpan buah jambu biji ‘crystal’.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap 5 perlakuan pada suhu ruang dan suhu rendah yaitu campuran 2g arang dan KMnO4, 4g arang dan KMnO4, 6g arang dan KMnO4, 8g arang dan KMnO4, 10g arang dan KMnO4.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan KMnO4 sebagai pengoksidasi etilen mampu memperlambat penurunan kekerasan, dan peningkatan kandungan padatan terlarut. Perlakuan terbaik penyimpanan suhu ruang adalah Ta1 (2g arang+ KMnO4) dan Tc1 (2g arang+ KMnO4) pada suhu rendah. Hasil analisis statistik pada α = 5 % pada penyimpanan suhu ruang menunjukkan perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter kandungan padatan terlarut, sedangkan pada suhu rendah perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter kekerasan dan kandungan padatan terlarut.Kata kunci: arang kayu, etilen, jambu biji ‘crystal’, larutan KMnO4.
PEMBINAAN USAHA KERIPIK BUAH PADA KELOMPOK WANITA TANI DI KELURAHAN RAJABASA JAYA KOTA BANDAR LAMPUNG Dwi Dian Novita
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol 2 No 3 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v2i3.121

Abstract

Kelompok Wanita Tani (KWT) Harapan Kita dan KWT Sido Makmur berada di Kampung Sinar Harapan, Kelurahan Rajabasa Jaya, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung. Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) membantu dan membina KWT mengoptimalkan pemanfaatan mesin vacuum frying yang dimiliki kelompok untuk memproduksi keripik buah pisang muli, salak, nangka, dan nanas. Rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu (1) sosialisasi dan persiapan program, (2) perakitan dan perbaikan mesin vacuum frying (3) pelatihan pembuatan keripik buah menggunakan vacuum frying, (4) kunjungan lapang, (5) pengadaan peralatan dan bahan pendukung produksi, (6) pelatihan manajemen dan analisis usaha kelompok, dan (7) penyuluhan higienitas proses produksi dan prosedur PIRT. Pelaksanaan kegiatan PKM ini berjalan sesuai rencana. Mesin vacuum frying yang semula tidak terpakai kini telah dapat digunakan oleh mitra untuk memproduksi keripik buah “Yo Chips” dengan empat varian yaitu pisang muli, salak, nangka, dan nanas. Produk mitra PKM telah dikemas dengan baik menggunakan pounch plastik dan penetapan harga jualnya berdasarkan perhitungan analisis usaha. Kata kunci: keripik buah, KWT, PKM, vacuum frying, Yo Chips
PEMBERDAYAAN WANITA TANI DALAM USAHA PRODUKSI ABUCA (ABON DAN BUBUK CABAI) DI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU Dwi Dian Novita; Winda Rahmawati
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v4i2.169

Abstract

Teknologi pengolahan abon dan bubuk cabai (Abuca) tergolong cukup mudah sehingga dapat diterapkan oleh para istri petani yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) “Maju” di Desa Waringinsari Timur, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu. Pemberdayaan KWT dalam usaha produksi Abuca menjadi salah satu solusi bagi permasalahan harga jual cabai yang sangat rendah pada saat panen raya. Rangkaian kegiatan PKM ini terdiri dari: (1) sosialisasi dan koordinasi, (2) penyuluhan pascapanen dan peluang usaha pengolahan cabai, (3) penentuan merk dan desain label kemasan (4) praktik produksi Abuca dan pemasaran produk, serta (5) evaluasi kegiatan. Transfer pengetahuan dan alih teknologi kepada mitra dilakukan dengan metode pelatihan dan praktik. Setelah dibina selama 4 bulan (Juli—Oktober 2019), para anggota KWT Maju kini telah memiliki pengetahuan dan keterempilan untuk memproduksi Abuca dan telah memiliki produk dengan merk “Hot Asoy”. Terdapat 3 varian abon cabai yang diproduksi yaitu rasa teri, rebon, dan original (rasa bawang). Abon cabai dikemas per 50 gram dalam botol dan standing pouch plastik dengan harga jual Rp.18.000,- dan Rp.15.000,-. Sedangkan bubuk cabai dikemas per 100 gram dalam standing pouch plastik dengan harga jual Rp.10.000,-.
INTRODUKSI MESIN PERAJANG DAN PENIRIS PADA PENGEMBANGAN USAHA PRODUKSI BAWANG GORENG KWT “SEJAHTERA” DI KECAMATAN GEDONG TATAAN, KABUPATEN PESAWARAN Dwi Dian Novita
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v5i1.262

Abstract

KWT “Sejahtera” di Desa Sukadadi, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran telah merintis usaha pengolahan bawang goreng sebagai salah satu solusi pengolahan bawang merah saat terjadi penurunan harga jual. Proses produksi yang keseluruhannya masih manual menyebabkan tingkat kejerihan kerja yang tinggi pada saat proses pengirisan dan perajangan bawang merah. Selain itu tingginya kadar minyak dalam produk bawang merah goreng yang dihasilkan mengakibatkan produk tersebut tidak renyah, cepat berbau tengik, dan tidak dapat disimpan lama. Pelaksanaan kegiatan PKM melalui introduksi mesin perajang dan peniris pada pengembangan usaha produksi bawang merah goreng KWT “Sejahtera” menjadi salah satu solusi dalam peningkatan produktivitas dan kualitas produk bawang merah goreng. Penggunaan mesin perajang dan peniris dapat meningkatkan kapasitas produksi maksimal 4 kali lipat, meningkatkan total pendapatan sebesar 260% dan keuntungan sebesar 375% , serta mampu menekan biaya produksi sebesar 9,5% dibandingkan dengan cara manual yang sebelumnya dilakukan oleh KWT.
Pemodelan Karakteristik Penyerapan Air pada Jagung (Zea mays L.), Sorgum (Sorghum bicolor L.), dan Hanjeli (Coix lacyma-jobi L.) Selama Perendaman Dwi Dian Novita; Asropi Asropi; Sapto Kuncoro; Winda Rahmawati
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 30, No 2 (2019): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28959/jdpi.v30i2.5666

Abstract

Karakteristik penyerapan air dari biji jagung, sorgum, dan hanjeli  selama perendaman dipelajari pada dua jenis larutan yaitu pH netral dan alkali, serta pada tiga suhu yang berbeda yaitu 30, 45, dan 60 °C.   Persamaan Peleg digunakan untuk mengetahui laju penyerapan air dan kapasitas penyerapan air maksimum serta untuk menentukan kadar air kesetimbangan. Kinetika absorpsi mengikuti hukum difusi Fick. Nilai koefisien difusi meningkat karena peningkatan suhu dan jenis larutan perendaman. Hasil perhitungan nilai koefisien difusi berkisar 1,61 – 1,82x10-11 m2s-1 untuk sorgum; 1,97 – 2,64x10-11 m2s-1 untuk hanjeli; dan 4,80 – 5,66x10-11 m2s-1 untuk jagung. Perendaman pada larutan alkali menghasilkan nilai energi aktivasi yang lebih kecil. Persamaan Arrhenius dapat digunakan dengan baik dalam pendugaan nilai koefisien difusi berdasarkan nilai energi aktivasi dan suhu perendaman.
Penentuan Pola Peningkatan Kekerasan Kulit Buah Manggis Selama Penyimpanan Dingin Dengan Metode NIR Spectroscopy Dwi Dian Novita; Usman Ahmad; Sutrisno .; I Wayan Budiastra
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 1 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.917 KB) | DOI: 10.19028/jtep.025.1.%p

Abstract

Abstract Pericarp hardening of mangosteen fruit has correlation with the decrease in moisture content due to transpiration and respiration during storage.  The change of pericarp moisture content during storage may be determined nondestructively using near infrared (NIR) spectroscopy. The objectives of this study were to build calibration model of NIR reflectance to predict the moisture content of the pericarp, and to determine the pattern of pericarp hardening based on change of moisture content during storage using NIR reflectance. NIR reflectance spectra were obtained from fruits stored at 8ºC, 13ºC, and room temperature.  Calibrations were built using partial least squares (PLS) and artificial neural network (ANN) models.  Results of analysis indicated that pericarp moisture content could be predicted well by NIR reflectance using the calibration model of PLS for mangosteen stored at 8ºC, 13ºC, and room temperature. The pattern of pericarp hardening based on change of moisture content also could be determined using NIR reflectance for mangosteen stored at 13ºC and room temperature. Keywords : mangosteen fruit, pericarp hardening, moisture content NIR spectroscopy, PLS, ANN Abstrak Pengerasan kulit buah manggis memiliki korelasi dengan penurunan kadar air kulit buah akibat dari proses transpirasi dan respirasi buah selama penyimpanan. Perubahan kadar air kulit buah selama penyimpanan bisa ditentukan secara non-destutive dengan menggunakan near infrared (NIR) spectroscopy. Tujuan penelitian ini adalah menyusun model kalibrasi reflektan NIR untuk memprediksi kadar air kulit buah manggis, serta untuk menentukan model pengerasan kulit buah berdasarkan perubahan kadar air selama penyimpanan menggunakan reflektan NIR. Spektra reflektan NIR diambil dari buah manggis yang disimpan pada suhu 8oC, 13oC dan suhu ruang. Kalibrasi dibangun dengan menggunakan model partial least squares (PLS) dan artificial neural network (ANN). Hasil analisis mengindikasikan bahwa kadar air kulit buah dapat diprediksi secara baik dengan reflektan NIR menggunakan model kalibrasi PLS untuk buah manggis yang disimpan pada suhu 8oC, 13oC dan suhu ruang. Model pengerasan kulit buah berdasarkan perubahan kadar airnya juga dapat ditentukan dengan reflektan NIR untuk buah manggis yang disimpan pada suhu 13oC dan suhu ruang. Kata kunci : buah manggis, pengerasan kulit, NIR spectroscopy, PLS, ANNDiterima: 19 Oktober 2010; Disetujui: 10 Maret 2011  
KAJIAN PENURUNAN MUTU DAN UMUR SIMPAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SEGAR DALAM KEMASAN PLASTIK POLYPROPYLENE PADA SUHU RUANG DAN SUHU RENDAH Mutiara Cahya; Rofandi Hartanto; Dwi Dian Novita
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1028.353 KB)

Abstract

Oyster mushroom is one of commodites that has prospect to be developed in Indonesia. In case of fresh oyster mushrooms usually have a short shelf life due to high moisture content and are still experiencing respiratory process, so as to speed up the process of deterioration. Packaging with polypropylene plastic packaging is one method of storage to maintain freshness and shelf life of oyster mushroom. The purpose of this study is to examine and determine the rate of decline in the quality and shelf life of fresh white oyster mushrooms in plastic packaging polypropylene at room temperature and low temperature during storage.This research was conducted in two phases, namely the measurement of respiration rate experiments and storage of fresh oyster mushrooms in plastic containers in different volumes at room temperature and low temperature. Parameters observation in this study that changes in weight, projected area is reduced crown circumference, discoloration, water content, respiration rate and shelf life.The results showed that the oyster mushroom storage in polypropylene plastic packaging can maintain the rate of decline in the quality and shelf life of fresh white oyster mushrooms either at room temperature or low temperature. Water content and the highest weight changes during storage in plastic containers at room temperature are both on day 3 and 7 at low temperature that is equal to 92.81%, 150.52 g, 91.76%, and 130.79 g . Control oyster mushrooms at room temperature and low temperature had the highest respiration rates at the 24th and 48th in the amount of 230.48 and 239.53 mg. CO2/kg.hour. Oyster mushrooms in packaging stored at room temperature (31˚C) can last up to 5 days and 14 days at low temperature (9˚C). Keywords: Oyster Mushrooms, polypropylene plastic, storage temperature, packaging, respiration rate