Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Sifat Fisik Dan Organoleptik Jamu Instan Plus Handayani, Catur Budi; Tari, A.Intan Niken
WIDYATAMA Vol 22, No 1 (2013): WIDYATAMA
Publisher : WIDYATAMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sifat fisik dan mikrobiologis jamu instan plus selama 2 bulan penyimpanan yang meliputi kadar air, viskositas, jumlah bakteri dan jamur serta sifat organoleptiknya yang meliputi bau, warna dan kesukaan konsumen. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan ulangan 3 kali. Data penurunan kadar air dan viskositas dan sifat organoleptik dianalisa dengan T test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar air yang nyata (P<0,05) dari 4,6 menjadi 5,07 %, peningkatan viskositas seduhan yang tidak nyata (P>0,05) dari 0,3599 menjadi 0,3614, peningkatan jumlah bakteri dari 10,6 x 106 cfu/g menjadi 28,3 x 106 cfu/g, peningkatan jumlah jamur dari 14,3 x 106 cfu/g menjadi 25,4 x 106 cfu/g. Uji organoleptik tidak menunjukkan perbedaan nyata  (P>0,5) baik bau, warna maupun kesukaan. Kata kunci: Jamu Instan Plus, Sifat Fisik, Sifat Mikrobiologis, Sifat Organoleptik
Pengaruh Teknik Inkubasi Pada Pembuatan Telur Asin Terhadap Handayani, Catur Budi
WIDYATAMA Vol 19, No 1 (2010)
Publisher : WIDYATAMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengaruh Teknik Inkubasi Pada Pembuatan Telur Asin Terhadap Sifat Kimia dan Organoleptiknya Catur Budi Handayani Fakultas Pertanian Univet Bantara Sukoharjo, Jl S Humardani No ! Jombor Sukoharjo. Telp (0271) 593156  Abstrak                Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh teknik inkubasi pada pembuatan telur asin terhadap sifat kimia dan organoleptiknya menggunakan rancangan acak lengkap pola searah dengan 3 perlakuan yaitu inkubasi dengan oven, inkubasi di bawah sinar matahari dan tanpa inkubasi. Parameter yang diamati adalah pengukuran kadar air dengan metode gravimetri, pengukuran kadar garam dengan titrasi volumetrik dan pengukuran kadar protein terlarut dengan metode spektrometri. Untuk sifat-sifat organoleptik dilakukan uji kesukaan   menggunakan 15 panelis untuk kesukaan terhadap rasa, tekstur keseluruhan dan tekstur kuning telur dengan skor 1-5. Hasilnya kadar air putih telur dan kuning telur asin pada telur asin yang tidak diinkubasi, diinkubasi di bawah sinar matahari dan diinkubasi dengan oven menunjukkan adanya penurunan yang signifikan. Kadar garam putih telur dan kuning telur asin pada telur asin yang tidak diinkubasi, diinkubasi di bawah sinar matahari dan diinkubasi dengan oven meningkat, namun tidak signifikan untuk kenaikan kadar garam pada kuning telur. Kadar protein putih telur asin pada telur asin yang tidak diinkubasi, diinkubasi di bawah sinar matahari dan diinkubasi dengan oven meningkat. Uji organoleptik terhadap telur asin menunjukkan perbedaan nyata terhadap rasa yang semakin asin tetapi tidak berbeda nyata pada tekstur keseluruhan dan berbeda nyata pada tekstur kuning telur antara yang tidak diinkubasi dan diinkubasi dengan oven. Kata-kata kunci : Telur asin inkubasi, Sifat kimia, Sifat organoleptik
Pembuatan Nata de Coco : Tinjauan Sumber Nitrogen terhadap Sifat Fisiko-Kimianya Tari, Intan Niken; Handayani, Catur Budi; Hartati, Sri
WIDYATAMA Vol 19, No 2 (2010)
Publisher : WIDYATAMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembuatan Nata de Coco : Tinjauan Sumber Nitrogen terhadap Sifat Fisiko-Kimianya A. Intan Niken Tari, Catur Budi Handayani dan Sri Hartati Fakultas  Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara  Sukoharjo, Jl. Letjen S. Humardani No. 1 Kampus Jombor Sukoharjo 57521 Telp (0271) 593156, fax (0271) 591065  Abstrak Penelitian ini bertujuan  mengkaji   pengaruh sumber nitrogen pada pembuatan nata de coco terhadap   sifat fisika dan  kimianya. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap pola satu arah dengan  3 perlakuan sumber nitrogen yang berbeda, yaitu NPK, Urea dan ZA . Masing-masing perlakuan diulang  tiga kali. Parameter pengamatan yang dilakukan meliputi : sifat fisika : ketebalan, derajat keputihan (Hunter) dan Tekstur (Lloyd) serta sifat kimianya : kadar air (Thermogravimetri), kadar protein (Kjeldahl) dan kadar serat kasar (Sudarmadji, 1997). Hasil penelitian menunjukkan bahwa  terdapat   beda sangat nyata antar perlakuan terhadap sifat fisika maupun kimia nata de coco. Perlakuan dengan sumber nitrogen ZA  merupakan perlakuan terpilih. Perlakuan tersebut menghasilkan sifat fisika berupa ketebalan 7,23 mm, derajat keputihan 48,07% dan tekstur 5,43 N/m2 dan sifat kimia berupa kadar air 98,2%, kadar protein 1,63% dan kadar serat kasar 2,04% Kata-kata  kunci :  Sifat fisika, Sifat kimia, Sumber nitrogen, Nata de coco
Pengembangan Makanan Berbasis Potensi Pangan Lokal Kabupaten Sukoharjo: Substitusi Tepung Tapioka pada Pembuatan Kue Lipat dan Kue Semprit Handayani, Catur Budi; Tari, A.Intan Niken; Hartati, Sri
WIDYATAMA Vol 22, No 2 (2013): WIDYATAMA
Publisher : WIDYATAMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian terhadap substitusi tepung tapioka pada pembuatan kue lipat dan kue semprit. Substitusi dilakukan dengan 4 variasi bahan baku untuk kue lipat yaitu dengan perbandingan antara tepung terigu dan tepung tapioka, formula A (10 : 0), B (8 : 2), C (2 : 8) dan D (0 : 10), sedangkan untuk kue semprit formula A (0 ; 1), B (2 : 1), C (1 : 2) dan D ( 0 : 10). Pengamatan yang dilakukan meliputi pengukuran kadar air dengan metode gravimetri, kerenyahan dengan Lloyd Test dan uji organoleptik dengan skor kesukaan terhadap rasa, kerenyahan dan kesukaan secara menyeluruh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air kue lipat berkisar antara 7 - 7,4 % dan kadar air kue semprit antara 1,7- 4 %. Kerenyahan kue lipat berkisar antara 3,4 – 10,4 N/mm2 dan kerenyahan kue semprit antara 0,26 – 0,35 N/mm2. Uji organoleptik terhadap  kesukaan terhadap rasa, kerenyahan dan kesukaan secara menyeluruh menunjukkan bahwa kue lipat dan kue semprit disukai konsumen dengan skor mendekati 3 (suka). Kata-kata kunci : substitusi tapioka, kue lipat, kue semprit    
POTENTIAL OF INDIGENOUS PROBIOTIC Lactobacillus plantarum Dad 13 AS ANTI‐DIARRHEA AND IMMUNO‐MODULATOR Sudarmi, Agustina Intan Niken Tari, Catur Budi Handayani &
Proceeding of International Congress 2014: Challenges of Biotechnological Research in Food and Health
Publisher : Proceeding of International Congress

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.707 KB)

Abstract

The purpose of the research were to study the effectivity of selected indigenous probiotic Lactobacillusplantarum Dad 13 against enteropathogenic E. coli causing diarrhea in vivo as well as sinbiotic immunomodulatoryproperties of purple sweet potato extract probiotic yogurt on blood and liver MDA levels inalbino Norway rats (Rattus novergicus) Sprague dawley strain. Unidirection factorial completely randomizeddesign was applied during study with several variables: purple sweet potato yogurt without probioticsaddition (P0) and with probiotic addition (P1), where the latter was conducted on two groups of SpragueDawley rats treated with or without EPEC ATCC 35218 enteropathogenic Escherichia coli (E1 or E0, respectively).Results showed that there was interaction between indigenous probiotic addition in purple sweetpotato yogurt and EPEC ATCC 35218 on faecal water content after 1 week treatment with EPEC ATCC35218, cecum water content, and MDA level of blood and liver of experimental animals at the end of thestudy. Besides, culture of Lactobacillus plantarum Dad 13 added to purple sweet potato extract yogurt wasable to provide preventive health effects as anti‐diarrhea and immunomodulatory agent.Keywords: Probiotic, Anti‐diarrhea, Immuno‐modulator
The Utilization of Jamu Waste as a Biofertilizer Material for Making Organic Fertilizer in Rukun Makaryo Farmers Group Sulistyaningsih, Catur Rini; Handayani, Catur Budi
International Journal for Educational and Vocational Studies Vol 2, No 2 (2020): February 2020
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/ijevs.v2i2.2329

Abstract

The Community Partnership Program aims to handle livestock waste, namely the making of starter-mol (biofertilizer) based on herbal waste as well as biological fertilizer and the manufacture of solid organic fertilizer based on solid manure (feces) and cattle feed residues. The target of the Community Partnership Program is to reduce waste pollution, especially herbal medicine waste, increase the added value of herbal waste that can be used as a source of microorganisms in making starter-mol (biofertilizer), increase knowledge about making biofertilizers and quality organic fertilizers, produce quality organic fertilizers in order to fulfil the fertilizer needs of Rukun Makaryo farmer group. Increasing the yield of organic rice produced by Rukun Makaryo farmer groups. The method is done by counseling with lectures, discussions, through training with direct practice by partners, mentoring to partners and evaluation. The 38 participants who followed the pretest-posttest and 57.63% improved understanding so that training and extension activities have reached an indicator of successLaboratory analysis results on the content of macroelements (N, P, K), organic C, organic matter and C / N Ratio following fertilizer quality standards from Menpen (Compost Standardization No: 28 / Permentan / SR.130 / 5/2009 , May 22, 2009 and 2005.
PEMAANFAATAN SUSU PECAH MENJADI PRODUK OLAHAN KERUPUK SUSU : UJI SIFAT KIMIA-FISIKA DAN ORGANOLEPTIK Irawan, Rio; Niken Tari, Agustina Intan; Handayani, Catur Budi
JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI) Vol 6, No 1 (2021): JITIPARI
Publisher : Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.452 KB) | DOI: 10.33061/jitipari.v6i1.2132

Abstract

ABSTRAKKerupuk susu adalah kerupuk yang dibuat menggunakan susu yang tidak memenuhi standar kualitas (susu pecah). Pemanfaatan susu pecah bertujuan untuk meningkatkan kandungan protein kerupuk susu yang dibuat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbandingan susu dan air terhadap sifat kimia-fisik dan oganoleptik kerupuk susu. Parameter pengamatan penelitian ini meliputi sifat kimia-fisika dan organoleptik kerupuk susu. Pengamatan sifat kimia-fisika meliputi uji kadar air menggunakan metode Thermogravimetri, kadar protein menggunakan metode Kjeldahl, uji pengembangan menggunakan uji daya kembang, uji tekstur menggunakan alat Iloyd instrument. Sifat organoleptik kerupuk susu meliputi parameter rasa, kerenyahan, dan overall. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor yaitu itu perbandingan susu dan air (Formula). Formula 1= 200:0, Formula 2 = 185:15, Formula 3 = 170:30. Data yang diperoleh dianalasis secara statistik menggunakan Analysis Of Variance (Anova) dengan tingkat signifikansi 5%. Apabila terdapat beda nyata antar perlakuan, uji dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan susu dan air berpengaruh nyata terhadap sifat kimia-fisika yang meliputi protein, daya kembang, dan tekstur. Perbandingan susu dan air terhadap sifat organoleptik kerupuk susu berpengaruh nyata terhadap kerenyahan, namun tidak berbeda nyata terhadap rasa dan overall. Formula 1 berupa perbandingan susu dan air (200:0) merupakan formula terbaik. Formula tersebut  menghasilkan kerupuk susu dengan sifat kimia-fisik: kadar air 10,15%, kadar protein 9,94%, daya kembang 74,32%, dan tekstur 828,20 g/mm2, sedangkan skor uji organoleptik terhadap rasa 3,77, kerenyahan 4,10, dan overall 3,73 dari range skala skor (1-5).
STUDI PENGARUH FAKTOR BUMBU, JENIS MINYAK DAN FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP IMPURITIS MINYAK GORENG PASCA PENGGORENGAN TEMPE KEDELAI: The Effect of Speed Factors, Oil Type and Fried Frequency of Imported Fried Oil Post Fishing of Soybean Tempe Cindhe Putri Larasati; novian wely asmoro; Sri Hartati; Catur Budi Handayani
Pro Food Vol. 6 No. 1 (2020): Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
Publisher : Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.308 KB) | DOI: 10.29303/profood.v6i1.124

Abstract

ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of seasoning and type of oil on the weight of impurities and water content of oil after soybean tempeh frying, and to know the effect of frying frequency on quality of cooking oil after soybean tempeh frying with chemical and physical parameters. The experimental design used in this study was a factorial completely randomized design with two treatments No Seasoning and Seasoning. The second treatment is the frying frequency. The first factor had 18 treatments and the second factor was 12 treatments, each treatment was repeated 2x so that the first factor was obtained 18x2 = 36 units of the experiment, the second factor 12x2 = 24 units of the experiment. Data were analyzed statistically using F. If the test shows significantly different results, followed by HSD test. Stage I to measure water content (gravimetric method) and the weight of impurities cooking oil after frying soybean tempeh. The influence of seasoning / no seasoning and the type of oil which gives the water content and weight of impurities in the highest post-frying soybean frying oil used for stage II research. Phase II tests the water content, weight of impurities (gravimetry), specific gravity (pycnometer), free fatty acids (titration), color (chromameter). The results showed that cooking oil with no seasoning tempeh frying and no oil had a significant effect on water content, while the weight of impurities had a significant effect on tempeh results without Bulk oil seasoning (TC) 28.25% and Bulk oil-seasoned tempeh BC) 31.23%. The frying frequency does not significantly affect the water content and specific gravity, but it has a significant effect on the weight of impurities with results, the frequency of 1 time frying (P1X) 30.1%, free fatty acids with a frequency of 3 times frying (P3X) 0.40% and at a frequency of 4 times frying (P4X) 0.35% and color L * at a frequency of 1 frying time (P1X) 60.54, a * with a frequency of 1 time frying (P1X) -0.51 and a frequency of 2 times the frying (P2X) 2.54, b * 1 time frying frequency (P1X) 29.26. Keywords: Frying frequency, Impurities, Oil, Oil quality ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh bumbu dan jenis minyak terhadap berat impuritis dan kadar air minyak pasca penggorengan tempe kedelai, serta mengetahui pengaruh frekuensi penggorengan terhadap mutu minyak goreng pasca penggorengan tempe kedelai dengan parameter fisik dan kimia. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Faktor pertama menggunakan tempe berbumbu/ tidak berbumbu serta jenis minyak dan faktor kedua frekuensi penggorengan. Faktor pertama mempunyai 18 perlakuan dan faktor kedua 12 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang 2x sehingga diperoleh faktor pertama 18x2 = 36 unit percobaan, faktor kedua 12x2 = 24 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan uji F. Apabila memperlihatkan hasil berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji BNJ. Analisis pada tahap I yaitu kadar air (metode gravimetri) dan berat impuritis minyak goreng pasca penggorengan tempe kedelai. Tahap II menguji kadar air, berat impuritis (gravimetri), berat jenis (piknometer), asam lemak bebas (titrasi), warna (chromameter). Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak goreng pasca penggorengan tempe yang berbumbu/ tidak berbumbu dan jenis minyak tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air, sedangkan terhadap berat impuritis berpengaruh nyata dengan hasil tempe tanpa bumbu minyak Curah (TC) 28,25% dan tempe berbumbu minyak Curah (BC) 31,23%. Pada frekuensi penggorengan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air dan berat jenis, namun berpengaruh nyata terhadap berat impuritis dengan hasil, frekuensi 1 kali penggorengan (P1X) 30,1%, asam lemak bebas dengan frekuensi 3 kali penggorengan (P3X) 0,40% dan pada frekuensi 4 kali penggorengan (P4X) 0,35% dan warna L* pada frekuensi 1 kali penggorengan (P1X) 60,54, a* dengan frekuensi 1 kali penggorengan (P1X) -0,51 dan frekuensi 2 kali penggorengan (P2X) 2,54, b* frekuensi 1 kali penggorengan (P1X) 29,26. Kata kunci: Frekuensi penggorengan, Impuritis, Minyak, Mutu minyak
Pendugaan Umur Simpan Keripik Tempe Sagu dalam Pengemas Aluminium Foil Afriyanti Afriyanti; Catur Budi Handayani; A. Intan Niken Tari
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 2, No 1 (2018): Agrisaintifika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v2i1.214

Abstract

ABSTRAKKeripik tempe sagu adalah salah satu alternatif modifikasi tempe kedelai yang memiliki tekstur yang lebih renyah, penampakan yang lebih menarik dan rasa yang lebih gurih.  Tepung tapioka atau biasa disebut tepung sagu menjadi bahan campuran saat proses fermentasi.  Kerenyahan produk ini tidak tahan lama jika tidak dikemas dengan pengemas yang sesuai.  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui umur simpan keripik tempe sagu dalam pengemas aluminium foil dengan metode Arrhenius.  Metode penelitiannya dengan penyimpanan produk pada suhu 50C, 270C dan 500C selama satu bulan.  Analisis terhadap kadar air dan kadar asam lemak bebas dilakukan setiap 6 hari sekali.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk keripik tempe sagu yang disimpan dengan pengemas aluminium foil memiliki umur simpan selama 108 hari atau 3,6 bulan.Kata kunci:  Aluminium foil, Arrhenius, Keripik tempe sagu
Umur Simpan Saos Tomat Pada Berbagai Konsentrasi Bahan Pengental Catur Budi Handayani; A. Intan Niken Tari; Afriyanti Afriyanti
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 2, No 2 (2018): Agrisaintifika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v2i2.261

Abstract

Research on the shelf life of tomato sauce at various coagulant concentrations uses local tomatoes from the Sukoharjo with a concentration of 5, 7.5 and 10% of maezena flour from tomatoes used. The shelf life calculation uses the Archenius method with storage for 4 weeks at 3 different temperatures namely refrigerator temperature (4 OC), room temperature (27 OC), and temperature of 50 OC. Calculations are based on changes in water content, fungal growth and organoleptic tests of taste. The calculation results show that the shortest shelf life of tomato sauce is 24 days for sauces with 5 and 7.5% coagulant and 47 days for sauces with 10% coagulant, which are calculated based on organoleptic test of taste.Keywords: tomato sauce, shelf life, coagulant