Rudy Yuwono
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 65 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

RANCANG BANGUN RECTIFIER ANTENNA MIKROSTRIP UFO PADA FREKUENSI ULTRA WIDEBAND (UWB) SEBAGAI PEMANEN ENERGI ELEKTROMAGNETIK Irfan Mujahidin; Rudy Yuwono; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Antena penyearah (rectifier antenna) adalahsuatu antena yang diintegrasikan dengan sebuahrangkaian rectifier yang memiliki kemampuan untukmengkonversi gelombang RF menjadi tegangan DC.Antena mikrostrip pada rectenna dapat berfungsi sebagaimenangkap gelombang elektromagnetik kemudian diubahmenjadi gelombang AC yang nantinya oleh rectifier akandidaur ulang lagi menjadi gelombang DC. Konsep daurulang gelombang elektromagnetik ini dapat diaplikasikanpada frekuensi 1650 – 2700 MHz, yang kemudianfrekuensi tersebut nantinya akan diubah untukmenghasilkan gelombang DC yang dapat diukur menjadisebuah tegangan. Untuk membuat sebuah rectenna yangmampu bekerja pada frekuensi 1650 – 2700 MHz, makaperlu dirancang sebuah antena mikrostrip dan rangkaianrectifier yang mampu bekerja pada frekuensi tersebut.Perancangan dimensi antena mikrostrip diperoleh melaluiperhitungan dan optimasi serta dilakukan simulasi, danperancangan komponen rangkaian rectifier diperolehmelalui simulasi rangkaian. Fabrikasi antena mikrostripini menggunakan bahan Phenolic White Paper – FR4dengan konstanta dielektrik (εr) = 3,9.Kata Kunci: Rectenna, Antena, Rectifier, Ultra Wideband
Peningkatan Daya Output MSOMR (Multi Switch Operating Mode Rectenna) pada Televisi dan Radio Berbasis Mikrokontroler ATmega328 Arbi Putra Kusuma; Rudy Yuwono
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 6, No 6 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Multi Switch Operating Mode Rectenna atau biasa disebut dengan MSOMR adalah sebuah metode pensaklaran otomatis pada rectenna. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang diteliti oleh Nada Kautsar, peningkatan daya keluaran dilakukan karena tegangan keluaran yang dihasilkan dari alat ciptaan Nada Kautsar terlampau kecil untuk dapat dimanfaatkan Peningkatan dilakukan dengan cara mengganti antenna yang akan digunakan untuk rangkaian rectifier, mengganti nilai kapasitor yang akan digunakan untuk rectenna yang baru, serta menambahkan rangkaian penguat instrumentasi agar hasil akhir dari keseluruhan rangkaian menjadi semakin besar. Kata Kunci : peningkatan tegangan keluaran, antena, kapasitor, rangkaian penguat instrumentasi. ABSTRACT Multi Switch Operating Mode Rectenna or commonly called the MSOMR is an automatic switching method on the rectenna. This research is the development of research examined by Nada Kautsar, the increase of output power is needed because the output voltage from Nada Kautsar is too small and cannot be use to utilize anything. The improvement is done by replacing the antenna to be used for the rectifier circuit, changing the capacitor value to be used for the new rectenna, and adding the instrumentation amplifier circuit, so that the result of the whole circuit becomes larger. Keyword : increased output voltage, antenna, capacitor, instrumentation circuit
BANDWIDTH ENHANCEMENT ON MICROSTRIP RECTANGULAR PATCH ANTENNA WITH ELECTROMAGNETIC BAND GAP STRUCTURE FOR WI-FI APPLICATION Gede Surya Adhi D.; Rudy Yuwono; Zuhairiah Binti Zainal Abidin
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.195 KB)

Abstract

Use of microstrip patch antenna is very popular, but microstrip patch antenna suffer from a number of disadvantages such as narrow bandwidth. In this paper, a planar Electromagnetic Band-Gap (EBG) structures are used for further enhances the antenna bandwidth. An inset rectangular patch antenna was designed to work with a design frequency of 2.4 GHz. To analyze the EBG properties, the suspended transmission line method is used. In order to bandwidth enhancement, 1x3 EBG array arrange on the same layer of antenna’s patch but the distance between patch and EBG were optimized. Simulation and measurement result are compared. In the end, it resulted the bandwidth of the rectangular microstrip antenna has increased 1.79 % noticeably by using the EBG structures for simulation result and increased 4.8 % for measurement result, and inclusion of EBG structure also improve gain as much as 0.345 dB and increase directivity of antenna 0,309 dBi. Application of EBG structure succeeds to increase the performance of antenna in simulation and measurement result respectively.Index term- microstrip patch antenna, planar Electromagnetic Band-Gap (EBG).
PERANCANGAN PERANGKAT MULTI SWITCH OPERATION MODE RECTENNA (MSOMR) UNTUK TELEVISI DAN RADIO BERBASIS MIKROKONTROLLER ATmega328 Nada Kautsar; Rudy Yuwono; Erfan Achmad Dahlan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses energy harvesting dapat dilakukan dengan berbagai cara. Rectenna merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan. Rectenna dapat mengkonversi gelombang elektromagnetik menjadi tegangan listrik. Penelitian ini membahas cara pensaklaran antara rectenna dengan tv dan radio yaitu dengan melalui multi switch operation mode rectenna. MSOMR bekerja dengan menggunakan sensor arus, rectenna dan mikrokontroller atmega328. Tv dan radio dihubungkan pada sensor arus yang berfungsi untuk mendeteksi tegangan sehingga dapat memicu Arduino untuk bekerja. Output dari sensor arus akan diteruskan ke Arduino dan output Arduino akan dihubungkan pada rectenna. Proses switching terjadi apabila mikrokontroller mendapatkan input dari sensor arus sehingga memicu Arduino untuk mengirimkan sinyal analog pada rectenna. Rectenna akan mati apabila Arduino mendapatkan informasi bahwa sensor arus menyala . Sebaliknya, rectenna akan menyala dengan nilai tegangan sebesar 47,6 mV apabila Arduino mendapatkan informasi bahwa sensor arus mati. Abstrak- The process of energy harvesting can be done in various ways. Rectenna is one of the alternatives that can be used. Rectenna can convert electromagnetic waves into electrical voltage. This research discusses how to switch between rectenna with tv and radio that is through multi switch operation mode rectenna. MSOMR works by using current sensors, rectenna and atmega328 microcontroller. The tv and radio are connected to a current sensor that detect the voltage so that it can trigger the Arduino to work. The output of the current sensor will be forwarded to the Arduino and the Arduino output will be connected to the rectenna. The switching process occurs when the microcontroller gets input from the current sensor so as to trigger the Arduino to transmit analog signals to the rectenna. Rectenna will be off when the Arduino gets the information that the current sensor is on. Instead, the rectenna will light up with a voltage value of 47.6 mV when the Arduino gets the information that the current sensor is off. Kata Kunci : Rectenna, TV, Radio, Switch, Tegangan Output DC
ANALISIS PEAK TO AVERAGE POWER RATIO (PAPR) SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS (SC-FDMA) PADA LONG TERM EVOLUTION (LTE) Inge Vestika Sari; Rudy Yuwono; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.483 KB)

Abstract

Single Carrier Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA) merupakan bentuk modifikasi dari pendahulunya yaitu Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA). SC-FDMA mewarisi kelebihan-kelebihan yang dimiliki OFDMA, namun SC-FDMA memiliki suatu kelebihan yang tidak dimiliki oleh OFDMA yaitu nilai Peak to Average Power Ratio (PAPR) yang lebih rendah. Peak to Average Power Ratio (PAPR) adalah suatu performansi yang digunakan untuk menentukan indikasi efisiensi daya dari suatu transmitter. Semakin rendah nilai PAPR maka efisiensi daya yang dihasilkan adalah semakin tinggi. Analisis yang dilakukan adalah perbandingan nilai PAPR pada sistem SC-FDMA, yang mana pada SC-FDMA terdapat tiga metode pemetaan subcarrier yaitu, Interleaved-FDMA, Distributed-FDMA, dan Localized-FDMA. Simulasi dilakukan pada ketiga jenis pemetaan subcarrier pada SC-FDMA. Dari hasil simulasi matematis didapatkan hasil bahwa pada Interleaved-FDMA memiliki nilai PAPR yang paling rendah jika dibandingkan dengan Localized-FDMA dan Distributed-FDMA. Jika dibandingkan dengan PAPR yang menggunakan pulse shaping, pada saat diaplikasikan raised cosine filter, niali PAPR IFDMA tanpa penggunaan pulse shaping adalah sebesar 0 dB untuk teknik modulasi QPSK, 3.718 dB untuk 16-QAM, dan 4.897 dB untuk 64-QAM. Sedangkan saat diaplikasikan root raised cosine filter, nilai PAPR IFDMA tanpa penggunaan pulse shaping adalah sebesar 0 dB untuk teknik modulasi QPSK, 3.792 dB untuk 16-QAM, dan 4.916 dB untuk 64-QAM.Kata Kunci - Distributed-FDMA, Interleaved-FDMA, Localized-FDMA, Peak to Average Power Ratio (PAPR), Single Carrier Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA).
Analisis Kinerja Antena Mikrostrip Rectangular Patch Double Slot pada Frekuensi 2,4 GHz Terhadap Perubahan Temperatur Joko Irawan Mumpuni; Rudy Yuwono; Muhammad Fauzan Edy Purnomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang pengaruh perubahan temperatur terhadap kinerja antena mikrostrip rectangular patch double slot. Penelitian dilakukan dengan cara simulasi dan pengukuran di laboratorium. Dimensi antena diperoleh melalui perhitungan dan optimasi yang kemudian disimulasikan menggunakan software CST Microwave Studio 2014. Antena tersebut didesain pada frekuensi 2,4 GHz dan berkerja optimal dalam kondisi lingkungan standar dengan suhu 300 ˚K (=27 ˚C). Antena juga disimulasikan dengan variasi temperatur yang ditentukan, yaitu pada suhu 20 ˚C, 27 ˚C, 30 ˚C, 40 ˚C, 50 ˚C. Fabrikasi antena mikrostrip menggunakan bahan FR4 dengan konstanta dielektrik (εr) = 3,9 sebagai substrat dan bahan elemen peradiasinya menggunakan tembaga. Pada pengukuran antena mikrostrip rectangular patch double slot juga diberikan variasi temperatur yang sama dengan simulasi. Perubahan temperatur mempengaruhi perluasan materi dan nilai konstanta bahan dielektrik (εr) antena yang dapat mengganggu stabilitas kinerja antena secara keseluruhan, termasuk turunnya nilai VSWR dan return loss.Berdasarkan hasil pengukuran, antena tersebut bekerja pada frekuensi 2,406 GHz, dengan rentang frekuensi 2,376 – 2,442 GHz sehingga lebar bandwidth 0,066 GHz, nilai return loss -35,773 dB, nilai VSWR 1,033075 dan nilai gain 3,55 dBi, untuk polarisasi antena memiliki polarisasi elips serta jenis pola radiasi directional dengan level daya terima horizontal dan vertikal yaitu -57,2 dBm dan -61.2 dBm pada suhu 27 ˚C. Pada range suhu 20 ˚C – 30 ˚C, antena masih dapat bekerja secara optimal dan cukup stabil, hanya saja mengalami sedikit perubahan. Tetapi pada saat suhu naik mencapai 40 ˚C – 50 ˚C, kinerja antena mengalami penurunan secara keseluruhan. Pada suhu 40 ˚C, frekuensi kerja antena berubah menjadi 2,388 GHz, range frekuensi yang dicakup antena juga mengalami perubahan, yaitu 2,367 – 2,415 GHz sehingga lebar bandwidth juga semakin sempit, yakni 0,048 GHz, nilai VSWR dan return loss semakin turun, yaitu 1,088871 dan -27,423 dB, nilai gain pun semakin kecil, 1,25 dBi. Pun juga pada suhu 50 ˚C frekuensi kerja antena menjadi 2,361 GHz dengan rentang frekuensi 2,337 – 2,376 GHz sehingga lebar bandwidth semakin sempit, yaitu 0,039 GHz, nilai VSWR dan return loss turun menjadi 1,278152 dan -18,266 dB, nilai gain semakin kecil, 0,45 dBi, sedangkan untuk polarisasi dan pola radiasi tidak mengalami perubahan dengan variasi temperatur, hanya nilai level daya terima antena menjadi semakin kecil ketika temperatur semakin tinggi.Kata Kunci: Antena Mikrostrip, Rectangular Patch, Variasi Temperatur
PENGARUH LEVEL DAYA RADIASI TERHADAP KANDUNGAN LEMAK, PROTEIN, DAN AIR TELUR BERDASARKAN BERAT DAN VOLUME Wina Safitri; Rudy Yuwono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Chicken egg is one of the highest nutrition food that is easy to find and processed. From an egg, there is high level of protein and fat. In this research, chicken eggs placed 0,5, 1, 2, 3, and 4 meters away from Wi-fi router. From the research, the highest power level is 15,417 watt with the value of electromagnetic field is 49,073 x 10-14 W/m2 from sample of chicken eggs that placed 0,5 meters from Wi-fi router. The water content of sample of chicken eggs that was free from electromagnetic radiation reduced 10,758 grams. The highest reduction of water content was from sample of chicken eggs with electromagnetics waves that  placed 0,5 meters away from Wi-fi router. The value of water, fat, and protein content reduction are 6,75 grams, 2,3493 grams, dan 2,5938 grams. Keywords: Eggs, Wi-fi, electromagnetics, power level, water, fat, protein. Abstrak – Telur ayam merupakan salah satu bahan makanan bergizi tinggi yang mudah didapat dan diolah. Dari sebutir telur didapatkan zat gizi yang cukup sempurna seperti protein dan lemak. Pada penelitian ini, diteliti pengaruh variasi level daya Wi-fi pada telur ayam dengan jarak 0,5, 1, 2, 3, dan 4 meter. Nilai level daya terbesar adalah 15,417 watt dengan intensitas radiasi 49,073 x 10-14 W/m2 pada sampel dengan jarak 0,5 meter dari router Wi-fi. Sampel telur ayam yang tidak terpapar radiasi mengalami penurunan kandungan air sebesar 10,758 gram. Pada sampel telur ayam yang terpapar radiasi, penurunan kadar air tertinggi terjadi pada jarak 0,5 meter yaitu sebesar 6,75 gram. Sedangkan penurunan kadar air terendah terjadi pada sampel telur ayam yang diletakan pada jarak 4 meter yaitu sebesar 1,224 gram. Penurunan kadar air pada telur ayam sangat mempengaruhi kadar lemak dan protein pada telur ayam. Pada sampel telur ayam yang terpapar radiasi, penurunan kadar air, lemak, dan protein tertinggi adalah 6,75 gram, 2,3493 gram, dan 2,5938 gram. Kata Kunci: Telur, Wi-fi, elektromagnetik, level daya, air, lemak, protein.
Perancangan Rectenna (Rectifier Antenna) Sebagai Pengubah Daya Elektromagnetik Menjadi Output DC Pada Frekuensi Wifi 2.4 Ghz Ahmad Fauzi; Rudy Yuwono; Ali Mustofa
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.966 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang perancangan dan pembuatan rectenna (rectifier antenna) sebagai pengubah daya elektromagnetik menjadi output DC yang bekerja pada frekuensi wifi 2.4 Ghz. Pemanenan energi ini merupakan salah satu alternatif konversi energi, di mana melalui proses ini dapat menghasilkan daya listrik yang dapat digunakan pada perangkat yang membutuhkan daya yang kecil. Dalam proses perancangan dan pembuatan rectenna ini dilakukan simulasi dengan menggunakan software Multisim 11 untuk mengetahui kinerja dan daya yang dihasilkan dari rectenna. Rangkaian rectifier yang digunakan dalam rectenna ini adalah Double diode rectifier (Voltage Doubler). Pada rangkaian rectifier ini menggunakan dua buah diode schottky tipe HSMS-2820. Dari hasil pengujian tegangan keluaran rectenna dengan menggunakan function generator paling tinggi yaitu 1.19 V.Kata Kunci Rectifier, Gelombang Mikro, Output DC
INTEGRASI RECTENNA UNTUK WI-FI, RECTENNA UNTUK RADIO, DAN RECTENNA UNTUK TELEVISI SECARA SERIAL UNTUK MEMANEN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Anjas Maulana; Rudy Yuwono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 7 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rectenna merupakan gabungan dari kata rectyfiing dan antenna yang merupakan alat untuk menangkap radiasi gelombang elektromagnetik dan dikonversi ke tegangan DC. Antena yang dipakai adalah antena mikrostrip Elliptical Shape on Star Patch pada frekuensi 2,4 GHz untuk Wi-Fi, antena monopole teleskopik dengan rentang frekuensi 88 MHz – 108 MHz untuk radio FM, antena yagi dengan rentang frekuensi 471,25 MHz – 855,25 MHz untuk televisi, dan rectifier yang dipakai adalah fullwave rectifier yang menggunakan dioda germanium glass tipe 1N60 sebanyak 4 buah. Rectenna ini kemudian disusun secara serial untuk mendapatkan tegangan keluaran yang lebih banyak dari pada sebuah rectenna, untuk mengetahui performansi rectenna maka dilakukan pengukuran rectenna dengan tegangan output dari masing-masing rectenna. Rectenna untuk wi-fi adalah 20,3 mV, kemudian rectenna untuk radio adalah 677 mV dan rectenna untuk televisi adalah 382,2 mV. Untuk meningkatkan tegangan pada output rectenna dilakukan penyusunan rangkaian secara seri dan didapatkan nilai dari masing-masing rectenna yang disusun seri, untuk rectenna wi-fi dan rectenna radio adalah 696 mV, untuk rectenna wi-fi dan rectenna televisi adalah 392,4 mV dan untuk rectenna radio dan televisi adalah 1072 mV. Kemudian untuk membuktikan tegangan akan bertambah ketika jumlah rangkaian seri ditambah didapatkan pada studi kasus ini dengan tiga sistem rectenna yang disusun seri memiliki tegangan untuk rectenna wi-fi, rectenna radio, dan rectenna televisi sebesar 1076 mV. Kata Kunci : Rectenna, Serial, Tegangan, Rectifier dan Antena.   ABSTRACT Rectenna is a combination of the words rectyfiing and antenna which is a tool to capture electromagnetic wave radiation and convert it to DC voltage. The antenna used is the Elliptical Shape on Star Patch microstrip antenna at 2.4 GHz for wi-fi, telescopic monopole antenna with a frequency range of 88 MHz - 108 MHz for FM radio, yagi antenna with a frequency range of 471.25 MHz - 855.25 MHz for television, and the rectifier used is a fullwave rectifier using 4 1N60 type germanium glass diodes. The rectenna is then arranged in series to get more power than a rectenna, to find out the performance of the rectenna then measuring the rectenna with the output of each rectenna. The rectenna for wi-fi is 20.3 mV, then the rectenna for radio is 677 mV and the rectenna for televisi is 382.2 mV. To increase the voltage at the rectenna output, the series is arranged in series and the values ​​of each rectenna arranged in series, for the wi-fi and radio rectenna are 696 mV, for the wi-fi rectenna and televisi rectenna is 392.4 mV and for radio and televisi rectenna is 1072 mV. Then to prove the voltage will increase when the number of series circuits is obtained in this case study with three rectenna systems arranged in series having a voltage for rectenna wi-fi, radio rectenna, and rectenna televisi of 1076 mV. Keywords: Rectenna, Serial, Voltage, Rectifier and Antenna.
PERANCANGAN PENYESUAI IMPEDANSI ANTARA ANTENA DAN RECTIFIER PADA RECTENNA DENGAN METODE SINGLE STUB FREKUENSI 2,4 GHz Haikal Islami; Rudy Yuwono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas perancangan penyesuai impedansi jenis single stub yang akan disisipkan pada saluran transmisi antena mikrostrip pada rectenna frekuensi 2,4 GHz. Perhitungan dimensi penyesuai impedansi stub didapatkan dengan menggunakan smith chart, dengan panjang aktual stub sebesar 7,57 mm dan jarak aktual stub sebesar 2,59 mm. Kemudian, dilakukan pengukuran VSWR, return loss, dan tegangan output terhadap dua jenis rectenna, yaitu rectenna tanpa stub dan dengan stub. Pada rectenna dengan stub, return loss dan VSWR didapatkan sebesar -21,8 dB dan 1,13 pada frekuensi 2,4 GHz. Sedangkan rectenna tanpa penyesuai impedansi mempunyai nilai return loss dan VSWR sebesar -15,1 dB dan 1,4. Pengukuran tegangan output pada kedua rectenna dengan memberikan variasi jarak pada transmitter dan rectenna, tegangan terbesar pada jarak 1 cm dari transmitter sebesar 5,4 mV yang dihasilkan rectenna dengan penyesuai impedansi. Tegangan terkecil pada jarak 10 cm sebesar 0,8 mV yang dihasilkan rectenna tanpa penyesuai impedansi. Abstrak- This research  discusses the design of a single stub type matching impedance that will be inserted in the mricrostip antenna transmission line of 2,4 GHz frequency rectena. Calculation of stub dimensions is obtained by using a smith chart, with the actual length of the stub at 7.57 mm and the actual distance of the stub at 2.59 mm. Then, VSWR, return loss, and output voltage measurements are carried out on two types of rectenna, namely rectenna without and with stub. The result of return loss and VSWR for rectenna with stub is -21.8 dB and 1.13 at the 2.4 GHz frequency. Meanwhile rectenna without stub have return loss and VSWR result is -15.1 dB and 1.4. Measurement of output voltage in both rectenna by giving a variation of the distance between the transmitter and rectenna, the largest voltage at a distance of 1 cm from the transmitter of 5.4 mV produced by the rectenna with mathcing impedance. The smallest voltage at a distance of 10 cm by 0.8 mV which is produced by the rectenna without matching impedance. Kata Kunci : rectenna, penyesuai impedansi, stub,tegangan output.