Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LECTORAINSPIRE DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK I Putu Pasek Suryawan
Jurnal Santiaji Pendidikan (JSP) Vol. 9 No. 2 (2019): Jurnal Santiaji Pendidikan (JSP)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/jsp.v9i2.399

Abstract

The idea of integrating Lectora Inspire in the presentation of learning medium with a scientific approach provided a new nuance in mathematics learning in the application of the 2013 Curriculum.Lectora Inspire is an aid software that has been integrated with various tools needed to create multimedia content that is interactive with three main features, namely: 1) camtasia for lectora, (2) snagit for lectora, and (3) flypaper for lectora, so that it is suitable in supporting the making of ICT-based learning medium with a scientific approach. To support this innovation a development research was conducted to make mathematics learning medium based on lectora inspire with a scientific approach to class VIII on Coordinate System material. The development of learning medium in this study follows the procedure for product development of the ADDIE Model (analysis, design, develop, implementation and evaluation). The data analysis technique used is the technique of data analysis of qualitative and quantitative descriptive. Through the analysis and design stages, the design of the lectora inspire based learning medium has been obtained with a scientific approach to the Coordinate System material, and then the compiled design has been implemented into a learning medium that has been validated by experts at the develop stage. The results of expert validation state that the learning medium developed are categorized as very valid with little improvement, and are ready to be tested limited to the implementation stage.
THE INTEGRATION OF BALINESE LOCAL WISDOM INTO THE INFORMATION TECHNOLOGY SUPPORTED-GENERATIVE MODEL I Putu Pasek Suryawan
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 50 No 1 (2017): April 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.704 KB) | DOI: 10.23887/jpp.v50i1.10092

Abstract

This research aimed at increasing students’mathematical proving ability through the implementation of the Generative Model based on local wisdom assisted by video learning on Khan Academy website. The subjects of this Classroom Action Research were 30 students in class II B of the Department of Mathematics Education Universitas Pendidikan Ganesha in the year of 2015/2016. This research was completed in 2 cycles with the steps of each cycle were planning, treatment action, observation and evaluation, and reflection. The data was analyzed descriptively. The result shows that the students’ mathematical proving ability was increased from the average 13.20 in enough category in cycle I to the average 15.83 in the high category in cycle II. Therefore, the implementation of generative model based on local wisdom assisted by video learning in Khan Academy website increase the students’ mathematical proving ability.
Improving Mathematical Communication Skills Through The Implementation Of Reasoning And Problem Solving Model I Putu Pasek Suryawan
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 51 No 2 (2018): July 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.357 KB) | DOI: 10.23887/jpp.v51i2.13966

Abstract

The aim of this classroom action research was to improve the mathematical communication skills of 11th grade IIS students in SMAN 1 Blahbatuh. The subject of this study was 32 11th grade IIS students in SMAN 1 Blahbatuh in academic year 2017/2018. The results showed that the implementation of reasoning and problem solving learning model improved the mathematical communication skills of 11th grade IIS students in SMAN 1 Blahbatuh. The improvement could be seen from the students learning completeness that increased 6,3% from 3,1% in the first cycle became 9,4% in the second cycle and increased to be 78,2% in the third cycle. Besides that, students gave positive responses toward the implementation of reasoning and problem solving learning model with mean score 57,2. The improvement of students’ mathematical communication skills happened because of reasoning and problem solving learning model gave emphasis to students through guided-questions in constructing mathematical ideas, gave more opportunities to students in delivering opinion, and gave guidance and motivation to students.
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE BERBANTUAN MASALAH TERBUKA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA K. Ratna Udayani; I Nyoman Gita; I Putu Pasek Suryawan
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha Vol. 9 No. 1 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpm.v9i1.19886

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran CORE berbantuan masalah terbuka berpengaruh positif terhadap keterampilan berpikir kritis matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Singaraja. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Post-test Only Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Singaraja tahun ajaran 2016/2017, yaitu sebanyak 546 orang. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Data keterampilan berpikir kritis matematis siswa dikumpulkan melalui tes keterampilan berpikir kritis yang berbentuk soal uraian dengan soal sebanyak lima butir. Data hasil tes keterampilan berpikir kritis matematis dianalisis menggunakan Uji-t satu ekor. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai lebih dari , yang berarti H0 ditolak Dengan demikian, keterampilan berpikir kritis matematis siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CORE berbantuan masalah terbuka lebih tinggi dari keterampilan berpikir kritis matematis siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Ini berarti model pembelajaran CORE berbantuan masalah terbuka berpengaruh positif terhadap keterampilan berpikir kritis matematis.Kata kunci: model pembelajaran CORE, masalah terbuka, berpikir kritis
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP KEYAKINAN DIRI DALAM BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MELAYA Mas Ayu Putu Yoga Wisudawati; I Made Candiasa; I Putu Pasek Suryawan
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha Vol. 9 No. 2 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpm.v9i2.19887

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah keyakinan diri dalam belajar matematikasiswa yang mengikuti pembelajaran tutor sebaya lebih tinggi dari pada keyakinan diri dalam belajarmatematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Penelitian ini dikategorikan sebagaieksperimen semu (quasi experiment) dengan desain penelitian post-test only control group design.Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Melaya semester ganjil tahunajaran 2017/2018 sebanyak 189 siswa yang terdistribusi ke dalam 5 kelas. Pengambilan sampeldilakukan dengan teknik cluster random sampling dan diperoleh dua kelas yaitu kelas VIII B sebagaikelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol. Data keyakinan diri dalam belajarmatematika siswa dikumpulkan dengan menggunakan angket keyakinan diri dalam belajarmatematika. Data keyakinan diri dalam belajar matematika dianalisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney satu pihak pada taraf signifikan 5%, karena data keyakinan diri dalam belajar siswakelompok eksperimen tidak berdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keyakinan diridalam pelajaran matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Melaya yang mengikuti pembelajarandengan model pembelajaran tutor sebaya lebih tinggi daripada keyakinan diri dalam belajarmatematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa model pembelajaran tutor sebaya berpengaruh positif terhadap keyakinan diri dalam belajarmatematika siswa.Kata Kunci: Model Pembelajaran Tutor Sebaya, Keyakinan Diri
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 AMLAPURA Ni Made Sanistiawati; Ni Nyoman Parwati; I Putu Pasek Suryawan
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha Vol. 9 No. 2 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpm.v9i2.19897

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran ReciprocalTeaching terhadap pemahaman konsep matematika siswa. Jenis penelitian ini adalaheksperimen semu (quasi experimental) dengan desain penelitian Post-Test Only ControlGroup Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 4 Amlapuratahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 200 orang dan tersebar ke dalam 7 kelas.Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling.Data pemahaman konsep matematika siswa dikumpulkan menggunakan tes pemahamankonsep bentuk uraian. Rata-rata skor pemahaman konsep matematika untuk kelompokeksperimen adalah 24,034 dan rata-rata skor pemahaman konsep matematika untukkelompok kontrol adalah 19,896. Data dianalisis menggunakan uji-t satu ekor (ekorkanan) dengan taraf signifikan 5%. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa= 2,858hitung t lebih dari =1,672tabel t , sehingga 0 H ditolak. Berdasarkan hal ini dapatdisimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran reciprocalteaching memberikan pengaruh postitif terhadap pemahaman konsep matematika siswa.Hal ini karena model pembelajaran reciprocal teaching menggunakan empat strategidalam pelaksanaannya yaitu merangkum, menyusun pertanyaan, mengklarifikasi, danmemprediksi sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam bertukar pikiran, mengajukanpertanyaan, mendengar pendapat temannya, dan bersemangat dalam mengikutipembelajaran dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.Kata kunci: Pemahaman Konsep Matematika, Reciprocal Teaching, PembelajaranKonvensional
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIPA NON UNGGULAN SMA NEGERI 1 BANGLI N. K Juliawati; I Gusti Putu Suharta; I Putu Pasek Suryawan
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha Vol. 9 No. 2 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpm.v9i2.19898

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa yangdibelajarkan dengan model penemuan terbimbing lebih baik daripada pemahaman konsepmatematika yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian iniadalah siswa kelas XI MIPA Non Unggulan SMA Negeri 1 Bangli pada semester II tahun ajaran2017/2018. Kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Bangli tersebar ke dalam 7 kelas dan terdapat satukelas unggulan yaitu kelas XI MIPA 1 sehingga populasi dalam penelitian ini adalah kelas XIMIPA 2, XI MIPA 3, XI MIPA 4, XI MIPA 5, XI MIPA 6, dan XI MIPA 7. Sampel penelitianditentukan dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengambilan sampel dilakukandengan pengundian terhadap 6 kelas yang merupakan populasi. Setelah dilakukan pengundian,terpilih 2 kelas yakni kelas XI MIPA 2 dan kelas XI MIPA 3 sebagai sampel penelitian. Berikutnya,dilakukan uji kesetaraan dengan uji-t terhadap kedua kelas tersebut. Hasil uji kesetaraanmenunjukkan bahwa kedua kelas dinyatakan setara. Kemudian, dilakukan pengundian kembaliterhadap kedua kelas sehingga diperoleh kelas XI MIPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelasXI MIPA 3 sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dikategorikan penelitian eksperimen semu dengandesain penelitian post-test only control group design. Data tentang kemampuan pemahamankonsep matematika siswa dikumpulkan melalui tes pemahaman konsep matematika siswa.Selanjutnya skor tes pemahaman konsep matematika dianalisis dengan menggunakan uji-t satuekor (ekor kanan) pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa thitung = 1, 87sedangkan dengan gtaraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 1, 671. Nilai statistik ini memiliki maknabahwa pemahaman konsep matematika siswa yang dibelajarkan dengan model penemuanterbimbing lebih baik dibandingkan dengan pemahaman konsep matematika siswa yangdibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.Kata Kunci: model pembelajaran penemuan terbimbing, pemahaman konsep matematika siswa,Lembar Kerja Siswa Penemuan Terbimbing.
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII-1 SMP LABORATORIUM UNDIKSHA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING Ni Luh Heni Purnamayanti; I Putu Wisna Ariawan; I Putu Pasek Suryawan
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha Vol. 9 No. 2 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpm.v9i2.19903

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) penerapan model pembelajaran process oriented guidedinquiry learning (POGIL) untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dan (2)tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran POGIL. Jenis penelitian ini adalah penelitiantindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 SMPLaboratorium Undiksha sebanyak 26 siswa pada semester genap tahun ajaran 2017/2018. Datakomunikasi matematis siswa dikumpulkan menggunakan tes komunikasi matematis dan tanggapansiswa dikumpulkan menggunakan angket. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secaradeskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi matematis siswa mengalami peningkatanrata-rata nilai dari 43,59 pada refleksi awal terus meningkat dari siklus ke siklus menjadi 83,33 padasiklus III dari nilai maksimal 100. Ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 7,69% padarefleksi awal menjadi 84,62% pada siklus III. Rata-rata skor tanggapan siswa telah berada dalamkategori positif. Peningkatan pada setiap siklus terjadi karena guru lebih menekankan pada: (1)penggalian informasi secara aktif oleh siswa dengan menyelesaikan permasalahan pada kegiataneksplorasi, (2) menganalisa informasi yang telah diperoleh serta mengevaluasi ide dan gagasanberdasarkan informasi, (3) memperbanyak latihan soal sehingga siswa banyak berlatih dalammengekspresikan dan menuliskan ide yang mereka miliki menggunakan notasi matematika, (4)menayangkan video yang berkaitan dengan manfaat dari materi yang dipelajari untuk memotivasi siswa.Kata kunci: POGIL, Kemampuan Komunikasi Matematis, Tanggapan.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN CREATIVE PROBLEM SOLVING I Made Widiatmika; I Gusti Putu Suharta; I Putu Pasek Suryawan
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha Vol. 10 No. 2 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpm.v10i2.19905

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan kemampuan komunikasimatematis siswa kelas VIIA SMP Negeri 3 Sukasada dan (2) respon siswa terhadappenerapan model pembelajaran creative problem solving. Jenis penelitian ini adalahpenelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek penelitian iniadalah siswa kelas VIIA SMP Negeri 3 Sukasada sebanyak 32 siswa pada semestergenap tahun ajaran 2018/2019. Data komunikasi matematis siswa dikumpulkanmenggunakan tes komunikasi matematis dan tanggapan siswa dikumpulkanmenggunakan angket. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secaradeskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase banyaknya siswadengan kemampuan komunikasi matematis yang berada pada kategori minimal tinggimeningkat dari siklus ke siklus, pada siklus I, siklus II dan siklus III berturut – turut yaitu: 21,87%, 46,87% dan 75%. Peningkatan optimal pada siklus III terjadi karena gurulebih menekankan pada pertanyaan arahan dalam mengemukakan gagasan –gagasan, memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyelesaikan permasalahansesuai dengan cara mereka sendiri, memberikan kesempatan lebih banyak kepadasiswa untuk menyampaikan pendapat, serta mengevaluasi jalannya diskusi pada akhirpembelajaran. Selain itu respon siswa terhadapa model pembelajaran creativeproblem solving tergolong positif dengan rata – rata respon siswa sebesar 55,53.Kata kunci: Creative Problem Solving, Komunikasi Matematis, Tanggapan
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN IMPROVE BERBANTUAN MASALAH TERBUKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP LABORATORIUM UNDIKSHA Ni Putu Sri Jayanti; I Made Ardana; I Putu Pasek Suryawan
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha Vol. 10 No. 2 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpm.v10i2.19909

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalahmatematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaranIMPROVE berbantuan masalah terbuka lebih baik daripada kemampuan pemecahanmasalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Jenispenelitian ini adalah ekperimen semu dengan desain penelitian post test only controlgroup design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPLaboratorium Undiksha tahun ajaran 2018/2019 sebanyak 99 siswa. Pengambilansampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling, diperoleh sampelpenelitian sebanyak 49 siswa. Data kemampuan pemecahan masalah siswadikumpulkan melalui tes uraian yang diberikan kepada siswa di akhir penelitian. Rataratanilai kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkandengan model pembelajaran IMPROVE berbantuan masalah terbuka adalah 66,16dan rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yangmengikuti pembelajaran konvensional adalah 54. Analisis data menggunakan uji-tsatu ekor yaitu ekor kanan, dengan taraf signifikan 5%. Hasil analisis datamenunjukkan bahwa nilai thitung=4,125 lebih dari ttabel=2,011. Nilai statistik ini memilikimakna bahwa kemampuan pemecahan matematika siswa mengikuti pembelajarandengan model pembelajaran IMPROVE berbantuan masalah terbuka lebih baikdaripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikutipembelajaran konvensional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan modelpembelajaran IMPROVE berbantuan masalah terbuka memiliki pengaruh positifterhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswaKata kunci: kemampuan pemecahan masalah, model pembelajaran IMPROVE,masalah terbuka