Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan wujud interferensi bahasa Bugis terhadap bahasa Indonesia dalam wacana akademik di STKIP Muhamamdiyah Kabupaten Sidenreng Rappang. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik. Penelitian ini memanfaatkan teori interferensi secara umum dan teori interferensi fonologi, interferensi morfologi, dan interferensi sintaksis secara khusus. Data penelitian terdiri atas data tuturan dan catatan lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, perekaman, dan wawancara. Data yang terkumpul, dianalisis melalui empat tahap, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa wujud interferensi pelesapan atau penghilangan fonem yang terjadi dalam interaksi antara dosen kepada mahasiswa, mahasiswa kepada dosen, dan mahasiswa kepada mahasiswa lainnya adalah terjadinya pelesapan atau penghilangan fonem /d/, /t/, /p/, /k/, /y/ yang digantikan dengan penekanan akhir atau disebut sebagai bunyi glotal atau dalam bahasa tulisnya dilambangkan dengan tanda apostrof (‘). Sedangkan wujud dari interferensi fonologi pergantian fonem yang ditemukan adalah adanya pergantian fonem /a/ menjadi /e/, pergantian fonem /f/ menjadi /p/. Selain dari pelesapan atau penghilangan fonem dan pergantian fonem, dalam wacana akademik di STKIP Muhammadiyah Kabupaten Sidenreng Rappang, ada pula penambahan fonem yang terjadi, yakni penambahan fonem /g/ pada beberapa kata yang berakhiran fonem /n/. hal tersebut terjadi karena memang mayoritas kosakata bahasa bugis mayoritas berakhiran /ng/ sehingga hal tersebut terbawa dalam interaksi yang terjadi dalam proses akademik. Wujud interferensi morfologi yang terjadi dalam interaksi antara dosen kepada mahasiswa, mahasiswa kepada dosen, dan mahasiswa kepada mahasiswa, dalam wacana akademik di kampus STKIP Muhammadiyah Kabupaten Sidenreng Rappang. hal tersebut terjadi karena adanya penggunaan partikel /mi/, /ji/, /pi/, /ja+ka/, /ka/, /mo/, /me+ki/, /si/,/toh/. Wujud interferensi sintaksis yang terjadi dalam interaksi antara dosen kepada mahasiswa, mahasiswa kepada dosen, dan mahasiswa kepada mahasiswa dalam wacana akademik di kampus STKIP Muhammadiyah Kabupaten Sidenreng Rappang. Hal tersebut terjadi karena adanya pengacauan pola kalimat bahasa indonesia SP yang mengikuti pola kalimat bahasa Bugis PS. Dari kesimpulan diatas dapat diperoleh wujud interferensi bahasa Bugis terhadap Bahasa Indonesia dalam wacana akademik di STKIP Muhammadiyah Sidenreng Rappang. Interferensi yang paling sering digunakan oleh mahasiswa terhadap dosen, dosen terhadap mahasiswa, dan mahasiswa terhadap sesama mahasiswa dalam berinteraksi adalah interfernsi Morfologi, kemudian interferensi sintaksis, terakhir adalah interferensi fonologi.