nFN Hadiatmi
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Jl. Tentara Pelajar No. 3A, Bogor 16111 Telp. (0251) 8337975; Faks. (0251) 8338820

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Keragaman Karakter Morfologis Garut (Marantha arundinaceae L.) Tintin Suhartini; nFN Hadiatmi
Buletin Plasma Nutfah Vol 17, No 1 (2011): June
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/blpn.v17n1.2011.p12-18

Abstract

Morphological Characteristics Variability of Arrowroot (Marantha arundinaceae L.). The arrowroot has been recognized by most society member of Indonesia as a source of potential foodstuf. The arrowroot has low glicemic index, and high carbohydrate content, high quality of flour and can replace position of wheat flour as food material and industry. Evaluation and characterization are needed to get informations of superior characteristic of arrowroot as source of genetic variability to develop promising new arrowroot varieties. The result showed that the morphological characteristic of 20 arrowroot accecions were not different on the qualitative characteristics. The characteristics of leaf colour, stem and stalk leaf colour, and white colour of tuber were not different among arrowroot accecions. The quantitative characteristics of tuber or rhizomes type (tuber length and tuber circle), plant height, number of tiller/hill, total leaf/main stem, leaf length and leaf width among accecions had low variability. The tuber weight per hill had positive correlation with plant height, number of leaf, tuber length and tuber circle and negative correlation with leaf length, leaf width and stalk length leaf. AbstrakGarut (Marantha arundinaceae L.) merupakan sumber pangan yang potensial bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Garut memiliki indeks glikemik rendah dan kandungan karbohidrat tinggi. Tepung garut dapat menggantikan terigu sebagai bahan makanan dan industri. Evaluasi dan karakterisasi garut perlu dilakukan untuk memperoleh informasi sifat-sifat unggul untuk dapat digunakan dalam perakitan varietas unggul. Hasil evaluasi 20 aksesi garut yang dikarakterisasi menunjukan tidak ada perbedaan morfologis sifat kualitatif. Warna daun, pelepah dan tangkai daun, bentuk daun, bentuk dan warna umbi memiliki kesamaan antaraksesi. Karakter kuantitatif pada bentuk umbi (panjang dan lingkar umbi), tinggi tanaman, jumlah anakan/rumpun, jumlah daun pada batang utama, panjang dan lebar daun antar aksesi plasma nutfah garut memiliki keragaman yang sempit. Hasil analisis menunjukkan bahwa bobot umbi per rumpun berkorelasi positif dengan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang, lingkar umbi, dan berkorelasi negatif dengan panjang daun, lebar daun, dan panjang tangkai daun.
Keragaman Karakter Morfologi Tanaman Ganyong Tintin Suhartini; nFN Hadiatmi
Buletin Plasma Nutfah Vol 16, No 2 (2010): December
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/blpn.v16n2.2010.p118-125

Abstract

Morphological Characteristics Variability of Canna (Canna edulis Ker.). Edible canna (Canna edulis) is the potential source of foodstuf. Edible canna have high carbohydrate and nutritions. The starch of edible canna can be exploited as a food materials and for industry. Evaluation and characterization were needed to get informations on characters of edible canna for genetic variability to improve edible canna varieties. Indonesian Center for Agricultural Biotechnology Research and Development has two groups edible canna collection, they are red edible canna and the white one. The result showed that morphological characters of 27 edible canna accessions were not different in their qualitative characteristics. Similarly in their 23 white edible canna have no difference qualitative characters. The red edible canna having red color on part of shoot, while in white edible canna having green color. The tuber of red edible canna having pink color and white color for white edible canna. The different were in the flower of white edible canna, there were 17 accessions having yellow color and 6 accessions having orange color. The quantitative characters of flowering, leaf length, leaf width, total leaf and leaf stalk length have low variability (<10%). The characters of number of tiller per hill, tuber weight per hill and plant hight have high coeficient variability with the range of 14-21%. The tuber weight per hill had negative correlation with stalk length leaf and number of tiller/hill. AbstrakGanyong (Canna edulis) merupakan sumber pangan potensial dengan kandungan karbohidrat dan gizi tinggi. Tepung ganyong bermutu tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan industri. Evaluasi dan karakterisasi ganyong perlu dilakukan untuk memperoleh informasi sifat-sifat unggul ganyong dengan tujuan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keragaman genetik varietas ganyong. Plasma nutfah ganyong yang dikoleksi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian ada dua kelompok, yaitu ganyong merah dan ganyong putih. Hasil evaluasi dan karakterisasi terhadap 27 aksesi ganyong merah tidak terdapat perbedaan morfologis sifat kualitatif antar aksesi. Demikian juga pada 23 aksesi ganyong putih. Pada ganyong merah, bagian tajuk didominasi oleh warna merah, sedangkan ganyong putih didominasi warna hijau. Umbi ganyong merah berwarna merah muda dan ganyong putih berwarna putih. Perbedaan terdapat pada warna bunga, 17 aksesi ganyong putih berwarna kuning dan enam aksesi warna orange. Keragaman karakter morfologis sifat kuantitatif ganyong merah dan ganyong putih rendah (<10%), yaitu pada umur berbunga, panjang daun, lebar daun, panjang tangkai daun, dan jumlah daun. Nilai koefisien keragaman yang tinggi terdapat pada karakter jumlah anakan, bobot umbi, dan tinggi tanaman dengan kisaran 14-21%. Bobot umbi per rumpun berkorelasi negatif dengan panjang tangkai daun dan jumlah anakan per rumpun.
Perbanyakan Bibit Stek Umbi dan Uji Adaptabilitas Plasma Nutfah Garut (Marantha arundinaceae L.) nFN Sutoro; nFN Hadiatmi
Buletin Plasma Nutfah Vol 17, No 1 (2011): June
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/blpn.v17n1.2011.p1-11

Abstract

Multiplication of Propagated Tuber and Adaptability Test of Arrowroot Germplasm. Increasing arrowroot production needs technology production and variety suitable to the plant environment. Production constraints for arrowroot are seedling (stolon and tuber) limitation of cultivars adapted to the production area. Experiment had been carried out by using two factors (seedling source and variety) planted under randomized complete block design, three replications to study their germination capability. Three parts of seedlings source (tip, middle and basal part of tuber, 2 buds each) as first factor, and 10 varieties as second factor. Effect of seedling (stolon and tuber) of arrowroot and variety (10 accessions) were tested to study their adaptability had been done in 3 locations (Bogor, Cianjur and Serang). Seedling were planted at 50 cm x 40 cm, one row for each treatment. Tip-part and base-part of tuber showed better germination than middle-part of arrowroot tuber. There were effect of genotypic and environment interaction to tuber and starch yield. Accession No. 27 (Tasikmalaya), No. 28 (Gunung Kidul), No. 29 (Garut), No. 58 (Karawang), No. 387 (Banjarnegara), No. 403 (Banyumas), No. 478 (Brebes), dan No. 625 (Cilacap) could be categorized as stabil, while No. 626 (Cilacap) was more responsive while No. 627 (Malang) less responsive to environment changes. AbstrakPeningkatan produksi garut memerlukan teknik budi daya dan varietas yang sesuai dengan lingkungan tumbuh tanaman. Salah satu kendala dalam peningkatan produksi garut adalah sulitnya mendapatkan bibit dalam jumlah relatif banyak dan terbatasnya varietas yang cocok di daerah pengembangan. Percobaan telah dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap dengan perlakuan dua faktor, dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah stek umbi dengan dua mata tunas pada bagian ujung, tengah, dan pangkal. Faktor kedua adalah 10 aksesi garut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui adaptabilitas 10 aksesi plasma nutfah garut, dilaksanakan di tiga lokasi, yaitu di Bogor, Pacet, dan Serang. Bibit ditanam dengan jarak 60 cm x 40 cm, satu baris tanaman tiap perlakuan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa persentase stek umbi yang tumbuh pada bahan pangkal dan ujung lebih tinggi daripada stek umbi bagian tengah. Aksesi No. 27 (Tasikmalaya), No. 28 (Gunung Kidul), No. 29 (Garut), No. 58 (Karawang), No. 387 (Banjarnegara), No. 403 (Banyumas), No. 478 (Brebes), dan No. 625 (Cilacap) dapat dikategorikan stabil, sedangkan aksesi No. 626 (Cilacap) lebih responsif, dan aksesi No. 627 (Malang) kurang responsif terhadap perubahan lingkungan.