Yudi Purnomo
Department Of Architecture, Faculty Of Engineering, Universitas Tanjungpura

Published : 28 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI AKSES PUBLIK DAN OPEN SPACE DI KAWASAN SENG HIE PONTIANAK Gultom, Bontor Jumaylinda Br.; Purnomo, Yudi; Gunawan, Ivan
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1414.377 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v3i1.16719

Abstract

Sungai merupakan milik publik, sungai tidak hanya bisa dimanfatkan untuk media transportasi, tapi juga merupakan kekayaan alam yang dapat dinikmati secara visual. Jika dapat dinikmati dengan leluasa, masyarakat juga dapat mengawasi pemanfaatan sungai. Sungai yang tidak dapat diawasi dapat mengakibatkan kerusakan dan pencemaran sungai. Kota Pontianak merupakan kota air (waterfront city) yang pengembangannya mengharuskan menghargai sungai sebagai pusat orientasi. Sebagai media yang membantu berjalannya aktifitas transportasi dan pelayanan kegiatan perdagangan, sungai Kapuas merupakan milik publik. Untuk itu sungai harus bisa diakses publik dan dapat dinikmati sebagai area pelayanan masyarakat. Masyarakat berhak mengakses ke arah sungai, menikmati pemandangan dan aktifitas sungai, sehingga dapat ikut menjaga fasilitas yang disediakan bagi kepentingan publik. Namun dewasa ini, aktifitas di tepian sungai Kapuas di wilayah Seng Hie terbatas hanya pada pengguna langsung dari kawasan waterfront tersebut, yaitu pengguna sampan dan yang sudah terbiasa melakukan aktifitas memancing. Kondisi tersebut menjadi latar belakang penelitian, yang bertujuan untuk menganalisis keberadaaan akses publik dan open space di kawasan waterfront Seng Hie, serta apakah akses publik dan open space yang tersedia sudah memudahkan masyarakat untuk berhubungan langsung dan menikmati area waterfront, sehingga sesuaian dengan kaidah waterfront. Penelitian dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu mengidentifikasi akses publik dan open space di kawasan waterfront Seng Hie dan evaluasi kesesuaian dengan kaidah waterfront. Kawasan waterfront Seng Hie, memiliki keunikan yang memberi karakter yang menjadi citra Kota Pontianak.Anmun, berikut adalah hasil temuan dalam penelitian ini. Akses publik dan open space belum mampu menarik perhatian pengunjung. Akses yang berhadapan dengan jalan kebanyakan ditutupi dengan adanya PKL yang kumuh dan membuat orang tidak tertarik untuk berkunjung. Akses yang tersedia beragam lebar dan kondisi fisiknya, ada yang permanen namun ada juga yang masih menggunakan kayu dengan konstruksi yang rusak dan sudah tua. Kawasan ini telah dilengkapi dengan adanya promenade namun belum bisa melayani aktifitas publik dan memberi kenyamanan pada pengunjung. Terdapat aktifitas unik yaitu penyeberangan sungai menggunakan sampan. Tapi, belum terdapat sarana untuk bersosialisasi dengan maksimal. Promenade belum memberikan rasa nyaman dan aman, karena belum tersedia pagar pembatas agar pengunjung tidak jatuh ke sungai River is a public property. The river is can not only be used for the transportion, but also as a natural resource that can be enjoyed visually. If it can be enjoyed freely, people can also controll the use of the river. A river that can not be monitored can make the river damage and create a pollution. Pontianak is a riverfront city which it development requires a river as the center of the development orientation. As the transport medium and service trade, the Kapuas river should be accessible to the public and can be enjoyed as a public area. The public have a right to access the river, enjoy the scenery and river activities, and uses the facilities provided. In fact, the activity on the banks of the Kapuas river in the Seng Hie area, strictly limited to the direct users of the waterfront area. Communities outside the region can not enjoy waterfront area freely.This study aimed to analyze the existence of public access and open space in the Seng Hie  area, whether it meets the requirements according to the rules of  designing waterfront region. Stages of analysis used in the study consists of two phases, which is identifies public access and open space in the Seng Hie region and evaluate the suitability of the first stage identification result to the rules of designing waterfront region.Seng Hie area has a unique character that gives the image of the city of Pontianak. This area has the potential to be developed. This area already has the appeal of the inherent function, namely trade. This makes this area very easily become a magnet to invite more people to visit.REFERENCESBreen, Ann dan Dick Rigby. (1994). Waterfront, Cities Reclaim Their Edge. Mc.Graw Hill. New YorkBreen, Ann dan Dick Rigby. (1996). The New Waterfront: A Worldwide Urban Success Story. Mc.Graw Hill. New YorkDepartment of City Planning, Waterfront Urban Design Technical Advisory Committee. (1997). The Port of San Francisco Waterfront Design & Access: An Element of the Waterfront Land Use Plan, Port of San Francisco. San Francisco.Garnham, Harry Launce. (1985) Maintaining the Spirit of Place: a Process for the preservation of Town Character. PDA Publisher Corp. MadisonGarnham. H. L. (1976). Maintaining the Spirit of Place: A Guidebook for Citizen/professional Participation in the Preservation and Enhancement of Small Texas Towns.  A & M University Printing. Texas.Jumaylinda. (2007). Kualitas Visual Fasad Bangunan Komersil Seng Hie. Thesis. UGM. YogyakartaMaryono, Agus; Parikesit, Danang. (2003). Transportasi Sungai Mulai Ditinggalkan. Kompas, 01 Mei 2003Wrenn, Douglas M, dkk. (1983). Urban Waterfront Development. Urban Land Institute. Michigan
KARAKTERISTIK RUANG PARKIR DI PUSAT PERBELANJAAN JALAN TANJUNGPURA KOTA PONTIANAK Jocunda, Silvia; Purnomo, Yudi
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.487 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v1i1.18806

Abstract

Parkir merupakan tempat pemberhentian kendaraan di suatu kawasan atau bangunan, dimana masyarakat melakukan berbagai aktivitas. Pusat aktivitas untuk masyarakat agar bisa melakukan berbagai aktivitas dapat berupa kawasan pusat perbelanjaan. Daya tarik kawasan dengan tingkat mobilitas barang dan manusia, menciptakan pergerakan lalu lintas yang padat di kawasan tersebut. Peningkatan kebutuhan ruang parkir yang tidak diikuti oleh peningkatan ketersediaan kapasitas ruang parkir di pusat perbelanjaan, berpotensi menyebabkan permasalahan seperti kemacetan arus lalu lintas  karena adanya kendaraan yang parkir di fasilitas umum seperti trotoar dan bahu jalan, kerawa-nan kecelakaan lalu lintas, penurunan kualitas pelayanan jalan, dan lain-lain. Pemaha-man tentang ruang parkir di pusat perbelanjaan diperlukan semua stakeholders yang berfungsi sebagai referensi perencanaaan ruang parkir yang baik di kawasan dan bangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan ruang parkir di suatu pusat perbelanjaan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis non-statistik dan statistik dengan menganalisis karakteristik parkir, pola parkir, kapasitas jalan, dan tingkat pelayanan jalan. Lokasi penelitian berada di pusat perbelanjaan yang terletak di Jalan Tanjungpura, Kota Pontianak. Dari penelitian ini ditemukan hasil bahwa karakteristik ruang  parkir  pada  kawasan pusat perbelanjaan  dipengaruhi  oleh  pola aktivitas kegiatan bongkar muat barang dan durasi parkir kendaraan pengangkut barang serta  pola aktivitas kegiatan berbelanja pengunjung  yang menggunakan  mobil penumpang. Penataan menggunakan pola parkir dengan sudut 0 di badan jalan akan meningkatkan kapasitas jalan. Pusat perbelanjaan dengan model shopping street akan menarik jumlah pergerakan kendaraan  lebih kecil jika dibandingkan dengan  model department store. Jenis parkir on street di pusat perbelanjaan (shopping street) memiliki tingkat efektivitas pergantian kendaraan yang parkir lebih baik jika dibandingkan dengan jenis parkir off street di pusat perbelanjaan seperti department store. Parking lot is a place where vehicle stop in an area or a building, where people perform various activities. The center of activity for people may form into several kinds; one of them is shopping center. Mobility level of goods and people in the shopping center, creating a heavy traffic movement in/out of area/building. The increased needs for parking spaces that are not followed by the availability of parking space in shopping center will potentially cause problems. The problems are: traffic congestion as the consequence of parking at public facilities (sidewalks and paving), accidents, the quality reduction of service roads, etc. Knowledge about “parking spaces” in the shopping center is needed by stakeholders as a reference to planning a good parking space for building/area. The purpose of this study is to investigate and explain the parking space at shopping center. The methods of this research is non-statistical and statistical analysis, used to analyze the characteristics of parking, patterns, road capacity and level of service. The research location is in the shopping center located at Jalan Tanjungpura Pontianak. The results of this study discover that the characteristic of parking lot in shopping center of Tanjungpura street are influenced by the activities pattern ofloading/unloading goods and the durations of cargo car parks, and the visitor’s shopping activities with passenger car. On-street parking will increase the road capacity by arrange it with 0° parking pattern. Shopping center with shopping street model attract more smaller vehicles movement if compared to department store model. On-street parking in shopping street has a better turnovers effectiveness rate rather than off-street parking in the department storeREFERENCESBeddington, Nadine. 1982. Design For Shopping Centres. London: Butterworth Scientific.Departemen Perhubungan Direktur Jendral Perhubungan Darat. 1996. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir. Jakarta: Departemen Perhubungan Direktur Jendral Perhubungan Darat.Directorate Of Urban Road Development. 1997. Highway Capacity Manual Project (HCM). Jakarta: Directorate General Bina Marga.Gruen, Victor. 1973. Centers For The Urban Enviroment: Survival Of The Cities. New York: Van Nostrand Reinhold Co.Hakim, Rustam dan Hardi Utomo. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta: PT. Bumi Aksara.Marlina, Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta: AndiMunawar, Ahmad. 2009. Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Yogyakarta: Beta OffsetNeufert, Ernest. 2002. Data Arsitek Jilid II Edisi 33. Jakarta: Erlangga.Setijowarno dan Frazilia R.B. 2001. Pengantar Sistem Transportasi. Semarang: Unika Soegijaprata.Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Edisi Kedua. Bandung: Institut Teknologi Bandung.Transportation Research Board. 1994. Highway Capacity Manual, Third Edition Special Report 209. Washington D.C: National Research Council.Warpani, Suwardjoko. 1988. Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta: PT. Bhratara Niaga Media
IDENTIFIKASI LETAK DAN JENIS RUANG TERBUKA HIJAU DI KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN Alifia, Nada; Purnomo, Yudi
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.449 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v3i2.18329

Abstract

Perkembangan penduduk dalam sebuah kawasan permukiman sejalan dengan meningkatnya pembangunan permukiman. Pembangunan yang dilakukan seringkali tidak di imbangi oleh pemenuhan dan penyediaan ruang terbuka bagi penduduk. Kawasan RW 01 Kelurahan Paal Lima, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak merupakan sebuah kawasan permukiman perkotaan yang memiliki potensi ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan, namun belum secara spesifik difungsikan sebagai ruang terbuka hijau.Penelitian ini dilakukan dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif.. Pada metode kuantitatif akan ditekankan pada analisis data yang berupa perhitungan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau berdasarkan jumlah penduduk, luas wilayah lingkungan Rukun Warga. Metode  kualitatif yang didukung oleh metode AHP (Analytical Hierarchy Process) difungsikan untuk mengetahui kriteria Ruang Terbuka Hijau yang dibutuhkan oleh warga dan mengetahui kepuasan warga terhadap hadirnya Ruang Terbuka yang ada pada saat ini.Hasil akhir dari penelitian ini adalah menemukan titik-titik/letak-letak potensi ruang terbuka hijau (RTH) yang pilih berdasarkan faktor RTH dekat dengan fasilitas umum (fasilitas keagamaan), RTH dekat/tepian anak sungai, RTH berada ditepian jalan utama, RTH memanfaatkan lahan fasilitas umum. Kualitas yang dibutuhkan adalah terlayaninya penduduk, untuk kenyamanan, keindahan, kelestarian serta kesehatan bagi masyarakat. Fungsi yang dibutuhkan adalah sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula dan jenis RTH yang dibutuhkan adalah jenis Taman Lingkungan dan lapangan olahraga. Hasil akhir penelitian ini adalah menemukan titik potensi RTH dan kebutuhan kualitas, fungsi, dan jenis RTH yang dibutuhkan masyarakat. Increasing number of people in a residential area is in line with the increase in settlement construction. Development of urban areas is not balanced by fulfillment and provision of open space. The research location is an urban settlement area that has the potential of open space that can be utilized, but not specifically functioned as a green open space.This research was conducted with qualitative and quantitative methods. In quantitative methods will be emphasized on the analysis of data in the form of green open space requirement calculations based on population and neighborhood area. Qualitative methods are supported by AHP (Analytical Hierarchy Process) to determine the criteria of green open space needed by the citizens and to determine citizen satisfaction towards open space that is available at this time.The final result of this research is to find locations that have the potential as a green open space based on the needs of the community. The chosen location of which is distantly related to public facilities (eg religious facilities), near or on the river bank, located around the main street and in public facilities land. The quality of green open space is needed is to provide a sense of comfort, beauty, sustainability and public health. Functions and types of green open space which is expected by the public are parks and sports fields as a means of social activities for children, adolescents, adults and the elderlyREFERENCESBudi Santoso, R. H. (2012). Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perkampungan Plemburan Tegal, Ngaglik Sleman. INERSIA , Vol. VIII No. 1.Departemen Dalam Negeri. (2007). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Jakarta: Departemen Dalam Negeri.Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. (1988). Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 Tentang: Penataan Ruang Terbuka Hijau Di Wilayah Perkotaan . Jakarta: Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia.Direktorat Jenderal Penataan Ruang. (2008). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.Ida Bagos Mantra, K. d. (2012). Penentuan Sampel. Jakarta: LP3ES.Rushayati, dkk. (2011). Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Distribusi Suhu Permukaan di Kabupaten Bandung. Jurnal Forum Geografi No.25/I/Juli ISSN 0852-2682 .Singarimbun, M. (2012). Metode dan Proses Penelitian. Jakarta: LP3ES
KONSEP RUANG TERBUKA PUBLIK MAHASISWA SEBAGAI PENGHUBUNG ANTAR UNIT DI UNIVERSITAS TANJUNGPURA Purnomo, Yudi; Lubis, Mira S; Nurhamsyah, Muhammad; ., Mustikawati
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.735 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v1i1.18804

Abstract

Ruang publik merupakan wadah pemersatu atau sarana interaksi antar masyarakat yang berbeda dalam satu ruang. Konsep ruang publik yang dapat dimanfaatkan ruang sosial juga dapat dimiliki secara individu (private), seperti pusat perbelanjaan, restoran, kampus, dan lain-lain. Kampus merupakan ruang individu sekaligus ruang publik bagi pertukaran informasi (keilmuan), tempat pemenuhan kebutuhan psikologis (rekreasi) dan fungsi biologis (ruang terbuka hijau) yang dimanfaatkan oleh civitas akademika maupun masyarakat umum. Bagaimana ruang terbuka kampus khususnya di Universitas Tanjungpura dapat menjadi ruang publik merupakan rumusan permasalahan dalam tulisan ini. Teknik observasi, kuesioner dan pemetaan perilaku merupakan metode pengumpulan data penelitian. Hasil dari ketiga metode tersebut dianalisis menggunakan crosstab chi-square dan analisis diskriminan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya hubungan antara pemilihan ruang publik terhadap sifat responden dalam melihat ruang ruang publik serta untuk mengklasifikasikan preferensi responden terhadap komponen dan kriteria perancangan ruang publik.  Hasil penelitian menyimpulkan bahwa rumusan kriteria perancangan ruang publik mahasiswa di Universitas Tanjungpura sangat tergantung kepada faktor seorang mahasiswa melihat lokasi atau tempat ruang tersebut. Faktor jenis kelamin, faktor sifat dan bentuk kegiatan, waktu dan lamanya berkegiatan, frekuensi melakukan kegiatan, teman, serta alasan menjadi faktor penentu dalam merumuskan konsep perancangan. Public space is a communal area  to accommodate interaction  between different communities in one space. The concept of public space that can be utilized as social space can also be owned by individual party (private), such as shopping centers, restaurants, campuses, and others. The campus is a private space which is used as public space for the exchange of science information and  an area to fulfillment  the psychological and biological needs (recreation and green open spaces) that is used by the academic community and societies. The aim of this paper is to formulate concepts of open space in Tanjungpura university as a public space. This study use three techniques/methods of data collection, such as observation, questionnaire and a behavioral mapping. The results of these methods were analyzed by  chi-square crosstab and  discriminant analysis to identify whether there are any relationship between the selection of public space and the  respondent preferences in viewing  public space. Furthermore, the analysis also has a goal to classify the preference of respondents about components and criteria of the design of public space. This study concluded that the formulation of design criteria  of public space for student in the Tanjungpura university is depend on the factors of the students itself in viewing the location of the space. The determining factors in formulating the design concept of the public open space are gender, the nature and kind of activity, duration of activities, frequency of activities, and partner in activities.REFERENCES---. 1991. Teori Perancangan Urban. Program Studi Perancangan Arsitektur Fakultas Pascasarjana ITB. Bandung---. 2005. Peran Ruang Publik dalam Pengembangan Sektor Properti dan Kota. Sambutan Menteri Pekerjaan Umum dalam acara Seminar Nasional Araitektur Dalam Rangka Dies Natalis Ke-48 Universitas Diponegoro. Semarang----. 2010. Jangan Terpancing Provokasi: Bentrok Dinihari, Polisi Lepaskan 21 Tembakan. Artikel dalam Pontianak Post Online tanggal 14 Maret 2010. Diakses 29 Mei 2012. http://www.pontianakpost.com/?mib=berita.detail&id=31280---. 2011. Modul MAP. Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota ITB. Bandung---. 2012. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.  Pemerintah RI. Jakarta---.n/a. Analisis Diskriminan. Diunduh Bulan Nopember 2013 dari  http://daps.bps.go.id/file_artikel/65/ANALISIS%20DISKRIMINAN.pdf. BPS, Jakarta---. 2011. Crosstab dan Chi-Square: Analisis Hubungan Antarvariabel Kategorikal. Bab 10. http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads//12/Mastering-SPSS-18.pdf---. 1982.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 64 tahun 1982 tentang Susunan Organisasi Universitas Tanjungpura. Pemerintah RI. Jakarta---. 2007.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Kementerian Dalam Negeri. Jakarta---. 2009.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12 Tahun tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan. Kementerian Pekerjaan Umum. Jakarta---. 2008.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan. Kementerian Pekerjaan Umum. JakartaBPS Kota Pontianak. 2012. Kota Pontianak dalam Angka 2012. BPS Kota Pontianak. PontianakEriawan, Tomi. 2003. Prinsip Perancangan Taman Kota dan Taman Bagian Wilayah Kota di Kota Bandung. Thesis pada Magister ITB. BandungGroat, Linda;DavidWang. 2002. Architectural Research Methods. John Wiley and Sons. New YorkHalim, Deddy. 2005. Psikologi Arsitektur: Pengantar Kajian Lintas Disiplin. Gramedia Widiasarana Indonesia. JakartaHardiman, F.Budi. 2010. Ruang Publik: melacak ’Partisipasi Demikratis’ dari Polis sampai Cyberspace. Kanisius. YogyakartaLaurens, Joyce Marcella. 2005. Arsitektur dan Perilaku Manusia. PT. Grasindo. JakartaLeGates, Richard T; Stout, Frederic. 2000. The City Reader: Second Edition. Routledge. London and New YorkLynch, K. 1960. The Image of City. MIT Press. Cambridge, MAMoleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi.Rosda.BandungNasution, S. 2011. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Bumi Aksara. JakartaNathiwutthikun, Kan, Wannasilpa Peerapan, Khaisri Paksukcharern. 2008. The Logic of Multi-Use of Public Open Spaces in Chiang Mai City. Nakhara Journal of Environmental Design and Planning, vol.4.  Faculty of Architecture, Chulalongkorn University. BangkokPusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008.Kamus Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa. JakartaSiahaan, James. 2010. Ruang Publik: Antara Harapan dan Kenyataan. Artikel online Bulletin Tata Ruang ISSN:1978-1571.  Edisi Juli-Agustus 2010. Diunduh  bulan Nopember 2013 dari http://bulletin.penataanruang.net/index.asp?mod=_fullart&idart=265Snyder, James C; Catanese, Anthony J. 1997. Pengantar Arsitektur. Erlangga. JakartaSugiarto, dkk. 2003. Teknik Sampling. PT.Gramedia Pustaka Utama. JakartaUIN Alauddin Makassar. 2009. Pedoman Pusat Informasi dan Komputer. UIN Alauddin Makassar. MakassarUniversitas Gadjah Mada. 2011. Peraturan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 2451/P/SK/KP/2011 tentang Pegawai Khusus Universitas Gadjah Mada. UGM, YogyakartaValera, Sergi. 1998. Public Space and Social Identity. Paper on Ramesar, A Urban Regeneration, A Challenge for Public Art: Universitat de Barcelona. Universitat de Barcelona. BarcelonaWhite, Edward T. 1992. Buku Sumber Konsep: Sebuah Kosakata Bentuk-Bentuk Arsitektural. Intermatra. BandungWorpole, Ken; Knox, Katharine. 2007.The Social Values of Public Spaces. Paper on research project under the Joseph Rowntree Foundation. The Homestead, 40 Water End, York YO30 6WPZahnd, Markus. 2009.  Pendekatan dalam Perancangan Arsitektur: Metode untuk Menganalisis dan Merancang Arsitektur secara Efektif.Penerbit Kanisius, Semarang: Soegijapranata University Press, Yogyakarta
SEBARAN FASILITAS PELAYANAN PUBLIK DAN PILIHAN MASYARAKAT DI KECAMATAN PONTIANAK UTARA, KOTA PONTIANAK Purnomo, Yudi; Wulandari, Agustiah
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 4, No 2 (2017): December
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (953.672 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v4i2.23249

Abstract

Fasilitas pelayanan publik merupakan salah satu fungsi bangunan gedung yang menjadi tujuan masyarakat dalam berbagai urusan administrasi maupun pemerintahan di sebuah kota maupun daerah. Proses administrasi, dengan jenis dan hierarki yang beragam, yang dilakukan sering kali menuntut masyarakat untuk melakukan perjalanan dari tempat tinggal menuju fasilitas pelayanan publik dan sebaliknya. Jenis layanan publik dan jarak jangkau perjalanan dapat menjadi salah satu faktor yang menentukan sebaran dan alokasi fasilitas pelayanan publik dalam sebuah bagian wilayah kota.Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan pilihan (preferensi) masyarakat terhadap sebaran lokasi fasilitas pelayanan publik di Kota Pontianak, khususnya Kecamatan Pontianak Utara. Penelitian ini dilakukan dengan menjadikan jenis dan hierarki fasilitas pelayanan publik di Kota Pontianak, radius layanan, perilaku perjalanan, kepemilikan moda, dan lain-lain sebagai variabel penelitian. Selanjutnya artikel ini akan menggunakan pendekatan statistik deskriptif untuk memberikan gambaran pilihan masyarakat terhadap sebaran fasilitas pelayanan publik.Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi pilihan masyarakat di Kecamatan Pontianak Utara terhadap sebaran fasilitas pelayanan publik, yaitu jarak tempuh dan kualitas layanan. Salah satu karakter perjalanan masyarakat di wilayah ini  adalah perjalanan dengan  jarak tempuh dalam rentang yang jauh tidak menjadi kendala untuk dilalui jika fasilitas yang akan dikunjungi adalah fasilitas rekreasi, perniagaan, dan peribadatan.Kata-kata Kunci: fasilitas  pelayanan publik, jarak tempuh, statistik deskriptif, Kota Pontianak DISTRIBUTION OF PUBLIC SERVICE FACILITIES AND COMMUNITY OPTIONS IN NORTH PONTIANAK DISTRICT, PONTIANAK Public service facility is one of the places that the community goals in various purposes and administrative affairs in a city or region. The service processes, with diverse types and hierarchies, often require people to travel from residence to public service facilities and vice versa. The type of public service and travel distance can be one of the factors that determine the distribution and allocation of public service facilities in a part of the city area.This article aims to explain the society's choice to the distribution of public service facilities in Pontianak City, especially Pontianak Utara Subdistrict. This research is done by making the type and hierarchy of public service facility in Pontianak City, service radius, travel behavior, and so on as research variables. Furthermore, this article will use a descriptive statistical approach to provide an overview of society's choice of public service facilities.There are two main factors influencing the choice of people in Pontianak Utara Subdistrict to the distribution of public service facilities, ie mileage and service quality. One character of the community's journeys in the region is long distance travel is not an obstacle to go through if the facilities to be visited are recreational facilities, trade facilities, and worship facilities.Keywords: public service facilities, mileage, descriptive statistics, Pontianak CityREFERENCESBPS Kota Pontianak. (2017). Kecamatan Pontianak Utara dalam Angka 2017. Pontianak: BPS Kota Pontianak.BPS Kota Pontianak. (2017). Kota Pontianak dalam Angka 2017. Pontianak: BPS Kota Pontianak.Nurmandi, A. (1999). Manajemen Perkotaan: Aktor, Organisasi, dan Pengelolaan Daerah Perkotaan di Indonesia . Yogyakarta: Lingkaran Bangsa.Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.Purnomo, Y., & Wulandari, A. (2017). Pengaruh Sebaran Lokasi dan Perencanaan Bangunan Gedung Kantor Pelayanan Publik Terhadap Pola Penggunaan Energi Bangunan dan Masyarakat di Kota Pontianak. Universitas Tanjungpura. Pontianak: Tidak Dipublikasikan.Tamin, O. Z. (2000). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: Penerbit ITB.Tarigan, R. (2006). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.Warpani, S. (1990). Merencanakan Sistem Perangkutan. Bandung: ITB.
IDENTIFIKASI PEMANFAATAN AIR BERSIH DI PERMUKIMAN PERKOTAAN (STUDI KASUS KELURAHAN SUNGAI BANGKONG KOTA PONTIANAK) Kalsum, Emilya; Purnomo, Yudi; Caesariadi, Tri Wibowo
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 4, No 2 (2017): December
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.467 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v4i2.23250

Abstract

Hujan merupakan salah satu sumber air bersih yang sangat potensial di wilayah tropis basah. Kelurahan Sungai Bangkong Kota Pontianak merupakan wilayah yang memiliki curah hujan dalam kategori menengah-tinggi. Di wilayah ini, hujan memiliki potensi sebagai sumber air bersih dan juga sekaligus sebagai penyebab genangan. Wilayah ini juga merupakan kawasan permukiman dengan kepadatan yang tinggi yang membutuhkan cukup besar suplai air. Penelitian ini mencoba memberikan gambaran tentang pemanfaatan air bersih di wilayah permukiman perkotaan.Penelitian ini menggunakan pendekatan statistika deskriptif. Beberapa variabel yang akan dijelaskan adalah sumber air, penampungan air, sistem aliran, tinggi, durasi dan penyebab genangan. Penelitian memberikan gambaran tentang perlunya peningkatan penampungan dan pemanfaatan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kawasan permukiman. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah air hujan tetap menjadi sumber air bersih warga, namun pemanfaatannya relatif lebih rendah dibandingkan penggunaan air yang berasal dari PDAM dan air tanah.Kata-kata Kunci: Air hujan,  permukiman, perkotaan, Kota Pontianak IDENTIFICATION OF USE OF CLEAN WATER IN URBAN SETTLEMENT AREA (A CASE STUDY OF KELURAHAN SUNGAI BANGKONG KOTA PONTIANAK)Rain is one of the potential clean water sources in the wet tropics area. Kelurahan Sungai Bangkong, Kota Pontianak, is an area that has rainfall in the middle-high category. In this region, rain has the potential as a source of clean water and also as a cause of runoff. It is also a high density settlement area that requires a substantial supply of water. This research tries to describe the utilization of clean water in urban settlement area.This research uses descriptive statistical approach. Some of the variables to be explained are water source, water reservoir, flow system, height, duration and cause of runoff. The study provides an overview of the need to increase rainwater storage and utilization to meet clean water needs in residential areas. The results obtained in this study is that rainwater remains the main source of clean water for residents, but its utilization is relatively lower than the use of water coming from PDAM and other sources.Keywords: precipitation, rainwater, urban settlement, Kota PontianaREFERENCESBPS Kota Pontianak. (2017). Kota Pontianak dalam Angka 2017. Pontianak: Badan Pusat Statistik Kota Pontianak.Lippsmeier, G. (1997). Bangunan Tropis. Jakarta: Penerbit Erlangga.Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.Noerbambang, S. M., & Morimura, T. (2000). Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.Purnomo, Y., & Wulandari, A. (2015). Infiltrasi sebagai Pendekatan Pengendalian Intensitas Pemanfaatan Ruang di Kota Pontianak. Prosiding Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2015 (hal. 259-272). Pontianak: Universitas Tanjungpura.Purnomo, Y., & Wulandari, A. (2017). Presipitasi dalam Perencanaan Arsitektur di Kota Pontianak. Prosiding Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2017. Pontianak: Universitas Tanjungpura.Purnomo, Y., Kalsum, E., & Caesariadi, T. W. (2017). Strategi Perencanaan Perumahan terhadap Presipitasi di Kota Pontianak. Pontianak: Tidak dipublikasikan.Santoso, S. (2015). Menguasai Statistik Parametrik : Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.Sujarweni, V. (2015). Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.Tangoro, D. (2006). Utilitas Bangunan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
POLA PERTUMBUHAN PASAR RAKYAT DI KOTA PONTIANAK Kalsum, Emilya; Purnomo, Yudi
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 6, No 2 (2019): December
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (813.608 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v6i2.33223

Abstract

Pasar tradisional atau pasar rakyat merupakan sebuah pusat kegiatan ekonomi di suatu daerah yang juga menjadi perwujudan kesejahteraan masyarakat sangat berpotensi dalam menggerakkan roda perekonomian berbasis ekonomi rakyat. Pasar rakyat mampu bertahan memberikan pelayanan kebutuhan kepada masyarakat luas sekalipun dalam kondisi krisis perekonomian. Pasar rakyat telah menggambarkan denyut nadi perekonomian rakyat. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menyelamatkan keberadaan pasar rakyat yang kini semakin terhimpit oleh adanya pasar modern yang terus meningkat saat ini. Pemerintah telah memiliki berbagai kebijakan untuk mengantisipasi masalah ini di antaranya adalah Peraturan Presiden Nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Namun berbagai kebijakan seringkali hanya diberlakukan pada pasar rakyat yang disediakan atau dibangun oleh pemerintah atau pengelola wilayah. Padahal tak jarang, pasar rakyat yang ada berawal dari pasar yang tumbuh dari swadaya masyarakat. Pasar seperti ini hampir merata tumbuh di setiap kota di Indonesia demikian pula di Kota Pontianak. Identifikasi pola pertumbuhan pasar rakyat di Kota Pontianak ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sebetulnya sebuah pasar rakyat tumbuh dan berkembang di area permukiman. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dalam upaya mendeskripsikan gejala atau fenomena tentang pertumbuhan yang terjadi pada saat penelitian dilakukan. Pendekatan kuantitatif dilakukan dalam rangka untuk mengetahui jumlah pasar rakyat hasil swadaya masyarakat. Pola pertumbuhan pasar rakyat di Kota Pontianak yang terbentuk dari swadaya masyarakat Kota Pontianak yang ditunjukkan dari hasil penelitian ini sangat relevan untuk menjadi pertimbangan dalam penataan pasar rakyat di Kota Pontianak di masa yang akan datang. Ini terkait pada kebutuhan masyarakat, lokasi, kepemilikan, penempatan dan pengelolaan.PUBLIC MARKETS GROWTH PATTERN IN PONTIANAKTraditional markets or public markets are the centers of economic activity in an area that also embody the welfare of the people who have great potential and can drive the economy of the people. During financial crisis, the markets can survive, providing service needs to the community. Public markets have described the pulse of the people's economy. Therefore, the existence of public markets, which are now increasingly squeezed by the rapid growth of the modern stores, are important to be immediately saved. The government already has several legal protections to overcome this problem, one of it is the Presidential Regulation Number 112 of 2007 concerning the Arrangement and Development of Public Markets, Shopping Centers and Modern Stores. However, various policies are often only applied to the public markets that are provided or built by the government or regional managers. Even though it is not uncommon that the existing public markets originated from markets that grow from nongovernmental community self-help. These markets are almost evenly grown in every city in Indonesia, as well as in Pontianak. Identification of the pattern of growth of the public markets in Pontianak is intended to find out how public markets grow and develop in residential areas. This research uses a descriptive method with a quantitative approach, to describe the symptoms or phenomena about the growth that occur at the time the research is conducted. A quantitative approach is carried out to find out the number of people's markets resulting from nongovernmental community self-help. The results showed that the pattern of growth of public market in Pontianak which was formed from the self-help of the people was very relevant to be considered in the structuring of the public markets in Pontianak in the future. This is related to community needs, location, ownership, placement, and management.
ANALISIS TARIKAN PERGERAKAN KAWASAN PERUNTUKAN PERKANTORAN (STUDI KASUS: JALAN LETNAN JENDRAL SUTOYO) Pangestika, Fitri Dwi; Purnomo, Yudi; Wulandari, Agustiah
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan peruntukan perkantoran yang berada di Jalan Letnan Jendral Sutoyo terdiri dari beberapa bangunan kantor yang memiliki cakupan dan jenis pelayanan yang berbeda-beda. Tarikan pergerakan di kawasan perkantoran diakibatkan oleh berbagai penyebab salah satunya jumlah pegawai, jumlah pengunjung, dan lahan parkir. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi jenis pelayanan yang terdiri dari pelayanan administrasi, jasa, barang dan cakupan pelayanan terdiri dari terpusat, fungsional, terpadu serta karakteristik yang mempengaruhi tarikan pergerakan di Kawasan Peruntukan Perkantoran Jalan Letnan Jendral Sutoyo. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Metode analisis yang digunakan analisis deskriptif. Penelitian ini mengelompokkan jenis pelayanan di Kawasan Peruntukan Perkantoran Jalan Letnan Jendral Sutoyo yaitu pelayanan administrasi (18 kantor), pelayanan jasa (5 kantor) dan pelayanan barang (1 kantor). Cakupan pelayanan yang bersifat terpusat (10 kantor), fungsional (13 kantor) dan terpadu (1 kantor). Karakteristik yang mempengaruhi tarikan pergerakan pada Kawasan Peruntukan Perkantoran Jalan Letnan Jendral Sutoyo yaitu waktu perjalanan, jarak tempuh, waktu tempuh, moda kendaraan, tingkat kenyamanan, ketersediaan tempat
PENILAIAN TINGKAT KEKUMUHAN DI KELURAHAN TAMBELAN SAMPIT DAN KELURAHAN BANJAR SERASAN DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ( SIG) Ramadhan, Imam Tri; Purnomo, Yudi; Sumiyattinah, -
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 7, No 1 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1068.666 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v7i1.40652

Abstract

Kota Pontianak merupakan kota yang memiliki tipologi kota tepian air. Peningkatan pertumbuhan penduduk dan tingginya migrasi mengakibatkan kawasan permukiman berpotensi kumuh. Wilayah RW.01 Kelurahan Banjar Serasan dan RW.07 Kelurahan Tambelan Sampit merupakan salah satu kawasan kumuh berdasarkan SK Walikota Pontianak 367/D-CKRTP/Tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan informasi tentang tingkat kekumuhan secara spesifik di Kelurahan Banjar Serasan dan Kelurahan Tambelan Sampit dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penilaian tersebut diklasifikasikan dan dinilai dengan proses overlay dalam bentuk: intersect, union dan merge berfungsi untuk menggabungkan beberapa informasi spasial dalam bentuk tematik. Hasil penelitian adalah tingkat kekumuhan dinilai dengan SIG menghasilkan klasifikasi dengan tingkat kumuh sedang memiliki luas 0,15 Ha dari luas total dengan persentase 11%. Indikasi yang mengarah tingkat kekumuhan sedang rata-rata berada di daerah sub blok yang berhadapan dan membelakangi Sungai Kapuas secara langsung. Bagian dari sub blok tersebut yaitu A1, A3, A4, B4, C5, C6, C7 dan D3 serta sebagian sub blok A2, B2 dan C1 dengan nilai bobot yang 39-44. Sedangkan tingkat kumuh ringan tercatat memiliki luas sebesar 1,53 Ha dari luas total dengan persentase 89%. Adapun wilayah sub blok yang memiliki tingkat ringan berada di wilayah B1, B3, C2, C3, C4, D1 dan D2 dengan nilai bobot yang 25-37.
KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN (KLB) FUNGSI HOTEL DI JALAN GAJAHMADA BERDASARKAN TINGKAT PELAYANAN JALAN (LOS) DALAM RTRW KOTA PONTIANAK Virduani, Atrie; Wulandari, Agustiah; Purnomo, Yudi
JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang Vol 5, No 2 (2018): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2018
Publisher : JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.739 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v5i2.27734

Abstract

Pembangunan hotel di Jalan Gajahmada Kota Pontianak semakin meningkat setiap tahun. Hal ini terlihat dari jumlahnya yang bertambah dan bentuk bangunan yang semakin tinggi. Peningkatan tersebut berpengaruh kepada bangkitan dan tarikan pergerakan yang disebabkan luas lantai yang semakin besar. Namun untuk penyediaan ruang parkir tidak memadai. Sehingga terkadang menimbulkan kemacetan yang tentunya akan berpengaruh kepada tingkat pelayanan jalan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai KLB maksimum untuk fungsi hotel di Jalan Gajahmada Pontianak. Sasaran yang akan dicapai adalah menentukan bangkitan pergerakan, menentukan VCR dan LOS serta menentukan KLB fungsi hotel. Metode dalam studi ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan analisis yang digunakan berupa perhitungan menghitung bangkitan pergerakan, kapasitas jalan, VCR dan LOS serta menentukan nilai KLB maksimum fungsi hotel di Jalan Gajahmada.Hasil penelitian berdasarkan tingkat pelayanan Jalan Gajahmada yakni “C”. Nilai KLB untuk fungsi hotel yang diklasifikasikan berdasarkan jenis hotel yang ada di Jalan Gajahmada yakni hotel bintang 4 dengan nilai KLB 12,78, hotel bintang 3 dengan nilai 8,48, hotel bintang 2 dengan nilai 9,22 serta hotel non bintang dengan nilai 3,58. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa jika sebuah hotel membangun lebih dari luas lantai maksimum yang diperbolehkan. Maka hal tersebut akan berdampak pada tingkat pelayanan jalan yang buruk atau telah melewati daya tampung Jalan Gajahmada Pontianak juga menimbulkan kepadatan dan kemacetan dengan arus yang tertahan. Kata kunci: hotel, lantai bangunan, bangkitan pergerakan, tingkat pelayanan jalan, koefisien lantai bangunan.