Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Analisis Soal Ulangan Harian Biologi SMA Kelas X Ditinjau dari Taksonomi Kognitif Casriti Casriti; Rahma Widiantie; Handayani Handayani
Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper) Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya III Tahun 2021
Publisher : Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guru Biologi kelas X MIPA SMAN di Kabuputen Kuningan belum melakukan analisis soal ulangan harian sehingga soal ulangan tesebut belum diketahui kualitasnya. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah alat evaluasi yang digunakan terlalu sulit dan soal belum memenuhi standar kriteria yang baik. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui kualitas butir soal Ulangan Harian Semester Genap mata pelajaran Biologi kelas X MIPA SMAN di Kabupaten Kuningan Tahun Ajaran 2020/2021 ditinjau dari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan persentase kesesuaian dengan taksonomi Bloom revisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMAN di Kabupaten Kuningan. Sampel yang diambil menggunakan teknik purposive sampling yang terdiri dari SMAK2 dengan sampel 38 orang, SMAJ dengan sampel 36 orang, dan SMAC dengan sampel 40 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi dan data dianalisis menggunakan perhitungan manual dengan bantuan excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Validitas soal yang valid dari soal ulangan harian SMAK2, SMAJ, dan SMAC berturut-turut yaitu 57,5%; 53,33%; dan 55%. (2) Validitas isi soal dari ketiga sekolah didominasi oleh C1 sampai C3. (3) Reliabilitas dari ketiga soal di SMA tersebut yaitu 0,73; 0,68; dan 0,72. (4) Tingkat kesukaran yang baik dari ketiga soal di SMA tersebut yaitu 17,5%; 16,67%; dan 65% soal tergolong sedang (baik). (5) Daya pembeda yang baik dari ketiga soal di SMA tersebut yaitu 32,5%; 23,34%; dan 45% daya pembeda sedang (baik). Sehingga dapat disimpulkan bahwa soal ulangan harian dari SMAK2 dan SMAC sudah memiliki kualitas soal secara keseluruhan yang cukup baik karena didominasi oleh kualitas soal yang sangat baik, baik, dan cukup. Sedangkan soal ulangan harian SMAJ belum memiliki kualitas soal yang baik karena soal didominasi oleh kualitas soal yang tidak baik dan sangat tidak baik.
Efektivitas Pembelajaran Vee Diagram dalam Meminimalisir Kesalahan pada Perancangan Eksperimen Handayani Handayani
Mangifera Edu Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Mangifera Edu
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/mangiferaedu.v4i2.65

Abstract

Designing experiments is activity-based laboratory learning where laboratory activities lead to scientific ideas which emphasizes qualitative processes that aim to encourage conceptual changing toward the students. Experimental designs made by students are still found many mistakes. These in designing experiments could be minimized by applying vee diagrams. The application of Vee Diagrams helps students in designing experiments, therefor it can minimize the mistakes commonly done in designing experiments especiallyin practical learning. The research method was used is action research consisting of two cycles. The decrease of error in designing experiments is analyzed as a percentage at each research cycle. The data were sourced from third semester biology education students who taking biochemistry courses. Data obtained from the error analysis rubric in designing experiments, questionnaire responses of students in design experiments and vee diagrams rubric. The results showed that the application of vee diagrams can minimize errors in design experiments with the greatest decrease in errors at the stage of making hypotheses while the smallest decrease at the stage of analyzing data.
PENERAPAN METODE GALLERY WALK TERHADAP KREATIVITAS SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 GEGESIK Retno Rakhmayanti; Anna Fitri Hindriana; Handayani Handayani
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v10i2.1252

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode Gallery Walk terhadap kreativitas siswa dengan menggunakan metode True Eksperimen post-test Only Control Design. Penelitian ini juga menggunakan Peer Assesment untuk menilai proses pembuatan produk antar teman, Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap metode pembelajaran Populasi  penelitian adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Gegesik Tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 194 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Cluster Random Sampling, dibagi menjadi 2 kelompok kelas, yaitu kelas metode Gallery Walk sebanyak 40 siswa dan kelas metode Proyek sebanyak 40 siswa. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi penilaian kreativitas produk, lembar observasi penilaian antar teman dan angket. Hipotesis diuji menggunakan uji statistik nonparametrik wilcoxon, Peer Assesment dan angket menggunakan presentasi hasil . Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai uji wilcoxon adalah R# 820 Z 7,7 yang artinya ada pengaruh penerapan metode Gallery Walk terhadap kreativitas siswa. Hasil Peer Assesment menunjukkan presentasi 100 % untuk semua indikator pada kelas ekspeimen yang artinya peer assesment ini sangat baik digunakan pada metode Gallery Walk. Sedangkan untuk hasil Angket menunjukkan presentasi 90% untuk proses pembelajaran, 88,75% untuk kecocokan Metode Galley Walk terhadap materi, 87,5% untuk kelebihan metode Gallery Walk, 5% untuk kekurangan metode Gallery Walk. Kata kunci : Gallery Walk, Kreativitas
PENGARUH SUBTITUSI EKSTRAK KEDELAI TERHADAP KARAKTERISTIK SELULOSA BAKTERI Acetobacter xylinum DALAM PEMBUATAN NATA DE SWEET POTATO Nur Azizah Basalamah; Ilah Nurlaelah; Handayani Handayani
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 10, No 01 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v10i01.805

Abstract

Sweet potato white ac varieties is a sweet potato endemic of Kuningan, but the conventional way of processing causes sweet potato is less desirable by consument. High carbohydrate content in sweet potato makes it potentially to be the main ingredient of making nata. Nata is a bacterial cellulose were made from glucose by Acetobacter xylinum bacteria. The manufacturing process of nata uses ZA as an additional source of nitrogen. However, the use of ZA raises concerns about its safety for food. The high content of protein in soy extract has the potential to replace ZA in making nata. The purpose of this study was to determine the effect of soybean extract as a source of nitrogen to the characteristics of nata de sweet potato. In this study there are seven treatments and two controls, namely F1 (68.6 ml). F2 (73.6 ml), F3 (78, 6 ml), F4 (83.6 ml), F5 (88.6 ml), F6 (93.6 ml), and F7 (98.6 ml). The data obtained were thickness of nata de sweet potato analyzed by anova test and BNT test and organoleptic data to know the level of consumer preference. The results showed that there was a significant effect on the nata de sweet potato characteristic shown by Fcount Ftable, that is 75 3,71 ith the significance level of 0.01. The use of soybean extract at F4 treatment (83.6 ml) is the thickest and most likely by the panelists. The use of soy extract of 83.6 ml can replace the use of ZA in making nata.Keyword : Soybean, Bacterial Cellulose, Nata de sweet potato
VEE DIAGRAM DIPADU CONCEPT MAP SEBAGAI ALAT KONSEPTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA Handayani Handayani
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 9, No 02 (2017)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v9i02.942

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Vee Diagram dipadu Concept Map dalam mengembangkan pemahaman konsep mahasiswa. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa semester V Tahun Akademik 2016/ 2017 sebanyak 1 kelas yang dikelompokkan menjadi 6 kelompok dan dilakukan selama 4 tahap menggunakan alat konseptual Vee diagram dan Concept map. Tahap pertama merupakan tahap pengenalan Vee Diagram dan Concept Map serta dilakukan penilaian pemahaman konsep awal mahasiswa pada materi fisiologi tumbuhan. Tahap kedua hingga tahap keempat setiap kelompok mahasiswa menerapkan Vee Diagram dan Concept Map pada tiap tahapnya, diakhir setiap tahapan dilakukan penilaian untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep. Teknik pengumpulan data menggunakan tes yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep mahasiswa sebelum penerapan dan diakhir setiap tahapan. Lembar observasi disertai rubrik digunakan untuk menilai Vee Diagram dan Concept Map yang dibuat oleh mahasiswa. Hasil penelitian diperoleh peningkatan pemahaman konsep mahasiswa dari tahap pertama hingga tahap keempat.Kata kunci: Vee Diagram, Concept Map, Pemahaman Konsep
KESADARAN METAKOGNISI DAN KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENUGASAN INDIVIDU Rahma Widiantie; Handayani Handayani
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 10, No 01 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v10i01.872

Abstract

AbstrakHasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahawa mahasiswa telah memiliki keterampilan memecahkan masalah baik namun masih terdapat kelemahan pada keterampilan menentukan solusi terbaik dan melakukan evaluasi, hal tersebut diasumsikan juga bahwa kesadaran metakognisi mahasiswa masih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan keterampilan memecahkan masalah dan kesadarn metakognisi serta hubungannya  melalui pembelajaran berbasis masalah dengan penugasan individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan memecahkan masalah dengan indeks N-Gain 0,40 termasuk kategori sedang. Hasil uji t menunjukkan hipotesis diterima, artinya bahwa terdapat peningkatan keterampilan memecahkan masalah melalui pembelajaran berbasis masalah dengan penugasan individu. Hasil analisis kesadaran metakognisi adalah 84,6% dalam kategori baik, sedangkan hasil analisis penugasan individu adalah dalam kategiru baik. Hasil analisis varian  adalah 0,6 0,5 artinya terjadi korelasi positif secara signifikan antara kesadaran metakognisi dan penugasan individu terhadap keterampilan memecahkan masalah. Pembelajaran berbasis masalah dengan penugasan individu dapat menjadi solusi alternatif yang digunakan oleh dosen untuk meningkatkan keterampilan memecahkan masalah mahasiswaKata kunci: Kesadaran metakognisi, Keterampilan memecahkan masalah, Pembelajaran berbasis masalah, Penugasan Individu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DIPADU METODE DEBAT TERHADAP KEMAMPUAN BERARGUMENTASI Fadlilah Siti Firdauzi; Rahma Widiantie; Handayani Handayani
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v11i1.1633

Abstract

Kemampuan berargumentasi siswa yang belum optimal dikarenakan proses pembelajaran yang dikembangkan lebih banyak menekankan pada pemberian materi dibandingkan memotivasi siswa dalam mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan materi. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dipadu metode debat terhadap kemampuan berargumentasi pada materi pencemaran lingkungan. Penelitian menggunakan metod Non-equivalent (Pre-Test and Post-Test) Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dengan sampel sebanyak 30 siswa pada kelas eksperimen dan 30 siswa pada kelas kontrol melalui teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Berdasarkan uji hipotesis terdapat perbedaan kemampuan berargumentasi pada kelas yang menerapkan model PBL dipadu metode debat dengan kelas yang menerapkan model PBL tanpa dipadu metode debat. Hasil kemampuanberargumentasi siswa menunjukkan bahwa kemampuan berargumentasi siswa kelas eksperimen lebih tinggi yaitu berada pada level 3 dengan kriteria cukup,sedangkan kelas kontrol berada pada level 2 dengan kriteria kurang. Peningkatan kemampuan argumentasi didukung dengan indeks n-gain pada kelas eksperimen yaitu 0,43 termasuk kriteria peningkatan sedang dan pada kelas kontrol yaitu 0,20 termasuk kriteria peningkatan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dipadu metode debat dapat meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa pada materi pencemaran lingkungan di kelas X SMA Negeri 1 Garawangi.
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BIOKIMIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DIPADU VEE DIAGRAM TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MAHASISWA DENGAN KEMAMPUAN AKADEMIK ATAS DAN BAWAH Handayani Handayani; Ina Setiawati
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 7, No 1 (2015)
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v7i1.30

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui perbedaan Keterampilan Proses Sains (KPS) dan pemahaman konsep melalui pembelajaran Biokimia menggunakan model inkuiri dipadu dengan vee diagram terhadap, pada mahasiswa akademik atas dan bawah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental faktorial 2x2 nonequivalent control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian ini mengambil sampel mahasiswa Program Studi Biologi tingkat I yang berjumlah 38 orang. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data menggunakan uji ANAVA. Dari penelitian ini ditemukan: (1) ada perbedaan pembelajaran Inkuiri melalui vee diagram dan tanpa vee diagram terhadap pemahaman konsep Biokimia dan keterampilan proses sains, (2) ada perbedaan mahasiswa dengan kemampuan akademik atas dan mahasiswa dengan kemampuan akademik bawah terhadap pemahaman konsep Biokimia dan keterampilan proses sains, dan (3) tidak ada interaksi antara pembelajaran Inkuiri melalui vee diagram dan tanpa vee diagram dengan kemampuan akademik mahasiswa terhadap pemahaman konsep Biokimia dan keterampilan proses sains. Kata Kunci: inkuiri, vee diagram, keterampilan proses sains, pemahaman konsep.
PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN CONCEPT ATTAINMENT MODEL MENGGUNAKAN TEKNIK VEE DIAGRAM DAN CONCEPT MAP DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENALARAN ILMIAH Handayani - -; Suciati - -; Baskoro A Prayitno
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA Vol 3, No 2 (2014): INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA
Publisher : Magister Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/inkuiri.v3i2.9674

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pembelajaran model Concept Attainment (CA) menggunakan  Vee Diagram (VD) dan Concept Map (CM) ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan penalaran ilmiah terhadap prestasi belajar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2x2. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Tingkat III Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Kuningan. Sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling terdiri dari dua kelas. Kelas eksperimen I diberi perlakuan menggunakan Vee Diagram terdiri dari 34 mahasiswa dan kelas eksperimen II diberi perlakuan menggunakan Concept Map terdiri dari 31 mahasiswa. Pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk data prestasi belajar kognitif, psikomotor, kemampuan berpikir kritis dan penalaran ilmiah, angket untuk data prestasi belajar afektif, lembar observasi untuk data psikomotor dan afektif. Uji hipotesis penelitian menggunakan anava tiga jalan sel tak sama dengan bantuan software SPSS 18. Hasil penelitian didapatkan bahwa: (1) ada perbedaan prestasi belajar antara pembelajaran model Concept Attainment melalui Vee Diagram dan Concept Map pada aspek psikomotor dan tidak ada perbedaan pada aspek kognitif dan afektif dengan sig.0,403 > 0,05; (2) ada perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada aspek kognitif tidak ada perbedaan pada aspek afektif dengan sig.0,013 < 0,05; (3) ada perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa yang memiliki penalaran ilmiah tinggi dan rendah pada aspek kognitif dan psikomotor dan tidak ada  perbedaan pada aspek afektif dengan sig.0,007 < 0,05; (4) tidak ada interaksi antara pembelajaran model Concept Attainment melalui Vee Diagram dan Concept Map dengan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar dengan sig.0,523 > 0,05; (5) ada interaksi antara pembelajaran model Concept Attainment melalui Vee Diagram dan Concept Map dengan penalaran ilmiah terhadap prestasi belajar kognitif dan tidak ada interaksi pada prestasi belajar afektif dan psikomotor dengan sig.0,013 < 0,05; (6) tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir kritis dan penalaran ilmiah terhadap prestasi belajar dengan sig.0,457 > 0,05; (7) tidak ada interaksi antara pembelajaran model Concept Attainment melalui Vee Diagram dan Concept Map, kemampuan berpikir kritis, dan penalaran ilmiah terhadap prestasi belajar dengan sig.0,828 > 0,05. Berdasarkan hasil statistik penggunaan Vee Diagram dan Concept Map memberikan prestasi yang sama.
Pre-services biology teachers: correlation of metacognition awareness with the ability to design experiments through vee diagram H Handayani; Rahma Widiantie
Biosfer: Jurnal Pendidikan Biologi Vol 13 No 1 (2020): Biosfer: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.077 KB) | DOI: 10.21009/biosferjpb.v13n1.143-154

Abstract

Practice plays a role in explaining theory through the form of laboratory activities. Practice in the form of investigation, such as designing experiments, is a form of practice that focuses on the thought thinking process compared to the verification practice. Designing experiments in the form of the Vee diagram are a practice that develops the thought process and metacognition awareness, and it has been one of the factors associated with design experiments. This study aimed to analyze the correlation of metacognition awareness towards the ability to design experiments that are outlined in the form of a Vee Diagram. The method used was correlational research that measured the relationship between metacognition awareness indicators. It consisted of declarative knowledge, procedural knowledge, limited knowledge, and cognition regulation with the ability to design experiments. The sampling technique used purposive sampling with 28 students of the third semester of a private university in Kuningan. Instruments in this study consisted of the Vee Diagram rubric and the Metacognitive Awareness Inventory (MAI) for metacognition awareness. The results showed that there was a correlation between declarative knowledge, procedural knowledge, limited knowledge, and cognition regulation simultaneously with the ability to design experiments by 63.4%. The remaining 36.6% came from other factors.