Claim Missing Document
Check
Articles

PEMILIHAN PEMAIN TERBAIK FUTSAL DENGAN METODE SIMPLE MULTI ATTRIBUTE RATING TECNIQUE, STUDI KASUS: TURNAMEN FUTSAL DI SAMARINDA Hatta, Heliza Rahmania; Gunawan, Budi; Khairina, Dyna Marisa
Jurnal Informatika Vol 11, No 1 (2017): Januari
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.107 KB) | DOI: 10.26555/jifo.v11i1.a4679

Abstract

Salah satu peran Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dibidang olahraga yaitu untuk pemilihan pemain terbaik futsal dalam turnamen di Samarinda. Sistem ini mengimplementasikan metode SMART (Simple Multi Attribuet Rating Technique). SMART menggunakan linear additive model untuk meramal nilai setiap alternatif. SMART lebih banyak digunakan karena kesederhanaanya dalam merespon kebutuhan pembuat keputusan dan caranya menganalisa respon. Ada beberapa kriteria yang menjadi bahan pertimbangan dalam memilih pemain terbaik antara lain kontribusi kepada tim berupa gol, jumlah pelanggaran, sikap, dan dapat menjadi panutan dalam tim. SPK yang nantinya akan membantu panitia memilihi pemain terbaik dalam jumlah yang banyak dengan hasil perhitungan yang akurat, serta akan memberikan rekomendasi kepada panitia untuk mengetahui pemain yang tepat untuk menjadi pemain terbaik dalam suatu turnamen di Samarinda.  Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Pemain Terbaik, SMART
PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BOTTOM ASH P L T U DENGAN BIOMASSA CANGKANG KOPI Gunawan, Budi; Slamet, Sugeng
Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer Vol 6, No 2 (2015): JURNAL SIMETRIS VOLUME 6 NO 2 TAHUN 2015
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.289 KB) | DOI: 10.24176/simet.v6i2.464

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah membuat biobriket dari bottom ash limbah batu bara PLTU PT Pura Barutama dengan biomassa cangkang kopi. Pengujian yang akan dilakukan meliputi; kadar karbon, kandungan sulfur oksida, kadar abu dan airnya. Metode pembuatan dengan mencampur bottom ash dengan bomassa cangkang kopi menggunakan pengikat tetes tebu. Variasi perbandingan antara bottom ash dan biomassa adalah; 50:50, 60:40 dan 70:30. Pengujian kadar karbon dan kandungan sulfur oksida menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope). Hasil pengujian menggunakan menunjukkan pada komposisi bottom ash yang sedikit bisa menaikkan kadar karbon dan menurunkan kandungan sulfur oksida. Kadar karbon naik rata-rata 7.25%. Pada pengujian kadar air naik rata-rata 3.93%. Sedangkan pengujian kadar abu menunjukkan kenaikan rata-rata 11.09% Kata kunci: cangkang kopi, karbonisasi, biomassa, biobriket, bottom ash.
KARAKTERISASI SENSOR SALINITAS MENGGUNAKAN ARDUINO UNO Rozaq, Imam Abdul; Setyaningsih, Noor Yulita; Gunawan, Budi; Wijaya, Rachmawan
Proceeding SENDI_U 2019: SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU DAN CALL FOR PAPERS
Publisher : Proceeding SENDI_U

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.856 KB)

Abstract

Salinitas perairan berpengaruh langsung terhadap kehidupan organisme. Setiap organisme memiliki ambang toleransi salinitas yang berbeda, misalnya benih ikan betutu berada pada ambang toleransi 3 ppt dan benih ikan nila pada ambang 10-15 ppt Perubahan salinitas yang ekstrim, berdampak pada kerusakan ekosistem maka perlu pengukuran salinitas secara kontinyu, sehingga kami akan membuat judul tentang “Karakterisasi Sensor Salinitas Menggunakan Arduino Uno”. Metode yang digunakan adalah Research and Developmentm (RnD). Hasil Penelitian ini adalah nilai korelasi yang dihasilkan adalah 0,7, persamaan yang dihasilkan adalah y=122.79x+1165.5 dan tingkat akurasi dari alat ini adalah 90,26%
PERBANDINGAN NILAI KALOR BIOBRIKET YANG TERBUAT DARI BOTTOM ASH LIMBAH PLTU DAN BIOMASSA CANGKANG KOPI DENGAN VARIASI KOMPOSISI DAN JENIS PENGIKAT YANG BERBEDA Gunawan, Budi; Slamet, Sugeng; Syahroni, Ahmad
TEKNIK Vol 36, No 2 (2015): (December 2015)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.222 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v36i2.8688

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat biobriket dari bahan bottom ash limbah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan biomassa cangkang kopi dengan zat pengikat tetes tebu serta menguji nilai kalor yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah; pembuatan biobriket dengan memvariasi komposisi antara bottom ash dengan biomassanya serta zat pengikat yang berbeda. Variasi komposisi antara biomassa cangkang kopi dengan bootom ash yang digunakan adalah 60% : 40% dan 70% : 30%, sedangkan bahan perekatnya menggunakan tetes tebu dan tepung kanji. Pengujian yang dilakukan adalah menguji nilai kalor dari biobriket yang dihasilkan menggunakan alat uji calloriboom. Dari hasil pengujian didapatkan biobriket dengan komposisi 70% biomassa cangkang kopi dan 30% bottom ash dengan pengikat tetes tebu mempunyai nilai kalor yang paling tinggi dibandingkan dengan komposisi dan pengikat yang lain dengan nilai kalor yang dihasilkan yaitu 2496,18 kal/gr. Nilai kalor ini dipengaruhi oleh kandungan karbon aktif yang terdapat pada arang cangkang kopi dan besar kecilnya kandungan carbon, oxygen dan ash yang dimiliki, semakin tinggi kandungan carbon dan oxygen maka makin tinggi pula nilai kalor yang kandungan kalor yang terdapat pada jenis perekat tetes tebu lebih tinggi dari pada tepung kanji. [Title: Comparison of Calorific Value of Biobriket Made of Bottom Ash Waste and Biomass Plant Shell Coffee by Varying Composition and Types of Binder] This study is aimed to make biobriket of bottom ash material waste biomass power plant and different binder of coffee shell (molasses) as well as measuring the calorific value. The method in this study are by manufacturing biobricket by varying the composition of bottom ash with biomass and different binder. Biomass composition variation of the shell coffee and bottom ash are 60%:40% and 70%:30%. The binder used are molasses and starch. This experiment was carry out by measuring the calorific value of produced biobricket. From results, the biobricket with a composition of 70% biomass and 30% coffee shell bottom ash and molasses binder has the highest calorific value in comparison to other binder composition. The calorific value is 2496.18 cal/g. This calorific value is influenced by the content of activated carbon contained in charcoal shell of coffee and size of the content of carbon, oxygen and ash. Increased calorific values between the molasses and starch binders suggested that the calorific value of product when using molasses binder is higher than that of starch.
BIOBRIKET CAMPURAN BOTTOM ASH BATU BARA LIMBAH PLTU DAN BIOMASSA MELALUI PROSES KARBONISASI SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN Slamet, Sugeng; Gunawan, Budi
Prosiding SNATIF 2016: Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Informatika
Publisher : Prosiding SNATIF

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Batu bara masih merupakan bahan bakar unggulan sebagai sumber energi bagi sejumlah pembangkitan listrik/power plant di Indonesia. Ada beberapa keunggulan yang dimilikinya, selain ketersediaannya yang melimpah, proses produksi yang relatif sederhana, harga murah juga memiliki nilai panas yang sangat tinggi untuk jenis antrasite. Indonesia sebagai negara tropis juga kaya akan sumber energi hayati berupa biomassa yang dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai macam bahan bakar baik padat, gas maupun cair. Salah satunya adalah produk energi biomassa berupa biobriket.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa potensi limbah biomassa dengan bottom ash dengan beberapa komposisi terhadap sifat fisis dan kimia yang dimiliki, untuk referensi sebagai bahan bakar padat alternatif. Metode penelitian yang dilakukan adalah mengolah campuran bottom ash di PLTU Tanjung Jati Kabupaten Jepara jenis sub bituminous yang dikombinasi dengan beberapa biomassa melalui proses karbonisasi. Biomassa yang digunakan meliputi tempurung kelapa, cangkang buah kopi dan cangkang kapuk. Biomassa dan bottom ash yang telah dibuat serbuk, selanjutnya dilakukan proses kompaksi dengan tekanan kompaksi 4 : 2. Komposisi biomassa dan bottom ash terdiri 50 : 50 ; 60 : 40 ; 70 : 30 dalam prosen berat. Pengujian yang dilakukan dari biobriket campuran bottom ash dan biomassa ini adalah komposisi senyawa, kadar air, kadar abu terhadap nilai teoritis batu bara jenis bituminous.. Hasil pengujian menggunakan SEM-EDS menunjukkan pengurangan prosen berat bottom ash menaikkan kadar carbon dan menurunkan senyawa SOx pada semua komposisi biobriket. Kadar carbon campuran bottom ash dengan biomassa arang tempurung kelapa naik rata-rata 10,95%, arang cangkang kopi 7.25% dan arang cangkang kapuk 15.0%. Sedangkan senyawa sulfur oksida (SOx) pada biobriket menunjukkan prosentase berbeda, komposisi terendah pada campuran biobriket 60 : 40 biomassa tempurung kelapa. Kadar air campuran bottom ash dengan biomassa tempurung kelapa naik rata-rata 2.68%, cangkang kulit kopi 3.93% dan cangkang kulit kapuk 2.75%. Sedangkan kadar abu biomassa tempurung kelapa naik rata-rata 11.41%, cangkang kulit kopi 11.09% dan cangkang kulit kapuk 9.13%. Penambahan biomassa pada biobriket meningkatkan kadar abu hingga 15%. Kata kunci : biomassa, bottom ash, biobriket, kadar air, kadar abu
PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN DAERAH PENGHASIL KELAPA KOPYOR UNGGULAN DI KABUPATEN PATI Supriyo, Hadi; Nugraha, Fajar; Solekhan, Solekhan; Gunawan, Budi
Prosiding SNATIF 2017: Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan informatika (BUKU 1)
Publisher : Prosiding SNATIF

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakLetak geografis kabupaten Pati yang berada dilereng gunung muria yang langsung berhubungan dengan pantai pesisir utara Jawa menjadikan mayoritas daerah di kabupaten Pati beriklim laut. Dengan memiliki iklim laut, salah satu tanaman khas di kabupaten Pati yang dapat tumbuh dengan baik adalah pohon kelapa kopyor. Berdasarkan potensi tersebut penelitian ini bertujuan untuk mendesain sistem pendukung keputusan yang digunakan dalam menentukan daerah penghasil kelapa kopyor di kabupaten Pati. Sistem pendukung keputusan ini menggunakan metode Simple Additive Weighting. Metode iini menerapkan kriteria keuntungan (benefit) dan kriteria biaya (cost). Kriteria keuntungan (benefit) diterapkan ketika sebuah kriteria lebih mempertimbangkan aspek keuntungan yang maksimal. Kriteria tersebut digunakan dalam data jumlah kelapa kopyor yang dihasilkan oleh setiap kecamatan. Kriteria biaya (cost) diterapkan ketika sebuah kriteria lebih mempertimbangan aspek biaya, dalam konsep ini digunakan untuk data luas daerah setiap kecamatan di kabupaten Pati. Hasil penelitian ini adalah sistem pendukung keputusan untuk menentukan daerah penghasil kelapa kopyor unggulan di kabupaten Pati. Kata kunci: kelapa kopyor, sistem pendukung keputusan, simple additive weighting.
APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM E-NOSE Gunawan, Budi; Sudarmadji, Arief
Prosiding SNATIF 2017: Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan informatika (BUKU 1)
Publisher : Prosiding SNATIF

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPada penelitian ini akan dirancang sistem electronic nose (penciuman elektronik) menggunakan program kecerdasan buatan Jaringan Syaraf Tiruan (Neural Network). Sistim e-nose yang akan dibuat menggunakan sensor dari bahan polimer. Jenis polimer yang akan digunakan terdiri dari 4 jenis, yaitu; polyethylene glycol (PEG) 6000, PEG200, PEG20M, dan PEG1450 . Bahan polimer ini dicampur dengan karbon aktif sehingga menjadi bahan komposit polimer-karbon. Penggunaan bahan komposit polimer-karbon sebagai sensor gas karena sifat unik dari bahan tersebut, yaitu mempunyai resistansi tertentu apabila terpapar jenis gas tertentu. Resistansi ini berbeda untuk tiap jenis polimer dan tiap jenis gas yang dideteksi. Berdasar sifat unik tersebut, muncul ide untuk menggabungkan beberapa sensor dari beberapa jenis polimer menjadi deret sensor yang secara bersama-sama digunakan sebagai ‘indra’ dalam sistem pendeteksi. Penggabungan beberapa sensor tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan pola tegangan keluaran dari sensor apabila terpapar suatu jenis gas tertentu, sehingga setiap gas akan mempunyai pola tegangan yang unik juga. Dengan pola tegangan tersebut akan di belajarkan ke program kecerdasan buatan, yang dalam penelitian ini digunakan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. Alat ini akan diujikan pada pendeteksian kandungan bahan pengawet berbahaya pada makanan, yaitu formalin. Sampel bahan makanan yang akan diuji terdiri dari 3 jenis, yaitu tahu, mie dan bakso. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa sistem yang dibuat mempunyai keakuratan dalam mendeteksi kandungan formalin dalam bahan makanan sebesar 75% .  Kata kunci: sensor, polimer, deteksi, formalin, jaringan syaraf tiruan
Pelatihan Perhitungan Harga Pokok Produksi Bagi UMKM Kabupaten Pati Mulyani, Sri; Gunawan, Budi; Nurkamid, Mukhamad
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 02 (2021): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v4i02.4526

Abstract

The confusion of UMKM (Micro, Small and Medium Enterprises) in Pati Regency is quite visible when asked about determining the selling price of the products produced. The confusion is due to not knowing for sure how much the cost of goods manufactured is formed on the products that have been produced. This service activity aims to provide training to MSMEs in Pati Regency in determining the cost of production for the products that have been produced, so that MSMEs can determine the selling price which will have an impact on the profits or losses of MSMEs in Pati Regency. There are three methods used in this service activity, namely the lecture method, the discussion method, and the simulation method. The results of this service activity provide understanding to Pati Regency SMEs in calculating the cost of production. This level of understanding can be seen in the discussion method and the simulation method. In the discussion method, many participants actively asked questions about material that they did not understand, this showed that the enthusiasm of the participants for the training in calculating the cost of production was quite high. At the time of the simulation method for calculating the cost of production all involved and from the results of the presentation of each group all were able to determine the cost of production for the products they produced.  AbstrakKebingungan UMKM (Usaha Mikro Kecil  Menengah) Kabupaten Pati cukup terlihat Ketika ditanya mengenai penentuan harga jual produk yang dihasilkan. Kebingungan tersebut dikarenakan tidak tahu pasti berapa harga pokok produksi yang dibentuk pada produk yang telah dihasilkannya. Kegiatan pengabdian ini bertujuan memberikan pelatihan kepada UMKM Kabupaten Pati dalam menentukan harga pokok produksi atas produk yang telah dihasilkan, sehingga UMKM dapat menentukan harga jual yang akan berdampak pada laba atau rugi UMKM Kabupaten Pati. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini ada tiga yaitu metode ceramah, metode diskusi, dan metode simulasi. Hasil kegiatan pengabdian ini memberikan pemahaman kepada UMKM Kabupaten Pati dalam menghitung harga pokok produksi. Tingkat pemahaman tersebut dapat dilihat pada metode diskusi dan metode simulasi. Pada metode diskusi banyak peserta yang aktif bertanya atas materi yang belum dipahami, hal ini menunjukkan semangat peserta terhadap pelatihan perhitungan harga pokok produksi cukup tinggi. Pada waktu metode simulasi perhitungan harga pokok produksi semua terlibat dan dari hasil presentasi masing-masing kelompok semua dapat menentukan harga pokok produksi atas produk yang dihasilkannya.
MOS gas sensor of meat freshness analysis on E-nose Budi Gunawan; Salman Alfarisi; Gunanjar Satrio; Arief Sudarmaji; Malvin Malvin; Krisyarangga Krisyarangga
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Vol 17, No 2: April 2019
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/telkomnika.v17i2.11787

Abstract

The high demand of meat causes the seller mix the fresh and not-fresh meat. Electronic nose was used to detect the quality of the meat quickly and accurately. This research is proposed to test and analyze the sensitivity of MOS sensor in the electronic nose and simulate it using Matlab to identify meat classification using neural network. Test parameters based on Indonesian National Standard (SNI 3932-2008) requirement on the quality of carcass and meat. In this simulation, the number of neurons in the hidden layer was varied to find the most accurate identification. The sensitivity analysis of the MOS sensor was conducted by testing the meat sample aroma, calculate the sensitivity, identify the formation of input, hidden layer, outputs, and simulate the result of the varied formation. Then, found the number of the most optimal neurons. The result of the data training will be applied to the real instrument.
Planning of Energy Saving with Cogeneration System Imam Abdul Rozaq; NYD Setyaningsih; Budi Gunawan
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Vol 16, No 3: June 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/telkomnika.v16i3.5651

Abstract

PT Dua Kelinci is one of the largest food industries in Pati Regency one of whose products is egg peanut which needs huge electric and heat energy so that energy saving needs to be done. One of the efforts of energy saving is by conducting cogeneration (merging between electric and heat). This research started from a data collection, i.e. finding out the need of electricity and heat in the process of egg-peanut manufacture by a cogeneration technology at PT Dua Kelinci. The research method includes technical analysis and economic analysis. From the technical analysis, it is found that the electric energy saving by using cogeneration 103.680 kW and the heat energy saving is 4,075 TJ/year. From the economic analysis it is seen that before using cogeneration the cost that should be expended is USD 75.209,61 while after using cogeneration the cost is USD 60.6014,04 therefore from the economic aspect there is energy saving as much as USD 15.19,57/year.