Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Sistem Monitoring pH dan Suhu Air Berbasis Internet of Things (IoT) Di Budidaya Ikan Koi Ijen Malang, Jawa Timur Rizki Novan Andiyansyah; Akhmad Zainuri; n/a Nurussa'adah
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKualitas air merupakan parameter utama dalam keberhasilan budidaya ikan koi. Tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan pada budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh kualitas air. Adanya perubahan suhu dan tingkat keasaman (pH), akan menyebabkan ikan koi menjadi stres dan mati. Suhu optimal untuk pertumbuhan ikan koi berkisar antara 25 – 30℃, sedangkan pH optimal berkisar antara 6,5-8,5.Sistem monitoring dilakukan dengan menggunakan sensor suhu dan sensor pH. Data pengukuran kualitas air ikan koi dari kedua sensor diukur secara real time menggunakan Internet of Things (IoT) untuk mendapatkan kualitas air yang baik sehingga didapatkan nilai suhu dan pH yang ideal. Dengan adanya Internet of Things (IoT), data dapat dikirim dan diterima dengan cepat, kurang lebih 0,5 detik dari pengirim ke penerima meskipun melalui jarak yang jauh selama terkoneksi dengan internet. Data tersebut kemudian dikirim menuju server Blynk yang selanjutnya dapat ditampilkan melalui aplikasi Blynk di Android. Bila kualitas air tidak sesuai, informasi akan dikirimkan kepada pembudidaya ikan koi ke smartphone Android melalui Telegram.Kata kunci: Kualitas Air, Ikan Koi, Suhu, pH, Internet of Thing (IoT)ABSTRACTWater quality is the main parameter in the success of koi fish farming. The survival and growth rates in fish farming are strongly influenced by water quality. A change in temperature and acidity (pH) will cause koi fish to become stress and die. The optimal temperature for koi fish growth ranges from 25-30 ℃, while the optimal pH ranges from 6.5-8.5.The monitoring system is carried out using a temperature sensor and a pH sensor. Koi fish water quality measurement data from the two sensors is measured in real time using the Internet of Things (IoT) to get good water quality so that the ideal temperature and pH values are obtained. With the Internet of Things (IoT), data can be sent and received quickly, in approximately 0.5 seconds from sender to receiver even though it is over long distances as long as it is connected to the internet. The data is then sent to the Blynk server which can then be displayed via the Blynk application on Android. If the water quality is not suitable, information will be sent to the koi fish cultivator to the Android smartphone via Telegram.Keywords: Water Quality, Koi Fish, Temperature, pH, Internet of Thing (IoT)
Pengembangan instrumen berbasis konduktivitas untuk mendeteksi cemaran pangan dalam produk pertanian Ani Mulyasuryani; Akhmad Zainuri
Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi Vol 8 No 2 (2016): Jurnal Otomasi Kontrol dan Instrumentasi
Publisher : Pusat Teknologi Instrumentasi dan Otomasi (PTIO) Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/joki.2016.8.2.9

Abstract

Salah satu cemaran pangan dalam produk pertanian adalah residu pestisida. Instrumen untuk mendeteksi kadar residu pestisida dapat dikembangkan dengan mengukur konduktivitas pestisida yang dihidrolisis secara enzimatis. Enzim diamobilkan pada suatu elektroda dalam sel konduktivitas, sehingga dapat dihasilkan konduktivitas larutan secara langsung. Berdasarkan hubungan linier antara konsentrasi pestisida dengan konduktivitas dapat dibuat instrumen yang menghasilkan data dalam satuan konsentrasi. Pestisida yang diuji adalah diazinon, malathion, profenofos dan klorpirifos. Variabel kinerja instrumen adalah ukuran elektroda, pH larutan uji, dan voltase. Kepekaan maksimum dihasilkan pada elektroda ukuran 1x5 mm2, pH larutan 8,5 dan voltase 100 mV. Instrumen ini dapat mengukur kadar pestisida pada kisaran 0 "“ 1000 ppb, dengan akurasi 86-100 %. 
Analisis Yuridis Penjatuhan Putusan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Narkotika Akhmad Zainuri
Jatiswara Vol 32 No 1 (2017): Jatiswara
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.011 KB) | DOI: 10.29303/jatiswara.v32i1.68

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana signifikasi dan faktor-faktor hukum bagi pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana dengan syarat bagi anak pelaku tindak pidana narkotika, guna memberikan keadilan dan kemanfaatan bagi anak yang berkonflik dengan hukum yang mencarinya dalam ruang persidangan. Berdasarkan kajian penulis terhadap putusan No. 5/Pid.Sus Anak/2015/PN. Stb dengan menggunakan pendekatan kasus (case approach) dalam memahami ratio legis dan ratio decidendi-nya, maka dapat disimpulkan beberapa hambatan hakim dalam menjatuhkan pidana bersyarat bagi anak pelaku tindak pidana narkotika. Anak sebagai salah satu subyek di dalam negara, turut mendapat perlindungan konstitusi tersebut. Artinya, negara dengan berdasarkan kewenangan dan kedudukannya memperhatikan secara seksama segenap fenomena yang meliputi kehidupan anak. Dimana negara lalu mengatur fenomena-fenomena tersebut dengan membuat suatu hukum sebagai aturan-aturan yang mengikat serta harus dipatuhi oleh setiap individu dalam masyarakat, sekaligus penerapan sanksi bagi yang melanggar aturan. Arti penting perlindungan hukum bagi anak dapat dipahami dari posisinya sebagai bagian dari generasi muda suatu bangsa yang memiliki potensi untuk memajukan bangsa kelak ketika dewasa. Anak perlu mendapat perlindungan dan pembinaan agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
DESAIN MONITORING PARAMETER SOLAR CELL Hilmi Nursyahir; Akhmad Zainuri; Rini Hasanah
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol. 10 No. 3 (2022):
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSel surya merupakan salah satu alat pembangkit listrik yang mengubah sinar matahari menjadi listrik untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan biasa digunakan di tempat yang sulit dijangkau oleh pembangkit listrik. Pada penelitian ini dibuat sebuah sistem untuk memonitor parameter dari sel surya dengan menggunakan mikrokontroler Arduino Uno. Selain itu juga terdapat pengujian dengan menyiram permukaan panel dengan air untuk mencari faktor suhu terhadap keluaran arus dan tegangan dari panel surya. Pengambilan data pada sistem monitoring dilakukan dengan cara mengambil 100 buah data setiap menit dari semua sensor, lalu dihitung rata-ratanya setiap 1 jam, selain itu pengambilan data pada saat penyiraman air dilakukan setiap 30 detik. Dari tiga percobaan dengan menyiramkan air pada permukaan panel saat kondisi panas, menunjukkan adanya penurunan suhu panel dari suhu maksimum berturut-turut 50.9°C - 36.57°C; 45.75°C – 36.85°C; 44.81°C – 39.04°C, serta kenaikan arus sebesar 0.17A; 0.1A; 0.09A, dan kenaikan tegangan sebesar 1.81V; 0.9V; 0.83V;. Kata Kunci: Sel Surya, Arduino UNO, Penyiraman Panel Surya
RANCANG BANGUN SISTEM BACKUP DAYA DAN PENDETEKSI GERAKAN TERINTEGRASI INTERNET OF THINGS UNTUK MESIN PENETAS TELUR AYAM Mohammad Hamadani; Akhmad Zainuri; Onny Setiawati
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol. 10 No. 3 (2022):
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenetasan telur umumnya dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin penetas telur. Namun dalampemakaian mesin penetas telur dibutuhkan suplai listrik agar mesin penetas telur bekerja, dan apabila peternakhendak memeriksa kondisi mesin, peternak harus datang melihat secara langsung. Ketika terjadi listrik padammaka mesin penetas telur akan mati sehingga mesin tidak bekerja, hal ini dapat memengaruhi penetasan telur.Untuk mencegah mesin penetas mati perlu diberi sumber listrik cadangan yang otomatis digunakan ketika sumberlistrik utama terputus. Sumber listrik cadangan yang digunakan pada penelitian ini adalah aki 12V 20Ah denganrangkaian automatic transfer switch (ATS) dengan tujuan agar mesin penetas telur akan secara otomatismenggunakan listrik dari aki saat terjadi listrik padam. Ketika memasuki hari ke 21 proses penetasan, peternakharus rutin memeriksa mesin penetas untuk memastikan adanya telur yang telah menetas. Untuk membantupeternak dalam mengetahui keberadaan anak ayam yang telah menetas, dibutuhkan sebuah sistem yang dapatmendeteksi adanya gerakan dari anak ayam dan dapat mengirimkan notifikasi kepada peternak dan mengirimkangambar anak ayam yang bergerak tersebut. Dari implementasi yang dilakukan didapatkan hasil bahwa mesinpenetas telur dengan total daya lampu pemanas 140W dapat menyala selama 3,5 jam (direkomendasikan hanya 3jam) dengan menggunakan sumber listrik dari aki 12V 20Ah. Selain itu sistem pendeteksi gerakan mampumendeteksi adanya gerakan dari anak ayam dan mengirimkan notifikasi beserta gambar kepada peternak denganbantuan bot Telegram. Namun terdapat kekurangan pada sistem pendeteksi gerakan ini, karena sistem mendeteksigerakan melalui image processing dengan metode background subtraction, maka adanya perubahan cahaya yangditangkap kamera dapat dianggap sebagai gerakan oleh sistem sehingga sistem dapat salah mengenali gerakan.Kata kunci: Automatic transfer switch, Bot Telegram, Image Processing, background subtraction.ABSTRACTHatching eggs is generally done by using the help of an egg incubator. However, in using an egg incubator,a power source is needed for the egg incubator to work, and if the farmer want to check the condition of themachine, the farmer must come to see it in person. When there is power outage, the egg incubator will turn off sothe machine doesn’t work, this can affect the hatching of eggs. To prevent the incubator from stop working, it isnecessary to provide a backup power source that is automatically used when the main power source is cut off.The backup power source used in this research is a 12V 20Ah battery with an automatic transfer switch (ATS)circuit with the aim that the incubator will automatically use electricity from the battery when there is a poweroutage. When entering the 21st days of the hatching process, farmer must routinely check the incubator to ensurethere are chicks that have hatched. To assist farmer in knowing the existance of hatched chicks, a system that candetect the movement of the chicks and can send notification and the picture of moving chicks to farmer is needed.From the implementation, it was found that the egg incubator with a total heating power of 140W can run for 3.5hours (recomended only for 3 hours) using a power source from a 12V 20Ah battery. In addition, the motiondetection system is able to detect the movement of chicks and send notification along with the image to farmerwith the help of the Telegram bot. However, there are weakness in this motion detection system, because thesystem detects the motion through image processing with the background subtraction method, any changes in thelight captured by the camera can be considered as motion by the system so that the system can misrecognizemovement.Keywords: Automatic transfer switch, Telegram bot, Image Processing, background subtraction
SISTEM MONITORING JARAK DEKAT DAN PENDETEKSI SUARA BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO NANO UNTUK MESIN PENETAS TELUR AYAM Muhammad Zein; Akhmad Zainuri; Onny Setyawati
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol. 10 No. 3 (2022):
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKAyam merupakan salah satu sumber protein yang murah dan mudah didapatkan oleh masyarakat Indonesia.Seiring perkembangan dan pertumbuhan penduduk Indonesia yang sangat pesat, hal ini berbanding lurus padatingkat konsumsi masyarakat pada daging khususnya pada kebutuhan daging ayam. Ayam dapatdikembangbiakkan dengan mudah oleh masyarakat biasa maupun peternak, untuk dapat menetaskan telur ayamdibutuhkan tempat dengan suhu dan kelembaban yang sesuai dengan telur ayam agar dapat menetas. Penetasantelur ayam membutuhkan waktu berkisar 18-21 hari, yang artinya telur ayam berada di dalam mesin penetas telurselama selang waktu tersebut dengan kondisi mesin penetas telur harus menjaga suhu dan kelembaban didalamnya. Pada sistem ini akan membaca nilai suhu dan kelembaban dari ruang penetasan dengan menggunakansensor DHT21, data suhu dan kelembaban tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk mengontrol aktuatorberupa relay yang terhubung pada bohlam. Hal tersebut bertujuan agar suhu pada ruang penetasan tetap terkontrolsesuai pada titik optimum untuk penetasan telur ayam yaitu pada suhu 37-40°C. Selain itu data suhu dankelembaban juga akan dikirimkan ke sistem IoT dan catu daya (melalui single board computer). Selain membacanilai suhu dan kelembaban di dalam ruang penetasan, sistem ini juga akan mendeteksi adanya suara ayam yangtelah menetas dengan bantuan dari modul voice recognition. Hasil pengujian secara keseluruhan selama 39 haripenelitian dilakukan perlakuan pada telur dengan memberikan set point temperatur pada 37°C-38°C. Penentuanset point temperatur tersebut didapatkan dari berbagai macam literatur yang mengatakan suhu dapat ditetapkanpada 35°C-40°C. Untuk tingkat kelembaban pada ruang mesin penetas telur didapatkan pada nilai 43,10%-47%RH tanpa memberikan perlakuan khusus seperti menambahkan mist maker maupun kipas. Pada kondisiumum untuk melakukan penetasan telur diharuskan memberikan perlakuan khusus kepada telur hingga hari ke 18dengan kelembaban 50%-55%RH dan 60%-65%RH pada hari ke 19-21. Melakukan rancangan monitoring untukmesin penetas telur dapat dilakukan dengan menggunakan sensor DHT21. Potensi penetasan telur ayammenggunakan mesin penetas telur ayam yang telah diteliti hanya sebesar 3.33% saja dari total 60 telur yangditetaskan. Jumlah kecil dari telur yang dapat ditetaskan dikarenakan terdapat error pada saat proses penetasan,jika tidak terdapat error maka jumlah telur yang menetas akan memiliki potensi yang lebih besar. Elechouse VoiceRecognition Module V3 dapat mengenali suara anak ayam, akan tetapi kemampuannya masih terbatas karenamodul hanya dapat mengenali 7 pola suara disaat bersamaan.Kata kunci: DHT21, Arduino Nano, Elechouse Voice Recognition Module V3.ABSTRACTChicken is one of the sources of protein that is cheap and easy to obtain by the people of Indonesia. Along withthe rapid development and growth of Indonesia's population, this is directly proportional to the level of publicconsumption of meat, especially the need for chicken meat. Chickens can be easily bred by ordinary people andbreeders, to be able to incubate chicken eggs, it takes a place with a temperature and humidity that is suitable forchicken eggs to hatch. Hatching of chicken eggs takes 18–21 days, which means that the chicken eggs are in theincubator during this time, with the condition that the incubator must maintain the temperature and humidity init. This system will read the temperature and humidity values from the hatchery using the DHT21 sensor, thetemperature and humidity data will be used as a reference to control the actuator in the form of a relay connectedto the bulb. It is intended that the temperature in the hatchery remains controlled according to the optimum pointfor hatching chicken eggs, which is at a temperature of 37–40°C. In addition, temperature and humidity data willalso be sent to the IoT system and power supply (via a single-board computer). In addition to reading thetemperature and humidity values in the hatchery, this system will also detect the sounds of hatching chickens withthe help of the voice recognition module. The overall test results for 39 days of the study were carried out on eggsby giving a temperature set point at 37°C–38°C. The determination of the temperature set point is obtained fromvarious literatures which says that the temperature can be set at 35°C–40°C. The humidity level in the eggincubator room was obtained at a value of 43.10%–47%RH without giving special treatment such as adding amist maker or fan. In general, conditions for hatching eggs require giving special treatment to eggs until day 18with a humidity of 50%–55%RH and 60%–65%RH on day 19–21. Carrying out monitoring designs for eggincubators can be done using the DHT21 sensor. The potential for hatching chicken eggs using a chicken eggincubator that has been studied is only 3.33% of the total 60 eggs hatched. The small number of eggs that can behatched is due to an error during the hatchin
DESAIN MONITORING PARAMETER SOLAR CELL Hilmi Nursyahir; Akhmad Zainuri; Rini Hasanah
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol. 10 No. 3 (2022)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSel surya merupakan salah satu alat pembangkit listrik yang mengubah sinar matahari menjadi listrik untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan biasa digunakan di tempat yang sulit dijangkau oleh pembangkit listrik. Pada penelitian ini dibuat sebuah sistem untuk memonitor parameter dari sel surya dengan menggunakan mikrokontroler Arduino Uno. Selain itu juga terdapat pengujian dengan menyiram permukaan panel dengan air untuk mencari faktor suhu terhadap keluaran arus dan tegangan dari panel surya. Pengambilan data pada sistem monitoring dilakukan dengan cara mengambil 100 buah data setiap menit dari semua sensor, lalu dihitung rata-ratanya setiap 1 jam, selain itu pengambilan data pada saat penyiraman air dilakukan setiap 30 detik. Dari tiga percobaan dengan menyiramkan air pada permukaan panel saat kondisi panas, menunjukkan adanya penurunan suhu panel dari suhu maksimum berturut-turut 50.9°C - 36.57°C; 45.75°C – 36.85°C; 44.81°C – 39.04°C, serta kenaikan arus sebesar 0.17A; 0.1A; 0.09A, dan kenaikan tegangan sebesar 1.81V; 0.9V; 0.83V;. Kata Kunci: Sel Surya, Arduino UNO, Penyiraman Panel Surya
RANCANG BANGUN SISTEM BACKUP DAYA DAN PENDETEKSI GERAKAN TERINTEGRASI INTERNET OF THINGS UNTUK MESIN PENETAS TELUR AYAM Mohammad Hamadani; Akhmad Zainuri; Onny Setiawati
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol. 10 No. 3 (2022)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenetasan telur umumnya dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin penetas telur. Namun dalampemakaian mesin penetas telur dibutuhkan suplai listrik agar mesin penetas telur bekerja, dan apabila peternakhendak memeriksa kondisi mesin, peternak harus datang melihat secara langsung. Ketika terjadi listrik padammaka mesin penetas telur akan mati sehingga mesin tidak bekerja, hal ini dapat memengaruhi penetasan telur.Untuk mencegah mesin penetas mati perlu diberi sumber listrik cadangan yang otomatis digunakan ketika sumberlistrik utama terputus. Sumber listrik cadangan yang digunakan pada penelitian ini adalah aki 12V 20Ah denganrangkaian automatic transfer switch (ATS) dengan tujuan agar mesin penetas telur akan secara otomatismenggunakan listrik dari aki saat terjadi listrik padam. Ketika memasuki hari ke 21 proses penetasan, peternakharus rutin memeriksa mesin penetas untuk memastikan adanya telur yang telah menetas. Untuk membantupeternak dalam mengetahui keberadaan anak ayam yang telah menetas, dibutuhkan sebuah sistem yang dapatmendeteksi adanya gerakan dari anak ayam dan dapat mengirimkan notifikasi kepada peternak dan mengirimkangambar anak ayam yang bergerak tersebut. Dari implementasi yang dilakukan didapatkan hasil bahwa mesinpenetas telur dengan total daya lampu pemanas 140W dapat menyala selama 3,5 jam (direkomendasikan hanya 3jam) dengan menggunakan sumber listrik dari aki 12V 20Ah. Selain itu sistem pendeteksi gerakan mampumendeteksi adanya gerakan dari anak ayam dan mengirimkan notifikasi beserta gambar kepada peternak denganbantuan bot Telegram. Namun terdapat kekurangan pada sistem pendeteksi gerakan ini, karena sistem mendeteksigerakan melalui image processing dengan metode background subtraction, maka adanya perubahan cahaya yangditangkap kamera dapat dianggap sebagai gerakan oleh sistem sehingga sistem dapat salah mengenali gerakan.Kata kunci: Automatic transfer switch, Bot Telegram, Image Processing, background subtraction.ABSTRACTHatching eggs is generally done by using the help of an egg incubator. However, in using an egg incubator,a power source is needed for the egg incubator to work, and if the farmer want to check the condition of themachine, the farmer must come to see it in person. When there is power outage, the egg incubator will turn off sothe machine doesn’t work, this can affect the hatching of eggs. To prevent the incubator from stop working, it isnecessary to provide a backup power source that is automatically used when the main power source is cut off.The backup power source used in this research is a 12V 20Ah battery with an automatic transfer switch (ATS)circuit with the aim that the incubator will automatically use electricity from the battery when there is a poweroutage. When entering the 21st days of the hatching process, farmer must routinely check the incubator to ensurethere are chicks that have hatched. To assist farmer in knowing the existance of hatched chicks, a system that candetect the movement of the chicks and can send notification and the picture of moving chicks to farmer is needed.From the implementation, it was found that the egg incubator with a total heating power of 140W can run for 3.5hours (recomended only for 3 hours) using a power source from a 12V 20Ah battery. In addition, the motiondetection system is able to detect the movement of chicks and send notification along with the image to farmerwith the help of the Telegram bot. However, there are weakness in this motion detection system, because thesystem detects the motion through image processing with the background subtraction method, any changes in thelight captured by the camera can be considered as motion by the system so that the system can misrecognizemovement.Keywords: Automatic transfer switch, Telegram bot, Image Processing, background subtraction
SISTEM MONITORING JARAK DEKAT DAN PENDETEKSI SUARA BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO NANO UNTUK MESIN PENETAS TELUR AYAM Muhammad Zein; Akhmad Zainuri; Onny Setyawati
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol. 10 No. 3 (2022)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKAyam merupakan salah satu sumber protein yang murah dan mudah didapatkan oleh masyarakat Indonesia.Seiring perkembangan dan pertumbuhan penduduk Indonesia yang sangat pesat, hal ini berbanding lurus padatingkat konsumsi masyarakat pada daging khususnya pada kebutuhan daging ayam. Ayam dapatdikembangbiakkan dengan mudah oleh masyarakat biasa maupun peternak, untuk dapat menetaskan telur ayamdibutuhkan tempat dengan suhu dan kelembaban yang sesuai dengan telur ayam agar dapat menetas. Penetasantelur ayam membutuhkan waktu berkisar 18-21 hari, yang artinya telur ayam berada di dalam mesin penetas telurselama selang waktu tersebut dengan kondisi mesin penetas telur harus menjaga suhu dan kelembaban didalamnya. Pada sistem ini akan membaca nilai suhu dan kelembaban dari ruang penetasan dengan menggunakansensor DHT21, data suhu dan kelembaban tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk mengontrol aktuatorberupa relay yang terhubung pada bohlam. Hal tersebut bertujuan agar suhu pada ruang penetasan tetap terkontrolsesuai pada titik optimum untuk penetasan telur ayam yaitu pada suhu 37-40°C. Selain itu data suhu dankelembaban juga akan dikirimkan ke sistem IoT dan catu daya (melalui single board computer). Selain membacanilai suhu dan kelembaban di dalam ruang penetasan, sistem ini juga akan mendeteksi adanya suara ayam yangtelah menetas dengan bantuan dari modul voice recognition. Hasil pengujian secara keseluruhan selama 39 haripenelitian dilakukan perlakuan pada telur dengan memberikan set point temperatur pada 37°C-38°C. Penentuanset point temperatur tersebut didapatkan dari berbagai macam literatur yang mengatakan suhu dapat ditetapkanpada 35°C-40°C. Untuk tingkat kelembaban pada ruang mesin penetas telur didapatkan pada nilai 43,10%-47%RH tanpa memberikan perlakuan khusus seperti menambahkan mist maker maupun kipas. Pada kondisiumum untuk melakukan penetasan telur diharuskan memberikan perlakuan khusus kepada telur hingga hari ke 18dengan kelembaban 50%-55%RH dan 60%-65%RH pada hari ke 19-21. Melakukan rancangan monitoring untukmesin penetas telur dapat dilakukan dengan menggunakan sensor DHT21. Potensi penetasan telur ayammenggunakan mesin penetas telur ayam yang telah diteliti hanya sebesar 3.33% saja dari total 60 telur yangditetaskan. Jumlah kecil dari telur yang dapat ditetaskan dikarenakan terdapat error pada saat proses penetasan,jika tidak terdapat error maka jumlah telur yang menetas akan memiliki potensi yang lebih besar. Elechouse VoiceRecognition Module V3 dapat mengenali suara anak ayam, akan tetapi kemampuannya masih terbatas karenamodul hanya dapat mengenali 7 pola suara disaat bersamaan.Kata kunci: DHT21, Arduino Nano, Elechouse Voice Recognition Module V3.ABSTRACTChicken is one of the sources of protein that is cheap and easy to obtain by the people of Indonesia. Along withthe rapid development and growth of Indonesia's population, this is directly proportional to the level of publicconsumption of meat, especially the need for chicken meat. Chickens can be easily bred by ordinary people andbreeders, to be able to incubate chicken eggs, it takes a place with a temperature and humidity that is suitable forchicken eggs to hatch. Hatching of chicken eggs takes 18–21 days, which means that the chicken eggs are in theincubator during this time, with the condition that the incubator must maintain the temperature and humidity init. This system will read the temperature and humidity values from the hatchery using the DHT21 sensor, thetemperature and humidity data will be used as a reference to control the actuator in the form of a relay connectedto the bulb. It is intended that the temperature in the hatchery remains controlled according to the optimum pointfor hatching chicken eggs, which is at a temperature of 37–40°C. In addition, temperature and humidity data willalso be sent to the IoT system and power supply (via a single-board computer). In addition to reading thetemperature and humidity values in the hatchery, this system will also detect the sounds of hatching chickens withthe help of the voice recognition module. The overall test results for 39 days of the study were carried out on eggsby giving a temperature set point at 37°C–38°C. The determination of the temperature set point is obtained fromvarious literatures which says that the temperature can be set at 35°C–40°C. The humidity level in the eggincubator room was obtained at a value of 43.10%–47%RH without giving special treatment such as adding amist maker or fan. In general, conditions for hatching eggs require giving special treatment to eggs until day 18with a humidity of 50%–55%RH and 60%–65%RH on day 19–21. Carrying out monitoring designs for eggincubators can be done using the DHT21 sensor. The potential for hatching chicken eggs using a chicken eggincubator that has been studied is only 3.33% of the total 60 eggs hatched. The small number of eggs that can behatched is due to an error during the hatchin