Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Profil Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berupa Soal Cerita Berdasarkan Newman’s Error Analysis (NEA) Ditinjau dari Gender Alfiyan Nur Faiz Septian; Lilik Ariyanto; Dewi Wulandari
Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 4, No 2 (2022): Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/imajiner.v4i2.8894

Abstract

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran penting dalam bidang pendidikan. Kemampuan matematika siswa dapat diketahui melalui pemberian soal dalam bentuk soal cerita. Namun kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal dalam bentuk soal cerita diketahui masih tinggi. Adanya kesulitan yang dialami siswa dapat menimbulkan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Untuk itu dilakukan analisis untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dengan Newman’s Error Analysis yang ditinjau dari gender. Subjek penelitian berjumlah empat siswa masing-masing dua siswa untuk siswa laki-laki dan siswa perempuan dikelas VIII MTs Asy-Syarifah Mranggen melalui teknik pengumpulan data tes tertulis dan tes wawancara dari data yang diperoleh dilakukan analisis dengan tringulasi teknik untuk menemukan kesalahan siswa berdasarkan kesalahan membaca, kesalahan pemahaman, kesalahan transformasi, kesalahan keterampilan proses, dan kesalahan pengodean. Hasil penelitian menunjukkan setiap subjek baik laki-laki maupun perempuan dalam menyelesaikan soal cerita banyak melakukan kesalahan. Subjek laki-laki melakukan kesalahan pada kesalahan membaca, kesalahan pemahaman, kesalahan transormasi, kesalahan keterampilan, dan kesalahan pengodean. Sedangkan untuk siswa perempuan melakukan kesalahan pada kesalahan membaca, kesalahan pemahaman, dan kesalahan transformasi.
PROFIL BERPIKIR VISUAL SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DITINJAU DARI MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Asiva Cahya Kusuma; Sunandar Sunandar; Dewi Wulandari
Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 2, No 3 (2020): Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/imajiner.v2i3.6120

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir visual siswa kelas VIII dalam pemecahan masalah matematis ditinjau dari media pembelajaran di SMP N 9 Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 9 Semarang Tahun Ajaran 2018/2019. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Sehingga ada 6 siswa yang memiliki kemampuan berpikir visual sedang dan tinggi dalam media pembelajaran berupa video pembelajaran, power point, dan alat peraga. Penentuan kemampuan berpikir visual tersebut didapat dari angket yang diisi oleh siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tertulis dan wawancara. Keabsahan data menggunakan triangulasi dengan membandingkan data tertulis dan wawancara yang diperoleh di waktu yang berbeda. Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penatikan kesimpulan. Kerangka analisis dikembangkan oleh peneliti berdasarkan indikator berpikir visual menurut Bolton dan tahapan pemecahan masalah menurut Polya. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Media pembelajaran berupa video pembelajaran berperan paling baik dibanding power pointdan alat peraga dalam menunjang proses berpikir visual siswa, (2) Representasi visual sangat berperan dalam proses pemecahan masalah matematis, terutama pada tahap merencanakan pemecahan, (3) Pada video pembelajaran, siswa berkemampuan berpikir visual sedang dan tinggi memiliki perbedaan pada tahap merencanakan pemecahan. Sedangkan pada power point, siswa berkemampuan berpikir visual sedang dan tinggi memiliki perbedaan pada tahap merencanakan pemecahan dan memeriksa kembali jawaban yang diperoleh. Sementara itu, pada alat peraga, siswa berkemampuan berpikir visual sedang dan tinggi hanya memiliki kesamaan pada tahap memahami masalah.
Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dalam Memecahkan Masalah Matematika Kontekstual pada Siswa Kelas VIII Ditinjau dari Gaya Kognitif Rizal Syekhudin; Supandi Supandi; Dewi Wulandari
Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 4, No 2 (2022): Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/imajiner.v4i2.8981

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis dalam memecahkan masalah matematika kontekstual pada siswa kelas kelas VIII ditinjau dari gaya kognitif Field Independent (FI) dan gaya kognitif Field Dependent (FD). Penelitian ini dilakukan siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Slawi pada kelas VIII G yang terdiri dari empat siswa, dua subjek dengan gaya kognitif Field Dependent dan dua siswa dengan gaya kognitif Field Independent. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Siswa dengan gaya kognitif Field Dependent subjek cenderung hanya memenuhi satu dari tiga aspek dalam indikator berpikir kreatif yaitu aspek kefasihan. Sehingga subjek berada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif ke 1 (kurang kreatif). Sedangkan siswa dengan gaya kognitif Field Independent cenderung memenuhi tiga aspek dalam indikator berpikir kreatif yaitu kefasihan, kelenturan dan kebaruan. Sehingga subjek berada pada tingkat kemampuan berpikir kreatif ke 4 (sangat kreatif).
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif Nenny Kusuma Wardhani; Rasiman Rasiman; Dewi Wulandari
Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 3, No 1 (2021): Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/imajiner.v3i1.6902

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa SMP dalam menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif Field Independent dan Field Dependent pada materi bangun ruang sisi datar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Keling Jepara tahun ajaran 2020/2021. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes, wawancara, dan dilengkapi dengan dokumentasi sehingga semua kegiatan dapat terekam dengan baik. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi metode. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan gaya kognitif Field Independent mampu memenuhi semua indikator berpikir kritis FRISCO (Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity, and Overview), sedangkan siswa dengan gaya kognitif Field Dependent hanya dapat memenuhi dua dari enam indikator yaitu Focus dan Reason.
Penggunaan Structural Equation Modeling (SEM) untuk Mengetahui Pengaruh Kebiasaan Mengakses Media Sosial terhadap Minat Belajar Siswa Elfitri Lidwina Praditasari; Agung Handayanto; Dewi Wulandari
Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1, No 6 (2019): Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/imajiner.v1i6.4858

Abstract

Minat belajar merupakan hal yang memiliki peran penting dalam tinggi rendahnya hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecanduan mengakses media sosial terhadap minat belajar siswa SMA Negeri 11 Semarang. Mengakses media sosial merupakan salah satu dari sekian banyak kemungkinan yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling. Variabel laten dalam penelitian ini adalah kecanduan media sosial (x) dan minat belajar (y) sedangkan variabel teramati dalam penelitian ini adalah semua indikator dari masing-masing variabel laten yang terdirin dari 8 variabel teramati untuk variabel laten kecanduan media sosial (x) dan 6 variabel teramati untuk variabel laten minat belajar (y). Sehingga total variabel laten adalah 14 sehingga jumlah sampel minimal yang harus peneliti ambil adalah 14 x 10 = 140 sampel. Pengambilan sampel menggunakan Teknik simple random samplingyang melibatkan 202 siswa sebagai sampel, jumlah ini sudah memenuhi minimal jumlah sampel yang peneliti tentukan. Dalam penelitian ini diperoleh model yang cukup baik dilihat dari setiap uji kecocokan kecocokan model pengukuran dan Uji Kecocokan Model Struktural. Dalam penelitian ini peneliti menghapus 3 variabel teramati. Dari hasil estimasi disimpulkan bahwa kecanduan media sosial memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap minat belajar siswa SMA Negeri 11 Semarang. Dimana semakin tinggi siswa kecanduan mengakses media sosial akan berpengaruh pada rendahnya minat belajar siswa, begitupun sebaliknya. 
Pengembangan Media Berbasis Android dengan Fitur Augemented Reality Menggunakan Pendekatan Etnomatematika Materi Bangun Ruang Sisi Datar Di SMP Anwar Fauzi; Achmad Buchori; Dewi Wulandari
Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 3, No 6 (2021): Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/imajiner.v3i6.7911

Abstract

Pemanfaatan teknologi android dalam bidang pendidikan dimana  selama ini hanya dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi, atau sekedar hiburan. Oleh karenanya peneliti melakukan peneltian yang bertujuan mengembangkan media pembelajaran berbasis android menggunakan Augmented Reality dengan pendekatan etnomatematika pada materi bangun ruang sisi datar yang layak digunakan dan mengetahui hasil belajar siswa. Metode yang digunakan yaitu Prosedural yang terdiri dari 7 tahap yaitu Potensi Masalah, Pengungumpulan Data, Desain Produk, Revisi Produk, Ujicoba Produk, Revisi Produk. Analisis data dilakukan dengan uji normalitas, homogenenitas, uji t dan uji ketuntasan belajar. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) presentase validasi ahli media sebesar 86,67%, ahli materi 71,4% dan ahli desain pembelajaran 80% dengan kriteria masing-masing baik. (2) hasil uji kepraktisan berdasarkan respon siswa diperoleh presentase sebesar 89,06 % dengan kategori sangat baik. (3) data dari lapangan menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang memperoleh media pembelajaran berbasis android menggunakan Augmented Reality dengan pendekatan etnomatmatika lebih baik di banding dengan siswa yang menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah (pembelajaran konvensional).
STRUCTURAL EQUATION MODELING SEBAGAI MATERI UNTUK PENGEMBANGAN MODUL MATA KULIAH KOMPUTASI STATISTIK Dewi Wulandari; Yanuar Hery Murtianto
Jurnal Ilmiah Teknosains Vol 3, No 1/ Mei (2017): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.755 KB) | DOI: 10.26877/jitek.v3i1/ Mei.1392

Abstract

Dalam SEM (Structural Equation Modeling) terdapat salah satu teknik analisis yaitu analisis faktor konfirmatori atau CFA (Confirmatory Factor Analysis). Analisis ini digunakan untuk menganalisis variabel-variabel terobservasi yang akan dikumpulkan ke dalam faktor-faktor yang saling independen satu sama lain. Sehingga analisis ini sering digunakan untuk mengonfirmasi apakah data yang dihasilkan dari kuesioner cukup mewakili untuk menjawab pertanyaan peneliti. Misalnya beberapa pertanyaan dalam kuesioner apakah cukup menggambarkan kemarahan seseorang, kepedulian seseorang dll. Data yang dihasilkan dari jawaban responden atas pertanyaan dalam kuesioner disebut variabel terobservasi, sedangkan kemarahan, kepedulian dll disebut sebagai faktor atau variabel laten. Dalam penelitian  ini dilakukan studi kasus yang diambil dari data simulasi. Data simulasi ini berupa 6 pertanyaan kuesioner di mana pertanyaan 1-3 merupakan faktor-faktor yang akan digunakan untuk mengukur variabel laten 1, pertanyaan 4-6 merupakan faktor-faktor yang akan digunakan untuk mengukur variabel laten 2 dan pertanyaan 7-9 merupakan faktor-faktor yang akan digunakan untuk mengukur variable laten 3. Dari hasil output LISREL faktor tidak dapat mewakili variabel laten karena nilai chi-square output lebih besar dibandingkan chi-square tabel dengan derajat bebas 24 dan alpha 0.05.
Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) untuk Memperkaya Hasil Penelitian Pendidikan Sutrisno Sutrisno; Dewi Wulandari
AKSIOMA : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2018): AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/aks.v9i1.2472

Abstract

MANOVA merupakan solusi teknik analisis data kuantitatif bagi peneliti di dunia pendidikan yang ingin mengamati hasil belajar peserta didik dalam rangka menerapkan prinsip kebulatan dalam Kurikulum 2013 (prinsip evaluasi hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor). MANOVA mampu mengungkapkan perbedaan yang tidak ditampilkan ANOVA secara terpisah, sehingga dapat meningkatkan kesempatan untuk menemukan perubahan sebagai akibat dari perlakuan yang berbeda dan interaksinya. Dengan demikian, temuan hasil penelitian akan semakin kaya dan sangat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Terdapat dua model analisis variansi yaitu model overparameterized dan model rerata sel. Model rerata sel memberikan pendekatan sederhana dan tidak ambigu, yang dapat digunakan pada data seimbang atau data tidak seimbang. Model ini menggunakan kontras untuk menyatakan efek utama dan interaksi. Uji persyaratan MANOVA meliputi uji normalitas multivariat dengan uji Mardia dan uji homogenitas matriks kovariansi dengan uji Box’s M. Terdapat beberapa statistik uji MANOVA yaitu Wilks’ Lambda, Pillai, Lawley-Hotelling, dan Roy’s Largest Root. Ketika hipotesis nol MANOVA ditolak, maka dilanjutkan ANOVA pada setiap variabel terikat. Apabila hipotesis nol ANOVA ditolak dan variabel bebas memiliki lebih dari dua nilai, maka dilakukan uji post hoc dengan metode Scheffe’. Prosedur ini menjaga taraf kesalahan α. Uji komparasi rerata antar sel tidak dapat dilakukan secara langsung menggunakan General Linear Model (GLM) pada SPSS. Prosedur yang dapat dilakukan adalah memanipulasi data dengan merubah kondisi eksperimentasi menjadi nilai-nilai yang dianggap satu variabel bebas, sehingga dapat dianalisis dengan One-Way ANOVA atau GLM. Kesulitan analisis multivariat pada perhitungannya yang terlalu rumit, sudah terpecahkan dengan adanya software statistik yang semakin canggih.Kata kunci: MANOVA, analisis multivariat, memperkaya hasil, penelitian pendidikan
Pengaruh Gaya Belajar, Waktu Pembelajaran dan Suasana Kelas Terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa Farich Akbar; Sudargo Sudargo; Dewi Wulandari
Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 2, No 4 (2020): Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/imajiner.v2i4.6123

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif survey yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Gaya Belajar, Waktu Pembelajaran dan Suasana Kelas terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa di SMA Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stuctural Equation Modeling. Variabel laten dalam penelitian ini adalah Gaya Belajar (X1), Waktu Pembelajaran (X2), Suasana Kelas (X3) dan Motivasi Belajar Matematika Siswa (Y1) sedangkan variabel teramati dalam penelitian ini adalah semua indikator dari masing-masing variabel laten. Penentuan sampel menggunakan tekanik purposive samplingi yang melibatkan 351 siswa sebagai sampel. Dalam penelitian diperoleh model yang baik dengan menghapus 23 variabel teramati dan melakukan penambahan kovarian diantara dua variabel teramati. Estimasi dilakukan sebanyak 4 kali yang dapat disimpulkan bahwa gaya belajar dan suasana kelas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar matematika siswa sedangkan waktu pembelajaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar matematika siswa. Model menunjukkan parameter koefisien pengaruh sebesar -0,09 untuk gaya belajar terhadap motivasi belajar matematika siswa, 0,22 untuk waktu pembelajaran terhadap motivasi belajar matematika siswa dan 0,12 untuk suasana kelas terhadap motivasi belajar matematika siswa. Dari hasil estimasi juga dapat disimpulkan bahwa gaya belajar, waktu pembelajaran dan suasana kelas memiliki pengaruh yang sigifikan sebesar 8,8% terhadap motivasi belajar matematika siswa.
Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Ditinjau Dari Self-Regulated Learning Ambar Rahmawati; Muhtarom Muhtarom; Dewi Wulandari
Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 3, No 6 (2021): Imajiner: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/imajiner.v3i6.8005

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal matematika ditinjau dari self-regulated learning. Metode yang digunakan adalah diskriptif kualitatif. Subjek yang diambil adalah tiga siswa kelas XI TB1 SMKN 1 Kalinyamatan dengan tingkat self-regulated learning tinggi, sedang, dan rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek dengan self-regulated learning tinggi memenuhi semua indikator berpikir kreatif, yaitu fluency, flexibility, originality, dan elaboration; subjek dengan self-regulated learning sedang memenuhi tiga indikator berpikir kreatif, yaitu flexibility, originality, dan elaboration; subjek dengan self-regulated learning rendah memenuhi dua indikator berpikir kreatif, yaitu flexibility dan originality.