Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Perilaku Cybersex pada Remaja Anggreiny, Nila; Sarry, Septi Mayang
INSIGHT: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI Vol 14, No 2 (2018): Insight: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.904 KB) | DOI: 10.32528/ins.v14i2.1404

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perilaku cybersex pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Alat ukur dalam penelitian ini adalah adaptasi dari skala Internet Sex Screening Test (ISST) berdasarkan teori Delmonico (1999) dan juga menggunakan kuesioner terbuka. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja pengguna cybersex sebanyak 496 orang di Kota Padang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa subjek berada pada kategori beresiko. Hal ini berarti bahwa remaja yang berada dalam kategori beresiko pada dasarnya tidak memiliki masalah seksual, namun jika aktifitas sexual online dilakukan dengan intens, maka remaja tersebut berpotensi menjadi pecandu. Berdasarkan jumlah respon terbanyak, hal mendorong remaja untuk  melakukan aktivitas seksual online adalah karna dorongan seksual. Selain itu, jumlah respon terbanyak dalam melakukan  aktivitas seksual online adalah membuka situs porno, melihat video porno, membaca cerita porno, dan mengikuti chat sex.
Perasaan kompeten sebagai orang tua: Pengalaman ibu dari remaja pelaku kekerasan seksual Mafaza Mafaza; Nila Anggreiny; Septi Mayang Sarry; Agung Rachmad
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 10 No. 1 (2022): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.578 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v10i1.16399

Abstract

Juveniles are also involved in behaviors that violate the law, such as in cases of sexual violence. This study aims to describe the experiences of mothers whose children are perpetrators of sexual violence. The study used a qualitative phenomenological method. Five mothers of a sexual offender charged by the juvenile court participated in this study. They were interviewed about their parenting experiences using in-depth interviews. The data were analyzed using interpretative phenomenological analysis (IPA). Thirteen subordinate themes were found and grouped into three superordinate themes, including (1) feeling like a mother, (2) role of mothers, (3) maternal sense of competence. The mothers of juvenile sexual offenders perceived that they had failed as parents and that parenting competence was lacking. They considered peer influence and uninvolved partners in parenting practice as the source of difficulties in managing their child’s problematic behavior.
Kontrol Sosial pada Remaja yang Mengakses Cybersex Nila Anggreiny; Septi Mayang Sarry
Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas Negeri Padang) Vol 9, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.982 KB) | DOI: 10.24036/rapun.v9i2.102212

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai kontrol sosial pada remaja yang mengakses cybersex serta gambaran perilaku cybersex di kota Padang. Subjek pada penelitian ini berjumlah 496 orang remaja. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria remaja yang memang sudah pernah mengakses cybersex. Instrumen penelitian mengunakan kuesioner kontrol sosial dan skala cybersex. Selanjutnya, sampel penelitian yang sudah dianalisis, sebanyak 26 remaja yang masuk ke kategori beresiko dan beresiko tinggi akan melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk memperdalam hasil penelitian. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran cybersex pada remaja di Kota Padang termasuk kategori beresiko. Berdasarkan aspek kontrol sosial yang muncul pada remaja mengakses cybersex di kota Padang, mereka memiliki kedekatan dengan orang lain di sekitar mereka namun tidak mencapai kelekatan (attachment). Pada umumnya, remaja yang masuk kategori beresiko ini menolak peraturan, sering melanggar dan tidak jera dengan adanya hukuman dari guru dan orang tua.
Hubungan Pola Komunikasi Seksual dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Akhir yang Indekos Agitia Kurniati Asrila; Nila Anggreiny; Sartana .
Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas Negeri Padang) Vol 6, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.251 KB) | DOI: 10.24036/rapun.v6i2.6613

Abstract

Abstract: The relationship between pattern of sexual communication with late adolescent’s pre marriage sexual behavior. There are 100 respondents in this research. Incidental sampling techniques were used to select the sample. Data collection utilized the communication pattern of sexuality scale and the pre marriage sexual behavior scale. Data was analyzed using Spearman Rank correlation. The results of the correlation analysis show that there is a negative significant relationship between sex expressive and pre marriage sexual behavior with a correlation coefficient of -0.195 (p < 0.05) and a positive significant relationship between sex obsessive and pre marriage sexual behavior with a correlation coefficient of 0.314 (p < 0.05). On the other side, this research shows that there is no relationship between sex repressive and sex avoidance with pre marriage sexual behavior.Keywords: Sexual behavior, communication pattern, live in the boarding house, pre marriage, late adolescent.Abstrak: Hubungan antara pola komunikasi seksual dengan perilaku seksual pranikah pada remaja akhir. Ada 100 responden yang terlibat dalam penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik incidental sampling. Data dikumpulkan dengan Skala Pola Komunikasi Seksual dan Skala Perilaku Seksual Pranikah. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis korelasi Spearman Rank. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara pola komunikasi sex expressive dengan perilaku seksual pranikah dengan koefisien korelasi sebesar -0,195 (p < 0,005). Sebaliknya, hubungan antara pola komunikasi sex obsessive dengan perilaku seksual pranikah positif dengan koefisien korelasi 0,314 (p < 0,05). Di sisi lain, penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara pola komunikasi sex repressive dan pola komunikasi sex avoidance dengan perilaku seksual pranikah.Kata kunci: Perilaku seksual, pola komunikasi, indekos, pranikah, remaja akhir.
MEKANISME PSIKOLOGIS REMAJA PELAKU KEKERASAN SEKSUAL Nila Anggreiny; Septi Mayang Sari; Annisa Aziza
Psikologia: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol 11, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.999 KB) | DOI: 10.32734/psikologia.v11i3.17585

Abstract

Di era sekarang ini, khususnya di Indonesia marak terjadi kekerasan seksual yang dilakukan pada anak-anak di bawah umur. Pelaku kekerasan seksual ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa namun juga ada beberapa kasus yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja. Banyak faktor yang menyebabkan munculnya sebuah perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk melihat mekanisme psikologis remaja pelaku kekerasan seksual. Mekanisme psikologis dilihat dari aspek kognif, emosi dan juga sosial serta faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya perilaku kekerasan seksual. Informan penelitian ini berjumlah enam orang yang merupakan remaja pelaku kekerasan yang telah melewati masa hukuman. Penelitian ini dilakukan di PSAABR dan juga LPKS Kasih Ibu di provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan alat tes psikologi (WISC/WBIS, Grafis, TAT, Ro, EPPS dan SSCT). Hasil penelitian ini adalah ditemukan 1) kemampuan intelektual di bawah rata-rata (aspek kognitif), 2) perasaan-perasaan cemas terhadap masa depan, perasaan bersalah, kondisi informan yang sulit mengekspresikan emosi dan perasaan tidak berdaya (aspek emosi), 3) sulit beradaptasi dengan lingkungan, kurangnya keterampilan sosial, hubungan yang tidak adekuat antara anak dan orangtua (aspek sosial).
Kebersyukuran pada orang tua anak berkebutuhan khusus Aulia Rahman Putra; Nila Anggreiny; Septi Mayang Sarry
JURNAL SPIRITS Vol 10 No 1 (2019): Konflik dan Kesejahteraan Psikologis
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1558.093 KB) | DOI: 10.30738/spirits.v10i1.6532

Abstract

Abstrak. Orang tua yang memiliki lebih dari satu anak berkebutuhan khusus mengalami berbagai permasalahan yang lebih instens. Orang tua juga dituntut untuk mengusahakan yang terbaik dengan keterbatasan yang dimiliki oleh anak mereka tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mengusahakan yang terbaik bagi anak, dibalik permasalahan yang mereka alami adalah dengan bersyukur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebersyukuran pada orang tua yang memiliki lebih dari satu anak berkebutuhan khusus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara. Partisipan penelitian berjumlah empat orang yang terdiri dari dua orang tua yang memiliki lebih dari satu anak berkebutuhan khusus. Prosedur analisa data menggunakan metode Moustakas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua yang bersyukur ketika memiliki lebih dari satu anak berkebutuhan khusus, akan selalu mendoakan anak sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, menerima keadaan anak, mengusahakan yang terbaik untuk anak, memiliki afek yang positif dan merasakan kepuasan hidup, memiliki sifat prososial, mengalami peningkatan dari segi ibadah, mengambil hikmah dari kondisi anak dan mengikuti acara yang berhubungan dengan keterbatasan anak. Selain itu, orang tua juga akan belajar dari pengalaman pengasuhan terhadap anak yang berkebutuhan khusus sebelumnya. Kebersyukuran pada orang tua dipengaruhi oleh faktor religiusitas, dukungan sosial dan kondisi anak.Kata kunci : Anak berkebutuhan khusus, Kebersyukuran, Orang tua
Perilaku Cybersex pada Remaja Nila Anggreiny; Septi Mayang Sarry
INSIGHT: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI Vol 14, No 2 (2018): Insight: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ins.v14i2.1404

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perilaku cybersex pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Alat ukur dalam penelitian ini adalah adaptasi dari skala Internet Sex Screening Test (ISST) berdasarkan teori Delmonico (1999) dan juga menggunakan kuesioner terbuka. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja pengguna cybersex sebanyak 496 orang di Kota Padang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa subjek berada pada kategori beresiko. Hal ini berarti bahwa remaja yang berada dalam kategori beresiko pada dasarnya tidak memiliki masalah seksual, namun jika aktifitas sexual online dilakukan dengan intens, maka remaja tersebut berpotensi menjadi pecandu. Berdasarkan jumlah respon terbanyak, hal mendorong remaja untuk  melakukan aktivitas seksual online adalah karna dorongan seksual. Selain itu, jumlah respon terbanyak dalam melakukan  aktivitas seksual online adalah membuka situs porno, melihat video porno, membaca cerita porno, dan mengikuti chat sex.
Parenting Self Efficacy pada Orang Tua dengan Tuna Netra Mafaza Mafaza; Nila Anggreiny; Halfizh Alfara
Jurnal Ilmu Perilaku Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Ilmu Perilaku
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.995 KB) | DOI: 10.25077/jip.1.2.110-124.2017

Abstract

This research aims to explore significant description and factors that influence parenting self efficacy toward blind parents with middle childhood children. This research basically applies phenomenology qualitative method. The subject of this research focuses on two couples of blind parents who live with their middle childhood children. The data collection is conducted by applying the interview and observation. All responses were analysed with Van Kaam phenomenology method which has been modified by Moustakas (1994). Parenting self efficacy of the four informant shows great value on domain nurturance, however it shows less value on domains of discipline and recreation. There are various factors that affect parenting self efficacy on these subjects, such as limitation of eyesight, childhood experience, culture and community, experience with children, cognitive level, sociomarital support, and busy hours. Besides, number of children, economy, and children’ severe disease can also be influential factors of parenting self efficacy.
REFLEKSI HUKUMAN BAGI REMAJA PELAKU KEKERASAN SEKSUAL Kuntum Khaira Ummah; Nila Anggreiny; Amatul F. Nasa
Jurnal Psikologi Vol 15, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/psi.2022.v15i1.4244

Abstract

Berdasarkan undang-undang, remaja pelaku kekerasan seksual bukan hanya menerima hukuman pidana atau penjara, namun secara sosial mereka juga menerima hukuman seperti seperti kekerasan fisik dan verbal, menerima perlakuan dan merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Oleh sebab itu, perlu bagi remaja pelaku kekerasan seksual untuk merefleksikan pengalaman mereka. Dari berbagai bentuk hukuman yang mereka terima, tentunya perlu dilihat bagaimana para pelaku merefleksikan pengalaman mereka selama menjalani hukuman tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan diolah menggunakan analisis fenomena dengan interpretasi. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan  metode wawancara. Analisis data penelitian ini dilakukan pada tiga orang partisipan yang sedang menjalani hukuman pidana di LPKA dengan kasus kekerasan seksual. Kemudian pemilihan partisipan dalam penelitian dilakukan dengan sampling sesuai tujuan. Hasil penelitian ini menggambarkan refleksi hukuman pada remaja pelaku kekerasan seksual yang ditandai dengan tiga tema refleksi yang ditemukan. Tiga tema tersebut ialah, pengalaman menerima hukuman, kesadaran ketika menerima hukuman dan keinginan untuk berubah. Hal tersebut mengintegrasikan bagiamana proses refleksi pada remaja pelaku kekerasan seksual. Refleksi pada remaja pelaku kekerasan seksual dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu diri sendiri dan niat yang baik dalam menghadapi situasi saat menerima hukuman.
Gambaran Stres Akademik Mahasiswa Asal Papua di Provinsi Sumatera Barat Muhammad Hasbi; Nila Anggreiny; Yantri Maputra
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.201 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i1.15

Abstract

Latar Belakang. Mahasiswa asal Papua yang berkuliah di Provinsi Sumatera Barat dituntut untuk mampu beradaptasi, bukan hanya beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, tetapi juga beradaptasi dengan kehidupan akademiknya. Mahasiswa Papua merasa bahwa beban dan tuntutan akademik yang diterima membebani dan menimbulkan masalah bagi kehidupan akademiknya. Stres akademik adalah keadaan tertekan yang dialami oleh individu karena tuntutan dan beban akademik yang melebihi kemampuan individu yang tidak dapat diatasi oleh individu tersebut. Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sumber utama stres akademik dan tingkat stres akademik mahasiswa asal Papua di Provinsi Sumatera Barat. Metode. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah stres akademik. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik accidental sampling, dimana semua sampel yang ditemui dan bersedia dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu sebanyak 53 orang mahasiswa. Pada penelitian ini, stres akademik diukur dengan menggunakan Academic Stress Inventory of Students dari Lin dan Chen (2009) yang terdiri dari tujuh sumber stres yang tersebar menjadi 34 item dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,944. Hasil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat stres akademik mahasiswa asal Papua berada pada kategori tinggi dan yang menjadi sumber utama stres akademik mahasiswa asal Papua di Provinsi Sumatera Barat adalah pengajar. Kesimpulan. Mahasiswa asal papua yang dominan memiliki stress adalah jenis kelamin laki-laki dan berada di semester satu. Sumber utama mereka stress dari pengajar. Kata kunci: mahasiswa papua, stres, stres akademik