Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

OPTIMIZATION OF PRODUCTION TECHNOLOGY TRUE SHALLOT SEED (BIOLOGICAL SEEDS) ONION(Allium ascalonicum L) Widiarti, Wiwit; Wijaya, Insan; Umarie, Iskandar
AGRITROP Vol 15, No 2 (2017): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.629 KB) | DOI: 10.32528/agr.v15i2.1174

Abstract

Penggunaan True Shallot Seed (TSS) untuk produksi umbi bawang merah belum banyak dilakukan di Indonesia. Ketersediaan TSS sebagai benih bawang merah yang sehat dan berdayahasil tinggi masih sangat terbatas karena belum banyak yang memproduksi TSS. Masalah utama dalamp roduksi TSS di Indonesia adalah kemampuan berbunga dan menghasilkan biji varietas-varietas bawang merah masih rendah, terutama di dataran rendah. Tujuan jangka pendek: ditemukan teknik pembungaan dan pembentukan biji bawang merah untuk memproduksi TSS. Tujuan jangka panjang: tersedia teknologi budidaya bawang merah menggunakan biji (TSS) sebagai bahan tanam. Target yang akan dicapai adalah diperoleh paket teknologi produksi True Shallot Seed (biji biologi) yang efektif dan efesien pada bawang merah, sehingga memudahkan masyarakat untuk memproduksi TSS secara masal. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember pada bulan Maret sampai Juni 2017. Rancangan yang digunakan adalah Split plot yang disusun secara Faktorial, dengan 3 ulangan, faktor utama penggunaan konsentrasi ZPT dengan 3 level pemberian, Z1 = GA3 konsentrasi 50 ppm, Z2 = GA3 konsentrasi 100 ppm, Z3 = GA3 konsentrasi 150 ppm dan anak petak adalah vernalisasi, terdiri dari 4 level, V0: tanpa vernalisasi, V1: vernalisasi 2 minggu, V2: vernalisasi 4 minggu, dan V3: vernalisasi 6 minggu, sebagai faktor ke dua. Karakter agronomis yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, diameter umbi, dan berat umbi.  Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengaruh faktor utama yaitu: pemberian GA3 dengan berbagai konsentrasi belum menunjukkan pengaruh nyata terhadap semua karakteristik morfologi tanaman bawang merah. Sedangkan pengaruh anak petak yaitu waktu vernalisasi bibit, menunjukkan pengaruh yang nyata, disemua karakteristik morfologi tanaman bawang merah yang diamati. Hasil uji lanjut dengan LSD 0,05, menunjukkan perlakuan pendinginan pada bibit bawang merah berbeda nyata dengan kontrol, pada semua karakteristik morfologi tanaman bawang merah yang diamati, sedangkan antar perlakuan pendinginan (V1, V2, dan V3), tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada semua karakter yang diamati. Pengaruh interaksi antara konsentrasi ZPT dengan Pendinginan bibit, belum menunjukkan pengaruh yang nyata pada semua karakteristik morfologi tanaman bawang merah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, diameter umbi, dan berat umbi.
PENGUJIAN BERBAGAI KONSENTRASI FERMENTASI LIMBAH AIR TAHU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays sacharataStrurt) Umarie, Iskandar; Widiarti, Wiwit; Mustofa, Desi Fitriyah
AGRITROP Vol 16, No 1 (2018): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1362.193 KB) | DOI: 10.32528/agr.v16i1.1555

Abstract

Ampas tahu cair merupakan hasil sampingan industri pembuatan tahu  yang  belum banyak dimanfaatkan,dengan kandungan protein,  kalori,  lemak, dan karbohidrat. Tujuan penelitian adalah Mengetahui pengaruh aplikasi fermentasi berbagai konsentrasi limbah air tahu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zeamays sacharata Strurt).Penelitian dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K), Desa Demung Kecamatan Besuki Situbondo. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei -September 2017. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RancanganAcakKelompok (RAK) dengan 8 perlakuan, masing – masing diulang 4 kali.Perlakuan macam Fermentasi limbah air tahu:T0 : TanpaFermentasi, T1 : Fermentasi 5 %, T2 : Fermentasi 10%, T3 : Fermentasi 15%, T4 : Fermentasi 20%, T5 : Fermentasi 25%, T6 : Fermentasi 30%, T7 : Fermentasi 35 %.  Parameter yang diamati 1). Tinggitanaman, 2) Diameter Batang, 3).Diameter tongkol, 4).Berat per tongkol, 5).Berattongkol per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan Pemberian Fermentasi limbah air tahutidakperbedaan nyata pada tinggi tanaman, diamter batang, dan diameter tongkol, tetapi berbeda nyata pada berat per tongkol dan berat tongkol per tanaman Jagung Manis.  Kesimpulan :Aplikasi berbagai konsentrasi fermentasi limbah tahumemberikanpertumbuhandanhasil yang optimum ditunjukanpada berat per tongkol dan berat tongkol per tanaman. Aplikasiberbagaikonsentrasi fermentasi limbah tahu pada tinggi tanaman, diameter batang, dan diameter tongkol belum menunjukkan pengaruh nyata. Pendugaanregresikuadratik, dosis optimum untuk mendapat berat per tongkol maksimum adalah19,502 ml/l dan dosis optimum untuk mendapat berat tongkol per tanaman maksimum adalah 28,066 ml/l.
POTENSI HASIL DAN KONTRIBUSI SIFAT AGRONOMI TERHADAP HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. MERRIL) PADA SISTEM TUMPANSARI TEBU-KEDELAI Umarie, Iskandar; Holil, Moh
AGRITROP Vol 14, No 1 (2016): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.686 KB) | DOI: 10.32528/agr.v14i1.402

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sepuluh varietas kedelai yang mempunyai potensi hasil yang baik padasistem pertanaman tumpangsari tebu kedelai, untuk mengetahui hubungan antar komponen hasil sepuluh varietas tanaman kedelai pada system pertanaman tumpangsari tebu kedelai dan untuk mengetahui hubungan komponen hasil sepuluh varietas tanaman kedelai yang mana mempengaruhi hasil  pada sitem pertanaman tumpang sari tebu kedelai. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember dari bulan November 2015 sampai bulan Februari 2016 dengan ketinggian ± 89 meter diatas permukaan laut. Materi tanaman berupa 10 varietas kedelai yaitu Gepak Kuning, Gema, Agromulyo, Anjasmoro, Wilis, Kaba, Sinabung, Tanggamus, Dering-1 dan Burangrang yang ditanam dilapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan tiga ulangan. Hasil analisis ragam tinggi tanaman, umur berbunga, luas daun, luas daun spesifik, jumlah buku, umur panen, jumlah cabang produktif, jumlah cabang, jumlah polong, jumlah biji, bobotbiji, berat 100 biji, indeks bobot kering biji dan indeks panen menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata pada semua komponen hasil, kecuali pada luas daun dan luas daun spesifik. Dan pada analisis varian menunjukkan menunjukkan karakter biomasa jumlah cabang produktif, jumlah polong pertanaman, jumlah biji per tanaman, bobot biji, indeks bobot kering biji, indeks panen dan  berat 100 biji mempunyai varian  genetik yang luas, dari semua karakter biomas yang dievaluasi mempunyai nilai heritabilitas yang tinggi adalah tinggi tanaman, umur berbunga, luas daun, jumlah buku, umur panen, jumlah cabang produktif, jumlah cabang,  jumlah polong, jumlah biji, bobot biji, berat 100 biji, dan indeks panen,serta pada karakter biomas, Jumlah Cabang Produktif, jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, berat 100 biji dan bobot biji per tanaman,mempunyai nilai duga kemajuan genetik yang luas. Seleksi dapat diterapkan pada karakter biomas Jumlah Cabang Produktif, jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot biji per tanaman,dan berat 100 biji. Di antara komponen hasil yang diamati, jumlah polong, indeks bobot kering dan indeks panen menunjukkan korelasi positif sangat nyata dengan bobot biji, koponen  hasil jumlah biji menunjukkan  korelasi positif nyata dengan bobot biji, serta komponen  hasil  tinggi tanaman, umur berbunga, luas daun  spesifik, jumlah buku, jumlah cabang produktif, jumlah cabang dan berat 100 biji.menunjukkan korelasi positif  tidak nyata dengan  bobot biji dan komponen hasil umur panen dan luas daun berkorelasi negative tidak nyata dengan bobot biji.
PENDAMPINGAN PENGELOLAAN KOTORAN HEWAN MENJADI PUPUK ORGANIK DAN BIOGAS DI PCM BANGSALSARI KAB. JEMBER Nanang Saiful Rizal; Iskandar Umarie
Jurnal Abdi Masyarakat (JAM) Vol 6, No 1 (2020): JAM (Jurnal Abdi Masyarakat)-September
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan kecamatan pinggir Kota Jember pada tahun 2018 memiliki kepadatan penduduk rata-rata 1200 jiwa/km2 dengan pekerjaan rutin sebagai petani sapi memiliki masalah dalam pengelolaan kotorannya. Maka akumulasi kotoran sapi yang banyak akan menimbulkan dampak baik dari segi sosial maupun kesehatan. Kesehatan menimbulkan rawan penyakit, dari segi sosial menimbulkan bau, ketidaknyamanan dan lainnya. Solusi yang diberikan adalah merancang biogas skala kecil yang memiliki dua fungsi, yaitu fungsi mengurangi kotoran sapi dan memberikan nilai tambah. Mengurangi kotoran sapi artinya volumenya berkurang dan baunya juga berkurang sehingga potensi menimbulkan penyakit dapat diminimalisir. Adapun nilai tambahnya adalah menghasilkan gas yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk memasak sehingga mengurangi biaya pembelian gas elpiji bagi para petani. Rencana kegiatannya meliputi pembuatan rancangan tabung biogas, pembuatan tabung biogas, pelatihan dan pendampingan, penyerahan bantuan, oprasional kepada peternak sapi, monitoring dan evaluasi. Adapun luaran pengabdian masyarakat yang ditargetkan adalah publikasi pada jurnal terindeks sinta 5-6 dan teknologi tepat guna tabung biogas dan media pupuk organic skala kecil.
PENAMPILAN SEPULUH VARIETAS KEDELAI YANG DITUMPANGSARIKAN DENGAN TEBU Iskandar Umarie; M. Hazmi; Oktarina Oktarina
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol 20, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jipi.20.2.60-65

Abstract

[PERFORMANCES OF TEN SOYBEAN VARIETIES AS INTERCROPPED WITH SUGARCANE]. An intercropping system between soybean and sugarcane may be an alternative to increase soybean production in Indonesia, but not all soybean varieties are suitable for intercropping system as different soybean varieties may perform differently under intercropping system and monoculture system. Therefore, suitable soybean varieties for intercropping should be identified to warrant the higher crop productivity. This study was conducted to to compare the growth and yield performances of ten soybean varieties in monoculture and soybean-sugarcane intercropping systems. The experiment was laid in a Split Plot Design with three replications. The cropping systems (monoculture and intercrop) were allotted in the main plots, while the soybean varieties (Gepak Kuning, Kaba, Wilis, Tanggamus, Burarang, Sinabung, Anjasmoro, Agromulyo, Ring-1, and Gema) were assigned as the sub plots and allotted randomly in each main plot. On overall, the intercropping system had significantly reduced the soybean pod number, seed number, wight of 100 seed, and, seed yield/plant, but increased plant height as compared to the monoculture system. The exceptions were observed for seed number and weight of 100 seed. The reduction of seed number was not significant on Agromulyo and Dering-1.On the other hand, Anjasmoro and Dering-1were the only varieties showed significant reduction in weight of 100 seed. Kaba, Willis, Tanggamus, Burarang, Sinabung, and Dering-1 showed their consistant performormances across the cropping systems. However, the higher seed yield/plant in both systems was observed on Gepak Kuning, Willis, Burarang, Agromulyo, Dering-1, and Gema.
Growing Media Combination Improve Plant Growth and Results of Eggplant (Solanum melongena L) in Hydroponic Culture Duck Bucked System Iskandar Umarie
Gontor AGROTECH Science Journal Vol 5, No 2 (2019): December 2019
Publisher : University of Darussalam Gontor, Ponorogo, East Java Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/agrotech.v5i2.3389

Abstract

Today business eggplant still give a pretty good market opportunities, especially to meet the demand of the domestic market. Hydroponics is a way of cultivating plants without using soil, but the use of media such as rice husk, sawdust, fine sand, bricks, coco, and more.The research objective, to get the best medium composition hydroponic cultivation of eggplant Duck Bucked system. Research conducted at the Laboratory of Urban Agriculture Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Jember, December 2018 to April 2019, indesigned randomized block design factorial arranged secaranon repeated 3 times. that is A (Charcoal chaff), S (Sawdust), B (Bricks), AS ( Charcoal and Sawdust Husk) with 3: 1, AB (Charcoal Husk and Bricks) with 3: 1, BA (Bricks and Charcoal husks with 3:1, BS (Bricks and Sawdust) with 3:1, SA (Sawdust and Charcoal husks) with 3:1, SB (Sawdust and bricks) with 3:1), ASB (Charcoal Sawdust Husk and Bricks) with 1:1:1. The result showed treatment of growing media composition of the substrate affects the vegetative growth of plant height at 45 and 60 days after planting, biomass wet weight, dry weight biomass, root fresh weight and root dry weight, the best substrate media broken bricks. While composition of the substrate growing media influence on the amount of fruit harvest and to all III-V substrate media best media substrate broken bricks. Conclusions broken bricks media substrate is a substrate of the best media for eggplant plants in the hydroponic system Duck Bucked.
Pemberdayaan Yayasan Anak Yatim Miftahul Jannah dalam Pengembangan Budidaya Lele Secara Aquaponik Iskandar Umarie; Adhitya Surya Manggala; M Hazmi
Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 21, No 2 (2021): Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/sb.01440

Abstract

Yayasan Miftahul Jannah yang merupakan yayasan yatim piatu dibawah binaan Pengurus Cabang Muhammadiyah Bangsalsari. Adapun ragam kegiatan yang akan dilaksanakan saat ini yaitu bimbingan belajar pada sekolah dasar dan bimbingan agama islam seperti sekolah madrasah yang berlaku pada umumnya. Yayasan Miftahul Jannah memiliki tanah wakaf selaus 1000 m2, dan di  atas tanah tersebut berdiri bangunan selauas 500 m dan satu musholah. Selain kegiatan pembelajaran, terdapat kegiatan-kegiatan ekonomi yaitu pemeliaharaan cacing sutra dan kolam ikan lele, sebagai media pembelajaran untuk anak-anak panti asuhan.  Dalam upaya pemberdayaan Yayasan Mithahul Jannah, yaitu dengan memaksimalkan sumberdaya lahan yang dimiliki untuk kegiatan ekonomis. Solusi yang diberikan adalah merancang pengembangan potensi lahan yang ada untuk dijadikan tempat budidaya lele secara aquaponik yang memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi edukasi. Memanfaatkan potensi lahan yang dimiliki Yayasan Mifthatul Janna, berarti memberikan sumber pendapatan bagi Yayasan.  Adapun nilai tambahnya adalah memberikan edukasi pada para santri, bagai mana melakukan sebuah usaha bisnis.  Rencana kegiatannya meliputi pelatihan budidaya lele secara aquaponic, pembuatan rak hidroponik,  monitoring dan evaluasi. Adapun luaran pengabdian masyarakat yang ditargetkan adalah publikasi pada jurnal terindeks sinta 5-6 dan Fasilitas aquaponic di Yayasan Mittahul Janna
PENGUJIAN BERBAGAI KONSENTRASI FERMENTASI LIMBAH AIR TAHU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays sacharataStrurt) Iskandar Umarie; Wiwit Widiarti; Desi Fitriyah Mustofa
AGRITROP Vol 16, No 1 (2018): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v16i1.1555

Abstract

Ampas tahu cair merupakan hasil sampingan industri pembuatan tahu  yang  belum banyak dimanfaatkan,dengan kandungan protein,  kalori,  lemak, dan karbohidrat. Tujuan penelitian adalah Mengetahui pengaruh aplikasi fermentasi berbagai konsentrasi limbah air tahu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zeamays sacharata Strurt).Penelitian dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K), Desa Demung Kecamatan Besuki Situbondo. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei -September 2017. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RancanganAcakKelompok (RAK) dengan 8 perlakuan, masing – masing diulang 4 kali.Perlakuan macam Fermentasi limbah air tahu:T0 : TanpaFermentasi, T1 : Fermentasi 5 %, T2 : Fermentasi 10%, T3 : Fermentasi 15%, T4 : Fermentasi 20%, T5 : Fermentasi 25%, T6 : Fermentasi 30%, T7 : Fermentasi 35 %.  Parameter yang diamati 1). Tinggitanaman, 2) Diameter Batang, 3).Diameter tongkol, 4).Berat per tongkol, 5).Berattongkol per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan Pemberian Fermentasi limbah air tahutidakperbedaan nyata pada tinggi tanaman, diamter batang, dan diameter tongkol, tetapi berbeda nyata pada berat per tongkol dan berat tongkol per tanaman Jagung Manis.  Kesimpulan :Aplikasi berbagai konsentrasi fermentasi limbah tahumemberikanpertumbuhandanhasil yang optimum ditunjukanpada berat per tongkol dan berat tongkol per tanaman. Aplikasiberbagaikonsentrasi fermentasi limbah tahu pada tinggi tanaman, diameter batang, dan diameter tongkol belum menunjukkan pengaruh nyata. Pendugaanregresikuadratik, dosis optimum untuk mendapat berat per tongkol maksimum adalah19,502 ml/l dan dosis optimum untuk mendapat berat tongkol per tanaman maksimum adalah 28,066 ml/l.
OPTIMIZATION OF PRODUCTION TECHNOLOGY TRUE SHALLOT SEED (BIOLOGICAL SEEDS) ONION(Allium ascalonicum L) Wiwit Widiarti; Insan Wijaya; Iskandar Umarie
AGRITROP Vol 15, No 2 (2017): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v15i2.1174

Abstract

Penggunaan True Shallot Seed (TSS) untuk produksi umbi bawang merah belum banyak dilakukan di Indonesia. Ketersediaan TSS sebagai benih bawang merah yang sehat dan berdayahasil tinggi masih sangat terbatas karena belum banyak yang memproduksi TSS. Masalah utama dalamp roduksi TSS di Indonesia adalah kemampuan berbunga dan menghasilkan biji varietas-varietas bawang merah masih rendah, terutama di dataran rendah. Tujuan jangka pendek: ditemukan teknik pembungaan dan pembentukan biji bawang merah untuk memproduksi TSS. Tujuan jangka panjang: tersedia teknologi budidaya bawang merah menggunakan biji (TSS) sebagai bahan tanam. Target yang akan dicapai adalah diperoleh paket teknologi produksi True Shallot Seed (biji biologi) yang efektif dan efesien pada bawang merah, sehingga memudahkan masyarakat untuk memproduksi TSS secara masal. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember pada bulan Maret sampai Juni 2017. Rancangan yang digunakan adalah Split plot yang disusun secara Faktorial, dengan 3 ulangan, faktor utama penggunaan konsentrasi ZPT dengan 3 level pemberian, Z1 = GA3 konsentrasi 50 ppm, Z2 = GA3 konsentrasi 100 ppm, Z3 = GA3 konsentrasi 150 ppm dan anak petak adalah vernalisasi, terdiri dari 4 level, V0: tanpa vernalisasi, V1: vernalisasi 2 minggu, V2: vernalisasi 4 minggu, dan V3: vernalisasi 6 minggu, sebagai faktor ke dua. Karakter agronomis yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, diameter umbi, dan berat umbi.  Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengaruh faktor utama yaitu: pemberian GA3 dengan berbagai konsentrasi belum menunjukkan pengaruh nyata terhadap semua karakteristik morfologi tanaman bawang merah. Sedangkan pengaruh anak petak yaitu waktu vernalisasi bibit, menunjukkan pengaruh yang nyata, disemua karakteristik morfologi tanaman bawang merah yang diamati. Hasil uji lanjut dengan LSD 0,05, menunjukkan perlakuan pendinginan pada bibit bawang merah berbeda nyata dengan kontrol, pada semua karakteristik morfologi tanaman bawang merah yang diamati, sedangkan antar perlakuan pendinginan (V1, V2, dan V3), tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada semua karakter yang diamati. Pengaruh interaksi antara konsentrasi ZPT dengan Pendinginan bibit, belum menunjukkan pengaruh yang nyata pada semua karakteristik morfologi tanaman bawang merah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, diameter umbi, dan berat umbi.
Respon Berbagai Varietas Pakcoy (Brassica rapa Kultivar chinensis) Terhadap Sumber Nutrisi Pada Sistem Budidaya Secara Hidroponik Iskandar Umarie; Oktarina Oktarina; Silvia Dwi Ningrum
AGRITROP Vol 18, No 2 (2020): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v18i2.4108

Abstract

Meningkatnya kemajuan teknologi industri seperti pabrik-pabrik. semakin berkembang, sehingga menggeser lahan pertanian terutama di daerah perkotaan yang mengakibatkan lahan pertanian semakin sedikit. Kebutuhan masyarakat akan pangan semakin meningkat, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khusus masyarakat perkotaan, yaitu dengan cara bercocok tanam dengan sistem hidroponik.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Respon pertumbuhan beberapa varietas dan jenis nutrisi pada tanaman sawi pakcoy (Brassica rapa Kultivar chinensis) yang dibudidayakan dengan system hidroponik. Penelitian ini menggunakan rancangan split plot yang rangcang secara acak lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor (3x3) faktor utama jenis nutrisi (N) yang terbagi tiga taraf : N1 = AB mix, N2 = POC Biogan, N3 = POP Supernasa dan faktor kedua perlakuan varietas (V) yang terbagi tiga taraf : V1 = Green Pakcoy, V2 = White Pakcoy, V3 = Brisk Green, yang masing-masing diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan nutrisi menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada pertumbuhan tanaman sawi Pakcoy, nutrisi AB Mix memberikan respon yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman sawi Pakcoy.Perlakuan varietas Pakcoy berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman sawi Pakcoy, Varietas White Pakcoy dan Green Pakcoy memberikan respon yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman sawi Pakcoy. Interaksi antara Nutrisi dengan varietas Pakcoy, menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan sawi Pakcoy.  Hasil terbaik interaksi   nutrisi diperoleh antara AB mix dengan  varietas White Pakcoy, POC Biogan dengan Green Pakcoy, POP Supernasa dengan White Pakcoy. Sedangkan interaksi verietas dengan nutrisi hasil terbaik diperoleh antara semua varietas pakcoy dengan nutrisi AB Mix.