Ali Mustofa
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 41 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Segmentasi Citra Digital Dengan Menggunakan Algoritma Watershed dan Lowpass Filter Sebagai Proses Awal Pramuda Akariusta Cahyan; Muhammad Aswin; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (820.146 KB)

Abstract

Segmentasi pada citra digital adalah sebuah proses untuk memisahkan sebuah obyek dari background atau latar, sehingga obyek tersebut dapat diproses untuk keperluan yang lain. Seiring dengan berkembangnya teknologi pada aplikasi yang memproses citra digital maka proses segmentasi menjadi semakin diperlukan. Hasil dari segmentasi juga harus semakin akurat karena jika hasil segmentasi tidak akurat, maka akan mempengaruhi hasil proses selanjutnya. Secara umum proses segmentasi terbagi menjadi tiga bagian yaitu berdasarkan klasifikasi, berdasarkan tepi dan berdasarkan daerah. Pada tugas akhir ini digunakan metode segmentasi yang menghasilkan segmentasi obyek berdasar daerah obyek tersebut dengan menggunakan algoritma watershed. Penggunaaan segmentasi watershed ini dapat menghasilkan suatu hasil yang dapat memisahkan obyek sekalipun tepi antar obyek bersambungan. Tetapi pada penggunaan algoritma watershed terdapat kelemahan yaitu terjadi segmentasi yang berlebihan. Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan pre processing dengan menggunakan lowpass filter untuk mengurangi kelebihan segmentasi. Kata kunci – Segmentasi, Watershed, Lowpass Filter, Citra Digital.
RANCANG BANGUN RECTIFIER ANTENNA MIKROSTRIP UFO PADA FREKUENSI ULTRA WIDEBAND (UWB) SEBAGAI PEMANEN ENERGI ELEKTROMAGNETIK Irfan Mujahidin; Rudy Yuwono; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Antena penyearah (rectifier antenna) adalahsuatu antena yang diintegrasikan dengan sebuahrangkaian rectifier yang memiliki kemampuan untukmengkonversi gelombang RF menjadi tegangan DC.Antena mikrostrip pada rectenna dapat berfungsi sebagaimenangkap gelombang elektromagnetik kemudian diubahmenjadi gelombang AC yang nantinya oleh rectifier akandidaur ulang lagi menjadi gelombang DC. Konsep daurulang gelombang elektromagnetik ini dapat diaplikasikanpada frekuensi 1650 – 2700 MHz, yang kemudianfrekuensi tersebut nantinya akan diubah untukmenghasilkan gelombang DC yang dapat diukur menjadisebuah tegangan. Untuk membuat sebuah rectenna yangmampu bekerja pada frekuensi 1650 – 2700 MHz, makaperlu dirancang sebuah antena mikrostrip dan rangkaianrectifier yang mampu bekerja pada frekuensi tersebut.Perancangan dimensi antena mikrostrip diperoleh melaluiperhitungan dan optimasi serta dilakukan simulasi, danperancangan komponen rangkaian rectifier diperolehmelalui simulasi rangkaian. Fabrikasi antena mikrostripini menggunakan bahan Phenolic White Paper – FR4dengan konstanta dielektrik (εr) = 3,9.Kata Kunci: Rectenna, Antena, Rectifier, Ultra Wideband
ANALISIS PENGARUH SUDUT POINTING ANTENA TERHADAP QUALITY Of SERVICE (QoS) VARIAN REAL TIME POLLING SERVICE (RTPS) PADA WiMAX 802.16D Rama Whidi Whiska; ali Mustofa; Rusmi Ambarwati
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) IEEE 802.16d merupakan salah satu teknologi yang mampu memberikan data secara cepat dan efisien secara nirkabel. Dalam implementasinya, WiMAX memiliki kekhawatiran apakah perubahan sudut pointing pada antena penerima mempengaruhi coverage area sehingga sinyal yang diterima oleh antena penerima menjadi lemah dan performansi menjadi terganggu dengan cara melihat 4 parameter yaitu signal to noise ratio, throughput, delay dan packet loss. Sudut pointing antena penerima akan dirubah secara mekanik (manual). Hasil penelitian menunjukan untuk nilai throughput pada perubahan sudut pointing antena dengan sudut elevasi cenderung stabil dengan nilai 0,292 sampai 0,293 ms, sedangkan untuk data dengan sudut azimuth nilai tebesar 0,385 Mbit/s di sudut 0° dan nilai terkecil 0,311 Mbit/s. Nilai packet loss pada perubahan sudut pointing antena dengan sudut elevasi cenderung stabil dengan nilai 0 sampai 0,08%, sedangkan untuk data dengan sudut azimuth memiliki nilai terbesar 1,03 % dan nilai terkecil 0 %. Menurut standar TIPHON 2012, nilai packet loss pada sudut azimuth dan elevasi tergolong dalam kategori baik Nilai delay cenderung stabil pada data dari hasil pengukuran dengan sudut elevasi dengan nilai 11,64 sampai 11,65 ms. Sedangkan, nilai delay terbesar pada perubahan sudut pointing antena dengan sudut azimuth 19,56 ms di sudut 0° dan terkecil 15,87 ms di sudut 180°. Semua data nilai delay tergolong dalam kategori baik menurut ITU-T G.114 bahwa nilai delay yang baik. Nilai signal to noise ratio (SNR) terbesar terdapat pada sudut 0° di sudut azimuth dengan nilai 31,73 dB dan 0° di sudut elevasi dengan nilai 28,5 dB.Kata Kunci – WiMAX 802.16d, sudut pointing antena, QoS, live streaming
ANALISIS PENGARUH INTERFERENSI ANTAR WLAN 802.11N TERHADAP KUALITAS LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN DAN KANAL YANG SAMA Farhan Abdilla Leksananda; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 6, No 7 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

This study discusses the effect of inter-WLAN 802.11n interference on the quality of streaming video services on the same network and channel in the hope that the quality obtained is very good so that it can be enjoyed by users of this service.Video quality is influenced by various factors, one of which is the absence of interference from other networks that interfere with the network that is being used. A good video, can not be separated from Quality of service when sending data (video streaming). This research was conducted by calculating 3 Quality of service (QoS) parameters, namely delay, throughput, and pakcet loss. Data retrieval is done with variations of the interference channel, starting from channels 1, 3, 6, 8, and 11, with the interference distance of 5 meters from the access point. The test results of each Quality of service parameter prove that if the interference uses a different channel with an access point channel, the quality of service will be better. Data results in accordance with ITU-T G.114 standard for delay that is <150 ms and packet loss probability <10%. Service quality is quite bad based on ITU-T G.1010, if the interference uses the same channel as the network used, because the value of packet loss is> 10% and the delay value is> 150ms. The results of data throughput prove that the greater the difference in channel interference with the access point channel, the greater the throughput value. Keywords – WLAN Channel, WLAN 802 .11n, Video Streaming, Quality of service (QoS).Abstrak — Penelitian ini membahas tentang Pengaruh Interferensi Antar WLAN 802.11n Terhadap Kualitas Layanan Streaming Video pada jaringan dan kanal yang sama dengan harapan kualitas yang didapatkan sangat baik sehingga dapat dinikmati oleh pengguna layanan ini. Kualitas video yang baik dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah tidak adanya interferensi jaringan lain yang mengganggu jaringan yang sedang digunakan. Video yang baik, tidak lepas dari Quality of service saat pengiriman data (video streaming). Penelitian ini dilakukan dengan menghitung 3 parameter Quality of service (QoS) yaitu delay, throughput, dan pakcet loss. Pengambilan data dilakukan dengan variasi dari kanal penginterferensinya, mulai dari kanal 1, 3, 6, 8, dan 11, dengan jarak penginterferensi yaitu 5 meter dari access point. Hasil pengujian dari setiap parameter Quality of service membuktikan bahwa jika penginterferensi menggunakan kanal yang berbeda dengan kanal access point, maka kualitas layanan akan lebih baik. Hasil data sesuai dengan standar ITU-T G.114 untuk delay yaitu < 150 ms dan probabilitas packet loss <10%. Kualitas layanan cukup buruk berdasarkan ITU-T G.1010, jika penginterferensi menggunakan kanal yang sama dengan jaringan yang digunakan, karena didapatkan nilai packet loss >10% dan nilai delay > 150ms. Hasil data throughput membuktikan bahwa semakin besar selisih kanal penginterferensi dengan kanal access point, maka nilai throughput akan semakin besar. Kata Kunci – Kanal WLAN, WLAN 802.11n, Video Streaming, Quality of service (QoS).
ANALISIS PEAK TO AVERAGE POWER RATIO (PAPR) SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS (SC-FDMA) PADA LONG TERM EVOLUTION (LTE) Inge Vestika Sari; Rudy Yuwono; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.483 KB)

Abstract

Single Carrier Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA) merupakan bentuk modifikasi dari pendahulunya yaitu Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA). SC-FDMA mewarisi kelebihan-kelebihan yang dimiliki OFDMA, namun SC-FDMA memiliki suatu kelebihan yang tidak dimiliki oleh OFDMA yaitu nilai Peak to Average Power Ratio (PAPR) yang lebih rendah. Peak to Average Power Ratio (PAPR) adalah suatu performansi yang digunakan untuk menentukan indikasi efisiensi daya dari suatu transmitter. Semakin rendah nilai PAPR maka efisiensi daya yang dihasilkan adalah semakin tinggi. Analisis yang dilakukan adalah perbandingan nilai PAPR pada sistem SC-FDMA, yang mana pada SC-FDMA terdapat tiga metode pemetaan subcarrier yaitu, Interleaved-FDMA, Distributed-FDMA, dan Localized-FDMA. Simulasi dilakukan pada ketiga jenis pemetaan subcarrier pada SC-FDMA. Dari hasil simulasi matematis didapatkan hasil bahwa pada Interleaved-FDMA memiliki nilai PAPR yang paling rendah jika dibandingkan dengan Localized-FDMA dan Distributed-FDMA. Jika dibandingkan dengan PAPR yang menggunakan pulse shaping, pada saat diaplikasikan raised cosine filter, niali PAPR IFDMA tanpa penggunaan pulse shaping adalah sebesar 0 dB untuk teknik modulasi QPSK, 3.718 dB untuk 16-QAM, dan 4.897 dB untuk 64-QAM. Sedangkan saat diaplikasikan root raised cosine filter, nilai PAPR IFDMA tanpa penggunaan pulse shaping adalah sebesar 0 dB untuk teknik modulasi QPSK, 3.792 dB untuk 16-QAM, dan 4.916 dB untuk 64-QAM.Kata Kunci - Distributed-FDMA, Interleaved-FDMA, Localized-FDMA, Peak to Average Power Ratio (PAPR), Single Carrier Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA).
ANALISIS KUALITAS LAYANAN 4G LTE MENGGUNAKAN METODE DRIVE TEST DI KAWASAN WISATA PANTAI KUTA KABUPATEN BADUNG Ferio Rachman; Ali Mustofa; Primatar Kuswiradyo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantai kuta merupakan kawasan wisata yang terletak di Kabupaten Badung. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, tingkat kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Badung selalu meningkat dari tahun ke tahun. Akibatnya semakin banyak wisatawan yang datang, semakin besar pula beban trafik suatu jaringan yang akan berpengaruh terhadap kualitas layanan 4G LTE. Untuk mengetahui kualitas suatu layanan 4G LTE dapat diketahui dengan cara mengukur nilai RSRP dan RSRQ. Untuk mengetahui nilai RSRP dan RSRQ secara riil dapat dilakukan pengukuran langsung dengan metode drive test. Drive test dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi TEMS Pocket. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran nilai RSRP dan RSRQ yang nantinya akan dibandingkan dengan KPI. Dari data hasil yang didapatkan nilai rata-rata RSRP di kawasan wisata pantai kuta Kabupaten Badung masuk dalam kategori baik, dan nilai rata-rata RSRQ di kawasan wisata pantai kuta Kabupaten Badung masuk dalam kategori normal. Nilai RSRP dan RSRQ yang tidak signifikan bagus, masih bisa dimaksimalkan lagi untuk memiliki kriteria sangat bagus sesuai standar KPI. Kata Kunci: 4G LTE, drive test, RSRP, RSRQ, KPI   ABSTRACT Kuta Beach is a tourist area located in Kabupaten Badung. According to the Badung Regency Central Bureau of Statistics, the level of visits of tourists visiting Kabupaten Badung has always increased from year to year. As a result, the more tourists who come, the greater the traffic load of a network that will affect the quality of 4G LTE services. To find out the quality of a 4G LTE service can be known by measuring the value of RSRP and RSRQ. To find out the real value of RSRP and RSRQ, direct measurement can be done using the drive test method. Drive tests can be done using the TEMS Pocket application. In this study, the RSRP and RSRQ values ​​were measured which will be compared with KPI. From the results of the data obtained the average RSRP value in the tourist area of ​​Kuta Beach in Kabupaten Badung in the good category, and the average value of RSRQ in the tourist area of ​​Kuta Beach in Kabupaten Badung in the normal category. The insignificant RSRP and RSRQ values ​​are good, they can still be maximized to have very good criteria according to KPI standards. Keywords : 4G LTE, drive test, RSRP, RSRQ, KPI .
Perancangan Rectenna (Rectifier Antenna) Sebagai Pengubah Daya Elektromagnetik Menjadi Output DC Pada Frekuensi Wifi 2.4 Ghz Ahmad Fauzi; Rudy Yuwono; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.966 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang perancangan dan pembuatan rectenna (rectifier antenna) sebagai pengubah daya elektromagnetik menjadi output DC yang bekerja pada frekuensi wifi 2.4 Ghz. Pemanenan energi ini merupakan salah satu alternatif konversi energi, di mana melalui proses ini dapat menghasilkan daya listrik yang dapat digunakan pada perangkat yang membutuhkan daya yang kecil. Dalam proses perancangan dan pembuatan rectenna ini dilakukan simulasi dengan menggunakan software Multisim 11 untuk mengetahui kinerja dan daya yang dihasilkan dari rectenna. Rangkaian rectifier yang digunakan dalam rectenna ini adalah Double diode rectifier (Voltage Doubler). Pada rangkaian rectifier ini menggunakan dua buah diode schottky tipe HSMS-2820. Dari hasil pengujian tegangan keluaran rectenna dengan menggunakan function generator paling tinggi yaitu 1.19 V.Kata Kunci Rectifier, Gelombang Mikro, Output DC
GAIN CONTROL ADAPTIF UNTUK CITRA DENGAN KARAKTERISTIK RENTANG DINAMIS TINGGI Dimas Anggara Hadiutomo; Muhammad Aswin; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 5 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Gain Control adaptif untuk citra dengankarakteristik rentang dinamis tinggi bertujuan untukmerancang dan mengimplementasikan algoritma yangbertujuan untuk memperbaiki kualitas citra.Metode Gain Control menggunakan local neighboringuntuk memfilter tiap pixel dan medeteksi artefact yanghadir pada citra HDR. Untuk menentukan hasil kualitasoutput, dibutuhkan variasi input untuk variabel radiuspada local neighboring.Dengan nilai input radius yang yang dilakukan untukmenentukan hasil citra output terbaik, metode gaincontrol akan mampu menghapus artefact danmenurunkan nilai pixel ekstrim terang rata-rata sebesar50 nilai matriks pada citra JPEG 8 bit.Kata Kunci— HDRI, Gain Control.
ANALISIS PERFORMANSI VIDEO ON DEMAND (VOD) PADA JARINGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) MENGGUNAAN MEDIA SERAT OPTIK Keynan Haqie; Sholeh Hadi Pramono; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Jaringan Virtual Local Area Network (VLAN) merupakan suatu broadcast domain yang dibuat pada sebuah manageable switch dan memakai sebuah subset dari port fisik pada switch. Layanan Video On demand (VOD) adalah kegiatan streaming. Sistem kerja dari VoD adalah file video disimpan dalam server dan pengguna dapat mengakses file tersebut. Kebutuhan bandwidth untuk melakukan streaming video cukup besar yaitu rata-rata 3 Mbps. Serat optik yang merupakan media transmisi yang memiliki bandwidth yang besar dan dapat memenuhi kebutuhan layanan VOD. Penelitian ini dilakukan dengan parameter yang digunakan untuk menentukan Quality of Service (QoS) layanan VOD pada jaringan VLAN menggunakan serat optik adalah delay, packet loss, dan throughput. Kualitas performansi layanan VOD pada jaringan VLAN dengan menggunakan serat optik sesuai dengan standar ITU-T G.1010, dengan menggunakan resolusi video 360p, 720p dan 1080p. Penelitian dilakukan dengan melakukan perancangan jaringan VLAN. Port pada switch akan dikonfigurasikan dengan menggunakan port VLAN. Segmen VLAN akan dijadikan dua, yaitu VLAN 1 dan VLAN 2. Hasil pengujian menunjukkan adanya perubahan ketika menggunakan jaringan VLAN dibandingkan dengan jaringan LAN walaupun tidak begitu besar pengaruhnya. Pengaruh besarnya resolusi terhadap QoS sangat berpengaruh, nilai throughput pada resolusi 360p, 720p, dan 1080p adalah 0,4124 Mbit/s, 1,34055 Mbit/s, dan 2,0596 Mbit/s. Nilai delay pada resolusi 360p, 720p, dan 1080p adalah 19,572 ms, 7,3275 ms, dan 4,96 ms. Nilai packet loss untuk semua resolusi berkisar 0 – 3% Berdasarkan rekomendasi standar packet loss ITU-T G.1010 untuk aplikasi streaming layanan VoD ini telah memenuhi standar.Kata Kunci – VLAN, VOD, QoS, ITU.
ANALISIS UNJUK KERJA QOS (QUALITY OF SERVICE) WLAN IEEE 802.11N TERINTERFERENSI WLAN IEEE 802.11G PADA KANAL YANG SAMA Raka Ekananda; Ali Mustofa; Sapriesty Nainy Sari
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas tentang analisis unjuk kerja jaringan WLAN 802.11n yang terinterferensi jaringan WLAN 802.11g dengan menyamakan kanal masing-masing jaringan dan dilakukan variasi jarak pada client dan server jaringan WLAN 802.11g. Penggunaan kanal frekuensi kerja yang sama dapat menimbulkan interferensi pada masing-masing jaringan. Pengujian dilakukan di dalam ruangan, dan penentuan kanal yang akan digunakan adalah kanal yang tidak terpakai pada area pengujian. Untuk mengetahui kanal berapa saja yang digunakan pada area pengujian. digunakan aplikasi bernama WiFi Analyzer. Pada penelitian ini, ada 3 parameter Quality of Service (QoS) yang digunakan yaitu delay, packet loss dan throughput. Parameter QoS digunakan untuk mengetahui adanya interferensi sinyal yang mempengaruhi kinerja jaringan WLAN 802.11n. Interferensi menyebabkan menurunnya kualitas kinerja jaringan ditandai dengan perubahan nilai delay, packet loss dan throughput jika dibandingkan dengan kondisi tanpa terinterferensi. Besar nilai delay, packet loss dan throughput tanpa ada interferensi adalah 2.46529 ms, 0% dan 6122 kbps. Nilai delay pada saat jarak penginterferensi 16m,12m,8m dan 4m sebesar 2,98222, 4,77618, 6,51603 dan 7,77462. Nilai packet loss pada saat jarak penginterferensi 16m,12m,8m dan 4m sebesar 0,23%, 1,03%, 1,87%, dan 2,93%. Sedangkan nilai throughput pada jaringan WLAN 802.11n pada saat jarak penginterferensi 16m,12m,8m dan 4m sebesar 5957,81 kbps, 5507,51 kbps, 4559,91 kbps dan 3153,44 kbps. Kata Kunci: WLAN 802.11, Interferensi, Quality of Service   ABSTRACT This research discuss about the analysis interference of  WLAN 802.11n toward WLAN 802.11g with equalize each frequency channel and doing variation on WLAN 802.11g client and server distance. Using same work frequency channel can cause interference each network. This research was conducted indoor and determine the channel that will be used is unused in the research area. In order to know what their used channel in research area is using WiFi Analyzer. This research is conducted by counting 3 parameters Quality of Service (QoS) that are delay, packet loss and throughput. The QoS parameter is used to determine signal interference that affects the performance of the WLAN 802.11n network.Interference causes a decrease in the quality of network performance characterized by changes in the value of delay, packet loss and throughput when compared to conditions without interference. The value of delay, packet loss and throughput without interference is 2.46529 ms, 0% and 6122 kbps.  The delay value when the interference distance is 16m, 12m, 8m and 4m is 2.98222, 4.77618, 6.51603 and 7.77462. The value of packet loss when the interference distance is 16m, 12m, 8m and 4m is 0.23%, 1.03%, 1.87%, and 2.93%. While the throughput value in WLAN 802.11n networks when the interfering distance is 16m, 12m, 8m and 4m is 5957,81 kbps, 5507,51 kbps, 4559,91 kbps and 3153,44 kbps. Keywords: WLAN 802.11, Interferensi, Quality of Service.